Paradigma Konsep Wawasan Nusantara di Era Globalisasi pada Lingkup
Pendidikan Mahasiswa
Dosen Pengampu: Ibnu Sam Widodo S.H., M.H.
Kelompok 6 :
Aurellia Bianca Simawan ( 235061101111028 ) Ervina Nazwa Salsabilla (235061100111020) Muhammad Ghavra Setiawan (235061107111004)
Naufal Alfarizi (235061101111014)
Nara Nurdewanto Hadikusumo (235061101111026) Rahel Aisyiah Bambang (235061101111012)
FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Secara arti luas, globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunianya suatu aspek secara menyeluruh baik aspek pandangan dunia, produk, pemikiran, ataupun ilmu pengetahuan budaya. Adanya proses globalisasi ini membawa perubahan yang signifikan dalam pola pikir, perilaku, dan identitas sosial masyarakat, terutama pada generasi muda. Perubahan ini tentu membawa dampak negatif yang cukup signifikan terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan, pemahaman berbangsa dan bernegara mempunyai kaitan yang sangat erat dengan konsep wawasan nusantara.
Konsep wawasan nusantara merupakan suatu tujuan utama dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Wawasan nusantara sebagai media dalam menumbuhkan dan membentuk karakter kebangsaan Indonesia sebagai negara bentuk kepulauan dengan ragam suku, kebudayaan, kepercayaan serta berbagai perbedaan yang menjadikan Indonesia kaya. Berbagai perbedaan tersebut, menunjukkan perlunya implementasi konsep wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat1. Wawasan nusantara sebagai persatuan konsep rumusan pandangan nasional. Wawasan nusantara diharapkan mampu menyatukan perbedaan yang ada untuk meraih tujuan nasional dan memberikan solusi yang mendasari persatuan kesatuan NKRI. Hal ini, menjadi konsep dasar untuk kemajuan bangsa Indonesia yang multilateral.
Berdasarkan Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBH2, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakanpersatuan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Hakikat wawasan nusantara adalah memandang bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan, berdasarkan dasar negara Pancasila
2Mochamad Arif Yusuf, Literasi Wawasan Nusantara, https://www.gramedia.com/literasi/wawasan-nusantara/.
1Intan Purnama. 2023., Urgensi Wawasan Kebangsaan pada Generasi Z Di Tengah Derasnya Arus Globalisasi. Vol.3 No.1
dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga terjamin dalam kelangsungan hidup masyarakat yang mampu menerima perbedaan.
Pemahaman tentang wawasan nusantara ini, akan terus berkembang dari satu generasi ke generasi yang lain. Santrock (2017) mengungkapkan generasi muda sebagai tahap perkembangan umat manusia, nyatanya perkembangan tersebut dimulai sejak individu beralih dari anak kecil menjadi dewasa, mencakup aspek biologis, kognitif, serta sosial-emosional.
Generasi muda memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa salah satunya melalui pengembangan wawasan nusantara. Dalam proses pengembangannya tidak terlepas dari perkembangan globalisasi yang cepat sehingga selaras dengan perkembangan internet secara luas. Oleh karena itu, makalah ini kami buat sebagai media perantara untuk masyarakat terutama di lingkup pendidikan mahasiswa untuk mengetahui seberapa paham mahasiswa mengenai konsep wawasan nusantara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah konsep wawasan nusantara telah dipahami oleh mahasiswa pada era globalisasi saat ini?
2. Bagaimana konsep wawasan nusantara dapat dipahami dan diimplementasikan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, dapat kami tuliskan tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Menjelaskan pentingnya wawasan nusantara bagi mahasiswa 2. Menumbuhkan pemahaman tentang wawasan nusantara agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan mahasiswa
3. Memberikan solusi efektif dalam pemahaman konsep wawasan nusantara di era globalisasi
1.4 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dari informasi yang diperlukan, kami menggunakan metode pendekatan secara kualitatif. Adapun teknik yang kami gunakan, yaitu :
1. Pengambilan data secara kualitatif
Pada teknik ini kami memfokuskan konsep wawasan nusantara sebagai objek dalam penelitian kami. Objek ini kami gali lebih dalam dengan memposisikan diri kami sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara kualitatif, dan analisis data bersifat kualitatif.
