PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM MANDIRI PERDESAAN (PMP) DI DESA SAIBI SAMUKOP KECAMATAN SIBERUT TENGAH
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
ARTIKEL
RIRIS NPM: 09070031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM MANDIRI PERDESAAN (PMP) DI DESA SAIBI SAMUKOP KECAMATAN SIBERUT TENGAH
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
Riris
1Aziwarti, M.Hum
2Drs.Nilda Elfemi, M. Si Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Desa Saibi Samukop tidak akan maju jika mengharapkan bantuan dari pemerintah saja. Hal ini disebabkan Desa Saibi Samukop sangat jauh dari perkotaan. Program Mandiri Perdesaan PMP memberi ruang partisipasi pada masyarakat untuk membangun desanya sendiri, ruang disini yaitu bagaimana masyarakat tersebut bekerjasama dengan memanfaatkan dana dari PMP digunakan untuk kebutuhan masyarakat yaitu melalui partisipasi. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat Desa Saibi Samukop dalam Program Mandiri Perdesaan (PMP) untuk pembangunan Desa.
Teori yang digunakan adalah teori Tindakan Sosial. Bahwa pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe deskriptif untuk mengembangkan masalah yang diteliti.
Informan pada penelitian ini yaitu 1) Pengurus Desa (Tastian/Kepala Desa Staf Desa), 2) Pelaku PMP di Desa Saibi Samukop, 3) Fasilitator pemberdayaan/penanggung jawab PMP, 4) Tokoh masyarakat Desa Saibi Samukop dan 5) Masyarakat Desa Saibi Samukop yang akan berpartisipasi dalam pelaksanaan PMP. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis data digunakan dengan model analisis data
interaktif dari Milles danHubermen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan sebagaimana dalam tipe deskriptif yaitu : 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data, 4) Penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: program yang dilaksanakan itu, 1) Jembatan beton, masyarakat merasa terbantu karena dengan adanya PMP, masyarakat Desa Saibi Samukop dapat berhubungan antar Desa ke Dusun. 2) TK merupakan kebutuhan sarana pendidikan masyarakat, terutama sekali bagi masyarakat yang memiliki anak usia 5-6 tahun. 3) Los Pasar merupakan kebutuhan masyarakat walaupun tidak seluruh lapisan masyarakat Desa Saibi Samukop. 4) Alur Bak Air yaitu, kebutuhan seluruh masyarakat.
Kegiatan perencanaan ini harus di ketahui oleh masyarakat yang terkait dalam pembangunan
tersebut.
COMMUNITY PARTICIPATION IN THE PROGRAM SELF RURAL (PMP) IN VILLAGE SAIBI SAMUKOP SIBERUT DISTRICT MENTAWAI
ISLANDS CENTRAL DISTRICT
Riris
1Aziwarti, M.Hum
2Drs.Nilda Elfemi, M. Si Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Samukop Saibi village would not go forward if it expects any assistance from the government. This is due to Saibi Samukop village very far from urban areas. Mandiri Rural PMP program gives space for participation in the community to build his own village, here is how the public space of the cooperation by utilizing funds from the PMP is used for the needs of the community, namely through participation. The research objective was to describe the participation of villagers Saibi Samukop in Mandiri Rural Program (PMP) for the construction of the Village.
The theory used is the theory of social action. That this research approach is qualitative and descriptive to develop problems examined. Informants in this study: 1) Management of the Village (Tastian / Village Head Staff village), 2) Actors PMP in the village Saibi Samukop, 3) Facilitator empowerment / responsible PMP, 4) Prominent villagers Saibi Samukop and 5) Rural Community Saibi Samukop who will participate in the implementation of the PMP. Informants selected with purposive sampling technique. Analysis of the data used by the interactive data analysis model of Milles and Hubermen. Data was collected by means of observation, interviews and document study.
The data analysis techniques as in descriptive, namely: 1) The collection of data, 2) reduction of data, 3) Presentation of data, 4) Withdrawal conclusion. The location study was conducted in the village of Saibi Samukop Central District of Siberut Mentawai Islands.
Based on the results of this study concluded that: the program implemented, 1) concrete bridge, people find it helpful because with the PMP, the village of Saibi Samukop can relate inter village to village. 2) TK is a need for a means of public education, particularly for people who have children aged 5-6 years. 3) Los Market is a community needs, although not the whole society Saibi Samukop village. 4) Flow Tubs namely, the need for the whole society. These planning activities must be known by the people involved in the development.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2015 Pembimbing I Dosen Universitas Andalas (UNAND)
Pembimbing II Dosen STKIP Sumatera Barat
PENDAHULAN
Otonomi daerah telah dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia, namun hingga saat ini masih banyak persoalan yang dihadapi daerah terutama dalam pembangunan otonomi daerah. Beranjak dari pemikiran ini dan sejalan dengan pergerakan otonomi daerah sesuai denganUU No.32 tahun 2004 pada saat ini, pemerintah ingin merubah pendekatan dengan upaya mengutamakan manusia atau masyarakat dalam pembangunan. UU No.32 tahun 2004 memberikan peluang tersebut bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersama-sama menguatkan peranan masyarakat sekaligus untuk memandirikan masyarakat dalam pembangunan salah satu wujud dari model pembangunan tersebut adalah Program Mandiri Perdesaan PMP (Sumaryadi, 2005 :73).
