• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP NIKAH PAKSA KARENA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP NIKAH PAKSA KARENA "

Copied!
67
0
0

Teks penuh

Arti dari adat ini adalah peristiwa berkumpulnya seorang laki-laki dan seorang perempuan. Juga soal kawin paksa akibat zina, anak laki-laki dipaksa menikah dengan perempuan yang sedang hamil.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Peneliti juga melakukan wawancara kepada seluruh pihak yang dianggap dapat dijadikan sumber data agar data yang dihasilkan lengkap. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif sesuai konsep yang diberikan oleh Miles dan Hubermen.

Sistematika Pembahasan

Mereka menyatakan bahwa kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berkembang terus menerus pada setiap tahapan penelitian hingga selesai dan jenuh data. Pembahasan yang sistematis merupakan rangkaian rangkaian yang terdiri dari beberapa uraian mengenai suatu pembahasan dalam suatu penelitian.

HUBUNGAN PERKAWINAN DENGAN MAQASHID AL- SYARI’AH

Pengertian Perkawinan Dalam Islam

  • Dasar Hukum Perkawinan
  • Syarat dan Rukun Perkawinan
  • Prinsip Perkawinan
  • Tujuan Perkawinan

Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS. Ad-Adzariyat 49). Maksudnya: "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih bujang di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahaya kamu yang lelaki dan hamba-hamba sahaya kamu yang perempuan. Maksudnya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan sesuatu yang baik yang telah dihalalkan Allah untuknya. anda buat, dan jangan melebihi had.

Mereka yang beriman mesti takut kepada Tuhan dan dilarang melanggar batas-batas hukum Tuhan. Ertinya: Oleh itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berikanlah kepada mereka mahar menurut yang patut, sedang perempuan-perempuan yang menjaga dirinya bukanlah perempuan yang berzina dan tidak (pula) perempuan yang mengambil lelaki lain sebagai isterinya; dan apabila mereka memberi nafkah kepada diri mereka sendiri, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka bagi mereka separuh azab seksa wanita merdeka yang berkahwin. Sanggup mengawini budak) adalah bagi orang-orang yang takut akan kejelekan diri (terhadap zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagi kamu. Pendapat fuqaha menyatakan bahawa bapa dan datuk berhak mengahwinkan anak perempuan mereka yang masih perempuan tanpa persetujuan gadis itu terlebih dahulu dengan orang yang difikirkan baik, kecuali dia janda (thayyib), sedangkan wali yang lain tidak berhak.

Artinya: “Wahai orang-orang yang menyangka bahawa tidak halal bagi kamu mewarisi seorang perempuan dengan jalan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka kerana kamu akan mengambil kembali sebahagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali apabila mereka melakukan pekerjaan yang keji yang nyata. .Maka tujuan perkahwinan menurut syariat Islam ialah untuk menegakkan agama, melahirkan anak, mencegah kemungkaran dan membina rumah tangga yang aman dan tertib.1 Tahun 1974 mengatakan bahawa tujuan perkahwinan sebagai suami isteri adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal ( rumah tangga) berdasarkan ketuhanan Yang Esa.

Maqashid Al-Syari ’ ah

Berdasarkan hadis di atas, sangat jelas terlihat bahwa Allah melindungi orang-orang yang menganut agama-Nya. Jadi orang yang menganut agama Islam dilarang untuk diambil darahnya atau dibunuh. Pemeliharaan ini merupakan tujuan kedua hukum Islam, oleh karena itu hukum Islam wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.

Cara menghasilkan harta ialah dengan bekerja dan mewarisi, maka tidak boleh memakan harta orang lain dengan batil, kerana Allah berfirman dalam Surah An-Nisa>': 29. Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan. harta jiran kamu secara batil, kecuali dengan cara perniagaan yang dipersetujui di antara kamu. Ini bermakna Islam mengharamkan zina, mengutuk zina terhadap wanita yang belum berkahwin dan menghukum sesiapa yang melakukannya. 34.

Dalam kaitan ini perlu diperhatikan bahwa hukum Islam diatur lebih rinci dan pasti dibandingkan dengan ayat-ayat hukum lainnya.

