UPAYA ANTISIPASI PENCEGAHAN PAHAM ANTI PANCASILA MASUK SEKOLAH
Oleh : Fatimah Asyari
Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
ABSTRACT
This research is willing to research about how to prevent the anti - Pancasia enter the school of Indonesia especially in Balikpapan.
Pancasila as the way of life for the people in Indonesia in any cases has to be defended forever. Pancasila is absolutely existed forever in Indonesia.
The research is hold in Balikpapan for one month. The method is qualitative by taking the bews frm the local daily news paper and observtion the society among the different people of their religions, social status, skin, language, originality, richness, rank, heritage and education levels.
The conclusion of this study is : (1) Understanding the four pillars of the life of the nation and state is very important. Therefore we must practice it, including the four pillars of national and state life, namely Pancasila, the 1945 Constitution, the Unitary Republic of Indonesia, and Bhinneka Tunggal Ika; (2) All parties continue to maintain unity and unity in diversity;(3) Foster cooperation and tolerance with each other;(4)Giving direction to anyone who has symptoms and anti- Pancasila;and (5)Continuous supervision at school
--- Keywords : absolutely, anti, diversity, loyal, peaceful, religion, unity
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat Kabar HarianTribun Kaltim (Rabu, tanggal 27 Juli 2017) merilis penegasan Kapolda Kalimantan Timur bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Ia menegaskan bahwa Pancasila itu harga mati demi kelangsungan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan dalam pengarahannya mengantisipasi paham radikalisme dan anti Pancasila di hadapan ratusan guru agama serta Kepala Sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/ SMK, Pondok Pesantren di Kota Balikpapan, di Aula Pemkot Balikpapan.
Usai pengarahan, Safaruddin menjelaskan pengarahan tersebut merupakan tindak lanjut dari adanya kasus yang mencuat terkait dua oknum guru agama yang diduga mengajarkan paham anti Pancasila di sekolah negeri Balikpapan. Menurut Kepala Polisi Daerah Kalimantan Timur tersebut memang menindak lanjuti dari kasus tersebut karena memang ada guru seperti itu, dan itu harus kita sampaikan tidak benar dan harus kita betulkan. Ke depan tak ada lagi terjadi seperti itu.Menurutnya, pemahaman ideologi negara harus ditanamkan keada generasi masa depan sejak dini. Kita harus beri keyakinan pada guru,Pancasila adalah dasar negara yang kita sepakati sebelum bangsa ini merdeka.Beliau menyebut bila terjadi penolakan pada dasar negara tersebut,tak menutup kemungkinan negara ini bisa bubar.Pasalnya dengan Pancasila yang mampu menyatukan keberagaman negeri ini.Sepanjang sejarah perjalanan bangsa ini, gangguan terhadap Pancasila selalu hadir. Namun Pancasila hingga saat ini tetap kokoh karena seluruh lapiasan masyarakat masih sepakat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .Ditegaskan oleh beliau bahwa kalau Pancasila tidak ada NKRI ini bubar karena kita ada dari keanekaragaman itu.Pancasila itu harga mati sehingga tidak boleh ada yang mempermasalahkan Pancasila.
Dari latar belakang tersebut maka peneliti akan meneliti dengan berfokus pada upaya pencegahan masuknya anti Pancasila masuk ke sekolah,
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,”Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah untuk pencegahan anti Pancasia masuk sekolah ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah untuk pencegahan anti Pancasia masuk sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu Pancasila dasar negara dan sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia serta hasil penelitian ini sebagai data awal bagi peneliti yang akan datang. Manfaat penelitian adalah bagaimana mempertahankan ideologi Pancasila dan menerapkan dalamm hidup sehari-hari, melakasanakan tugas negara bagi pegawai Negeri Sipil / TNI /Polri dan pegawai BUMN dalam pelayanan kepada masyarakat dan perilaku yang esuai dengan sila-sila dalam Pancasila.
