• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA DINAS PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PADA DINAS PERTANAHAN KOTA MAKASSAR "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI TERHADAP OPTIMALISASI PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH

PADA DINAS PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

Zulkifli1, Andi Syarifuddin2, Sutardjo Tui3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1zulkifli@gmail.com, 2andisyarifuddin@gmail.com, 3sutarjotui@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of identification and inventory on the optimization of the use of regional property at the Makassar City Land Service. The phenomenon in this study is the optimization of the use of goods. Thus, it was determined that the identification and inventory variables were variables that could have an impact on optimizing the use of regional property. So, it is deemed necessary to analyze these variables, so that they can be used as guidelines for the Makassar City Land Service to make improvements to these variables. This type of research is qualitative research. The sample used in this study were Makassar City Land Service employees who met the criteria. The data analysis method used is validity and reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis, determination and hypothesis testing. The results of the partial test (T) based on the results of data processing have a positive and significant influence between the identification variables and inventory variables on the optimization of the use of regional property variables at the Makassar City Land Service.

This is evidenced from each of the results of hypothesis testing that the hypothesis H1 is accepted where the t-count is greater than the t-table and the significant value is smaller than the predetermined significant limit. The results of the Simultaneous Test (F) in this study indicate that the f-count value is greater than the f-table and the significant value is smaller than the significant standard that has been determined. So it can be concluded simultaneously the identification variables and inventory variables have a positive and significant effect on the Optimization of the Utilization of Regional Property at the Makassar City Land Service.

Keywords: dentification, Inventory and Optimization.

PENDAHULUAN

Saat ini pemerintah daerah mengalami pergeseran fundamental baiksecara politis dan administratif, semenjak diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Untuk itu menghadapi perubahan pengelolaan pemerintah daerah tersebut maka penataan manajemen pemerintahan yang dapat bekerja secara lebih efisien, efektif dan ekonomis, sangat diperlukan. Manajemen pemerintahan yang efektif sanga tdibutuhkan agar berbagai urusan pemerintahan yang dilimpahkan kewenangannya kepada daerah dapat terselenggara secara maksimal serta dapat dipertaggungjawabkan secara baik kepada publik. Kewenangan yangdimiliki pemerintah daerah diantaranya mengelola sendiri aset daerah yang dimilikinya.

Sebagian besar aset pemerintah adalah berbentuk aset tetap. Aset tetap dalam Peraturan Pemerintah tahun 2010 didefinisikan sebagai aset berwujud yang mempunyai masa manfaat 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Aset tetap terdiri dari, yaitu: (1) Tanah, (2) Peralatan dan Mesin, (3) Gedung dan Bangunan, (4) Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan pemerintahan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah.

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan

(2)

dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

Konsekuensi logis dari pelaksanaan UU Nomor 9 tahun 2015 adalah daerah telah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur sumber dayanya termasuk bagaimana mengoptimalkan dan memanfaatkan aset daerah yang dimilikinya dengan jalan menerapkan sistem manajemen asset sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dengan demikian pemerintah daerah dituntut memiliki suatu kemandirian dalam membiayai sebagian besar anggaran pembangunannya. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus dapat mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara berdayaguna dan berhasil guna serta mampu melakukan optimalisasi sumber-sumber penerimaan daerah termasuk optimalisasi dan pemanfaatan dari aset-aset yang ada.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2020 yang sebelumnya PP Nomor 27 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Menurut Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah (2015) menerangkan bahwa aset/barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya.

Barang berwujud atau disebut dengan aktiva tetap adalah barang yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik.

Aktiva tetap antara lain terdiri dari tanah, jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, meubelair, dan perlengkapan serta buku-buku perpustakaan.

Pentingnya pengelolaan aset terutama tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan dan keberadaan manusia. Salah satu bentuk pengelolaan aset adalah konsep real property, yaitu suatu hak

perorangan atau badan hukum untuk memiliki dalam arti menguasai tanah dengan suatu hak atas tanah, misalnya hak milik atau hak guna bangunan berikut bangunan (permanen) yang didirikan diatasnya atau tanpa bangunan.

