• Tidak ada hasil yang ditemukan

Enzim Papain Ekstrak Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Pakan Buatan dalam Peningkatan Ketahanan dan Produksi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

N/A
N/A
B@10_Rindria Rachma_092

Academic year: 2023

Membagikan "Enzim Papain Ekstrak Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Pakan Buatan dalam Peningkatan Ketahanan dan Produksi Ikan Bandeng (Chanos chanos)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BIOPROSES

Nama: Rindria Rachma Dewi

Kelas: S2 Pendidikan Biologi Unesa 2023 NIM: 23031465013

Enzim Papain Ekstrak Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Pakan Buatan dalam Peningkatan Ketahanan dan Produksi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

A. Pendahuluan

Bandeng merupakan jenis ikan andalan budidaya tambak di Sidoarjo. Hal ini dikarenakan bandeng tergolong mudah untuk dipelihara karena memiliki sifat eurybalien yaitu kemampuan beradaptasi di tempat-tempat baru. Alasan lain dipilihnya bandeng sebagai komoditi utama adalah karena bandeng tergolong jenis ikan yang paling banyak di produksi dan dikonsumsi di Indonesia, dan menjadi komoditas ekspor. Para petani tambak konsisten dalam membudidayakan bandeng, sehingga hasil panen bandeng sangat melimpah. Luas tambak di Sidoarjo tidak banyak mengalami peningkatan, tetapi produksi bandeng hampir selalu meningkat setiap tahunnya. Kondisi ini diimbangi dengan permintaan terhadap bandeng yang cukup stabil. Hal ini disebabkan adanya kebiasaan masyarakat untuk menggunakan bandeng sebagai salah satu sajian dalam setiap hajatan tertentu. Utamanya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bandeng yang digunakan biasanya bandeng dengan berat diatas 4 Kg yang disebut bandeng kawak. Tradisi lelang bandeng terus diadakan rutin setiap setahun sekali saat bulan maulud. Lelang bandeng menjadi bukti bahwa sebuah tradisi lokal yang dikembangkan secara kreatif akan mampu memberikan manfaat secara ekonomis bagi masyarakat Sidoarjo. Penting bagi masyarakat untuk mengerti, memahami dan melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk upaya pelestariannya. Lelang bandeng memiliki nilai-nilai yang bagus misalnya pelestarian tradisi lokal, gotong royong dan semangat berprestasi berdasarkan profesi, sehingga layak untuk diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda khususnya di Sidoarjo.

Budidaya ikan bandeng sudah lama dilakukan di Sidoarjo melalui budidaya secara tradisional maupun secara intensif ditambak. Sistem budidaya secara tradisional masih menggunakan pakan alami, sehingga untuk meningkatkan teknologi budidaya perlu diubah menggunakan sistem budidaya intensif. Sistem budidaya intensif menggunakan teknologi yang lebih maju, salah satunya yaitu menggunakan pakan buatan. Pakan buatan merupakan salah satu faktor produksi yang penting untuk menunjang keberhasilan budidaya ikan bandeng. Oleh karena itu, perlu terus diupayakan untuk mendapatkan pakan alternatif yang lebih murah tetapi tetap bermutu baik. Pepaya mengandung enzim proteolitik papain yang digunakan untuk hidrolisis protein. Selain itu pepaya mengandung bahan kimia yang bermanfaat diantaranya pektin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain, papayotimin papain, serta fitokinase. Sedangkan pada bagian daunnya mengandung berbagai macam enzim seperti papain, alkaloid carpaine, pseudokarpain, glikosid, karposid, dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Seluruh bagian tanaman pepaya memiliki aktifitas enzim proteolitik, namun papain merupakan salah satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya. Dengan

(2)

banyaknya kandungan-kandungan senyawa yang terdapat pada getah papaya muda (Carica papaya L) diketehui ternyata dapat membantu pencernaan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yang dikarenakan kandungan serat kasar yang ada pada pakan buatan dan adanya anti nutrisi yaitu asam fitat yang akan menurunkan kecernaan, penyerapan dan efisiensi pemanfaatan pakan dalam tubuh ikan bandeng (Chanos chanos).

B. Prosedur

a) Alat dan Bahan

• Wadah plastik / ember

• Wadah alumunium

• Pisau

• Oven

• Mixer

• Blender

• Gelas ukur

• Saringan / ayakan

• Timbangan

b) Proses Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu kering dan basah. Metode kering yaitu dilakukan dengan penyadapan getah dan pengeringan getah sehingga dihasilkan serbuk, sedangkan metode basah dilakukan dengan pembuatan ekstrak enzim papain dalam bentuk cair.

1. Tahap pembuatan ekstrak enzim papain bentuk serbuk:

• Pemilihan buah pepaya muda dengan usia 2,5 bulan - 3 bulan +.

• Buah pepaya kemudian digores dengan pisau sedalam 1-2 mm sebanyak 5-8 sayatan dari atas hingga pangkal.

• Proses penyadapan getah pepaya dengan cara menaruh ember di bawah buah yang telah digores sampai getah terkumpul.

• Setelah getah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan pembuatan larutan pengaktif berupa 1 aquadest dan 5 gram NaCl.

