• Tidak ada hasil yang ditemukan

panduan penentuan faktor pendorong pengelolaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "panduan penentuan faktor pendorong pengelolaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |1 PANDUAN PENENTUAN FAKTOR PENDORONG PENGELOLAAN

FOOD WASTE DI RESTORAN

DESKRIPSI SISTEM

Disebutkan dalam Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.11 Tahun 2014, pasal 1 bahwa “usaha restoran adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.”

Dalam proses penyiapan, penyajian dan saat konsumsi makanan di restoran seringkali terdapat sisa-sisa makanan, yang dikenal sebagai limbah makanan atau food waste. Mulyo (2016) mendefinisikan food waste sebagai kehilangan pangan yang terjadi pada saat tahapan konsumsi.

Restoran merupakan salah satu sektor penyumbang food waste terbesar.

Penelitian Silvennoinen et al. (2015) menunjukkan bahwa 20% dari jumlah makanan yang disiapkan di restoran terbuang sia-sia. Food waste ini dihasilkan dari limbah dapur, limbah layanan dan sisa-sisa konsumen.

Food waste yang tidak ditangani dengan benar memberikan dampak negatif pada sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan (Aschemann-Witzel et al., 2015;

Schanes et al., 2018). Mengurangi kuantitas food waste merupakan elemen kunci dalam mengembangkan sistem pangan berkelanjutan/ sustainable food sistem (Marangon et al., 2014).

Pengelolaan food waste di restoran adalah segala aktivitas yang ditujukan untuk penanganan limbah makanan di restoran. Penanganan tersebut dilakukan terhadap limbah makanan yang terjadi sejak saat penyiapan makanan hingga limbah sisa makanan konsumen.

Faktor pendorong adalah berbagai faktor yang dapat mendorong/ memacu/

mendukung pelaksanaan aktivitas/ kegiatan tertentu. Pada sistem ini, faktor pendorong yang dimaksud merupakan faktor-faktor yang mampu mendorong pengelolaan food waste di restoran. Faktor-faktor pendorong ini ditetapkan berdasar literature review dan selanjutnya dilakukan validasi lapangan.

Panduan penentuan faktor pendorong pengelolaan food waste di restoran merupakan prosedur dalam menentukan faktor pendorong bagi pihak manajemen restoran untuk penanganan food waste. Langkah penentuan faktor pendorong merujuk pada langkah-langkah metode DEMATEL (Decision Making Trial and Evaluation Laboratory), dan selanjutnya pada sistem ini langkah-langkah tersebut dikerjakan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Proses penentuan faktor pendorong meliputi beberapa tahap yaitu: penyebaran kuesioner kepada pihak manajemen restoran sesuai faktor yang ditetapkan, penginputan data kuesioner, pengolahan data sesuai langkah-langkah DEMATEL, pembuatan diagram IRM (Impact Relation Map), pembuatan diagram causal effect, dan penarikan kesimpulan.

(3)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |2 PENJELASAN DEFINISI FAKTOR PENDORONG PENGELOLAAN FOOD WASTE

Definisi faktor pendorong pengelolaan food waste pada restoran disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi faktor pendorong pengelolaan food waste di restoran

No. Faktor Definisi

1. Pembelian

(Purchasing ) Merupakan proses sejak pembelian bahan makanan, seperti perencanaan jumlah bahan makanan, cek bahan makanan yang masih ada di penyimpanan, memeriksa kadaluwarsa bahan makanan, dan mengurangi pembelian bahan makanan yang sering kali tersisa.

2. Penyimpanan (Storage)

Merupakan proses yang dilakukan terkait penyimpanan bahan makanan, pemeriksaan suhu yang tepat untuk penyimpanan bahan makanan, melihat urutan penggunaan bahan makanan, pemberian label kadaluwarsa sebelum penyimpanan, melengkapi instruksi cara penyimpanan bahan makanan, dan penyediaan tempat penyimpanan yang aman.

3. Pengelolaan sisa makanan (Leftover food management )

Merupakam proses pengelolaan leftover food sebagai bentuk pengelolaan food waste yang berkelanjutan terhadap sisa makanan dari buffet yang telah disajikan (seperti: donasi, diberikan ke karyawan, sebagai makanan hewan, dll).