Kondisi Geografi Kecamatan Mlarak 1. Kondisi Umum Kecamatan Mlarak

Dari segi agama, Kecamatan Mlarak mayoritas penduduknya beragama Islam, terlihat dari tabel diatas, tidak terdapat tempat ibadah selain masjid dan musala. Masyarakat menjalankan dan melaksanakan perintah agama Islam seperti shalat, zakat, puasa, dan banyak juga yang menunaikan ibadah haji, serta ibadah lainnya yang berhubungan langsung dengan Allah SWT. Terbukti, masih sedikitnya sarjana dan praktisi hukum di Kecamatan Mlarak.

Dalam menerapkan hukum yang berkaitan dengan hukum adat, masyarakat disini menggunakan kepercayaan yang telah dihormati masyarakat secara turun temurun. Jika kita perhatikan tabel diatas maka diperoleh data jumlah sarana pendidikan di kecamatan Mlarak sebagai berikut : SD 27, SMP 3, SMA 3, MI 7, MTs 4, MA 4, PonPes 6. Pada kasus pernikahan juga demikian. , sebagian besar masyarakat belum memahami pernikahan secara keseluruhan dari segi syarat, keharmonisan, dasar hukum dan lain sebagainya.

Sehingga perlu adanya nasehat hukum yang mendalam, baik hukum Islam maupun hukum adat khususnya hukum perkawinan.

Tabel I. Sarana dan Prasarana Peribadatan
Tabel I. Sarana dan Prasarana Peribadatan

Nikah Paksa Karena Adat Titumbukne

Di kampung Mlarak, terdapat satu peraturan yang melarang segelintir lelaki dan perempuan yang tidak bersama di dalam rumah bertandang pada waktu petang di luar waktu ziarah yang menunjukkan orang tersebut berzina. Ungkapan di atas turut ditambah oleh Encik Imam Mahdi selaku menantu Encik Syamsuri dan beliau juga merupakan bekas ketua Pemuda Kampung Mlarak. Peraturan tersebut telah lama wujud dan dipatuhi oleh masyarakat kampung Mlarak, namun sejak tahun 2010 peraturan ini telah digubal dalam mesyuarat kampung yang dihadiri oleh masyarakat dan disahkan oleh ketua kampung.

“Di dalamnya juga terdapat tanda tangan tokoh masyarakat yang diundang dan datang pada saat itu, yang juga disaksikan oleh Kapolsek Mlarak.”38. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi ini hanyalah sebuah tradisi yang diikuti oleh masyarakat desa Mlarak secara turun temurun. Biasanya juga diberikan sanksi yaitu berupa denda untuk membayar sejumlah uang atau barang terhadap lingkungan hidup, namun pihak desa tidak ikut campur dalam hal tersebut dan tidak ada peraturan desa yang mengatur hal tersebut.” 45 Dari pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa memang ada adat seperti ini di Desa Siwalan. Namun berbeda dengan yang ada di Desa Mlarak.

Pak Aji merupakan warga Desa Siwalan yang kedapatan melakukan perzinahan di Desa Mlarak dengan perempuan asal Desa Ngrukem. “Saya mendapat denda yaitu saya membayar satu truk penuh pasir dan semen, lalu mereka membawa saya ke rumah kepala desa Siwalan dan warga desa Mlarak yang menangkap saya meminta kepada kepala desa Siwalan untuk menikahkan kami.”48 Pihak desa Mlarak tidak ikut campur lagi, namun pihak Desa Mlarak hanya memberikan sanksi yaitu pembayaran bahan bangunan seperti pasir dan semen seperti yang disampaikan oleh Pak Mlarak di atas. Saya memiliki.