Program Mandiri Perdesaan PMP adalah suatu pola pembangunan yang berbasis padamasyarakat. Masyarakat diharapkan dapat memeratakan persoalan dan potensi yang mereka miliki, pendampingan yang diberikan oleh pemerintah diharapkan mereka dapat secara mandiri untuk merumuskan rencana-rencana program kegiatan mereka sendiri. Pendampingan yang berisikan pemerintah dapat berupa bimbingan dari pendamping, pemerintah kecamatan maupun kabupaten serta modal yang diperlukan.
Dengan cara seperti itu mereka diharapkan dapat mandiri dan mampu mengembangkan potensi mereka secara keberlanjutan(Setiadi dan Lolip, 2011 : 10).
Tujuan utama dilaksanakan kebijakan otonomi daerah adalah untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat agar dapat lebih cepat, efektif dan efisien dalam melakukan segala kegiatan. Keberhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan tersebut akan diukur dan dibuktikan dengan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakatn (Ndraha,1990 :14) dalam Trio (2011).
Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan pembangunan sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari masyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat (Sumaryadi,2005 : 87).
Melalui program-program pembangunan partisipatif tersebut diharapkan semua elemen
masyarakat dapat secara bersama-sama berpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pembangunan merupakan suatu proses untuk mensejahterakan masyarakat yang dilakukan pemerintah bersama dengan masyarakat secara berkesinambungan(Sumaryadi,2005 :96). Desa Saibi Samukop salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Mentawai yang telah menjalankan program PMP sejak bulan Januari tahun 2015.
JENIS DATA DAN METODE
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Mei s/d 30 2015, tempat penelitian di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena daerah ini selau terjadi sengketa adat. Data primer adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2011:193). Data primer juga merupakan segala data-data yang bersumber dari kata-kata dan tindakan dari kata-kata orang atau yang di wawancarai
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe penelitian ini adalah bertipe deskritif.
Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (Moleong 2014 : 97). Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data Miles dan Huberman.
HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Program Mandiri Perdesaan PMP di Desa Saibi Samukop
Partisipsi Masyarakat Pelaksanaan Program Mandiri Perdesaan (PMP) di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah mulai pada bulan Januari 2015. Relawan sosial dalam kehidupan masyarakat dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan pembangunan.
Semangat kerja keras serta upaya-upaya yang telah dilakukan dari berbagai pihak yang terkait untuk memajukan Desa Saibi Samukop.
Menuju perubahan yang lebih baik, pembangunan di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah melalui Program Mandiri Perdesaan (PMP) lebih diprioritaskan.
Pembangunan dalam segi infrastruktur fisik seperti pembangunan TK, Jembatan beton Alur Bak Air serta Los Pasar. Gedung TK, tipe bangunan tempat pendidikan masyarakat yang memiliki anak berusia 5-6 tahun, dengan konsep bangunan yaitu tropis, lokasi di Desa Saibi Samukop belakang puskesmas. Adapun ukuran tanah/bangunan yaitu tanah : 18 x 22 m, dengan ukuran bangunan yaitu 208 m 2 (1 lantai). Tujuannya adalah sebagai suatu sarana pendidikan dasar yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Saibi, karena TK yang sudah lama berdiri sejak tahun 2000-an itu sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Sedangkan anak berusia 5-6 tahun jumlahnya cukup banyak dan mereka memerlukan sarana pendidikan. Jembatan dibangun yaitu untuk memperlancar akses antar dusun yang ada di Desa Saibi Samukop.
Khusus untuk anggota kelompok/dusun dalam kegiatan pembuatan jembatan beton di Desa Saibi Samukop di sertai oleh ketua, bendahara, sekretaris, kemudian pelaksana kegiatan (mandor), dan kepala tukang. Yang terlibat dalam kegiatan pembuatan jembatan beton setiap dusun adalah : 1) dusun saibi muara jumlah yang terlibat 23 orang, 2) Dusun Simoilaklak tidak terlibat, 3) Dusun Masoggunei 23 orang, 4) Dusun Simabolak 15 orang, 5) Dusun Pangasaat 35 orang
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan pembuatan jembatan beton berjumlah 96 orang/hari. Untuk pelaksanaan jembatan beton yang pertama,
a) perencanaan struktur bawah yaitu : Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkannya ke pondasi.