II. KERANGKA DASAR TEORI
A. Pancasila sebagai Landasan Nasionalisme
Pancasila memiliki kedudukan yang istimewa yaitu : Sebagai Dasar Negara dan Sumber Hukum Dasar Negara (Tap MPR No.III/MPR/2000). Pancasila terdiri dari :
1. Ke Tuhanan yang Maha Esa, yaitu insan yang saling menghormati umat beragama lain;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu memiliki rasa bersaudara yang dalam dengan ikut ber simpati dan empati dengan keadaaan orang lain;
3. Persatuan Indonesia yaitu selalau menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan permusyawaratan / perwakilan, yaitu dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan yang timbul selalu bermusyawarah menuju mufakat; dan
5. Keadilan sosial bagi Rakyat Indonesia, yaitu mengutamakan kesejahteraan baik lahir maupun batin bagi bangsa Indonesia.
Dalam berbangsa dan bernegara kita dituntun oleh 4 (empat) pilar yaitu Pancasia, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang- undang Dasar Negara Repubik Indonesia tahun 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Secara nyata dapat dilihat bila berbicara Pancasila sebagai dasar negara, maka yang terjadi seharusnya adalah bagaimana Negara ini
berkeutuhan adil dan bermoral, mempunyai jiwa ukhuwah (persaudaraan) atau kebersamaan,demokrasi dan menciptakan kemakmuran masyarakat sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini.
Pertanyaannya adalah sudahkah semua itu terlaksana,atau adakah usaha penegakan terhadap terlaksananya nilai-nilai Pancasila dengan sebenar-benarnnya atau bahkan sebaliknya banyak kalangan baik itu para pejabat atau masyarakat secara umum menjadi orang yang
“munafuk” dan berperilaku tidak sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa ini yang menjadi menusia yang mengingkari Pancasila.
Jadi, sudah menjadi suatu keharusan apabila bangunan nasionalisme yang ditegakkan, baik sekarang maupun kedepan sampai waktu yang tidak terbatas, adalah tetap berpegang pada nilai-nilai nasionalisme yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini.
Selanjutnya, perlu dikemukakan bahwa jika menengok kebelakang,nasionalisme yang digunakan sebagai alat pemersatu oleh para pendiri bangsa ini adalah nasionalisme yang mentauladani sifat- sifat Tuhan, cinta akan keadilan, egaliter dan menghargai hak asasi manusia. Inilah bentuk perwujudan dari nilai-nilai Pancasila.
Sekarang, sebagai kritik apa yang telah dilalukan oleh masyarakat bangsa ini,perlu dilihat apakah pengalaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah tercapai, oleh karena itu sekedar pengingat tampaknya perlu diulas kembali makna sila-sila yang ada dalam Pancasila.
Nasionalisme berakar dari system budaya suatu kelompok masyarakat yang saling tidak mengenal satu sama lain. Kebersamaan mereka dalam gagasan mengenai suatu bangsa dikonstruksikan melalui khayalan yang menjadi materi nasionalisme. Sebagai contoh dalam pandangan Anderson nasionalisme Indonesia terbentuk dari adanya suatu khayalan akan suatu bangsa yang mandiri dan bebas dari kekuasaan colonial,suatu bangsa yang diikat oleh suatu kesatuan media komunikasi,yakni bahasa Indonesia. Definisi tersebut memang benar apabila dikemukakan 80 tahun yang lalu. Tetapi di masa sekarang bahasa tidak bisa lagi dijadikan jaminan untuk mampu membentuk kesatuan nasionalisme bangsa. Hal ini disebabkan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh semangat kebangsaan (nasionalism) itu sendiri
B. Paham Anti Pancasila
Paham adalah suatu aliran yang dianut oleh seseorang atau organisasi dengan menerapkan dalam hidupnya. Bila ia fanatik dengan alirannya maka ia akan menjadi ekstrim dan berbuat apa saja agar
alirannya dapat ia pertahankan sekalipun sampai mati. Yang demikian ia menjadi orang radikal.
