• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Optimalisasi Potensi Desa Pandanajeng Kabupaten Malang Melalui Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Optimalisasi Potensi Desa Pandanajeng Kabupaten Malang Melalui Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2622-304X, P-ISSN: 2622-3031 Available online at:

http://proceedings.itbwigalumajang.ac.id/index.php/progress

Optimalisasi Potensi Desa Pandanajeng Kabupaten Malang Melalui Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

Arief Rizki Fadhillah1, Frida Dwi Anngraeni2, Arie Restu Wardhani3, Wiwin Purnomowati4, Mohammad Ridwan5

Program Studi D3 Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang1*

Program Studi S1 Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang2 Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang3

Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Widyagama Malang4 Program Studi S1 Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Widyagama Malang5

Email: arief.rizki.f@widyagama.ac.id1*, fridadwi@widyagama.ac.id2, arierestu@widyagama.ac.id3, anisa_iwin@yahoo.com4, arfadris@gmail.com5

Abstrak

Ikan lele atau yang dalam bahasa latinnya Clarias sp. merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang unggul dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten penghasil ikan lele di Jawa Timur, yaitu ± sebesar 17.000 ton pertahun. Salah satu desa penghasil ikan lele di Kabupaten Malang yaitu Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Dalam upaya meningkatkan potensi Desa Pandanajeng, maka beberapa ibu- ibu di Desa Pandanajeng pada tahun 2021 membuat sebuah UKM yang memfokuskan pada budidaya ikan tawar dan pengolahan ikan tawar menjadi sebuah produk makanan. Dalam meningkatkan potensi ikan lele di Desa Pandanajeng, maka dapat dilakukan dengan cara

“optimalisasi potensi desa pandanajeng kabupaten malang melalui diversifikasi produk berbahan baku ikan lele”. Metode pelaksanaan dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar, antara lain: pre test, pelatihan, pendampingan, post test. Berdasarkan kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dengan nilai rata-rata post test sebesar 87 dari yang sebelumnya pada saat pre test hanya mencapai rata-rata nilai sebesar 43. Dari hasil kegiatan ini diharapkan UMKM Poklasar memproduksi nugget lele, abon lele, dan amplang lele secara berkala, sehingga dapat meningkatkan perekonomian dari UMKM Poklasar dan masyarakat Desa Pandanajeng.

Kata Kunci: Ikan Lele, Diversifikasi Produk, Amplang Lele, Nugget Lele, Abon Lele

PENDAHULUAN

Ikan lele atau yang dalam bahasa latinnya Clarias sp. merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang unggul dan digemari oleh masyarakat Indonesia (Harianto & Budiardi, 2021) (Sarah & Pramulya, 2021) (Dewi & Mulyo, 2015). Keunggulan dalam peternakan ikan lele, antara lain: pertumbuhan cepat, dapat hidup pada kulitas air yang kurang baik, lebih kuat terhadap serangan penyakit, dan dapat dibudidaya dalam wadah apapun (Utomo & Himawanto, 2021) (Katapi et al., 2021). Kandungan gizi yang dimiliki oleh Ikan lele cukuplah tinggi, sehingga dapat mendukung kebutuhan asupan masyarakat yang didapatkan dari mengkonsumsi ikan lele yang kaya akan omega 3. Ikan lele memiliki kandungan 17-37% protein, 4.8% lemak, 1.2% mineral, 1.2% vitamin, dan 75.1% air (Anis & Hariani, 2019) (Ubaidillah & Hersulistyorini, 2010)(

Ciptawati, et al., 2021)

(2)

Berdasarkan data kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi ikan lele tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya dapat dilihat bahwa konsumsi ikan lele setiap tahunnya terus meningkat. Maka dari itu, Dirjen Perikanan Budi Daya dalam setiap tahun selalu meningkatkan produksi ikan lele nasional. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan produksi ikan lele pada tahun 2014-2016. Pada tahun 2014 peningkatan produksi ikan lele nasional sebesar 613.000 ton, tahun 2015 sebesar 1.058.400 ton dan tahun 2016 sebesar 1.217.100 ton (Anis &

Hariani, 2019).

Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten penghasil ikan lele di Jawa Timur, yaitu ± sebesar 17.000 ton pertahun. Hal ini didukung oleh setiap desa dan kecamatan di Kabupaten Malang memiliki budidaya ikan lele (Lupito & Mahiruni, 2020). Salah satu desa penghasil ikan lele di Kabupaten Malang yaitu Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

Potensi Desa Pandanajeng sebagai desa penghasil ikan lele telah dibangun oleh beberapa warganya mulai beberapa tahun ini dengan membangun beberapa kolam budidaya ikan lele. Dari budidaya ikan lele ini produk yang dihasilkan adalah ikan lele hidup yang langsung didistrubusikan ke pasar dan masyarakat sekitar. Hal ini menyebabkan belum adanya nilai jual lebih yang dihasilkan dari budidaya ikan lele oleh warga Desa Pandanajeng.

