• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pahlawan berjubah putih

N/A
N/A
charlotte katakuri

Academic year: 2024

Membagikan "Pahlawan berjubah putih "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pahlawan berjubah putih

Dimalam ini. Gemuruh petir yang tak ada henti-hentinya, disampingi kilat yang selalu mengeluarkan pancarannya. Dan rintik-rintik kecil hujan mulai turun membasahi bumi.

Sampai suaranya terdengar dari ruangan berukuran 5x5 milik seorang dokter yang bernama “dr. Zara Syakira, Sp.A” seorang dokter muda yang sangat hebat, yang sudah menyelamatkan banyak nyawa anak-anak hingga bisa bertahan hidup sampai sekarang.

Sekarang jarum jam hampir menuju ke angka 11 malam membuat Zara semakin mengeluh. Disaat ia sedang sibuk-sibuknya menyelamatkan banyak nyawa pasein, adik nya malah meneleponya dan memberi kabar bahwa penyakit nenek nya kambuh. Nenek seorang dokter muda itu mempunyai riwayat penyakit Asma angkut sejak lama. Hal itu membuat Zara binggung harus bagaimana.

“Arghh, pasein datang silih berganti tapi aku juga harus tetap pulang sekarang, aku harus mengecek keadaan nenek, Sela tidak mungkin bisa mengurus nenek seorang diri”

ucap Zara prustasi, dia menelepon dokter lain mana tau ada yang bisa membantunya sehingga dia bisa pergi untuk pulang ke rumah sebentar.

“Dok, bisa tolong kesini sebentar untuk mengantikan saya? Saya harus pulang sekarang, ada hal darurat yang mengharuskan saya untuk pulang, ini menyangkut nyawa nenek saya dok” ucap Zara yang terdengar sedikit memaksa. Untungnya dokter itu mau dan dia bisa pulang ke rumah.

****

“Assalamualaikum Sela, buka pintunya kakak pulang” Zara mengedor-gedor pintu seperti orang kesurupan. Akhirnya sang adik membukakan pintunya dan Zara langsung melihat kondisi nenek nya. Disaat itu neneknya sudah terbaring lemas dengan sesak nafas yang menguasai tubuh neneknya, Zara seakan menahan tangis ketika melihat wajah neneknya.

(2)

Zara langsung memberikan pertolongan pertama untuk neneknya dan langsung menelepon ambulans untuk membawa neneknya ke rumah sakit. Dia juga mengikuti dari belakang dengan mobil miliknya bersama adiknya Sela.

Diperjalanan ke rumah sakit, dia melihat banyak anak-anak kecil dibawah umur yang seharusnya belum boleh bekerja, sedang mengamen di lampu merah. Menyodorkan tangan untuk meminta bayaran seikhlasnya. Tapi disaat itu juga Zara dan Sela melihat kejadian yang membuat mereka berteriak sangat histeris didalam mobil yang sedang menunggu lampu merah itu. Mereka melihat kejadian yang terduga. Ada seorang anak laki-laki ditabrak mobil hingga terpelanting jauh dari tempat kejadian, kepalanya terbentur keras di aspal dan sayangnya mobil tersebut berhasil kabur.

“Astagfirullah kejadian apa lagi ini ya allah” ucap Zara

Sela mempunyai penyakit trauma paska kecelakaan bersama kedua orangtuanya yang mengakibatkan nyawa kedua orangtuanya diambil oleh sang pencipta. Dia sangat takut melihat kejadian tadi, disaat kakaknya Zara langsung turun untuk menyelamatkan korban tabrak lari tadi, Sela hanya bisa menunggu dimobil sambil meringkuk dan menangis sampai sesegukan.

“Ayah bunda, Sela takut” ucap Sela sambil menangis.

Di tengah guyuran hujan yang semakin deras, Zara turun dan langsung berlari untuk menyelamatkan anak yang kecelakaan tadi, banyak orang yang sudah mengerumuni anak itu tapi tak ada seorang pun yang mau menyentuh anak itu. Mereka hanya bisa melihat dan merasa jijik melihat banyak darah yang sudah dikeluarkan oleh anak tersebut.

