• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Langkah-Langkah Budidaya Kakao yang Efektif

N/A
N/A
Aldi anarki

Academic year: 2025

Membagikan "Panduan Langkah-Langkah Budidaya Kakao yang Efektif"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

VALIDASI TAHAPAN BUDIDAYA KAKAO

No Tahapan Budidaya Kakao Deskripsi Tahapan Contoh Visual Tahapan Validasi 1 Pemilihan benih Unggul Di dalam satu buah kakao, biji tidak tersebar merata.

Buah ini terbagi menjadi tiga bagian utama: pangkal, tengah, dan ujung.

Pangkal buah, atau bagian atas, hanya mengandung sekitar seperenam dari jumlah biji. Biasanya, bijinya lebih sedikit dan ukurannya tidak terlalu besar.

Bagian tengah adalah bagian paling padat. Sekitar dua pertiga dari seluruh biji terdapat di sini. Biji di bagian ini umumnya besar dan sehat, sehingga paling banyak diandalkan dalam panen.

Sementara itu, bagian ujung, atau bagian bawah buah, juga hanya berisi sekitar seperenam dari jumlah biji, dan ukurannya mirip dengan yang di pangkal.

Karena biji bagian tengah buah memiliki ukuran yang lebih besar dan kualitas yang lebih baik, biji pada bagian tengah buah kakao sangat direkomendasikan untuk disemai sebagai bahan pembibitan.

(2)

2 Penyemaian biji kakao Pertama, kita membuat media semai benih kakao di dalam polibag, menggunakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1.

Setelah media semai siap, bersihkan biji kakao dengan menggunakan air dan gosokkan dengan abu sekam padi untuk menghilangkan lendir dari biji kakao.

Setelah itu, saring dan cuci biji dengan air bersih, lalu tiriskan di udara terbuka atau keringkan dengan bantuan angin atau kipas sebelum melanjutkan ke proses

berikutnya.

Kemudian, masukkan biji kakao ke dalam media semai dengan kedalaman 0,8 hingga 1,2 cm. Letakkan polibag di tempat yang teduh agar terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Jaga agar media tetap lembab, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Semprotkan air secara halus 1–2 kali sehari jika media terlihat kering.

Benih biasanya mulai bertunas dalam waktu 3 hingga 8 hari.

Naungi bibit dengan paranet 60% selama tiga bulan pertama. Bibit kakao siap untuk dilakukan sambung pucuk saat mencapai tinggi 50–60 cm pada usia 4 hingga 6 bulan.

3 Teknik sambung pucuk

(Grafting) Pertama, siapkan alat dan bahan berupa pisau okulasi steril, plastik sungkup transparan, tali raffia, dan ZPT Zeatin 50 ppm. Untuk memulai proses, pilih entres (batang atas) dari pohon induk MCC02 yang sehat

(3)

dengan ciri cabang berdiameter 0,5-1 cm dan memiliki 3-4 mata tunas. Sementara untuk batang bawah, gunakan bibit kakao yang telah mencapai diameter batang minimal 8 mm.

Langkah penyambungan diawali dengan memotong ujung batang bawah setinggi 15 cm dari tanah,

kemudian buat sayatan miring 45° sepanjang 3 cm pada batang tersebut. Sayat entres dengan pola yang sama sehingga bisa menyatu sempurna dengan batang bawah.

Satukan kedua bagian dengan erat dan ikat menggunakan tali raffia.

Setelah penyambungan, rawat tanaman dengan menutup sambungan menggunakan plastik sungkup selama 21 hari untuk menjaga kelembaban. Berikan perlakuan ZPT Zeatin 50 ppm dengan penyemprotan 2 kali seminggu untuk merangsang pertumbuhan. Jaga tanaman di bawah naungan 80% selama 1 bulan pertama.

Keberhasilan grafting bisa diamati dari munculnya tunas baru dalam 3-4 minggu setelah penyambungan. Dengan teknik yang tepat, tingkat keberhasilan sambung pucuk kakao MCC02 bisa mencapai 90% atau lebih. Kunci suksesnya terletak pada ketepatan sayatan, kesesuaian diameter batang, dan perawatan pasca grafting yang intensif.

4 Penanaman bibit kakao

di lahan tanam Sebelum melakukan penanaman, perlu dilakukan persiapan lahan yang mencakup analisis tanah,

(4)

terutama untuk mengetahui tingkat keasaman (pH), kandungan C-organik, serta ketersediaan unsur hara seperti fosfor (P) dan kalium (K). Tanah yang ideal memiliki pH antara 5,5 hingga 6,5. Jika pH kurang dari 5, disarankan menambahkan kapur dolomit sebanyak 2 ton per hektar. Kandungan C-organik tanah sebaiknya minimal 2% untuk mendukung kesuburan.

Lahan perlu diolah terlebih dahulu dengan cara

membajak tanah sedalam 30 cm. Lubang tanam dibuat berukuran 60x60x60 cm dan sebaiknya disiapkan satu bulan sebelum penanaman. Tanah galian dari lubang dicampur dengan 10 kg pupuk kandang, 500 gram biochar, dan 100 gram dolomit jika pH tanah rendah.

Waktu terbaik untuk penanaman adalah pada awal musim hujan. Bibit ditanam setelah polybag dilepas dengan hati-hati, lalu diletakkan hingga leher akar sejajar permukaan tanah. Buat piringan dengan

diameter 50 cm di sekitar tanaman untuk menampung air.

Untuk jarak tanam antara 1 tanaman kakao dengan tanaman lainnya sekitar 3 x 3 meter.

Selama tiga bulan pertama, pemeliharaan awal sangat penting. Pada minggu ke-1 hingga ke-4, lakukan

penyiraman setiap dua hari sekali jika tidak turun hujan.