Dalam upaya meningkatkan potensi Desa Pandanajeng, maka beberapa ibu-ibu di Desa Pandanajeng pada tahun 2021 membuat sebuah UKM yang memfokuskan pada budidaya ikan tawar dan pengolahan ikan tawar menjadi sebuah produk makanan. UKM tersebut diberi nama UKM Poklasar. Bahan baku yang digunakan oleh UKM Poklasar selama ini adalah ikan tawar (ikan nila, mujair, gurami) dan ikan laut (ikan tuna). Jika dilihat potensi Desa Pandanajeng yang masyarakatnya memiliki budidaya ikan lele, maka UKM Poklasar dapat menggunakan ikan lele sebagai bahan baku untuk dijadikan produk makanan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

Gambar 1. Logo UMKM Poklasar

Ikan lele dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa makanan dan camilan (Listiorini et al., 2017) (Sofia & Yunita, 2021). Beberapa hasil diversifikasi produk berbahan baku ikan lele, antara lain: nugget lele, kaki naga, kerupuk lele, stik lele (Rahayu et al., 2019)(R & Anam, 2016) (Handayani & Kartikawati, n.d.) (Andayani & Ausrianti, 2021). Dari potensi kandungan gizi, hasil panen, dan diversifikasi produk ikan lele, maka UKM Poklasar dapat memanfaatkan ikan lele sebagai bahan baku utama produk-produk yang dihasilkan.

Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa ikan lele memiliki potensi yang cukup bagus dari segi gizi dan ekonomi bagi masyarakat. Dalam meningkatkan potensi ikan lele di Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, maka dapat dilakukan dengan cara “Optimalisasi Potensi Desa Pandanajeng Kabupaten Malang Melalui Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele”. Dalam kegiatan ini dilakukan pelatihan diversifikasi produk berbahan bakuk ikan lele kepada ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar. Harapan dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu UMKM Poklasar dalam mengolah ikan lele menjadi

(3)

meningkatkan ekonomi dari ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dan masyarakat Desa Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

METODE

Dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dalam diversifikasi produk berbahan baku ikan lele, maka tim memberikan solusi berupa pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar. Metode pelaksanaan dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar, antara lain:

a. Pre Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele Pre test dilakukan sebelum pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar. Jumlah peserta sebanyak 10 orang ibu-ibu dari pengurus UMKM Poklasar. Soal pre test terdiri dari 10 pertanyaan yang berisikan pengetahuan tentang diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi dari Abon lele, dan proses produksi dari amplang lele. Lama waktu proses pengerjaan pre test selama 10 menit. Dari hasil pre test ini akan diketahui pengetahuan dari ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar tentang pengetahuan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele sebelum dilakukan pelatihan dan pendampingan.

b. Pelatihan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

Pelatihan implementasi diversifikasi produk berbahan baku ikan lele dengan cara penyampaian materi oleh tim pengabdian yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi hasil pangan.

Materi disampaikan dalam waktu 210 menit dengan pembagian waktu 60 menit penyampaian materi, 30 menit diskusi dan tanya jawab, dan 120 menit praktek proses produksi (nugget lele, abon lele, dan amplang lele). Materi-materi tentang diverisfikasi produk berbahan baku ikan lele yang disampaikan oleh pemateri, antara lain: pengetahuan tentang diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele.

c. Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

Setelah ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar diberi pelatihan secara materi tentang tentang diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi dari Abon lele, dan proses produksi dari amplang lele. Maka selanjutnya ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar diberi dalam proses pendampingan proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Kegiatan pendampingan ini merupakan kegiatan praktek yang dilakukan oleh- oleh ibu pengurus UMKM Poklasar dan langsung didampingi oleh tim pengabdian yang memiliki keahlian di bidang teknologi hasil pertanian.

d. Post Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele Post test dilakukan setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar. Jumlah peserta sebanyak 10 orang ibu-ibu dari pengurus UMKM Poklasar. Kisi-kisi soal post test sama dengan soal pre test yang terdiri dari 10 pertanyaan berisikan tentang pengetahuan diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Perbedaan dari soal pre test dengan soal post test adalah pengacakan penempatan soal yang berbeda dengan pre test. Lama waktu proses pengerjaan pre test selama 10 menit.