Pengertian penguasaan di atas perlu dibedakan antara penguasaannya secara fisik atas tanah dan/atau bangunan yang disebut real estate.

Sedangkan real property merupakan kepemilikan sebagai konsep hukum (penguasaan secara yuridis) yang dilandasi dengan sesuatu hak atas tanah (Siregar, 2015).

Fenomena yang terjadi dalam hal Optimalisasi Pemanfaatan barang milik daerah adalah Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pemanfaatan aset masih belum dikelola secara optimal dan Adanya sengketa kepemilikan tanah aset pemerintah kota dan masyarakat, penguasaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat hingga asal-usul aset daerah berupa tanah dikota makassar yang belum jelas status kepemilikan (legalitas).

Sekarang ini, Kota Makassar memiliki luas wilayah seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 153 kelurahan.Dasar hukum berdirinya Pemerintahan merujuk pada Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Makassar.

Pemerintah Kota Makassar memiliki potensi diberbagai sektor dan untuk menunjang optimalisasi potensi daerah yang ada dan peningkatan pelayanan publik, Pemerintah Daerah didukung oleh sarana dan prasara yang dimiliki. Sarana dan Prasarana yang merupakan aktiva tetap (fixed aset) yang dimiliki pemerintah daerah tersebut diklasifikasikan berupa: tanah, jalan dan jembatan, instalasi dan jaringan, bangunan gedung, alat kantor dan alat rumah tangga.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan suatu kajian yang mendalam tentang optimalisasi dari pemanfaatan aset tanah dan bangunan yang dimiliki/dikelola oleh Pemerintah Kota makassar. Oleh karenanya, penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh inventarisasi dan identifikasi terhadap optimalisasi aset tetap yang berupa tanah dan bangunan. Secara lebih rinci, rumusan masalah dituliskan dalam pertanyaan penelitian sebagai

(3)

berikut ini: 1) Apakah terdapat pengaruh inventarisasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah di Pemerintah Kota Makassar? 2) Apakah terdapat pengaruh identifikasi terhadap optimalisasi optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah di Pemerintah Kota Makassar?

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen aset di Pemerintah Kota Makassar dalam optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang baik bagi Pemerintah Daerah dalam pemanfaatan asetnya. Secara lebih rinci, tujuan penelitian dengan mendasarkan pada pertanyaan penelitian di atas adalah sebagai berikut ini: 1) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh inventarisasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah di Pemerintah Kota Makassar. 2) Untuk memperoleh bukti empiris terkait mengetahui pengaruh identifikasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah di Pemerintah Kota Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Siregar (2014) menyatakan bahwa manajemen aset sendiri dapat dibagi dalam lima tahapan kerja, yang pertama adalah inventarisasi. Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/ jumlah, jenis alamat dan lain-lain. Aspek yuridis/legal adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-lain. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/

labeling pengelompokan dan pembukuan/

administrasi sesuai tujuan manajemen aset.

Mardiasmo (2015) menjelaskan bahwa pemerintah daerah perlu mengetahui jumlah dan nilai kekayaan daerah yang dimilikinya, baik yang saat ini dikuasai maupun yang masih berupa potensi yang belum dikuasai atau dimanfaatkan. Untuk itu pemerintah daerah perlu melakukan identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi aset daerah.

Kegiatan identifikasi dan inventarisasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat, lengkap dan mutakhir mengenai kekayaan daerah yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Daerah menyatakan inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang dalam pemakaian. Melalui kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data yang meliputi nomor, spesifikasi barang, bahan, asal/ cara perolehan barang, ukuran barang/ konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang dan harga, keterangan.

Aset secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan). Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak.

Barang yang dimaksud meliputi barang tidak bergerak tanah dan atau bangunan), dan barang bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau individu perorangan (Doli, 2016).

Sesuai dengan Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2020, bahwa Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. yang dimaksud dengan barang-barang milik Negara/Kekayaan Negara adalah semua barang bergerak dan tidak bergerak yang dimiliki/ dikuasai oleh instansi pemerintah pusat yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta perolehan lain yang sah, dalam hal ini tidak termasuk kekayaan Negara yang dipisahkan (yang dikelola BUMN) dan kekayaan Pemerintah Daerah.