2. Teknik menelaah data secara eksploratif
Data kualitatif yang kami dapatkan merupakan catatan riset, jurnal penelitian, dan beberapa referensi buku yang berkaitan tentang pemahaman wawasan nusantara. Data ini kami telah secara eksploratif yang pada awalnya kami coba pahami permasalahan secara umum lalu setelah itu kami melakukan penelitian lebih lanjut secara lebih mendalam.
3. Studi Literatur
Pada metode ini, kami mengkaji catatan riset, jurnal penelitian, dan beberapa referensi buku yang mendukung penelitian kami tentang pemahaman wawasan nusantara.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan nusantara berasal dari dua kata, yaitu
“wawasan” dan “nusantara”. Wawasan berasal dari kata “Wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, penglihatan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
3Wawasan nusantara merupakan sudut pandang suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan kondisi keberadaan dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Berikut pengertian wawasan nusantara menurut para ahli:
1. Menurut Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
2. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu
“cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,4.”
4Aurelia Magareta P. 2020., Pentingnya Pemahaman Wawasan Nusantara Bagi Mahasiswa dalam Meningkatkan Eksistensi Negara. Hlm.3
3Lilis Dewi Ratih. 2021., Wawasan Nusantara Sebagai Upaya Membangun Rasa dan Sikap Nasionalisme Warga Negara. Unisri, Surakarta. hlm 6.
2.2 Pengertian Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari kata “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang memiliki arti “secara keseluruhan”5. Sebagaimana dikemukakan oleh Wuryan dan Syaifullah (2009, hlm. 141) bahwa
Secara etimologis globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti bola dunia sedangkan akhiran sasi mengandung makna sebuah “proses” atau keadaan yang sedang berjalan atau terjadi saat ini. Jadi secara etimologis, globalisasi mengandung pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini menyangkut berbagai bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia.
Istilah globalisasi sering diberi arti yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga disini perlu penegasan lebih dulu. Ahmed dan Doman (Azizy, 2004: 19) memberi batasan bahwa ‘Globalisasi pada prinsipnya mengacu pada perkembangan-perkembangan yang cepat di dalam teknologi komunikasi, transportasi, yang bisa membawa bagian-bagian dunia yang jauh (menjadi hal-hal) yang bisa dijangkau dengan mudah’.
Sebagaimana dikemukakan oleh Martono (2011, hlm. 96) bahwa
“Globalisasi dapat didefinisikan sebagai penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, ekspansi hubungan yang melintasi benua, organisasi kehidupan sosial pada skala global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran global bersama”.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan proses penyebaran kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, yang pada prinsipnya mengacu pada perkembangan yang cepat di dalam teknologi komunikasi dan informasi yang bisa menghubungkan tempat-tempat yang jauh menjadi dekat dan dapat membawa pengaruh terhadap pergeseran nilai atau pertukaran budaya baik disengaja maupun tidak yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku manusia dalam suatu bangsa.
Globalisasi dapat juga didefinisikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi lintas batas nasional dan regional. Ini
5Wuryan dan Syaifullah. 2019 . Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Generasi Muda. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. hlm 141.
Martono, Nanag. Globalisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm 96.
diperlihatkan melalui pergerakan barang, informasi, jasa, modal dan tenaga kerja melalui perdagangan dan investasi. Scholte melihat beberapa definisi yang dimaksudkan dengan globalisasi, antaranya adalah sebagai berikut:
(1) Internasionalisasi. Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya aktivitas hubungan internasional. Walaupun masing-masing negara masih mempertahankan identitasnya, namun menjadi semakin tergantung antara satu sama lain.
(2) Liberalisasi. Globalisasi juga diartikan sebagai semakin berkurangnya batas-batas sebuah negara. Misalnya, masalah harga ekspor/impor, lalu lintas devisa dan migrasi.