Dari hasil post test ini akan diketahui pengetahuan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar tentang diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Dalam kegiatan ini tim pemateri dari pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele menargetkan hasil rata-rata post test sebagai output target sebesar 80.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisa Pre Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

Gambar 2. Hasil Pre Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele di UMKM Poklasar

Berdasarkan pelaksanaan pre test kepada 10 ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar yang mengikuti pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele, maka diperoleh hasil pre test yang digambarkan dalam grafik pada gambar 2 diatas. Dari grafik tersebut diperoleh dari 10 ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar didapatkan range nilai hasil pre test sebesar 30-50 dengan nilai rata-rata sebesar 43. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu UMKM Poklasar belum mengetahui tentang pengetahuan diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Dari hasil tersebut ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar perlu adanya pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele, sehingga harapannya adalah adanya peningkatan pengetahuan yang dapat berdampak pada peningkatan jumlah variasi produk dan ekonomi dari ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar.

2. Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

(a)

(5)

(b) (c)

(d) (e)

(f) (g)

(h)

Gambar 3 (a)-(h). Kegiatan-Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele di UMKM Poklasar Desa Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten

Malang

(6)

Kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele dimulai dengan penyampaian materi oleh pemateri Frida Dwi Anggraeni, S.TP., M.Si. seperti yang terdapat dalam gambar 3 (a). Materi secara teori disampaikan selama 60 menit dan dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab selama 30 menit. Setelah materi secara teori selesai diberikan, maka selanjtutnya tim memberikan materi secara praktek proses produksi nugget lele, abon lele, dan amplang lele selama 120 menit seperti pada gambar 3 (b) dan 3 (c). Tahap selajutnya adalah pendampingan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar untuk mempraktekkan materi teori dan praktek yang telah diberikan oleh pemateri. Dimana ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar mempraktekkan proses produksi dari 3 produk, antara lain: nugget lele, abon lele, dan amplang lele. Hal ini seperti yang digambarkan pada gambar 3 (d) – 3 (g).

3. Analisa Post Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele

Gambar 4. Hasil Post Test Pelatihan dan Pendampingan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele di UMKM Poklasar

Berdasarkan pelaksanaan post test yang dilakukan setelah kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele, maka diperoleh hasil pre test yang digambarkan dalam grafik pada gambar 4 diatas. Dari grafik tersebut diperoleh dari 10 ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar didapatkan range nilai hasil post test sebesar 80-100 dengan nilai rata-rata sebesar 87 dari yang sebelumnya hanya mencapai rata-rata nilai sebesar 43. Hal ini menunjukkan kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele yang dilakukan oleh tim memiliki dampak peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar tentang pengetahuan diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Dari hasil kegiatan ini diharapkan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dapat terus mengasah kemampuan dan keterampilan dalam memproduksi nugget lele, abon lele, dan amplang lele. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dan masyarakat Desa Pandanajeng Desa Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

(7)

4. Hasil Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele yang dilakukan oleh Ibu-Ibu Pengurus UMKM Poklasar

(a) (b)

(c)

Gambar 5 (a)-(c). Hasil Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Lele yang dilakukan oleh Ibu-Ibu Pengurus UMKM Poklasar

Berdasarkan hasil pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar, maka didapatkan 3 inovasi produk, antara lain: amplang lele (5a), abon lele (5b), dan nugget lele (5c). Tahapan selanjutnya adalah UMKM Poklasar memproduksi secara berkala untuk dipasarkan melalui online maupun offline.

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk berbahan baku ikan lele di UMKM Poklasar, maka dapat disimpulkan bahwa 10 ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar memiliki peningkatan pengetahuan dan keterampilan dengan nilai rata-rata post test sebesar 87 dari yang sebelumnya pada saat pre test hanya mencapai rata-rata nilai sebesar 43. Adapun pengetahuan yang diperoleh ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar, antara lain: diversifikasi produk, bahan baku dari nugget lele, bahan baku dari Abon lele, bahan baku dari amplang lele, proses produksi nugget lele, proses produksi Abon lele, dan proses produksi amplang lele. Dari hasil kegiatan ini diharapkan ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dapat terus mengasah kemampuan dan keterampilan dalam memproduksi nugget lele, abon lele, dan amplang lele. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian ibu-ibu pengurus UMKM Poklasar dan masyarakat Desa Pandanajeng Desa Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

(8)

REFERENCES

Andayani, R. P., & Ausrianti, R. (2021). Diversifikasi Produk Olahan Lele Sebagai Alternatif Usaha Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Selama Pandemi. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis, 2(2), 1–6.