Zara tak peduli tentang darah ia langsung saja mengecek keadaan anak tersebut walaupun jasnya harus kotor terkena bekas darah dan untungnya masih ada harapan untuk menyelamatkan anak tersebut. Zara langsung berteriak meminta bantuan orang- orang untuk membawa anak tersebut ke dalam mobilnya. Banyak yang menolak tapi untungnya masih ada beberapa yang mau menolongnya memindahkan anak tersebut.

Melihat anak tersebut berlumuran darah dan dibawa ke arah mobil Zara. Membuat Sela berteriak histeris, dia takut, dia tidak mau anak itu dibawa ke dalam mobil Zara.

Sela trauma dengan kecelakaan.

(3)

“Aku ga mau, aku ga mau anak itu dibawa ke mobil ini, anak itu tinggalkan saja disini, jangan masukkan ke mobil kakakku” ucap Sela histeris menolak anak itu dibawa masuk ke mobil kakaknya.

Tapi untungnya Zara bisa menenangkan adiknya itu, dan menjelaskan bahwa ini keadaan yang sangat darurat. Adiknya sedikit tenang dan menerima anak tersebut diletakkan di dalam mobil Zara untuk dibawa ke rumah sakit.

Zara langsung tancap gas dengan kecepatan maksimal, mengingat ada nyawa yang harus diselamatkannya. Disaat itu Sela hanya bisa menangis sambil meringkuk, diam seribu bahasa, trauma nya terlalu membekas di hatinya. Sela tak bisa mengontrol trauma di dalam dirinya, kecelakaan adalah hal yang paling ditakuti sejak terakhir kali ia mengalaminya.

****

Sampai dirumah sakit Zara langsung meminta bantuan untuk membawa anak tersebut masuk, dan ia langsung pergi keruangan sang nenek untuk melihat keadaan neneknya dan ternyata nenek nya sudah stabil, jadi dia bisa langsung menangani anak yang dibawanya tadi.

Sebelum itu Zara menganti bajunya dulu karena baju yang dipakainya sudah terkena banyak bercak bekas darah, Zara masuk keruangan anak tadi, ia melihat anak tersebut sudah dipasangkan alat-alat medis oleh sang perawat, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa anak tersebut, dengan cara apapun, setelah memakan waktu yang cukup lama dan akhirnya anak itu bisa melewati masa kritisnya, tapi tetap saja anak itu belum siuman.

Zara mengamanahkan seorang perawat muda untuk selalu memantau kondisi anak itu, karena banyak hal yang harus ia kerjakan membuat ia tak bisa hanya fokus kepada anak tersebut.

Setelah dari ruangan anak yang ia selematkan tadi, Zara kembali keruangan nya, ia duduk di kursinya, termenung merenungi yang telah terjadi, sungguh banyak hal yang

(4)

sudah ia lewati sepanjang hari ini, banyak pasien yang harus gugur, banyak pasien yang masih diambang-ambang kepastian, banyak pasien yang masih harus melewati tahap penyembuhan, dan banyak pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Tiba-tiba ia terpikir suatu hal.

“Coba saja aku sudah jadi dokter disaat keluargaku mengalami tragedi kecelakaan waktu itu, pasti aku bisa menyelamatkan mereka, mereka pasti masih ada sampai sekarang” ucap Zara

Zara tak menyadari sudah ada Sela yang berdiri di depan pintu ruangan Zara sejak tadi.

“Tak usah menyalahkan diri sendiri kak, itu takdir yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta, tugas kita hanya beribadah untuk mendapatkan pahala” ucap Sela

Zara hanya bisa terdiam dan memandangi adiknya selepas mendengarkan ucapan adiknya itu. Lalu ia mengalihkan matanya melihat jam yang sudah menuju ke angka 2, sudah sangat larut untuk Zara mengantarkan adiknya pulang, ia menawarkan adiknya itu untuk tidur diruangannya saja, tapi adiknya menolak.