4. Manajemen perekrutan (Recruitment management )

Merupakan faktor yang terkait dengan proses pengelolaan SDM yang bekerja di restoran, meliputi perekrutan, pelatihan, keamanan dan kesehatan kerja, personnel file, penggajian, dan evaluasi kerja.

(4)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |3 PANDUAN PENENTUAN FAKTOR PENDORONG PENGELOLAAN

FOOD WASTE DI RESTORAN

Langkah–Langkah penentuan faktor pendorong pengelolaan food waste di restoran adalah sebagai berikut:

1. Penyebaran kuesioner sesuai faktor-faktor yang telah ditentukan kepada responden, dalam hal ini pihak manajemen pengelola restoran.

2. Panduan pengisian kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Responden mengisi nilai pengaruh antar faktor, jawaban diberikan dengan memberikan tanda () pada salah satu kolom jawaban sesuai dengan pendapat responden.

b. Terdapat 5 pilihan jawaban yaitu:

0 : Berarti faktor pertama sangat tidak berpengaruh terhadap faktor kedua

1 : Berarti faktor pertama tidak berpengaruh terhadap faktor kedua 2 : Berarti faktor pertama cukup berpengaruh terhadap faktor kedua 3 : Berarti faktor pertama berpengaruh terhadap faktor kedua

4 : Berarti faktor pertama sangat berpengaruh terhadap faktor kedua

Sebagai contoh pada Gambar 1, responden berpendapat bahwa faktor pembelian sangat berpengaruh terhadap faktor penyimpanan, maka responden memberikan tanda () pada kolom dengan nilai 4.

Gambar 1. Contoh jawaban responden

(5)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |4 c. Responden mengisi semua pertanyaan yang ada pada kuesioner secara

lengkap.

3. Pengolahan hasil kuesioner sesuai langkah-langkah metode DEMATEL, dengan langkah pengolahan sebagai berikut:

a. Buka Microsoft Excel

b. Masukkan rekapitulasi jawaban responden pada excel seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Rekapitulasi jawaban responden Penjelasan Gambar 2:

1) Pada contoh tersebut, berarti terdapat 2 responden yang mengisi kuesioner, sehingga perlu dicari nilai rata-rata jawaban responden.

2) Nilai rata-rata (cell F5) diperoleh dari (4+3)/2 = 3,5.

Catatan:

Nilai rata-rata digunakan apabila jumlah responden lebih dari 1 orang, apabila responden hanya 1 orang, tidak perlu menghitung nilai rata–

rata.

3) Hitung semua nilai rata-rata jawaban responden untuk semua faktor.

(6)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |5 c. Membangun matriks hubungan langsung (matriks Z) menggunakan nilai

rata–rata jawaban reponden, seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Matriks Z

Matriks hubungan Z tersebut memperlihatkan pengaruh faktor i terhadap faktor j yang dinyatakan sebagai Zij, dengan:

𝑍 = [𝑧𝑖𝑗]𝑛𝑥𝑛 𝑧𝑖𝑗=1

𝑙𝑙𝑘=1𝑧𝑖𝑗𝑘, Keterangan:

k = indeks responden, dengan k = 1,2,3, …, l i, j = indeks faktor, dengan i, j = 1,2,3, …, n Penjelasan Gambar 3:

1) Nilai pada kolom cell D25, merupakan nilai rata–rata pengaruh faktor a1 terhadap faktor a2

2) Nilai pada kolom cell C28, merupakan nilai rata–rata pengaruh faktor a4 terhadap faktor a1

3) Pada diagonal maktriks diisi dengan nilai 0, berarti faktor yang sama tidak saling mempengaruhi.

Keterangan faktor pada matriks hubungan Z dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keterangan simbol faktor pada matriks hubungan Z

Simbol Nama faktor

a1 Pembelian a2 Penyimpanan

a3 Pengelolaan sisa makanan a4 Manajemen perekrutan

(7)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |6 d. Mencari nilai total, nilai maksimal, nilai invers, dan nilai minimal invers

dari matriks Z

1. Nilai total diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris, dan masing-masing kolom. Pada Gambar 3, nilai total terdapat pada cell G25 sampai G28 dan pada cell C29 sampai F29.