Anti adalah tidak mau bersahabat atau tidak mau melakukan atau menganggap musuh.Seperti anti narkoba berarti tak mau melihat, bersentuhan atau mengonsumsi narkoba
Munculnya bahasa “Anti Pancasila” akhir-akhir ini bagi sebagian orang menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya definisi anti Pancasila itu. Menurut Peneliti Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, Diasma Sandi Swandaru, Anti Pancasila merupakan sikap tidak suka atau ketidaksetujuan atas Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, serta adanya upaya mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
“Jika ada seorang DPR, jaksa, hakim, TNI, Polri, PNS, Presiden, warga negara atau sekelompok masyarakat ingin merubah dasar negara Pancasila, itu termasuk anti Pancasila,” katanya, Jum’at (16/6/2017). Menurutnya, Indonesia sebagai negara Pancasila sudah final. Tugas dan tanggungjawab selanjutnya bagi penyelenggara negara adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. “Jika ada penyelenggara negara yang tidak menjalankan nilai-nilai Pancasila, inilah yang dapat menodai wajah negara Pancasila,” katanya.
(Nusantaranew.co, Juni 2017)
III. PEMBAHASAN
A. Studi Kasus Paham Anti Pancasila Masuk Sekolah
Pada halaman 8 Surat Kabar Harian Kaltimpost terbitan hari Sabtu, tanggal 15 Juli 2017 terdapat judul ,” Awas, paham anti- Pancasila masuk sekolah,” yang dilangsir oleh Kepala Kantor Agama Balikpapan , Hakimin. Ia menemukan indikasi penyebaran paham anti-Pancasila. Penyebarannyapun dilakukan kepada pelajar lewat media mengajar. Penyebarannyapun sangat intensif. Oknum guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) diduga sebagai biang keladi. Ia mengatakan bahwa mereka guru agama yang sambil mengajar tetapi diikuti dengan memberikan paham anti-Pancasila. Murid dicekoki paham tersebut. Ini yang disesali oleh Kandep Agama Kemneterian Agama Balikpapan. Apalagi sekolah mengijinkan guru yang bukan berlatarbelakang pendidikan agama itu mengajar agama. Ia enggan membeberkan sekolah dan siapa guru PNS yang dimaksud. Ini menghindari kekisruhan dalam dunia pendidikan. Bahkan disebutnya, kondisi ini terjadi lebih dari satu sekolah. Namun dia memastikan
mengajar. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sejak awal guru tersebut yang mengajukan diri mengajar agama. Pada hal basicnya bukan guru agama. Bahkan di sekolah lain ada tenaga honor yang mencoba menyingkirkan posisi guru agama. Saat dipertemukan dengan pihak kami malah menyalahkan pelajaran agama yang selama ini diajarkan oleh guru agama di sekolah tersebut. Menyikapi maraknya upaya penyusupan dalam anti-Pancasila, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan, Hakimin, sudah berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara di kepolisian dan Pemerintah Kota Balikpapan untuk mencegah kasus serupa terjadi. Ia juga meminta kepada sekolah untuk menyeleksi betul-betul guru yang akan mengajar agama. Apalagi jika ada indikasi dengan cara mengajukan diri mengajar mata pelajaran tertentu. Dari pihaknya akan membentuk duta agama ke sekolah- sekolah. Anggotanya adalah pemuda-pemuda dari berbagai lintas agama KaltimPost,*/rdh/rsh/k15)
TEMPO.CO, Balikpapan - Kantor Agama Balikpapan Kalimantan Timur membenarkan adanya sejumlah guru agama yang mengajarkan paham anti Pancasila. Para guru tersebut belum mengantongi kompetensi belajar mengajar.
“Mereka menanamkan materi pelajaran agama yang bertentangan dengan Pancasila,” kata Kepala Kantor Agama Balikpapan, Hakimin Pattang, soal guru yang mengajarkan paham anti Pancasila, Selasa, 18 Juli 2017.
Hakimin mengatakan, mayoritas pengajar agama ini bukanlah para guru agama Islam yang sudah mengantongi sertifikasi dari Kantor Agama Balikpapan. Beberapa di antaranya adalah para sukarelawan pegawai negeri sipil (PNS) yang berinisiatif pribadi mengajar agama Islam di sekolah Balikpapan. “Karena tidak perlu dibayar, sekolah senang senang saja, tapi akhirnya materi yang disampaikan tidak sesuai aturan,” kata dia.