(3) Universalisasi. Semakin luasnya penyebaran material dan immaterial ke seluruh dunia, hal ini juga diartikan sebagai globalisasi. Pengalaman di satu tempat dapat menjadi pengalaman di seluruh dunia.
(4) Westernisasi. Westernisasi merupakan satu bentuk dari universalisasi, dimana makin luasnya penyebaran budaya dan cara berfikir sehingga berpengaruh secara global.
(5) Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas. Definisi yang kelima ini sedikit berbeda dengan keempat definisi sebelumnya. Keempat definisi sebelumnya mengidentifikasi bahwa masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya, namun pada definisi yang kelima ini menyatakan bahwa dunia global mempunyai ontologinya sendiri, bukan sekedar gabungan dari berbagai negara.
Dari poin ke 4 menjelaskan bahwa efek dari globalisasi mempengaruhi adanya perubahan wawasan nusantara.
2.3 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa secara harfiah berasal dari 2 buah kata “Maha” dan “Siswa”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Maha” memiliki arti sebuah bentuk terikat sangat; amat; teramat; besar, sedangkan “Siswa” adalah seorang murid. Sederhananya kita dapat mengartikan mahasiswa adalah seorang murid yang "besar".
Menurut Sarwono (Alfian, 2014) mahasiswa adalah setiap individu yang secara resmi terdaftar mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia 18 – 30 tahun
dan bisa disebut sebagai suatu kelompok di dalam masyarakat yang mendapatkan statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
6Kemudian Knopfelmacher (Alfian, 2014) menyebut mahasiswa sebagai insan-insan calon sarjana yang dalam proses keterlibatannya dengan perguruan tinggi makin menyatu dengan masyarakat dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual.7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai definisi mahasiswa, maka penulis membuat kesimpulan bahwa mahasiswa adalah individu sekaligus anggota sivitas akademika yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dan secara aktif memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri untuk melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan atau penguasaan, pengembangan, dan pengamalan suatu cabang ilmu pengetahuan untuk menjadi calon-calon intelektual yang berbudaya.
Dengan peran yang begitu banyak, mahasiswa dapat melakukan peran-peran baik dan perubahan dalam aspek sosial, politik, dan ekonomi dalam globalisasi. Peran mahasiswa juga tertulis dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat.
Dalam pendidikan, mahasiswa berperan sebagai peserta didik, mitra dalam pembelajaran, dan penggerak inovasi pendidikan. Dalam penelitian, mahasiswa dapat menjadi peneliti, anggota tim riset, dan inovator dalam mengembangkan pengetahuan baru, dan dalam pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, inisiator perubahan yang positif, dan sebagainya. Melalui peran ini, mahasiswa dapat berkontribusi pada kemajuan pendidikan, pengembangan pengetahuan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam segi politik, globalisasi telah memberikan tantangan dan peluang bagi mahasiswa. Mahasiswa seringkali menjadi pelopor perubahan sosial dan politik. Mereka dapat berpartisipasi dalam gerakan sosial dan politik untuk menyuarakan kepentingan masyarakat, mengkritisi kebijakan yang tidak adil, dan mendorong reformasi politik.
BAB III PEMBAHASAN
7Repository.um-surabaya. Tinjauan Pustaka Mahasiswa. hlm 01.
6Osman, B. 2008. Pengaruh Globalisasi Terhadap Peradaban. Jurnal Peradaban, 1. ISSN. hlm 75 – 98.
3.1 Pembahasan rumusan masalah 1
Apakah konsep wawasan nusantara telah dipahami oleh mahasiswa pada era globalisasi saat ini?
Deskripsi pembahasan rumusan masalah pertama dibawah ini, diperoleh melalui proses wawancara yang kami lakukan melalui penyebarangoogle form. Wawancara ini kami lakukan terhadap mahasiswa aktif semester satu departemen teknik kimia yang berada di kelas B. Dari total 36 mahasiswa aktif, kami hanya mendapatkan responden sebanyak 8 orang yang mana data hasil wawancara ini kurang relevan dan akurat untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah kami secara komprehensif. Maka, penelitian kami lanjutkan dengan mengkaji studi literatur dari jurnal penelitian institusi lain.