2. Dari masing-masing nilai total tersebut dicari nilai maksimal, nilai invers, dan nilai minimal invers dari matriks Z. Dapat dilihat contoh pada Gambar 4.

Gambar 4. Nilai maksimal, nilai invers, dan nilai minimal invers dari matriks Z Penjelasan Gambar 4:

1) Nilai maksimal pada cell C31 dan D31 masing-masing diperoleh dengan rumus =MAX(G25:G28) dan =MAX(C29:F29)

2) Nilai invers pada cell C32 dan D32 masing-masing diperoleh dengan rumus =1/C31 dan =1/D31

3) Nilai minimal pada cel C33 diperoleh dengan rumus

=MIN(C32:D32)

(8)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |7 e. Membangun matriks hubungan nilai X seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Matriks hubungan nilai X Penjelasan Gambar 5:

1) Nilai pada cell D37 diperoleh dengan rumus =$C$33*D25 (dimana cell C33 adalah nilai min pada Gambar 4; dan cell D25 adalah nilai rata–rata pengaruh faktor a1 terhadap faktor a2 pada Gambar 3) 2) Demikian pula nilai pada cell C40 diperoleh dengan rumus

=$C$33*C28

3) Selanjutnya dihitung untuk semua cell yang ada

f. Membuat matriks Identitas (I) seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Matriks identitas

(9)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |8 g. Membuat matriks (I-X) dengan cara pengurangan matriks I pada Gambar 6 dikurangi oleh matriks X pada Gambar 5, hasil Matriks (I-X) dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Matriks I-X Penjelasan Gambar 7:

1) Nilai pada matriks (I-X), sebagai contoh untuk cell D57 diperoleh dari

=D48-D37 (dengan cell D48 pada matriks I Gambar 6, sedangkan cell D37 pada matriks X Gambar 5)

2) Demikian pula nilai pada cell C60 diperoleh dengan rumus =C51-C40 (cell C51 pada matriks I Gambar 6, sedangkan cell C40 pada matriks X Gambar 5)

3) Selanjutnya dihitung untuk semua cell yang ada

h. Membuat matriks Invers (I-X) seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Matriks Invers (I-X) Penjelasan Gambar 8:

Nilai pada matriks invers (I-X) diperoleh dengan cara:

(10)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |9 1) Block cell C66 sampai cell F69

2) Masukan rumus inverse matriks =MINVERSE(C57:F60), lalu tekan ctrl+shift+enter.

i. Membuat matriks Total Impact Matrix (T) yang ditampilkan pada Gambar 9, diperoleh dari hasil perkalian matriks X pada Gambar 5 dengan matriks invers (I-X) pada Gambar 8. Dapat dituliskan dengan rumus:

𝑇 = 𝑋(𝐼 − 𝑋)−1

Dimana : T : Total Impact Matrix

X : Matriks hasil normalisasi matriks Z I : Matriks identitas

Gambar 9. Matriks T Penjelasan Gambar 9:

Nilai pada matriks T diperoleh dengan cara:

1) Block cell C76 sampai cell F79

2) Masukan rumus perkalian matriks =MMULT(C37:F40,C66:F69), lalu tekan ctrl+shift+enter.

3) Nilai pada kolom R (merupakan nilai Dispatcher), adalah penjumlahan nilai pada masing-masing baris. Sebagai contoh, nilai pada cell G76 diperoleh dari =SUM(C76:F76)

(11)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |10 4) Nilai pada baris C (merupakan nilai Receiver), adalah penjumlahan nilai pada masing-masing kolom. Sebagai contoh, nilai pada cell C80 diperoleh dari =SUM(C76:C79)

5) Nilai rata-rata pada cell C81 diperoleh dengan rumus

=AVERAGE(C76:F79)

j. Membuat Impact Relation Map (IRM), dengan langkah-langkah berikut:

1) Block cell pada matriks T (cell C76 sampai F79), klik menu Conditional Formatting, pilih Highlight Cells Rules, pilih Greater Than, seperti pada Gambar 10.