Memasuki minggu ke-5 hingga ke-8, lakukan pemupukan dengan NPK 20-10-10 sebanyak 50 gram per pohon.

(5)

Pada minggu ke-9 hingga ke-12, pasang ajir bambu pada tanaman yang batangnya masih lemah agar dapat tumbuh tegak dan kuat.

5 Pemangkasan Produktif Berdasarkan tujuan pemangkasan dibedakan atas tigajenis pemangkasan yaitu: (1) Pemangkasan bentuk;

(2) Pemang-kasan pemeliharaan; dan (3) Pemangkasan produksi.

1. Pemangkasan bentuk bertujuan untuk

membentuk kerangka tanaman kakao yang kuat, seimbang, serta memastikan percabangan yang baik dan penyebaran daun produktif secara merata. Pemangkasan ini dilakukan pada tanaman muda yang belum berbuah, umumnya saat berumur 8–12 bulan dan 18–24 bulan.

Caranya, pangkas cabang primer yang tidak layak dan sisakan 3–4 cabang sehat yang simetris.

Buang cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat dengan jorket, sekitar 30–60 cm jaraknya.

Atur cabang sekunder agar tumbuh berselang- seling di cabang primer dengan jarak 30–40 cm dari jorket, lalu potong ujung cabang primer pada jarak 80–120 cm dari jorket (topping).

Cabang kecil seperti cabang cacing, cabang balik, menggantung, patah, sakit, kering/mati, dan semua tunas air juga harus dibuang.

2.

Pemangkasan Pemeliharaan bertujuan menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman kakao dengan membuang bagian yang mengganggu pertumbuhan. Pemangkasan ini dilakukan secara

(6)

rutin setiap 2–3 bulan. Caranya yaitu dengan membuang tunas air, cabang cacing, cabang balik, cabang menggantung, cabang mati, kering, atau sakit, serta cabang yang tumbuh terlalu rapat agar sirkulasi udara dan pencahayaan optimal. Hal ini membantu mencegah serangan hama dan penyakit serta mendukung

pertumbuhan yang sehat.

3. Pemangkasan Produksi dilakukan untuk

merangsang pembentukan bunga dan buah pada tanaman kakao yang sudah produktif, biasanya dilakukan setelah panen raya dan pada awal musim hujan. Tujuannya untuk mengatur keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif. Cara melakukannya dengan memangkas cabang yang sudah tua, tidak produktif, atau terlalu rimbun agar nutrisi tanaman lebih fokus pada pertumbuhan buah.

Juga dilakukan penjarangan cabang kipas yang terlalu banyak, dan pengurangan jumlah cabang sekunder yang tumbuh terlalu dekat agar

produksi buah lebih merata dan kualitasnya lebih baik.

(7)

6 Pemupukan tanaman

kakao Pemupukan kakao dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman.

1. Pada fase vegetatif (usia 0–12 bulan), pupuk diberikan empat kali dalam setahun dengan dosis per pohon: 50 gram Urea, 75 gram SP-36, dan 50 gram KCl. Pupuk ditebar merata di dalam

piringan lalu ditutup dengan tanah.

2. Memasuki fase generatif (usia >12 bulan), gunakan pupuk majemuk NPK 12-12-17+2MgO untuk mendukung pembungaan dan

pembuahan. Tambahkan pula pupuk daun yang mengandung Boron 0,2% saat tanaman mulai berbunga, serta pupuk hayati Azotobacter sebanyak dua kali dalam setahun untuk meningkatkan kesuburan tanah.

7 Pengendalian hama dan

penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao penting dilakukan secara teratur untuk menjaga

produktivitas dan kualitas hasil. Beberapa hama utama yang sering menyerang kakao di antaranya :

1. PBK (Conopomorpha), yang ditandai dengan biji menggumpal dan menghitam. Pengendalian dilakukan dengan memasang perangkap feromon seks sebanyak 15 unit per hektar.

2. Hama lainnya adalah Helopeltis, yang

menyebabkan bercak hitam pada buah. Solusinya adalah menyemprotkan pestisida nabati

(8)

berbahan azadirachtin 1% pada pagi hari.

3. Selain itu, serangan tikus yang ditandai dengan gigitan pada dasar buah dapat dicegah dengan memasang sistem perangkap atau (trap barrier system).

4. Untuk penyakit penting seperti busuk buah yang disebabkan oleh Phytophthora, langkah

pencegahan dilakukan dengan pemangkasan sanitasi secara berkala serta aplikasi larutan fosfit 0 koma 3%. Jika sudah terinfeksi, pengobatan dilakukan menggunakan fungisida metalaksil dengan dosis 2 gram per liter air. Pendekatan terpadu dan konsisten menjadi kunci

keberhasilan dalam menjaga kesehatan tanaman kakao dari serangan hama dan penyakit.

8 Panen buah kakao Panen kakao MCC02 dilakukan saat buah telah berumur antara 5,5 hingga 6 bulan, ditandai dengan:

1. perubahan warna kulit buah dari hijau tua menjadi merah keunguan cerah, terutama pada tiga per empat bagian buah.

2. Muncul bunyi "kopong" saat buah diketuk.

3. Untuk menjaga kualitas buah, gunakan gunting panen panjang dan potong tangkai buah dengan menyisakan sekitar 1 cm agar bantalan bunga tidak rusak.

(9)
(10)

Validasi Ahli

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah melakukan telaah terhadap tahapan budidaya tanaman kakao yang disusun oleh mahasiswa atas nama di atas dan memberikan penilaian serta masukan yang diperlukan.

Nama : ...

Jabatan/Profesi : ...

Instansi : ...

Tanda Tangan:

...

Tanggal Validasi: ...

Catatan/Saran/Masukan:

...

...

...

Referensi

Dokumen terkait