Analisa Penyebab Terjadinya Nikah Paksa

Jika kita melihat fenomena di Kabupaten Mlarak, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang ditangkap karena terbukti melanggar hukum adat dapat menikah dan perkawinan tersebut dapat mengikat apabila tidak melanggar poin 4 seperti diatas yaitu tidak melanggar syariat dan ketentuan hukum islam. Adapun bagi pasangan suami istri yang kedapatan berzina atau terbukti hamil di luar nikah, maka perkawinan tersebut menjadi wajib atas perkawinannya karena tujuannya adalah agar laki-laki yang menghamilinya bertanggung jawab dan juga agar anak yang dikandungnya dapat dipertanggungjawabkan. kamu terlahir bersama ayah meskipun mereka hamil di luar. Menikahlah. Dilihat dari sudut pandang Maqashid al-Syari’ah, tujuan umum penerapan syariat adalah memajukan kehidupan di muka bumi, memelihara ketertiban di bumi, selalu menjaga kestabilan kemanfaatan alam melalui tanggung jawab manusia menciptakan lingkungan yang sehat, menegakkan keadilan, dan berbagai perbuatan yang dapat bermanfaat bagi seluruh golongan penghuni bumi.57 Dalam Maqashid al-Syari'ah ada 5 hal yang harus kita jaga, yaitu perlindungan agama, pelestarian penghidupan, perlindungan harta benda. garis keturunan, perlindungan harta benda, perlindungan akal (intelektual). 57 Forum Kajian Ilmiah (FKI) Ahla Shuffah 103, Tafsir Maqashidi (Kajian Tematik Maqashida al-Syari'ah) (t.t; Lirboyo Press, 2013), 2.

Dalam proses penegakan hukum adat yang berlangsung di Kecamatan Mlarak, juga diutamakan rasa kekeluargaan, yaitu dengan mengingatkan setiap warga negara yang akan melakukan suatu pelanggaran. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kasus yang terjadi di Kecamatan Mlarak tidak melanggar hukum Islam. Dilihat dari definisi di atas, maka praktik kawin paksa yang dilakukan di Kecamatan Mlarak selalu bertujuan untuk mempertahankan garis keturunan. Terkait dengan amalan di atas, Allah SWT berpesan agar manusia selalu menggunakan akal dalam segala hal, agar tidak melanggar segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah atau dibuat oleh manusia itu sendiri.

Menjaga nalar juga dapat dilakukan dengan mengawinkan laki-laki dan perempuan yang telah melakukan zina, karena keterlibatan masyarakat lebih kuat dalam memberikan tekanan kepada laki-laki untuk mempertanggungjawabkan perempuan yang dikandungnya karena perempuan tersebut bukan anak di bawah umur.

Analisis Dampak Dari Kawin Paksa

Kurangnya cinta yang dimaksud di sini adalah kurangnya cinta yang tumbuh dalam keluarga akibat titumbukna ini, karena biasanya sepasang pria dan wanita hanya mencari kesenangan dan sedikit atau tidak ada cinta. Yang berbahaya bagi laki-laki dan perempuan adalah salah satu atau kedua belah pihak mencari cinta yang lain karena menikah tanpa cinta atau karena merasa telah menemukan seseorang yang dianggap lebih menarik dari pasangannya. Meskipun pelaksanaan adat tittumbukne sudah dilakukan sejak lama dan banyak memberikan fungsi bagi lingkungan untuk menjaga nama baik agama, keluarga, lingkungan hidup dan lain sebagainya, namun juga mengharumkan nama baik pelaku dan pelakunya. diri. keluarga ternoda di mata masyarakat.

Agar semuanya berjalan baik, hukum tetap ditegakkan, nama baik agama, negara dan keluarga tetap terjaga dengan baik dan nama baik anggota masyarakat atau pelaku tetap bersih maka harus menaati segala hukum yang ada dan berkembang di masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

Mengenai lingkungan hidup: masyarakat yang melanggar tradisi ini secara langsung telah mencoreng nama baik lingkungan hidup, sehingga lingkungan hidup dapat memberikan sanksi berupa pengusiran anggota masyarakat dan tidak diakuinya lingkungan hidup. Terkait dengan keluarga: Pelaku yang disanksi kawin paksa biasanya tidak didasari oleh rasa cinta dan kerelaan kedua belah pihak, sehingga berbagai hal dapat terjadi antara lain: perselisihan, kekerasan, perselingkuhan dan perpisahan dalam rumah tangga.

Saran

Referensi

Dokumen terkait