2) Mencari nilai yang lebih besar dari threshold value (nilai ambang batas), nilai yang digunakan sebagai acuan threshold value adalah nilai rata- rata matriks T, dengan cara klik Greater Than, masukkan nilai rata-rata tersebut (cell C81), klik Ok muncul seperti Gambar 11.

Gambar 10. Langkah 1 pencarian nilai yang lebih besar dari threshold value

(12)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |11 Gambar 11. Langkah 2 pencarian nilai yang lebih besar dari threshold value

Nilai yang lebih besar dari nilai threshold value akan diblok dengan warna yang berbeda. Adapun nilai yang tidak diblok menunjukkan bahwa dua faktor tidak saling berkaitan. Hasil cell yang diblok digunakan sebagai dasar pembuatan IRM, ditampilkan pada Gambar 12, sedangkan IRM dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 12. Hubungan keterkaitan antar faktor

(13)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |12 Gambar 13. Impact Relation Map (IRM)

Penjelasan Gambar 13:

Titik awal panah berarti faktor tersebut mempengaruhi faktor yang lain.

Sedangkan titik tujuan panah berarti faktor tersebut dipengaruhi faktor yang lain. Sebagai contoh arti dari Gambar 13 adalah:

1) Faktor a1 mempengaruhi faktor a2 dan a3, serta dipengaruhi oleh faktor a2, a3, dan a4.

2) Faktor a2 mempengaruhi faktor a1, serta dipengaruhi oleh faktor a1 dan a4

3) Dan seterusnya untuk faktor yang lain.

k. Penyusunan causal diagram, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan nilai D (dispatcher) dan nilai R (receiver) yang didapatkan dari:

D = {𝑑𝑖}nx1 = [∑𝑛𝑗=1𝑡𝑖𝑗]nx1

R = {𝑟𝑖}nx1 = [∑𝑛𝑗=1𝑡𝑖𝑗]nx1

Nilai Dispatcher (D) dan Receiver (R) ini, pada dasarnya sudah diperoleh pada Gambar 9 (kolom R sebagai nilai-nilai D, dan baris C sebagai nilai-nilai R).

2) Menghitung nilai D+R (atau nilai R+C) dan nilai D-R (atau nilai R-C), seperti pada Gambar 14.

a1 a2

a3 a4

(14)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |13 Gambar 14. Nilai Dispatcher dan Receiver

3) Membuat causal effect diagram, dengan langkah-langkah:

a) Blok semua cell kolom R+C pada Gambar 14 (sebagai nilai D+R) jadikan sebagai nilai pada sumbu X

b) Blok semua cell kolom R-C pada Gambar 14 (sebagai nilai D-R) jadikan sebagai nilai pada sumbu Y

c) Cari nilai rata-rata dari D+R, jadikan sebagai garis tengah pada sumbu X (pada contoh ini nilai rata-rata D+R adalah 4.9737, lihat Gambar 14).

d) Plotkan setiap nilai D+R dan D-R untuk masing-masing faktor pada diagram

e) Tampilan hasil causal effect diagram seperti pada Gambar 15.

Gambar 15. Causal Effect Diagram

(15)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |14 Arti Gambar 15 adalah:

i. Faktor-faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran I berarti memiliki nilai (D+R) lebih besar dari rata-rata nilai threshold dan (D-R) positif. Artinya faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang dominan, bersifat mempengaruhi faktor yang lain dan memiliki pengaruh kuat. Faktor-faktor pada kuadran I inilah yang harus diperhatikan oleh pengambil keputusan. Pada contoh ini di Gambar 15, tidak terdapat faktor pendorong yang berada pada kuadran I.

ii. Faktor-faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran II memiliki nilai (D+R) yang lebih kecil dari rata-rata nilai threshold dan (D-R) positif. Artinya faktor-faktor tersebut memiliki nilai pengaruh terhadap faktor lain yang lebih besar dibanding dipengaruhi oleh faktor lain. Tetapi pengaruh tersebut tidak memberikan dampak terhadap faktor lain karena nilai (D+R) kurang dari rata-rata nilai threshold. Pada Gambar 15 faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran II adalah faktor a4 yaitu manajemen perekrutan.