Anis, M. Y., & Hariani, D. (2019). Pemberian Pakan Komersial dengan Penambahan EM4 (Effective Microorganisme 4) untuk Meningkatkan Laju Pertumbuhan Lele (Clarias sp.).

Jurnal Riset Biologi Dan Aplikasinya, 1(1), 1–8.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/risetbiologi

Ciptawati, E., Budi Rachman, I., Oktiyani Rusdi, H., & Alvionita, M. (2021). Analisis Perbandingan Proses Pengolahan Ikan Lele terhadap Kadar Nutrisinya. IJCA (Indonesian Journal of Chemical Analysis), 4(1), 40–46. https://doi.org/10.20885/ijca.vol4.iss1.art5 Dewi, D. K., & Mulyo, J. H. (2015). Analisis produksi budidaya ikan lele (Clarias gariepinus):

pendekatan fungsi produksi Cobb Douglass. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.), 17(2), 54–60.

file:///D:/KKN KELOMPOK 37/REFERENSI JURNAL/jurnal 3.pdf

Handayani, D. I. W., & Kartikawati, D. (n.d.). Stik lele alternatif diversifikasi olahan lele ( Clarias SP ) Tanpa Limbah Berkalsium Tinggi. Serat Acitya-Jurnal Ilmiah, 109–117.

Harianto, E., & Budiardi, T. (2021). Kinerja Produksi Ikan Lele (Clarias gariepinus sp) dengan Ukuran Tebar Berbeda Pada Sistem Akuaponik. Jurnal Akuakultur Sungai Dan Danau, 6(2), 50–57. https://doi.org/10.33087/akuakultur.v6i2.117

Katapi, W. R. S., Yuminarti, U., & Melilala, E. A. B. S. (2021). Motivasi Berwirausaha Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias Sp) Di Distrik Wanggar Kabupaten Nabire. Jurnal Sosio Agri

Papua, 10(1), 86–95.

https://www.google.com/search?q=+Motivasi+berwirausaha+budidaya+ikan+lele&safe Listiorini, Suryani, Y., & Ika, D. (2017). OPTIMALISASI BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI

PRODUK TURUNAN IKAN LELE. JPKM (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 23(1), 214–219.

Lupito, A., & Mahiruni, S. K. (2020). Pertahun Produksi 17 Ribu Ton, Lele dan Nila Dominasi Komoditas Ikan Di Kabupaten Malang. Malang Times.Com.

https://www.malangtimes.com/baca/58502/20201005/174600/pertahun-produksi-17-ribu- ton-lele-dan-nila-dominasi-komoditas-ikan-di-kabupaten-malang

R, E. W., & Anam, C. (2016). Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi Produk Olahan Ikan Lele.

E-DIMAS, 7(2), 28–38.

Rahayu, D. R. U. S., Piranti, A. S., & Sihwaningrum, I. (2019). Diversivikasi Hasil Olahan Ikan Lele Di Desa Kaliwangi Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat, 1(1), 54–61. https://doi.org/10.20884/1.dj.2019.1.1.602

Sarah, S., & Pramulya, R. (2021). Partisipasi Masyarakat terhadap Program Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) Solusi Ketersediaan Bahan Pangan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 11245–11258.

Sofia, L. A., & Yunita, R. (2021). Peningkatan Nilai Ekonomi Hasil Perikanan: Pengembangan Bisnis Produk Olahan Berbasis Ikan Lele (Clarias Spp). Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul), 1(1), 38–46. https://doi.org/10.20527/ilung.v1i1.3536 Ubaidillah, A., & Hersulistyorini, W. (2010). Kadar Protein Dan Sifat Organoleptik Nugget

Rajungan Dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias Gariepinus) (Protein Levels and Organoleptic Crab Nugget With Substitution Catfish (Clarias Gariepinus). Jurnal Pangan Dan Gizi, 1(2), 45–54.

Utomo, T. A., & Himawanto, D. A. (2021). Pemberdayaan Potensi Warga Melalui Introduksi Perikanan Darat Sebagai Awalan Integrated Farming System Di Kecamatan Karangdowo Dan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten : Beberapa Permasalahan Dari Sisi Konstruksi Kolam. Jurnal BUDIMAS, 3(2), 435–441. https://doi.org/10.31857/s013116462104007x

Referensi

Dokumen terkait

1. Strategi pengembangan melalui diversifikasi produk sudah dilakukan dengan baik oleh NN Handicraft. Diversifikasi produk yang diterapkan ialah strategi