Siregar (2015) menyatakan bahwa optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.

(4)

Penelitian ini akan menguji pada variabel identifikasi dan inventarisasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah pada dinas pertanahan kota makassar.

Berdasarkan uraian di atas disertai dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan maka diperoleh beberapa hipotesa penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Permendagri nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah menyatakan inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang dalam pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data yang meliputi nomor, spesifikasi barang, bahan, asal/cara perolehan barang, ukuran barang/konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang dan harga, keterangan. Usaha tertib administrasi pengelolaan barang daerah, khususnya pelaksanaan inventarisasinya berdasarkan Peraturan menteri dalam negeri nomor 19 tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, dapat dibagi menjadi dua kegiatan yaitu: kegiatan pencatatan, dan kegiatan pelaporan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang kami ajukan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut ini.

H1: Diduga terdapat pengaruh identifikasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

H2: Diduga terdapat pengaruh inventarisasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

H3: Diduga terdapat pengaruh secara simultan variabel identifikasi danvariabel inventarisasi terhadap optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Zulkifli (2020).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Abdul Hamid (2016) dalam metode penelitian diperlukan adanya penekanan batasan lokasi, waktu atau sektor dan variabel-variabel yang dibahas. Hal ini sangat diperlukan agar peneliti tidak keluar dari wilayah yang ditelitinya, dan akan sangat berguna bagi para pemula.

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pada pengelompokan yaitu: 1) Data Primer, adalah data yang diperoleh dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data diambil berdasarkan kuesioner yang diwawancarakan kepada responden dengan jumlah 35 sampel. 2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Pertanahan Kota Makassar.

Pengumpulan data akan dilakukan melalui survey kuesioner yang diantar dan diambil sendiri oleh peneliti terhadap pihak- pihak yang berwewenang dan terlibat dalam optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah, dalam hal ini adalah Dinas Pertanahan Kota Makassar. Kusioner dikirim kepada seluruh responden yang meliputi hampir 50 staf.

Populasi dari penelitian ini adalah pihak yang berwewenang dan terlibat dalam Optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah. Dalam hal ini terdiri dari yaitu Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Pengurus Barang SKPD, dan Seluruh pegawai Dinas Pertanahan Kota Makassar yang semuanya berjumlah50 orang dan sampel yang digunakan sebanyak 35

(5)

responden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive/judgement sampling purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel data yang didasarkan pada pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2017).

Kriteria responden dalam penelitian ini adalah pihak yang berwewenang dan terlibat dalam optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah, dalam hal ini adalah Dinas Pertanahan Kota Makassar.

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian terkait, yaitu uji validitas, uji reliabilitas, dan uji normalitas. Kemudian setelah semua pengujian tersebut terpenuhi, kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan alat uji regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan bantuan software statistik komputer SPSS versi 23.0. Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian dapat dirumuskan seperti berikut ini: 1) Uji Validitas dan Reliabilitas, 2) Uji Normalitas, 3) Uji asumsi klasik, 4) Uji Hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria yang digunakan dalam dalam menyatakan suatu instrumen dianggap valid atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis adalah: 1) Apabila koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30. Maka valid, demikian sebaliknya. 2) Jika nilai korelasinya signifikan maka indikator pernyataan dinyatakan valid, demikian sebaliknya

Hasil uji validitas melalui program SPSS Versi 23 terhadap instrumen penelitian diperoleh angka korelasi yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Valditas Variabel dan

Indikator

Koefisien Korelasi

Keteranga n IDENTIFIKASI (X1)

X1.1 0,804 Valid

X1.2 0,892 Valid

X1.3 0,668 Valid

X1.4 0,677 Valid

X1.5 0,666 Valid

X1.6 0,900 Valid

INVENTARISASI (X2)

X2.1 0,803 Valid

X2.2 0,869 Valid

X2.3 0,706 Valid

X2.4 0,869 Valid

X2.5 0,811 Valid

X2.6 0,413 Valid

OPTIMALISASI (X3)

Y1 0,820 Valid

Y2 0,789 Valid

Y3 0,751 Valid

Y4 0,729 Valid

Y5 0,460 Valid

Y6 0,820 Valid

Sumber: data diolah (2020).