“Besok kan aku sekolah kak, antarkan saja aku pulang sekarang aku berani kok sendirian dirumah” bantah Sela

“Jangan keras kepala Sela, besok pagi-pagi kakak akan antarkan kamu pulang, tapi untuk malam ini saja kamu tidur disini ya? Kakak hari ini sudah terlalu lelah Sela”

ucap Zara

Kasihan melihat kondisi kakaknya yang memang sudah kelihatan lelah sekali, akhirnya Sela mengikuti apa yang dikatakan kakaknya.

****

Cahaya matahari yang sangan cerah menembus kaca jendela ruangan Zara, ia terbangun lalu membuka gorden jendela ruangannya, membangunkan adiknya dan mengantarkan adiknya pulang kerumah.

Di tengah perjalanan mengantarkan Sela pulang, Zara melewati tempat tragedi kecelakaan tadi malam, ia juga melihat banyak anak-anak yang sudah mulai berpencar untuk mengamen, dan di tengah menunggu lampu merah, ada seorang anak yang

(5)

mengedor kaca jendela mobil Zara, bukannya menyanyi anak tersebut malah izin bertanya.

“Kak izin bertanya kak, kakak pernah lihat anak laki-laki tingginya lebih kurang kayak aku, kulitnya gelap, alisnya tebal, rambutnya lumayan panjang, kemaren dia make baju warna coklat, dari malam tadi ga pulang-pulang kak, ngak tau kemana” ucap anak tersebut.

Dari ciri-ciri yang disebutkan anak itu, seperti anak korban kecelakaan yang diselamatkan Zara tadi malam. Sebelumnya Zara menepi sebentar, turun dari mobil dan menghampiri anak tadi.

“Nama kamu dan nama teman yang kamu cari siapa dik klo boleh tau?” Tanya Zara “Namaku Tio kak, nama teman yang aku cari ini Bima kak, dia dari tadi malam ga pulang-pulang aku sama teman-teman yang lain udah nyari sampe larut malam tadi tetap aja ga ketemu” ucap Tio lesu

“Teman kamu aman sama kakak, tadi malam teman kamu mendapat musibah, teman kamu kecelakaan dan langsung kakak bawa kerumah sakit, tapi alhamdullilah teman kamu sudah melawati masa kritisnya tapi belum sadarkan diri” jawab Zara

Tio kaget bukan kepalang mendengar jawaban Zara, “pantas aja aku cari sama temen- teman ga ketemu-ketemu, untung ada kakak baik yang nyelamatin Bima, makasih ya kak, kalo boleh tau alamat rumah sakit nya dimana ya kak, aku sama temen-teman mau jenguk Bima” ucap Tio

“Rumah sakit nya lumayan jauh, tapi kalo kamu mau nanti kamu sama teman-teman kamu tunggu disini aja, perginya pake mobil kakak , tapi sebelum itu kakak mau nganterin adik kakak pulang dulu nih, oke?” Ajak Zara

“Beneran kak? Klo gitu aku mau ngumpulin teman-teman aku dulu, makasih banyak ya kak, kakak baik banget” jawab Tio.

Senyum tercetak lebar di bibir Tio mendengar ajakan Zata tadi, ia langsung berlari mencari teman-temannya untuk diajak pergi menjenguk Bima di rumah sakit.

(6)

Zara langsung menjalankan mobilnya dan mengantarkan Sela pulang ke rumah, sekaligus Zara mengantarkan adiknya itu ke sekolah.

****

Hampir 20 menit Tio dan teman-teman yang lain menunggu kedatangan Zara yang tak kunjung datang, mereka hampir mengeluh.

“Ini beranan Tio, kakak itu mau bawa kita ketemu Bima? Atau jangan-jangan kita dibohongin?” Ucap salah satu teman Tio

“Ngak kok, tadi kakak nya pulang bentar buat nganterin adiknya” ucap Tio

Tak lama kemudia, mobil Zara berhenti di depan Tio dan teman-teman, langsung saja Zara membukakan pintu mobil dan membawa anak-anak itu bertemu dengan Bima temannya.