iii. Faktor-faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran III memiliki nilai (D+R) yang lebih kecil dari rata-rata nilai threshold dan (D-R) negatif. Artinya faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang independent. Tidak memberi dampak pada faktor yang lain dan pengaruhnya terhadap faktor lain lebih kecil dibanding dipengaruhinya oleh faktor lain. Pada Gambar 15 faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran III adalah faktor a3 yaitu pengelolaan sisa makanan.

iv. Faktor-faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran IV memiliki nilai (D+R) yang lebih besar dari rata-rata nilai threshold dan (D-R) negatif. Artinya faktor-faktor tersebut lebih

(16)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |15 dominan dipengaruhi oleh faktor lain daripada mempengaruhi faktor lain, tetapi faktor-faktor tersebut memberi dampak pada faktor lain. Pada Gambar 15 faktor pendorong pengelolaan food waste yang berada pada kuadran IV adalah faktor a1 yaitu pembelian dan faktor a2 yaitu penyimpanan.

(17)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |16 DAFTAR PUSTAKA

Aschemann-Witzel J, de Hooge I, Amani P, Bech-Larsen T, and Oostindjer M. “Consumer-related food waste: causes and potential for action”. Sustainability. Vo.7 No. 6. pp. 6457. 2015 Marangon F, Tempesta T, Troiano S and Vecchiato D., “Food waste, consumer attitudes and

behaviour A study in the North-Eastern part of Italy Rivista”. Economia Agraria/Italian Review of Agricultural Economics Vol. 69, No. 2-3, pp. 201.2014.

Mulyo RA., “Perkiraan Kehilangan Pangan (Food Loss dan Food Waste) Komoditas Beras di Indonesia”. 2016. Accessed 29 October 2017 Retrieved from:

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/86894

Schanes. K., Dobernig. K., & Gözet. B., “Food waste matters-A systematic review of household food waste practices and their policy implications”. Journal of Cleaner Production. Vol. 182 No.978. 2018.

Silvennoinen K, Heikkilä L, Katajajuuri, JM and Reinikainen., “A Food waste volume and origin:

Case studies in the Finnish food service sector”. Waste management. Vol. 46. pp.140. 2015.

(18)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |17

LAMPIRAN

KUESIONER

(19)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |18

(20)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |19 Yogyakarta, April 2020 Kepada Yth

Bapak/ Ibu responden Di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian yang sedang kami lakukan, kami bermaksud mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/ Ibu. Pertanyaan tersebut terkait dengan besarnya nilai pengaruh antar faktor pendorong pengelolaan food waste (sisa makanan) pada restoran.

Adapun faktor-faktor pendorong pengelolaan food waste, telah kami tetapkan berdasar kajian pustaka dan validasi lapangan. Selanjutnya kami menyusun pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran pendapat Bapak/ Ibu tentang besarnya nilai pengaruh antar faktor-faktor tersebut.

Hasil jawaban dari Bapak/ Ibu akan kami jadikan masukan untuk pengembangan usulan pengelolaan food waste. Jawaban yang Bapak/ Ibu/ berikan akan kami rahasiakan dan hanya akan kami pergunakan untuk kepentingan akademik, sehingga tidak akan mengganggu kegiatan Bapak/ Ibu selanjutnya.

Untuk itu, kami mohon kesediaan Bapak/ Ibu mengisi kuesioner terlampir, sesuai dengan pendapat Bapak/ Ibu. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ mengisi kuesioner ini dan mengembalikan kepada kami setelah selesai mengisi, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami, Siti Mahsanah Budijati Fatma Hermining Astuti Wandhansari Sekar Jatiningrum

(21)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |20 DATA PRIBADI RESPONDEN

Mohon diisi dengan data yang sesuai atau melingkari jawaban yang sesuai.

1. Nama :

2. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Usia :

4. Pendidikan terakhir : 5. Alamat tempat bekerja :

6. Jabatan :

7. Tugas utama sesuai jabatan :

8. Selama ini, apakah tempat kerja Bapak/ Ibu sudah melakukan pengelolaan terhadap sisa-sia makanan (food waste) baik dari sampah dapur maupun sisa makanan konsumen?

Mohon bisa diberikan penjelasan mekanismenya:

...