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa interval atau rentangan koefisien korelasi pengujian validitas pada tiap variabel pada Dinas Pertanahan Kota Makassar sebesar 0,413 sampai dengan 0,900> 0,30, sehingga dapat dijelaskan bahwa seluruh indikator variabel berada pada kategori yang Valid, sesuai dengan kriteria pengujian validitas.

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan Reabilitas apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus alpha.

Hasil pengujian Reabilitas untuk masing- masing variabel diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Realibilitas Variabel

Penelitian

Cronba ch’s Alpha

R Stan

dar

Keter angan

Identifikasi (X1) 0,866 0,60 Reliabel Inventarisasi (X2) 0,829 0,60 Reliabel Optimalisasi (X3) 0,820 0,60 Reliabel

Sumber: data diolah (2020).

(6)

Berdasarkan hasil pengujian Reliabilitas dalam tabel diatas menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini mempunyai koefisien cronbach’s alpha (α) yang lebih besar dari 0.60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian merupakan indikator- indikator Reliabel.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunya distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data, dilakukan Uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil dari Uji Normalitas melalui SPSS 23 sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Uji Kolgomorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual

N 35

Normal Parameters

a,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation ,93573700

Most Extreme Differences

Absolute ,118

Positive ,118

Negative -,082

Test Statistic ,118

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: data diolah (2020)

Hasil uji normalitas variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi normal. Menunjukkan bahwa nilai test statistic adalah sebesar 0,118> 0,05.

Oleh karena variabel penelitian mempunyai nilai Asymp. Sig. (2-tayled) sebesar 0,200c.d yang lebih besar dari 0,05 maka semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal

Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel identifikasi (X1) dan inventarisasi (X2) secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap optimalisasi (Y). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

bantuan program SPSS 23 for Windows.

Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardiz ed Coefficients

Standardi zed Coefficie

nts

t Sig.

B Std.

Error Beta 1 (Consta

nt) 1,104 1,391 ,794 ,433

TOTA

L_X1 ,220 ,086 ,242 2,572 ,015 TOTA

L_X2 ,726 ,092 ,742 7,880 ,000

a.Dependent Variable: TOTAL_Y Sumber: data diolah (2020).

Analisis Regresi Linear Berganda

Ket : Y = Optimalisasi α = Konstanta

β = Koefisien Regresi x1 = Identifikasi x2 = Inventarisasi e = Standar error Y = 1,104 + 0,220X1 + 0,726X2 + e Dari persamaan regresi diatas maka diinterpretasikan beberapa hal, antara: 1) Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 1,104. Angka tersebut menunjukkan tingkat optimalisasi yang diperoleh oleh perusahaan bila variabel Identifikasi dan Inventarisasi sama dengan nol. Artinya ketika ketiga variabel diabaikan maka variabel optimalisasi akan bernilai negatif menjadi sebesar -1,104.

2) Variabel Identifikasi (X1) memiliki nilai koefisien regresi yaitu sebesar 0,220. Hal ini berarti jika meningkat satu satuan, maka nilai Optimalisasi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,220 satuan dengan syarat variabel independen lainnya tetap. 3) Koefisien variabel Inventarisasi (X2) memiliki nilai sebesar 0,726. Hal ini berarti nilai variabel ineventarisasi meningkat satu satuan maka, nilai Optimalisasi (Y) akan mengalami nilai peningkatan sebesar 0,494, dengan asumsi bahwa variabel yang lain dianggap konstan.

Uji Parsial (Uji T) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Pengujian melalui uji t adalah dengan t-hitung Y =

(7)

dan t-tabel pada derajat signifikasi 95% ("α" = 0,05) dengan pengujian dua sisi.

Tabel 5. Uji Parsial (Uji T)

Model

Unstandardiz ed Coefficients

Standardi zed Coefficie

nts

t Sig.