Melalui studi literatur yang telah kami lakukan dari jurnal penelitian
“Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara Terhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter Kebangsaan” mahasiswa Universitas Negeri Medan yang sedang melaksanakan perkuliahan Kewarganegaraan sebagai salah satu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) yang berjumlah 1200 orang. 8Didapatkan data mengenai pemahaman mahasiswa terhadap konsepsi wawasan nusantara secara umum berada pada tingkat sedang yakni 40,84 %. Persentase ini masih dibawah 50% yang mana artinya belum setengah dari populasi mahasiswa Universitas Negeri Medan paham tentang konsep wawasan nusantara secara umum.
Berdasarkan data studi literatur ini, dapat kita ketahui bahwa masih sedikit mahasiswa yang paham tentang konsep wawasan nusantara. Dan pada era globalisasi saat ini, nyatanya wawasan nusantara telah memudar. Hal ini dikarenakan terdapat faktor internal dan eksternal yang terjadi di dunia saat ini.
Dimulai dari faktor internal terlebih dahulu. Salah satu contohnya yaitu adanya sikap etnosentrisme. Etnosentrisme sendiri merupakan kecenderungan individu yang melihat kelompok budaya mereka sendiri sebagai norma-norma preferensi perilaku yang dapat diterima. Individu yang etnosentrisme cenderung bersifat tidak toleran dan menghakimi budaya yang berbeda dari kebudayaan mereka sendiri. Fenomena etnosentrisme ini diamati berkembang dalam kebanggaan terhadap keluarga, regionalisme, prasangka agama, diskriminasi rasial dan nasionalisme dan berakar dalam
8Deny Setiawan, 2017, Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantara terhadap Sikap Nasionalisme dan Karakter Kebangsaan. hlm 24.
kelompok. Dan menurut Luque-Martínez et al (2000)9, etnosentrisme adalah bagian dari sifat manusia.
Selanjutnya yaitu ada faktor eksternal. Yaitu pengaruh globalisasi. Di dalam era globalisasi di hampir semua negara-negara berkembang tidak mampu lagi membendung pengaruh globalisasi karena hubungan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya yang ada di belahan dunia.
Sehingga berdampak negatif dari bidang budaya, dimana bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimuran yang sangat menjunjung tinggi etika dan moral bangsa dengan adanya globalisasi ini telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia yang tadinya sangat menghormati nilai-nilai moral dan dengan adanya pengaruh budaya dari bangsa barat akhirnya dalam kehidupan keseharian terasa mulai ditinggalkan oleh generasi mudah, mereka lebih cenderung pada budaya dari barat tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai etika yang sesuai dengan perilaku bangsa Indonesia. Dengan adanya sikap dan perilaku budaya dari bangsa lain yang masuk melalui kecanggihan teknologi mengakibatkan runtuhnya semangat nasionalisme dan terkadang juga akibat dari globalisasi mental para generasi mudah mulai meninggalkan budayanya sendiri dan lebih membudayakan tradisi yang tidak sesuai dengan dasar falsafah negara kita yakni Pancasila.
Hal ini tentu sangat disayangkan, karena di era globalisasi saat ini diperlukan pionir yang mampu menjadi garda terdepan untuk dapat melawan pengaruh negatif dari globalisasi. Pionir tersebut ialah kita semua para generasi muda. Dengan demikian, pemahaman konsep wawasan nusantara merupakan sebuah urgensi yang masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. 10Merujuk pada data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa terdapat 190,83 juta jiwa (69,3%) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-64 tahun). Penduduk Indonesia dalam rentang usia produktif ini yang nantinya dalam sepuluh tahun kedepan akan menjadi garda terdepan dalam kemajuan pembangunan negara. Sebagai langkah awal untuk merealisasikan kemajuan pembangunan negara ini, maka perlu adanya
10Badan Pusat Statistik (BPS), 2022, Usia Produktif Dominasi Penduduk Indonesia, https://indonesiabaik.id/infografis/usia-produktif-dominasi-penduduk-indonesia
9e-journal.uajy. Tinjauan Pustaka Etnosentrisme. hlm. 18
kesadaran yang tidak hanya sekedar pengetahuan, tetapi juga pengimplementasian wawasan nusantara secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Pembahasan rumusan masalah 2
Bagaimana konsep wawasan nusantara dapat dipahami dan diimplementasikan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari?