• Getah pepaya dicampur dengan larutan pengaktif dengan perbandingan 1 : 4, kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk atau mixer.

• Emulsi getah dimasukkan ke dalam wadah alumunium, kemudian dimasukkan dalam oven selama 6-7 jam dengan suhu 40-50°C hingga berbentuk serpihan- serpihan berwarna putih kekuningan.

• Serpihan putih diangkat dan didinginkan, lalu dihaluskan dengan cara digerus atau menggunakan blender kemudian diayak dengan saringan mesh hingga menjadi tepung (papain serbuk).

2. Tahapan pembuatan ekstrak papain bentuk cairan:

• Pemilihan buah pepaya yang masih muda usia 2.5 bulan – 3 bulan.

• Buah pepaya kemudian dicuci hingga bersih dan dipotong kecil-kecil sebanyak 1 kg.

• Buah pepaya yang sudah dipotong kemudian diblender hingga halus.

(3)

• Kemudian membuat larutan pengaktif berupa 1 liter aquadest dan 5 gram NaCl, sebanyak 4 liter.

• Kemudian pembuatan ekstrak papain cair dengan perbandingan 1:4 yaitu mencampurkan 1 kg buah pepaya halus dengan 4 liter cairan pengaktif.

• Kemudian campuran diaduk hingga mencampur dan disaring hingga larutan bersih tidak ada ampas lagi (papain cair).

• Larutan yang didapatkan kemudian ditaruh diwadah tertutup.

c) Pengaplikasian enzim papain pada pakan ikan bandeng

Hasil penelitian Hutabarat dkk. (2016), penambahan enzim papain 2%/kg pakan memberikan pertumbuhan spesifik ikan lele dumbo tertinggi sebesar 2,69%/hari. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis pakan yang diberikan maka semakin tinggi pula pertumbuhan spesifik ikan badeng. Hal ini dikarenakan kerja enzim yanf begitu aktif dalam pakan yang diberikan. Menurut Putri (2012), enzim yang mampu memecahkan senyawa protein menjadi senyawa lebih sederhana yaitu asam amino sehingga lebih mudah diserap di dalam tubuh, menyebabkan pertumbuhan ikan akan menjadi lebih baik. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sirait et al. (2016), bahwa penambahan papain dalam pakan membantu menghidrolisis protein dalam pakan menjadi asam amino yang mudah dicerna dan diserap oleh ikan sehingga protein pakan dapat termanfaatkan secara efisien.

Taqwdasbriliani et al. (2013), menyebutkan bahwa aplikasi enzim papain 50%-70%

memberikan dampak yang lebih baik terhadap pertambahan bobot ikan Penambahan enzim dalam pakan lebih dapat meningkatkan kualitas pakan dikarenakan, enzim papain aktif sebagai biokatalis yang dapat memperbaiki kualitas pakan. Usman et al. (2014), menyatakan bahwa pakan yang mengandung nutrien optimum bagi ikan belum tentu terserap secara sempurna. Selanjutnya, pakan yang berasal dari bahan-bahan nabati umumnya memiliki kecernaan yang rendah (Rochmawati et al. 2016). Ikan memiliki daya cerna yang lebih rendah terhadap bahan baku nabati, sebab bahan baku nabati mengandung serat yang tinggi dan zat antinutrien. Serat dan zat antinutrien yang terdapat dalam bahan baku pakan dapat menyebabkan ikan sulit mencerna, sehingga pemanfaatan pakan untuk kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan ikan menjadi berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai kecernaan pakan ikan yaitu dengan adanya enzim pencernaan (Suprayudi et al. 2011).

Enzim adalah biokatalisator yang dapat berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi kimia. Adanya enzim pencernaan di dalam tubuh dapat mengaktifkan, mengkatalis, serta mengendalikan reaksi kimia di dalam saluran pencernaan. Enzim papain aktif sebagai biokatalis yang dapat memperbaiki kualitas pakan, selain itu juga dapat mengurangi efek negatif pada bahan baku nabati yang mengandung asam fitat. Asam fitat merupakan zat antinutrien yang terkandung pada bahan baku pakan yang dapat menghambat proses pencernaan, sehingga pakan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ikan (Rachmawati dan Samidjan 2018).

(4)

Daftar Pustaka

Juwita, R., Tyas, E., Sejati, D.A.P., Simanjuntak, A.V.S. 2022. Inovasi Ekstrak Pepaya sebagai Enzim Papain. Jurnal MIPA dan Pembelajarannya. 2(4): 300-306.

Marwan, Hadijah, Mulyani, S. 2022. Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain Pada Pakan Terhadap Aktivitas Enzim Pencernaan Ikan Bandeng Chanos Chanos. J. of Aquac.

Environment. 4(2):39-44.

Masyitoh, K. 2017. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1969 – 2006.

Avatara: E-Journal Pendidikan Sejarah. 5(2): 260-261.

Seran, M.M.F., Rebhung, F., Santoso, P. 2020. Pengaruh Penambahan Getah Pepaya Muda (Carica Papaya L) Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Bandeng (Chanos Chanos). Jurnal Aquatik. 3(1): 1-9.

Referensi

Dokumen terkait