B Std.

Error Beta 1 (Consta

nt) 1,104 1,391 ,794 ,433

TOTA

L_X1 ,220 ,086 ,242 2,572 ,015 TOTA

L_X2 ,726 ,092 ,742 7,880 ,000

Sumber: data diolah (2020).

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat yaitu pada nilai t dengan nilai df2 = n-k-1 =35- 2-1 = 32, maka diperoleh pada lampiran yaitu 1,694. Berdasarkan nilai t tabel tersebut maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengaruh Identifikasi (X1) terhadap Optimalisasi. Berdasarkan hasil pengujian t dapat disimpulkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,572> 1,694) dan nilai signifikan 0,015< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima bahwa Identifikasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Optimalisasi pemanfaatan aset/barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar. 2) Pengaruh Inventarisasi (X2) terhadap Optimalisasi.

Berdasarkan hasil pengujian t dapat disimpulkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (7,800> 1,694) dan nilai signifikan 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima bahwa Inventarisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Optimalisasi pemanfaatan aset/barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar

Penggunaan Uji Simultan (F) dilakukan untuk menilai apakah variabel Identifikasi dan Inventarisasi (X) berpengaruh secara simultan terhadap Optimalisasi (Y), dasar pengambilan keputusan terbukti atau tidaknya hipotesis yang diajukan yaitu jika nilai f-hitung> f-tabel dan pada tingkat signifikansi < 0.05, maka hipotesis simultan dinyatakan di terima. Hasil

pengujian ini dapat di lihat pada tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 6. Uji Simultan (F)

ANOVAa Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regres

sion 235,201 2 117,60 0

126,4 07 ,000b Residu

al 29,771 32 ,930 Total 264,971 34

a. Dependent Variable: TOTAL_Y

b. Predictors: (Constant), TOTAL_X2, TOTAL_X1

Sumber: data diolah (2020).

Hasil pengujian pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai f dengan nilai df = 2, 32, maka f-tabel di peroleh pada lampiran yaitu sebesar 3,29, berdasarkan nilai f-tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai f-hitung lebih besar dari f-tabel (126,407>3,29) dan nilai sig 0,00 <

0,05.Sehingga dapat disimpulkan secara simultan variabel Identifikasi (X1) dan Inventarisasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Optimalisasi (Y).

Berdasarkan hasil pengujian dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat begitupun secara simultan (bersama-sama) variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin efektif penerapan identifikasi dan inventarisasi maka efektif pula pengaruhnya terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan.

Berdasarkan Hasil pengujian secara simultan uji (F) menunjukkan bahwa nilai f- hitung lebih besar dari f-tabel (126,407>3,29) dan nilai sig 0,00 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H3) yang diajukan pada penelitian ini yaitu variabel identifikasi dan inventarisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Optimalisasi aset/barang di terima. Ini dikarenakan oleh setiap variabel bebas memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel optimalisasi. Maka, berdasarkan hasil uji diatas hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik perencanaan dan pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi yang dilakukan maka akan memberikan dampak yang besar

(8)

terhadap optimalisasi dalam memanfaatkan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan (Widayanti, 2010) berjudul Pengaruh manajemen aset terhadap Optimalisasasi pemanfataan aset tetap Pemerintah daerah (Studi Kasus di Kabupaten Sragen” dimana berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa dari hasil (uji f) variabel identifiakasi dan inventarisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap optimalisasi aset pemerintah di Kabupaten Sragen.

PENUTUP

Dari rumusan masalah penelitian yang diajukan, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variable Identifikasi dengan variabel Optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis bahwa hipotesis H1 diterima dimana t-hitung lebih besar dari t- tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari batas signifikan yang telah ditentukan. Maka, Hasil penelitian ini membuktikan jikalau semakin baik pola dan sistem yang digunakan untuk mengingidentifikasi barang instansi maka semakin baik pula optimalisasi pemanfaatan barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variable Inventarisasi dengan variabel Optimalisasi pemanfaatan barang milik daerah pada Dinas Pertanahan Kota Makassar. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis bahwa hipotesis H2

diiterima dimana t-hitung lebih besar dari t- tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari batas signifikan yang telah ditentukan. Maka, Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin baik penanganan inventarisasi barang maka semakin baik pula optimalisasi pemanfaatan barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

