• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN SKILLS LAB BLOK SCREENING EPIDEMIOLOGI

N/A
N/A
Rifqi Harlen

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN SKILLS LAB BLOK SCREENING EPIDEMIOLOGI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 1 NAMA :

NIM :

[2015]

PANDUAN SKILLS LAB BLOK 7.2

SCREENING EPIDEMIOLOGI

(2)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 2

PANDUAN SKILLS LAB

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

(3)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 3

SCREENING / SKRINING / PENYARINGAN

Apa Itu Screening

Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan

Tujuan Screening

 Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya

 Mencegah meluasnya penyakit

 Mendidik masyarakat melakukan general check up

 Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)

 Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi Pelaksanaan Screening

 Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu

 Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok;

pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah

 Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit

 Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas

Bentuk Screening

 Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan

tersebut positif

 Bentuk screening seri akan menghasilkan positive palsu rendah, negative palsu meningkat

 Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil

penyaringan adalah positive

 Bentuk screening paralel akan menghasilkan positive palsu meningkat; negative palsu lebih rendah

Kriteria Program Penyaringan

 Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas

 Tersedia obat potensial untuk terapi nya

 Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya

(4)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 4

 Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus

 Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas

 Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat

 Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti

 Ada SOP tentang penyakit tersebut

 Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening

 Penemuan kasus terus menerus Contoh Screening

 Mammografi untuk mendeteksi ca mammae

 Pap smear untuk mendeteksi ca cervix

 Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi

 Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus

 Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan

 Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner Apa Itu Validitas

 Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat

 Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit)

 Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostik

Komponen Validitas

 Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit

 Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit Hasil Screening

Rumus

Sensitivitas: TP / (TP + FN)

(5)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 5 Spesivisitas: TN / (TN + FP)

Latihan:

1. Perhatikan table berikut:

Hitung berapa sensitivitas dan spesivisitas test diatas?

2. Hasil pemeriksaan screening terhadap 5000 orang PSK dengan pemeriksaan HIV cara dipstik didapatkaan hasil sebagai berikut:

100 orang hasil test positif, diantaranya dikonfirmasi dengan Western Blot positif 20, untuk yang dipstik negatif positif 1.

Hitung sensitivitas dan spesificitas alat tersebut

3. Pemeriksaan Hb terhadap 1000 MHS FKIK Unja dengan cara Sahli didapatkan hasil yang anemia 400 MHS, konfirmasi dengan alat HB meter ternyata yang anemia 300 MHS, yang tidak anemia dengan cara Sahli didapatkan 30 MHS anemia. Hitung sensitivitas dan spesifisitasnya

4. Skrining DM dilakukan pada 580 org dengan menggunakan stik glukosa darah. Kemudian ada atau tidaknya DM ditentukan dengan test toleransi glukosa. Hasilnya ditunjukkan pada tabel slide berikut. Pada tabel tersebut positif test didefinisikan sebagai level glukosa diatas nilai yang sdh ditentukan dan negatif tes adalah dibawah nilai yang ditentukan. Contoh: bila nilai glukosa darah 100 mg% sebagai positif untuk DM maka ditemukan 68 org DM dan 2 org negatif DM. Bila nilai glukosa darah 140 dianggap positif DM, maka 52 yang DM dan 18 tidak DM. Hasil Penelitian Ala tsreening test gula darah dibandingkan dengan yang benar benar sakit diabetes dg test toleransi glukosa, ada 70 Penderita DM dan 510 non DM (table dibawah)

(6)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 6 Isi sel table dibawah ini sebagai contoh untuk memudahkan

perhitungan sensitifitas dan spesifisitas pada kadar gula darah 80 mg%

GD 80 mg%

Gold Standard (atau penyakit)

+ -

Alat skrining

+ ? ?

- ? ?

Isikan hasil nilai sensitifitas dan spesifisitas kedalam grafik garis dalam satu grafik dibawah (bedakan warna garis sensitifitas dan spesifisitas)

TEST + TEST - TEST + TEST -

80 70 0 504 6

90 69 1 473 37

100 68 2 381 129

110 65 5 263 247

120 62 8 162 348

130 60 10 90 420

140 52 18 45 465

150 45 25 20 490

160 39 31 7 503

170 37 33 2 508

180 35 35 1 509

190 31 39 1 509

200 26 44 0 510

DIABETES (N=70) NON DIABETES (N=510) GLUKOSA DARAH

(MG%)

% SENSITIFITAS

% SPESIFISITAS

(7)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 7 Dari hasil grafik diatas:

1. Adakah suatu bentuk tertentu mengikuti perubahan sensitivitas dan spesifisitas dengan peningkatan levelgula darah? Pilihlah level

glukosa darah yang tinggi sedang dan rendah!

2. Bila anda melakukan screening di popilasi, level glukosa darah mana yang anda pertimbangkan sebagai positif ?, kenapa ?

Buat hasil latihan no 1 sd 4 di kertas doble folio dan dikumpulkan 3 hari setelah jadwal Praktikum (scane pdf)

Predictive Value

Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes

 Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive yang benar benar sakit

 Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative yang benar benar tidak sakit

Rumus predictive Value:

PPV: TP / (TP + FP)

(8)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 8 NPV: TN / (TN + FN)

Latihan:

5. Pemeriksaan terhadap 500 Napi untuk penyakit HIV/AIDS dengan cara ELISA didapat hasil 50 Napi positif diantaranya yang benar menderita HIV 5 Napi, dan diantara yang negative ada 1 Napi yang menderita HIV. Hitung PPV dan NPV

6. Pemeriksaan kehamilan dengan tes urine terhadap 100 Ibu didapatkan hasil 40 ibu positif, ternyata yang benar hamil 25, sedang yang hasil urine negatif terdapat 2 ibu yang benar hamil. Hitung PPV dan NPV 7. Cari nilai PPV dan NPV Tabel hasil screening DM dibawah ini

Buat hasil latihan no 1 sd 7 di kertas doble folio dan dikumpulkan 3 hari setelah jadwal Praktikum pada dr. ArmaidiDarmawan, M.Epid (sertakan daftar absen)

Derajat Screening (Yied)

Yied adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui screening, sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti serta pengobatan dini

Faktor yg mempengaruhi:

1. Derajat sensitivitas tes 2. Prevalensi penyakit 3. Frekuensi penyaringan

4. Konsep sehat masyarakat sehari-hari Apa Itu Reliabilitas

TEST + TEST - TEST + TEST -

80 70 0 504 6

90 69 1 473 37

100 68 2 381 129

110 65 5 263 247

120 62 8 162 348

130 60 10 90 420

140 52 18 45 465

150 45 25 20 490

160 39 31 7 503

170 37 33 2 508

180 35 35 1 509

190 31 39 1 509

200 26 44 0 510

GLUKOSA DARAH (MG%)

DIABETES (N=70) NON DIABETES (N=510)

% PPV % NPV

(9)

PRAKTIKUM SCREENING EPIDEMIOLOGI Page 9 Reliabilitas adalah kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/

konsisten bila test diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama

Ada 2 faktor yg mempengaruhi;

1. Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)

2. Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan hasil beda

Upaya Meningkatkan Reliabilitas

 Pembakuan/standarisasi cara screening

 Peningkatan ketrampilan pengamat

 Pengamatan yg cermat pada setiap nilai pengamatan

 Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan

 Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi penyakit juga bervariasi/ bertingkat

Referensi

Dokumen terkait