Dalam beberapa kasus, Hakimin menyebutkan, para guru agama sukarelawan ini berupaya mendominasi proses belajar mengajar siswa di suatu sekolah. Guru agama Islam yang resmi sudah mengingatkan ajaran mereka yang juga melanggar aturan agama dan negara. "Bahkan mereka menyalahi guru agama kami. Dia (guru agama dari luar) bilang, oh itu enggak benar, agama bukan seperti itu dan sebagainya," jelasnya.
Hakimin menemukan adanya beberapa guru agama di SMP dan SMA Balikpapan mengajarkan paham anti Pancasila. Mereka meminta Dinas Pendidikan Balikpapan menempatkan guru agama sesuai kompetensi keahliannya.
Selain itu, Hakimin meminta pihak sekolah selektif dalam menerima tenaga pengajar para siswa siswanya. Para guru guru harus mengantongi sertifikasi proses belajar mengajar sesuai bidangnya masing masing.
Pemerintah Kota Balikpapan menemukan dua guru agama sekolah negeri setempat yang menyebarkan paham anti Pancasila.
Mereka menentang keberadaan Pancasila yang ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia. “Sementara ini ada dua guru yang mengajar agama di salah satu sekolah negeri Balikpapan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Balikpapan, Muhaimin.
B. Empat Pilar Kebangasaan Tanamkan Jiwa Nasionalisme
Sejak awal berdirinya Indonesia bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa daerah serta agama yang berbeda-beda.
Dengan keanekaragaman tersebut mengharuskan setiap langkah dan kebijakan negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang diperkuat dengan persatatuan dan kesatuan bangsa.
Kenyataan masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragam budaya yang tidak dapat dipungkiri keberadaanya dalam kontek ini pemahaman masyarakat sangat majemuk. Dengan wilayah tersebar kelompok suku bangsa yang berdebda-beda. Begitu juga jumlah penduduk kurang lebih 237.000.000 penduduk jiwa diseluruh wilayah (Badan Pusat Statistik tahun 2010) bahkan sekarang lebih dari itu.
Dapat dikataan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang tinggi dan memiliki lebih dari 1.128 suku bangsa.
Setiap bangsa harus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama meyangkut hal-hal fundamental bagi keberlangsungan, keutuhan, dan kejayaan bangsa bersangkutan dengan kondisi tantangan kararistik bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu kekuatan tangguh dan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Para pendiri bangsa dan negara telah menyadarinya untuk itu maka dibuatlah landasan bagi pembangunan bangsa Indonesia. Atas dasar itulah merumuskan bahwa negara Indonesia terdiri dari daerah- daerah yang diatur didalam UUD 1945. Hal ini mempunyai implikasi yaitu menyerap kekhasan tiap kelompok masyarakat Indonesia, yang dibentuk dan berupaya menciptakan satu bangsa. Jika mengabaikan eksistensi kelompok-kelompok tersebut akan berimplikasi pada kegagalan dan cita-cita untuk membangun suatu bangsa.
Membangun Indonesia yang beragam budaya, hanya mungkin dapat terwujud apabila paham keberagaman budaya menyebar luas dan dipahami pentingnya bagi bangsa Indonesia. Serta adanya keinginan bangsa pada tingkat nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi pedoman hidupnya. Pemahamn mengenai keragaman budaya serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menwujudkan cita-cita pembangunan dengan keberagaman akan menunjang kemajuan bangsa.
Pemahaman empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting karena berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia.
Saat ini disebabkan abai dan lalai dalam pengimplementasian dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai empat pilar tersebut tidak lain untuk mengingatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa agar pelaksanaan dan peyelengaraan kehidupan berbangsa dan bernegara terus dijadikan jalan yang tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu-padu mengisi pembangunan, agar bangsa ini dapat lebih maju dan sejahtera.
Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat menjadi paduan yang efektif dan nyata. Apabila semua pihak, segenap elemen bangsa, para penyelenggara negara baik di pusat maupun daerah dan seluruh masayarakat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya Indonesia mampu menjadi bangsa yang makmur, sejahtera dan bermartabat. Oleh karena itu kita harus mengamalkannya diantaranya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Perlunya Kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan MPR RI di setiap sekolah untuk membentengi siswa siswi dari pengaruh asing dan pahan anti Pancasila. Seperti yang digelar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Samarinda. Kegiatan tersebut ditujukan kepada guru-guru tingkat MI, MTs, dan MA se-Samarinda. Kegiatan berlangsung di gedung PSBB Iqro’ MAN 2 Samarinda, Rabu (12/4).
Menurut KH Muslihuddin Abdurrasyid, pemateri anggota DPD RI asal Kaltim, empat pilar yang sudah terbentuk takkan berbenturan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. “Sedangkan pangkal dari empat pilar adalah Pancasila yang kelima silanya telah dirumuskan oleh tokoh ulama pendiri bangsa, sehingga NKRI terbentuk menjadi negara yang religius dan demokratis,” ungkapnya.
Muslihuddin mengatakan, bidang pendidikan merupakan peluang terbesar untuk diisi dengan muatan-muatan empat pilar kebangsaan. Sebab, generasi penerus bangsa yang terdiri dari siswa-
siswi harus mempunyai jiwa nasionalisme supaya dapat membentengi diri dari pengaruh budaya asing yang kini kian tidak terbendung.
“Pendidikan yang terkelola dengan baik dan benar dapat menyelamatkan generasi yang cinta terhadap kedaulatan bangsa,”
imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, guru-guru banyak menyampaikan aspirasi terhadap kegiatan tersebut. “Muatan pancasila dalam pembelajaran di tingkat SD kini sangat kurang. Ini jadi penyebab lunturnya jiwa nasionalisme pada anak usia dini. Untuk itu, perlu dimuat kembali pembelajaran pedoman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila yang dulu pernah ada dan berhasil membentuk generasi bernasioanlisme,” ungkap seorang guru.
Tujuan sosialisasi empat pilar itu dilaksanakan untuk memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembentukan karakter pada generasi muda akan memengaruhi kemajuan bangsa.
Karena itu, perlu memperkuat potensi integrasi bangsa dengan memasyarakatkan empat pilar MPR RI sebagaimana Peraturan MPR 1/2014. Yaitu, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Harapannya, penyebaran empat pilar ini berjalan berkala.
Guru-guru juga bisa menerapkan Pancasila baik dan benar, sehingga dapat membangun karakter anak didik, karena prinsipnya empat pilar kebangsaan sudah sesuai ajaran agama dan cita-cita para pendiri negara,” jelasnya.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemahaman empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting. Oleh karena itu kita harus mengamalkannya diantaranya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Semua pihak tetap menjaga kesatuan dan Kesatuan dalam keberagaman;
3. Memupuk kerjasama dan toleransi satu sama lain;
4. Memberi arahan bagi siapa saja yang ada gejala dan anti Pancasila;
5. Adanya pengawasan yang terus menerus di sekolah B. Saran
1. Perlunya kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan di setiap
2. Para tokoh masyarakat harus memberi suri tauladan perilaku Pancasila;
3. Ada buku ceritera tentang perilaku Pancasila;
4. Menutup atau melarang atau mencabut ijin bagi organisasi yang anti Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA http://kbbi.co.id/arti-ata/antisipasian·ti·si·pa·si
https://nasional.tempo.co/read/892253/guru-agama-yang-ajarkan-anti- pancasila-tak-bersertifikat/full&view=ok
https://nusantaranews.co/apa-definisi-anti-pancasila-ini-kata-peneliti- pusat-study-pancasila-ugm/
https://kaltim.kemenag.go.id/berita/read/489399 https://brainly.co.id/tugas/214032
Joko Widodo,2018,pidato pelantikan Ketua Kerja Pengamalan Pancasia, Jakarta;
Kailan, 2015,Pancasila,UGM Press,Yogyakarta.
Latief, 2018, Sambutan , Pelantikannya sebaagai KPP Pancasia ,Jakarta.
Surat Kabar Harian Kaltimpost,2017, Samarinda ,Kaimantah Timur Surat Kabar Harian Tribun Kaltimt,2017, Samarinda ,Kaimantah Timur Webster Dctionarry,1996,New York,,United States of Amerika