• Tidak ada hasil yang ditemukan

optimasi berat awal yang berbeda pertumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "optimasi berat awal yang berbeda pertumbuhan"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan optimal rumput laut strain (Caulerpa sp) lawi-lawi dengan bobot awal berbeda. Kami berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bagi para petani rumput laut sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi rumput laut yang dihasilkan serta menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Habitat dan Penyebaran

Menurut Dawson (1966), pantai terumbu karang merupakan habitat yang baik bagi sejumlah besar spesies rumput laut dan hanya sedikit yang dapat hidup di pantai berpasir. Sedangkan substrat yang paling umum menjadi tempat hidup rumput laut adalah kapur atau bentuk kalsium karbonat lainnya, dimana bahan ini memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, mudah terkikis dan memiliki warna bening sehingga memantulkan sinar matahari. Mubarak dan Wahyuni ​​​​(1981) menyatakan bahwa jenis substrat yang paling baik untuk pertumbuhan rumput laut adalah campuran pasir karang dan potongan atau pecahan karang, karena perairan dengan substrat seperti itu biasanya dilalui oleh arus yang cocok untuk pertumbuhan rumput laut.

Kondisi ekologi daerah pasang surut Pantai Kondang Merah adalah suhu air rata-rata 26,5 oC, pH air rata-rata 5,6, sedangkan substratnya berupa pasir, lumpur, batuan termasuk koral, dan sebagian besar berupa batuan. Menurut Svendilius dan Borgerse (dalam Sabhitha, 1999), Caulerpa dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan habitatnya, yaitu 1 jenis terdapat pada lumpur dan tumbuhan epifit pada akar makroskopis misalnya Caulerpa vericilira, 2 jenis terdapat pada substrat lumpur di perairan dangkal misalnya Caulerpa crlifolia dan 3 jenis yang menempel pada terumbu karang C. Pada umumnya caulerpa yang tumbuh di pantai merah terkenal tumbuh berombak atau berumpun, keberadaannya dapat diketahui dengan paparan pertumbuhan karang di kedalaman, umumnya bersifat makroagal stenohalim dan tidak dapat tumbuh di daerah dengan salinitas rendah kurang dari 25%.

Orang Fiji banyak mengonsumsi rumput laut dalam makanannya, antara lain: lawi-lawi var. Jumlah meristem stolon lawi-lawi yang tumbuh di Pelabuhan Hutingon, California, adalah 555+182 per meter persegi. Implikasi ekologis dari pembelahan reproduksi adalah gangguan seperti badai atau pemangsaan hewan herbivora dapat menghasilkan fragmen yang dapat menyebar dan menjadi Caulerpa baru (Smith 1999).

Keberhasilan penyebaran melalui fragmentasi tampaknya menjadi faktor penting bagi spesies Caulerpa untuk menempati wilayah baru (Smith, 1999). Tidak seperti kebanyakan makroalga, yang menempel pada sedimen dan menyerap nutrisi dari kolom air, spesies dari genus C. Kemampuan memperoleh nutrisi dari substrat menjadikan Caulerpa pesaing yang unggul di lingkungan miskin nutrisi.

Spesies Caulerpa merupakan alga yang tersebar luas baik di perairan tropis maupun subtropis (Silva, 2003). Kemampuan spesies Caulerpa untuk bertahan hidup pada suhu yang relatif rendah berarti spesies tersebut dapat memanfaatkan habitat baru jika diperkenalkan. Penelitian pada tahun 2001 menunjukkan bahwa dua belas dari empat belas spesies Caulerpa yang umum diperdagangkan di California Selatan memiliki sebaran alami yang luas di perairan tropis (Frish, 2003).

Pertumbuhan

Menurut Iksan (2005), laju pertumbuhan rumput laut yang dianggap cukup menguntungkan adalah pertambahan bobot badan diatas 3% per hari. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan rumput laut lawi-lawi (Caulerpa sp) dengan bobot awal yang berbeda pada wadah terkontrol dianalisis menggunakan analisis varian pada taraf kepercayaan 95% dan apabila pengaruh nyata maka pengaruhnya paling kecil. uji signifikansi (LST) dilakukan untuk melihat perbedaan antar perlakuan (Gasperz, 1991). Laju pertumbuhan harian rumput laut lawi-lawi (Caulerpa sp) dengan bobot awal yang berbeda selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian alga lawi-lawi bervariasi untuk setiap perlakuan selama penelitian. Laju pertumbuhan harian alga lawi-lawi pada perlakuan A (50 g) mengalami peningkatan hingga hari ke 28 kemudian mengalami penurunan pada hari berikutnya hingga hari ke 35. Ramuli yang patah tersebut akhirnya layu dan mati sehingga mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan harian alga lawi-lawi.

Selain itu rumput laut lawi-lawi mengalami stres, mengering dan akhirnya mati sehingga pertumbuhan rumput laut menjadi negatif. Pertumbuhan absolut alga lawi-lawi dengan bobot awal berbeda pada wadah terkontrol selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil tidak berbeda menunjukkan bahwa perbedaan bobot awal memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap pertumbuhan alga lawi-lawi dengan bobot awal berbeda pada wadah terkontrol selama penelitian. pertumbuhan rumput laut lawi-lawi dalam wadah terkendali.

Suhu air media penelitian yang diukur selama penelitian untuk setiap perlakuan bervariasi antara 26,9-27,4 ºC, kisaran tersebut normal untuk pertumbuhan rumput laut lawi-lawi. Tingginya DO yang terukur pada air media penelitian diduga disebabkan oleh proses fotosintesis rumput laut lawi-lawi. Berat awal benih rumput laut lawi-lawi yang kecil mempunyai laju pertumbuhan yang besar dan sebaliknya berat awal yang besar mempunyai laju pertumbuhan yang kecil.

