PAPER
POSITIVE ACCOUNTING THEORY DAN AGENCY THEORY
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah Teori Akuntansi AK/B
Dosen pengampu :
Bapak Dr. Cornelius Ratelangi, SE, MM, Ak., CA, CTA, CPA, CSRS, BKP.
Disusun oleh:
KELOMPOK 3:
FARRAS APRILIA ARGHYANTI 2001036036 ANISA SEKAR ARUM 2001036063 ACHMAD ZAKI MAULANI 2001036076 MIFTAHUL JANNAH 2001036077
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa pula, shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW, risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper tentang Positive Accounting Theory dan Agency Theory ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah ini yaitu Bapak Dr. Cornelius Ratelangi, SE, MM, Ak., CA, CTA, CPA, CSRS, BKP.
Kami sangat berharap bahwa paper ini dapat berguna dan bermanfaat.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan paper ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan juga jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi perbaikan paper ini di masa yang akan datang.
Samarinda, 6 November 2022
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...1
DAFTAR ISI ...2
POSITIVE ACCOUNTING THEORY (PAT) DAN AGENCY THEORY ...3
SIGNALING THEORY...5
POLITICAL PROCESS...7
PROBLEM OF PAT ...7
DAFTAR PUSTAKA ...8
3
1. Positive Accounting Theory dan Agency Theory
Menurut Priantinah (2009) Positif Accounting Theory (PAT) banyak digunakan dalam melandasi penelitian-penelitian di bidang akuntansi. Istilah ”positif” merujuk pada sebuah teori yang berusaha untuk membuat prediksi yang baik dari peristiwa di dunia nyata. Dalam hal ini PAT, didefinisikan sebagai (Scott, 2003):
PAT berkaitan dengan prediksi tindakan sebagaimana pilihan atas kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon terhadap standar akuntansi baru yang diusulkan.
Menurut Januarti (2004) pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Selain itu pendekatan teori positif sangat menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku. Pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empiris dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari. Tteori positif berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan mengujinya secara empiris.
Anis dan Imam (2003) menyatakan bahwa teori akuntansi positif berusaha menjawab antara lain pertanyaan berikut dari sudut pandang ekonomi. :
1. Apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh dalam pemilihan metode akuntansi alternatif ?
2. Apakah biaya yang diperoleh sebanding dengan manfaat yang diperoleh dalam regulasi dan proses penentuan standar akuntansi ?
3. Apa dampak laporan keuangan yang dipublikasikan pada harga saham ?
Sedangkan menurut Priantinah (2009) Agency theory menyatakan bahwa perusahaan bisa dipandang sebagai nexus of contract, yaitu organisasi secara garis besar merupakan set kontrak banyak pihak yang terlibat dalam perusahaan. Contoh pihak yang memiliki kontrak dengan perusahaan adalah kontrak dengan karyawan (termasuk manajer), kontrak dengan supplier, kontrak dengan penyedia modal yang digunakan perusahaan serta kontrak dengan pemberi hutang.
Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Pemegang saham sebagai pihak prinsipal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.
5
2. Signaling Theory
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan (Brigham, 2014). Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2016) dalam Susanti (2015).
Menurut Connelly et al (2011) teori sinyal merupakan teori yang berguna untuk menggambarkan perilaku dari dua pihak yang memiliki akses berbeda terhadap suatu informasi. Agen mengetahui informasi perusahaan dibandingkan dengan prinsipal sehingga informasi tersebut diharapkan dapat menjadi sinyal mengenai kondisi perusahaan disebabkan karena investor mengalami kesulitan dalam membedakan kinerja perusahaan yang baik dan kinerja perusahaan yang buruk.
Informasi dapat diterjemahkan sebagai sinyal yang baik dan sinyal yang buruk. Salah satu contoh sinyal yang baik yaitu informasi tentang peningkatan laba perusahaan, sedangkan penurunan laba dapat dikatakan sebagai sinyal yang buruk (Zuhriya dan Wahidahwati, 2015). Hal ini sejalan dengan signaling theory dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan signal melalui laporan tahunannya.
Signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukanoleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang berkualitas. Di dalam teori ini menjelaskan secara tersirat mengenai perataan laba, hal tersebut dijelaskan bahwa jika kinerja perusahaan memburuk, manajer akan memberikan sinyal dengan menurunkan laba akuntansi.
Sebaliknya jika kinerja perusahaan membaik, maka manajer akan memberikan sinyal dengan menaikkan laba akuntansi. Dalam teori sinyal, perataan laba merupakan sinyal buruk sehingga risiko yang dihadapi investor juga semakin tinggi (Yuliawan, 2015).
7
3. Biaya proses politik (Political Process)
Dalam ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya keciI dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.
4. Problem of PAT
Kabir (2011) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif telah menjadi salah satu pendekatan penelitian akuntansi paling berpengaruh selama empat dekade terakhir yang telah melahirkan banyak penelitian empiris pada hubungan antara angka-angka akuntansi (accounting numbers) dan harga saham serta returnnya. Brinn et al. (1996) menyatakan bahwa riset-riset di bidang akuntansi positif juga dapat diterbitkan di dalam jurnal-jurnal akuntansi yang utama di dunia, seperti: Journal of Accounting and Economics, Journal of Accounting Research, The Accounting Review, dan Accounting, Organizations and Society.
Dengan demikian, PAT merupakan perubahan besar dalam paradigma penelitian akuntansi. Watts dan Zimmerman (1986) telah berusaha melegitimasi dan mempromosikan PAT, dimana PAT mempunyai kesamaan pandangan tentang konsepkonsep teori dalam sains secara umum. Sehingga Watts dan Zimmerman (1986) telah mengutip berbagai filosofi penulis-penulis di sains secara umum, khususnya yang berasal dari ilmu pengetahuan alam untuk menegaskan bahwa pandangan
mereka tentang teori adalah sama dengan yang ada dalam sains secara umum, yang sekaligus digunakan untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan PAT dibandingkan dengan teori normatif.
Namun demikian, semenjak kemunculannya PAT juga telah mengalami banyak kritik. Sebagai contoh, Sterling (1990) mengkritik PAT dengan alasan bahwa pendekatan ini terlalu membatasi diri pada studi positif atas praktik akuntansi oleh para praktisi akuntansi sehingga menghambat kemajuan akuntansi dan mengatakan bahwa capaian PAT adalah nol. Whittington (1987) mengkritik PAT untuk intoleransi metodologis dan menegaskan bahwa teori akuntansi normatif memiliki tempat yang sah dalam akuntansi. Sue (1997) mengatakan bahwa PAT mempersempit fokus para peneliti. Milne (2002) menilai upaya PAT untuk menjelaskan pengungkapan sosial sebuah entitas sebagai sebuah kegagalan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anis Chariri dan Imam Ghozali,2003,: Teori Akuntansi, BP Undip.
Januarti, Indira (2004) PENDEKATAN DAN KRITIK TEORI AKUNTANSI POSITIF. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAA), 1(1). pp. 83-94. ISSN 1412- 6699.
Priantinah, Denies. (2009). MANAJEMEN LABA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG OPORTUNISTIK DAN EFISIEN DALAM POSITIVE ACCOUNTING THEORY. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.
journal.uny.ac.
Desy Mariani, Suryani (2018). PENGARUH KINERJA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SOSIAL DAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (studi empiris pada perusahaan pertambangan dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). JurnalAkuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Bisnis Budi Luhur
Suyono, E. (2018). Kemampuan Prediktif Teori Akuntansi Positif Terhadap Praktik dan Riset Akuntansi: Sebuah Kajian Konseptual. JBIMA (Jurnal Bisnis dan Manajemen), 6(1), 78-91.