...

...

9. Menurut pendapat Bapak/ Ibu kendala-kendala apa yang ditemui dalam pengelolaan sisa-sisa makanan (food waste) di tempat kerja Bapak/ Ibu?

Mohon diberikan penjelasan alasan tentang pendapat Bapak/ Ibu:

...

...

...

10. Menurut pendapat Bapak/ Ibu hal-hal apa saja yang dapat mendorong/ memotivasi pengelolaan sisa-sisa makanan (food waste) di tempat kerja Bapak/ Ibu?

Mohon diberikan penjelasan alasan tentang pendapat Bapak/ Ibu:

...

...

...

(22)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |21 11. Menurut Bapak/ Ibu program seperti apa yang cocok diterapkan di Indonesia untuk

pengelolaan sisa-sisa makanan (food waste) di restoran?

...

...

...

(23)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |22 PETUNJUK

KUESIONER NILAI PENGARUH ANTAR FAKTOR PENDORONG PENGELOLAAN FOOD WASTE

1. Mohon menjawab pertanyaan sesuai pendapat Bapak/ Ibu.

2. Pilihah jawaban dengan memberi tanda centang () pada salah satu kolom jawaban yang sesuai pendapat Bapak/ Ibu terkait besarnya nilai pengaruh antar faktor pendorong pengelolaan food waste di restoran

3. Terdapat 5 pilihan jawaban yaitu:

0 : berarti faktor pertama sangat tidak berpengaruh terhadap faktor kedua 1 : berarti faktor pertama tidak berpengaruh terhadap faktor kedua

2 : berarti faktor pertama cukup berpengaruh terhadap faktor kedua 3 : berarti faktor pertama berpengaruh terhadap faktor kedua

4 : berarti faktor pertama sangat berpengaruh terhadap faktor kedua

DEFINISI FAKTOR PENDORONG

No . Faktor Definisi

1. Pembelian

(Purchasing) Merupakan proses sejak pembelian bahan makanan, seperti perencanaan jumlah bahan makanan, cek bahan makanan yang masih ada di penyimpanan, memeriksa kadaluwarsa bahan makanan, dan mengurangi pembelian bahan makanan yang sering kali tersisa.

2. Penyimpanan

(Storage) Merupakan proses yang dilakukan terkait penyimpanan bahan makanan, pemeriksaan suhu yang tepat untuk penyimpanan bahan makanan, melihat urutan penggunaan bahan makanan, pemberian label kadaluwarsa sebelum penyimpanan, melengkapi instruksi cara penyimpanan bahan makanan, dan penyediaan tempat penyimpanan yang aman.

3. Pengelolaan sisa makanan (Leftover food management)

Merupakam proses pengelolaan leftover food sebagai bentuk pengelolaan food waste yang berkelanjutan terhadap sisa makanan dari buffet yang telah disajikan (seperti: donasi, diberikan ke karyawan, sebagai makanan hewan, dll).

4. Manajemen perekrutan (Recruitment management)

Merupakan faktor yang terkait dengan proses pengelolaan SDM yang bekerja di restoran, meliputi perekrutan, pelatihan, keamanan dan kesehatan kerja, personnel file, penggajian, dan evaluasi kerja.

(24)

Panduan Penentuan Faktor Pendorong Pengelolaan Food Waste di Restoran |23 KUESIONER PENGARUH ANTAR FAKTOR PENDORONG

No. Faktor pertama Faktor kedua Nilai pengaruh antar faktor 0 1 2 3 4

1. Pembelian Penyimpanan

Pengelolaan sisa makanan Manajemen perekrutan

2. Penyimpanan Pembelian

Pengelolaan sisa makanan Manajemen perekrutan

3. Pengelolaan sisa

makanan Pembelian

Penyimpanan

Manajemen perekrutan

4. Manajemen

perekrutan Pembelian Penyimpanan

Pengelolaan sisa makanan

Terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak/ Ibu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan survey ini

Referensi

Dokumen terkait

Double Blind Randomized Controlled Trial Post Test Only Design with 80 subjects, randomized into 4 groups : three treatment groups (T1 with 0.5mg of dutasteride, T2 with 725mg