Pertumbuhan rumput laut lawi-lawi kurang optimal dengan bobot awal yang berbeda-beda terutama pada hari ke 35, hal ini disebabkan adanya perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi coklat kekuningan yang menyebabkan ramulia pecah. Untuk pertumbuhan alga lawi-lawi yang tinggi, sebaiknya gunakan alga lawi-lawi dengan berat awal 50 g. Kajian pertumbuhan, produksi, dan kandungan karaginan rumput laut (Eucheuma cottonii) dari berbagai massa biji dan asal thallus di perairan Desa Gruaping Oba, Maluku Utara [Tesis].

Parameter Kualitas Air

METODE PENELITIAN

  • Alat dan Bahan
  • Prosedur Kerja
  • Perlakuan dan Perancangan Percobaan
  • Pengukuran Perubah
  • Analisis Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 di Laboratorium Basah Rumput Laut Balai Besar Budidaya Manusia (BBAP) Takalar sebagai tempat budidaya lawi-lawi. Wadah yang digunakan sebagai wadah kendali adalah styrofoam berukuran 30 cm x 45 cm dengan volume air 5 liter dengan tinggi ± 25 cm dalam 9 wadah. Tanaman uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman budidaya Bulaeng caulerpa (C. lentillifera) yang diperoleh dari BBAP Kelurahan Takalar, yang memenuhi mutu benih unggul kemudian ditimbang menggunakan timbangan listrik.

Bibit lawi-lawi bisa langsung disortir menjadi bagian-bagian kecil, mirip dengan cara menanam Glacilaria atau Cottoni. Benih dapat diperoleh dari kolam tempat pembibitan. Air yang digunakan sebagai media pemeliharaan pada penelitian ini adalah air yang dipompa langsung dari laut melalui sistem sumur atau galian di dasar laut. Pipa kemudian dimasukkan ke dalam penggalian dan disegel. Pengukuran pertumbuhan thallus Caulerpa sp dilakukan setiap minggu dengan cara mengeluarkan tallus dari wadah kemudian dikeringkan atau dikeringkan dengan tisu selama 2-5 detik setelah air meresap ke dalam jaringan. Talus kemudian ditimbang menggunakan timbangan listrik.

Sebagai data pendukung, dalam penelitian dilakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air antara lain: suhu, pH dan salinitas yang akan diukur setiap hari terutama pada saat harus dilakukan pergantian air, sedangkan kualitas air seperti: Mg, NH4, NO3 dan PO4, akan diukur waktunya sebanyak 3 kali dalam satu kali penelitian dengan alat ukur masing-masing di laboratorium. Untuk melihat laju pertumbuhannya, parameter yang diamati adalah laju pertumbuhan bobot harian rumput laut yang diperoleh dengan memperhatikan sampel yang dilakukan seminggu sekali selama 45 hari dan dihitung menggunakan rumus yang ditemukan oleh Fortes, (1989 dalam Zulkifli, 2005). Timbang beratnya seminggu sekali selama 45 hari dan hitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Fortes (1989) Hartado (2009).

Untuk mengukur produksi, parameter yang diamati adalah berat akhir tanaman (Fortes, 1991) dalam Zulkifli 2005.

Gambar 2.  Tata letak unit percobaan
Gambar 2. Tata letak unit percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Mutlak

Parameter Kualitas Air

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Untuk lebih mengoptimalkan laju pertumbuhan, sebaiknya pemberian pupuk tambahan pada perlakuan legal dalam wadah terkendali. Pengaruh lama perendaman dalam larutan pupuk organik cair Super Aci terhadap laju pertumbuhan, produksi dan kandungan karaginan rumput laut Kappaphykus Alvarezii. Analisis pengaruh faktor oseanografi terhadap kandungan protein rumput laut Kappahycus alvarezii di perairan Kabupaten.

Spesies rumput laut yang berpotensi sebagai obat dan tumbuh pada substrat berbeda di Pantai Ranabababan, Nusakambangan, Cilacap. Skrining potensi antibakteri berbagai spesies rumput laut terhadap bakteri patogen pada udang windu. Laju Pertumbuhan Benih Rumput Laut Euchema Cottoni Dengan Perlakuan Thalus Terhadap Bobot Benih Di Perairan Lakeba Kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

BBAP Takalar berhasil mengembangkan rumput laut jenis lawi lawi (Caulerpa sp) sebagai komoditas baru bagi masyarakat pesisir. online).http://putranana.blogspot.com/2012/07/bbap-takalar- Sukses-kembangkan-jen.html. Pengaruh Perbedaan Jarak Tanam Tali Gantung dan Jarak Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Karagenan Rumput Laut Komppahycus Alvarezii Varietas Hijau Dengan Metode Vertikultura Desa Toil-Toli Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe. Santosa dan Sunaryo Pengaruh penambahan Npk dan urea pada media air pemeliharaan terhadap pertumbuhan rumput laut Caulerpa Racemosa Var.

Rumput Laut: ini merupakan jenis baru yang dikembangkan. Rumput Laut Dibudidayakan dengan sistem air yang berbeda dan benih talus. Perbandingan pertumbuhan, produksi dan kandungan karaginan rumput laut Kappaphycus alvarezzi yang dibudidayakan di dalam dan di luar Padang Lamu.

Lampiran 4. Foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.
Lampiran 4. Foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.

Gambar

Gambar 1. Caulerpa sp yang dibudidayakan di wadah styrofoan.
Tabel 1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 2.  Tata letak unit percobaan
+7

Referensi

Dokumen terkait