PENDAHULUAN
Teaching Factory atau disebut dalam PP 41 tahun 2015 “”pabrik dalam sekolah (teaching factory)” adalah sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata Industri dan tidak berorientasi mencari keuntungan””. Dalam Grand Design TeFa SMK di definisikan sebagai
“suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri”, dan dalam pelaksanaannya menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan dari SMK. (Direktorat PSMK, 2010).
https://repositori.kemdikbud.go.id/18290/1/Panduan_Pengembangan_TeFa.pdf
Sejak tahun 1990, pemerintah telah mendirikan unit usaha praktis untuk melatih lulusan universitas kejuruan yang berkualitas tinggi. Peraturan pemerintah no. 29/1990 pasal 29 ayat 2 menyatakan bahwa sekolah menengah kejuruan dapat membentuk unit produksi yang beroperasi secara profesional untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Unit produksi menangani program pendidikan dan pelatihan di sekolah dengan tujuan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada agar memberikan nilai tambah yang lebih besar guna mendukung terselenggaranya program sekolah.
Upaya peningkatan kualitas lembaga kejuruan terus dilakukan, pada tahun 2005 pemerintah mendukung pembangunan 50 Edotel (hotel belajar) sebagai tempat belajar dan perhotelan, menghadirkan industri ke sekolah-sekolah agar siswa dapat melakukan kegiatan praktik nyata hingga tahun 2005. Lembaga pendidikan kejuruan. Digunakan sebagai tempat acara, Edotel juga menjadi fasilitas produksi yang dapat dikembangkan sekolah untuk menunjang biaya operasional. Selain itu, unit produksi menjadi model pembelajaran dengan menerapkan sistem industri mitra yang dikenal dengan model pembelajaran teaching factory (Tefa) pada unit-unit SMK yang ada. Secara konseptual, pelatihan pabrik merupakan model pembelajaran SMK berbasis manufaktur/jasa yang diterapkan dalam lingkungan industri, mengacu pada standar dan prosedur yang diterapkan industri. Penyelenggaraan pabrik pendidikan memerlukan partisipasi tanpa syarat dari industri sebagai pihak yang berkepentingan dalam penilaian mutu hasil pendidikan lembaga pendidikan profesional. Ide utama dari pabrik pembelajaran adalah untuk membawa lingkungan produksi industri dari ruang kelas ke sekolah. Kehidupan produksi nyata sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan belajar berdasarkan praktik industri sehari- hari. Penerapan konsep learning factory di SMK sejak tahun 2005 telah berkembang menjadi model pengembangan sekolah vokasi berbasis lapangan. Pada tahun 2011, lembaga pelatihan vokasi berbasis industri yang berbentuk pabrik berkembang menjadi tempat belajar, dan selanjutnya menjadi pabrik pembelajaran. Penerapan model ini sepenuhnya mengintegrasikan pembelajaran dan kerja serta tidak lagi memisahkan teori dan praktik.
https://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/index.php/litjak/article/download/271/148
Program SMK Pusat Keunggulan (PK) merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi keahlian dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kinerjanya. Sejak diluncurkan pada tahun 2021, sekolah penerima program SMK PK ini terus mengalami peningkatan, baik dari segi sarana prasarana, kerja sama dengan mitra kerja, hingga peningkatan kualitas SDM-nya.
Program SMK PK di SMKN 15 Bandung juga didukung dengan pelaksanaan kegiatan teaching factory (Tefa). Tefa ini menjadi sarana praktik siswa dalam membangun soft skills dan budaya kerja. Tefa di SMKN 15 Bandubg merupakan pembelajaran di SMK berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri.
Salah satu produk Tefa yang dikembangkan oleh SMKN 15 Bandung ialah produk jasa laundry yang diberi nama “Sayogi Laundry”. Tefa Sayogi Laundry ini dijalankan oleh siswa-siswi Jurusan Perhotelan SMKN 15 Bandung. Di sini mereka belajar bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
Sayogi Laundry SMKN 15 Bandung dioperasionalkan oleh siswa dan didampingi oleh guru Perhotelan. Sayogi Laundry dilengkapi dengan mesin – mesin berstandar industri sehingga membuat proses kerja lebih efektif dan efisien. Dipasarkan untuk umum baik untuk pelanggan internal maupun dari luar sekolah. Dikelola secara profesional namun tetap memprioritaskan sebagai sarana pembelajaran bagi siswa khususnya Kompetensi Keahlian Perhotelan di SMK Negeri 15 Bandung.