3) Berdasarkan Hasil Analisis dan pembahasan variabel Identifikasi dan Inventarisasi berpengaruh secara simultan terhadap Optimalisasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil Uji (F) yakni dengan nilai F- hitung lebih besar dari F-Tabel dan nilai signifikan lebih rendah dari nilai nilai

signifikansi yang telah di tentukan, maka hal ini membuktikan hipotesis H3bahwa seluruh variabel bebas memberikan pengaruh secara simultan terhadap optimalisasi pemanfaatan barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Dinas Pertanahan Kota Makassar yaitu: a) Terkait dengan varibel Identifikasi, melihat dari hasil penelitian ini variabel identifikasi pihak Dinas Pertanahan Kota Makassar diharapkan mampu menjaga serta meningkatkan efektifitas dalam mengidentifikasi barang instansi baik itu dengan memperdalam lagi setiap butir penyataan kuisioner yang ada ataupun menggunakan indikator-indikator penunjang dalam pengoptimalan manfaat barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar. b) Terkait dengan variabel inventarisasi, pihak Dinas Pertanahan Kota Makassar harus mampu memperbaiki efektifitas dalam menginventarisasi barang milik instansi dengan melakukan perbaikann pada tata kelola, dan juga pencatatan serta hal-hal yang sifatnya dapat memberikan dampak positif terhadap optimalisaasi pemanfaatan barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar; 2) Bagi Penelitian Selanjutnya yaitu a) Bagi peneliti – peneliti berikutnya yang ingin mengadakan penelitian serupa, agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan mengangkat objek penelitian pada instansi/perusahaan lainnya dengan jenis pekerjaan yang berbeda dan mebahasnya dengan lebih rinci. b) Menambahkan variabel bebas selain identifikasi dan inventarisasi yang mungkin berpengaruh terhadap optimalisaasi pemanfaatan barang pada Dinas Pertanahan Kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, A., & Syofyan, E. (2016). Pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kota Padang. Jurnal Riset Manajemen Bisnis Dan Publik, 4(1).

Antoh, A. E. (2017). Pengaruh Manajemen Aset Dalam Optimalisasi Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi di Kabupaten Paniai). Jumabis:

Jurnal Manajemen dan Bisnis, 1(2).

Kolinug, M. S., Ilat, V. I., & Pinatik, S.

(2015). Analisis Pengelolaan Aset Tetap

(9)

pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tomohon.

Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(1).

Maulidiah, S. (2017). Optimalisasi Pengelolaan Aset sebagai wujud reformasi birokrasi di daerah. WEDANA: Jurnal Kajian Pemerintahan, Politik dan Birokrasi, 3(1), 233-242.

Mutsuhito, M., Lizar, A., & Purmini, P.

Optimalisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lebong. (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi UNIB).

Pamela, W. (2018). Pengaruh Inventarisasi aset dan Optimalisasi aset terhadap Pengelolaan Aset Tetap di Kota Palembang (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Pauweni, S., Karamoy, H., & Gamaliel, H.

(2017). Pengaruh Inventarisasi, Legal Audit, Penilaian dan Kondisi Aset terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing, 8(2).

Vanindya, D. A. (2018). Pengaruh Panatausahaan Barang Milik Daerah terhadap Pengaman Barang Milik Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Doctoral Dissertation. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Wonggow, Alan, Ventje Ilat, and Dhullo Affandi. (2014). Kajian Mengenai Pengelolaan Barang Milik Daerah Di Pemerintah Kota Manado Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis diketahui nilai sig F=0,000 lebih kecil dari =0,05, dan nilai F=43,625 lebih besar dari F tabel 2,78, maka terbukti terdapat beda yang signifikan nilai

Untuk uji simultan Uji F hasil uji simultan dari tabel di atas dengan model regersi yang berpengaruh secara bersamaan dengan nilai F hitung > dari F tabel dengan melihat nilai F tabel