Di mobil, Zara dan teman-teman Bima itu banyak mengobrol membahas tentang mereka, dari pengakuan mereka, mereka banyak dari kalangan anak yatim atau pun piatu, bahkan ada yang sudah tidak memiliki orang tua sama sekali, mereka harus mengamen demi makan, mereka tidur di bawah jembatan maupun di depan toko orang- orang yang hanya beralaskan kardus itu pun kalo kardusnya ada, kalo tidak ada mereka hanya tidur di atas lantai semen sambil meringkuk kedinginan.

Zara kasihan mendengar hal tersebut, ingin sekali rasanya Zara membantu anak-anak seperti mereka.

Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai, langsung saja mereka menuju keruangan milik Bima, kaget melihat Bima yang sudah sadarkan diri langsung saja mereka datang kepelukan Bima, Bima tersenyum melihat teman-temannya yang datang begitupun dengan Zara yang tersenyum melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya.

Bima berterimakasih kepada Zara yang sudah menyelamatkan dirinya.

“Dok makasih ya udah nyelamatin Bima, mungkin kalo ngak ada dokter waktu itu Bima ga mungkin bisa selamat, dokter baik banget udah nyelamatin Bima” ucap Bima

(7)

“Sama-sama Bima sudah tugas kami sebagai dokter menyelamatkan pasien kami dalam keadaan apapun” balas Zara sambil tersenyum

Lalu Zara menawarkan suatu hal kepada Bima dan teman-temannya yang mungkin bermamfaat untuk kelangsungan hidup mereka.

“Bima dan teman-teman lainnya, kalo dokter menawarkan suatu hal yang mungkin bisa mengubah hidup kalian, kalian mau ngak?” Tanya Zara

“Hal apa itu dok?” Tanya salah satu teman Bima

“Dokter berniat mengantarkan kalian ke panti asuhan, di sana kalian bisa mendapatkan kehidupan yang layak, di sana kalian akan mendapatkan kasur yang empuk sebagai alas tidur kalian, di sana kalian juga akan disekolah, dan akan mengurangi resiko seperti terjadinya kecelakaan dan lain-lain, apakah kalian mau?”

Tanya Zara

Mereka terdiam, memandang satu sama lain lalu mereka berdiskusi dan salah satu perwakilan mereka menjawab pertanyaan dari Zara tadi.

“Kami sangat bersyukur kalo dokter tidak keberatan mengantarkan kami ke panti, kami sangat berterimakasih dengan dokter” ucap Riko yang paling dewasa diantara mereka.

“Baiklah kalau seperti itu, setelah Bima melewati masa penyembuhannya, dokter akan mengantarkan kalian ke panti” jawab Zara sambil tersenyum.

****

Dua minggu sudah berlalu, Bima juga sudah sembuh dan bisa berlajan seperti sedia kala, dan sudah saatnya Zara mengantarkan Bima dan teman-teman nya ke panti, ditemani oleh Sela juga.

Hampir 1 jam perjalanan mereka akhirnya mereka sampai juga di panti yang didepan pagarnya sudah ditempel nama panti tersebut yaitu PANTI ASUHAN IZZATI

(8)

JANNAH, mereka diminta untuk mengisi data terlebih dahulu, dan akhinya mereka diperbolehkan tinggal disitu, Zara berterimakasih kepada ibu panti sudah mau menerima anak-anak tersebut, dan Zara akan insyaallah akan selalu memberikan donasi kepada panti asuhan tersebut.

Sebelum Bima dan teman-teman nya masuk, mereka berpamitan dengan Zara dan Sela terlebih dahulu.

“Terimakasih ya dokter Zara, dokter sudah banyak membantu kami, tanpa dokter kami tidak akan sampai ke sini, dokter adalah phlawan berjubah putih bagi kami” ucap anak-anak itu kepada Zara.

Zara hanya bisa tersenyum melepaskan anak-anak tersebut untuk tumbuh di panti itu, Zara hanya bisa berdoa semoga nantinya anak-anak tersebut akan menjadi orang-orang yang sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Referensi

Dokumen terkait