Berdasarkan rumusan masalah kedua yang telah kami susun, dapat kami rincikan pembahasan sebagai berikut. Konsep wawasan nusantara merupakan suatu paradigma yang masih didefinisikan secara luas. Untuk memahami konsep wawasan nusantara secara komprehensif, diperlukan pemahaman secara umum terlebih dahulu.
Menurut (Sabarti Akhadiah 1997)11, wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 sebagai bentuk aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat yang menjiwai kebijakan dalam mencapai tujuan bangsa.
Berdasarkan penjelasan Sabarti Akhadiah, dapat dipahami kata kunci dalam memahami wawasan nusantara ada dua, yaitu pandangan terhadap diri sendiri dan pandangan terhadap lingkungan. Dari kata kunci ini, apabila ingin menanamkan pemahaman konsep wawasan nusantara kepada mahasiswa, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menumbuhkan sikap kepedulian terhadap diri sendiri dan lingkungan terlebih dahulu.
Wawasan nusantara merupakan hal yang mendesak bagi kelangsungan hidup bangsa. Maraknya budaya asing yang masuk ke Indonesia mengancam akan memudarnya minat lokal di tanah air. Tidak hanya itu, UUD 1945 dan ideologi negara Pancasila sama-sama memuat susunan tatanan kelembagaan yang sistematis, bisa dibayangkan jika masyarakat semakin mengagumi budaya asing, sehingga lupa mempertahankan budayanya sendiri.
Wawasan nusantara sendiri meliputi faktor geografis, geopolitik, geostrategis serta faktor sejarah dan yuridis. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas sebagai intelektual yang berwawasan kritis. Mahasiswa dapat berinovasi dengan apa yang telah mereka pelajari untuk meningkatkan minat generasi
11Makalah Kelompok kerja Universitas Sebelas Maret 2022. hlm. 10
muda untuk lebih memahami wawasan nusantara seperti melalui kerjasama antara budaya lokal dan eksternal.
Pengetahuan mahasiswa tentang wawasan nusantara dapat mengakselerasi aspirasi kebangsaan dengan membangun pertahanan kesatuan dan persatuan. Menjadi mahasiswa itu sendiri memiliki peran aktif sebagai pemuda termasuk menjadi kekuatan moral. Dalam peran ini, mahasiswa mengembangkan aspek etika dan moral perilaku dalam semua aspek kehidupan remaja. Kemudian mahasiswa juga berperan dalam kontrol sosial, dan diharapkan mahasiswa dapat membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum. Implementasi wawasan nusantara bagi mahasiswa ini dapat diaplikasikan melalui penerapan Pancasila pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, untuk mengimplementasikan wawasan nusantara dapat dilakukan dengan mengadakan suatu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan nusantara.
12Beberapa contoh kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan nusantara yaitu mahasiswa dapat menerapkan wawasan nusantara dengan melakukan KKN di desa. Mereka dapat mengamati kehidupan masyarakat desa yang masih memegang teguh budaya lokal dan ciri khas daerahnya. Dalam kegiatan KKN, mahasiswa juga dapat memberikan sumbangsih pengetahuan tentang wawasan nusantara kepadacivitas academicadi daerah tersebut dan menuangkan kreativitas untuk membantu masyarakat setempat.
Hakikat wawasan nusantara adalah sebuah cara pandang diri dan lingkungan yang menjunjung persatuan dan kesatuan untuk mencapai tujuan bangsa tentu sangat dijiwai manifestasi pancaran dari pancasila. Untuk mencapai tujuannya, tentunya wawasan nusantara dengan sendirinya berpangkal dan berdasar dari sila-sila dalam pancasila. Atau dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara merupakan aktualisasi dari falsafah pancasila.
Oleh karena itu, agar dapat dipahami dan diimplementasikan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, dibutuhkan pemahaman pendidikan Pancasila sehingga diharapkan mahasiswa mampu menganalisis dan menemukan solusi atas berbagaipersoalan dalam bermasyarakat.
12Lil Y., 2023, Contoh Implementasi Wawasan Nusantara di Sekolah dan Kampus,Contoh Implementasi Wawasan Nusantara di Sekolah dan Kampus – Blog Mamikos
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 1
Setelah membahas rumusan masalah mengenai “Apakah konsep wawasan nusantara telah dipahami oleh mahasiswa pada era globalisasi saat ini?”. Dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan wawancara dan studi literatur dari jurnal institusi lain, bahwa konsep wawasan nusantara di era globalisasi terutama pada mahasiswa telah meluntur. Hal ini terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal ada sikap etnosentrisme yang artinya kecenderungan individu yang melihat kelompok budaya mereka sendiri sebagai norma-norma preferensi perilaku yang dapat diterima. Dan dari faktor eksternal terdapat pengaruh globalisasi. Dimana dua hal ini tentunya memberi dampak negatif. Padahal data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa terdapat 190,83 juta jiwa (69,3%) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif (15-64 tahun). Penduduk Indonesia dalam rentang usia produktif ini yang nantinya dalam sepuluh tahun ke kedepan akan menjadi garda terdepan dalam kemajuan pembangunan negara. Sebagai langkah awal untuk merealisasikan kemajuan pembangunan negara ini, maka perlu adanya kesadaran yang tidak hanya sekedar pengetahuan, tetapi juga pengimplementasian wawasan nusantara secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Kesimpulan 2
Setelah membahas rumusan masalah mengenai“Bagaimana konsep wawasan nusantara dapat dipahami dan diimplementasikan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari?” dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka menanamkan pemahaman dan pengimplementasian wawasan nusantara. Yang pertama adalah pengaplikasian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua adalah pengimplementasian wawasan nusantara dapat dilakukan dengan mengadakan suatu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan nusantara, salah satu contohnya adalah pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Ariella Prity Anggraini, F. U. (2022). Pengembangan Wawasan Nusantara Sebagai Muatan Pendidikan Kewarganegaraan Generasi Muda Melalui Pemanfaatan Internet.Pengembangan Wawasan Nusantara Sebagai Muatan Pendidikan Kewarganegaraan Generasi Muda Melalui Pemanfaatan Internet, 174-180.
AURAHMAH, N. (2020). IMPLEMENTASI DAN PERAN WAWASAN NUSANTARAPADA MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI.
IMPLEMENTASI DAN PERAN WAWASAN NUSANTARAPADA MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI.
Dzakiy Muhammad Alfadhil, A. A. (2021). Budaya Westernisasi Terhadap Masyarakat.
Budaya Westernisasi Terhadap Masyarakat.
Intan Purnama, R. A. (2023). URGENSI WAWASAN KEBANGSAAN PADA GENERASI Z DI TENGAH .URGENSI WAWASAN KEBANGSAAN PADA GENERASI Z DI TENGAH.
Lilis Dewi Ratih, F. U. (2021). WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN RASA DAN SIKAP .JURNAL GLOBAL CITIZEN, 59-64.
Lulu Rahma Aulia, D. A. (2021). Mengenal Indentitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi.Mengenal
Indentitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi.
Mahmudan, A. (2022).Survei: Kian Muda Generasi, Penetrasi Internet Makin Tinggi.
Roni Lukum, S. (n.d.). Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warna Negara Indonesia .Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Dalam Meningkatkan Semangat Nasionalisme Bagi Warna Negara Indonesia, 1 - 23.
Setiawan. (n.d.). Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial.KONTRIBUSI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEPSI WAWASAN NUSANTARATERHADAP SIKAP NASIONALISME DAN KARAKTER KEBANGSAAN.
Zein, R. A. (n.d.). Globalisasi Dan Peran Mahasiswa Dalam Mengatasinya.Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Teknik.