Beban-beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah,
b) penyelidikan tanah yaitu : Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan dengan lokasi Desa Saibi Samukop di tepi sungai untuk penyeberangan dengan bentang > 60 m digunakan bor mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standar Penetration Test ( SPT ).
c) Pekerjaan pondasi : Langkah-langkah persiapan pekerjaan pondasi adalah membersihkan/mempersiapkan area proyek dan pembuatan penulangan tiang bor.
d) pengeboran, pengecoran,
e) Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga sebagai penahan tanah. Pada proyek ini bagian abutmen menggunakan struktur pasangan batu.
Pekerjaan pasangan batu untuk abutment yaitu semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete mixer. Batu terlebih dahulu dibersihkan, lalu disusun dengan baik, kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan dimensi.
Kemudian abutment dengan pondasi diikat menggunakan angkur (baja) sehingga menjadi struktur yang monolit.
2. Los Pasar
Los pasar ini membutuhkan tenaga
kerja yang banyak. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan seperti di kemukakan oleh masyarakat Desa Saibi
3.
Jembatan Beton
Masyarakat merasa terbantu dengan adanya kegiatan PMP, salah satunya jembatan beton yang dapat menghubungkan antar daerah.
4.
Pembangunan TK
TK merupakan kebutuhan sarana pendidikan bagi masyarakat yang memiliki anak usia 5-6 tahun, dan los pasar juga kebutuhan bagi masyarakat. Walaupun tidak seluruh lapisan masyarakat Desa Saibi Samukop, untuk itu, kegiatan perencanaan ini harus diketahui oleh orang yang terkait langsung dengan pembangunan TK dan Los Pasar tersebut. Masyarakat yang terkait dengan pembangunan TK adalah masyarakat yang memiliki anak usia 5-
6 th.
5.
Alur Bak air
Pembangunan desa dilakukan untuk
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan
sarana dan prasarana yang ada di Desa
Saibi Samukop yang berasal dari dana
khusus APBN juga bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat, salah
satunya adalah pembangunan Alur Bak Air.
6.Partisipasi Masyarakat Desa Saibi Samukop dalam Program Mandiri Perdesaan (PMP)
Partisipasi berarti keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. (Ndraha, 1990) mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama kegagalan dalam mencapai hasil program pembangunan tidak mencapai sasaran karena kurangnya partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan selayaknya mencakup keseluruhan proses mulai dari awal sampai tahap akhir. Oleh karena itu, menurut T. Ndraha partisipasi public dapat terjadi pada 4 (empat) jejang yaitu : partisipasi dalam proses pembentukan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan. Cara untuk mencapai sasaran tertentu dalam kegiatan fisik PMP merupakan partisipasi instrumental.
Tujuan adalah agar masyarakat sebagai sasaran Program Mandiri Perdesaan (PMP) mengetahui rencana yang akan dilakukan didesa mereka, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Adanya perencanaan yang baik maka diharapkan kegiatan fisik yang direncanankan akan berjalan dengan lancar dan masyarakat mengetahui manfaat dari rencana pembangunan yang dilakukan.
Program Mandiri Perdesaan (PMP) membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa. Salah satu Desanya yaitu Desa Saibi Samukop, manfaat PMP sudah dirasakan oleh seluruh Desa di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah dari thn 2010-2015, bahkan ada yang dapat 2 pembangunan dari PMP dan ada yang satu pembangunan berkaitan dengan hal itu, penelitian ini lebih melihat partisipasi masyarakat Desa Saibi Samukop dalam PMP.
Sumber dan ketentuan alokasi dana PMP Desa Saibi Samukop, kemudian sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kemudian cost sharing dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), partisipasi dunia usaha, swadaya masyarakat. Ketentuan tentang alokasi dana PMP berdasarkan penetapan alokasi kecamatan, badan perencanaan pembangunan nasional (Bappenas) dan departemen keuangan
(Depkeu) menerbitkan dokumen anggaran yang berlaku sebagai surat keputusan otoritas dan alokasi dana PMP dicatat pada daftar pembukuan administrasi APBD kabupaten.
Mekanisme pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada tim pengelola kegiatan (TPK) didesa.
Mekanisme pencairan dana adalah pembuatan surat pencairan pemberian bantuan (SPPB) antara UPK dengan TPK, TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhannya dilampiri dengan dokumen- dokumen perencanaan (Gambar desain,RAB dan lampirannya) kegiatan untuk perencanaan berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) sebelmnya dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah.
Dana operasional UPK dan pelaksanaan di desa yaitu kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/ Desa dan UPK bertumpu pada swadaya masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan bantuan stimulant dana dari PMP . dana operasional UPK sebesar max 20% dari dana bantuan PMP yang di alokasikan di Kecamatan tersebut, Dana operasional TPK/
desa maximal 3% dari dana PMP yang di alokasikan menurut surat penetapan camat/
yang bersangkutan.
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat adalah TK, untuk meningkatkan pendidikan masyarakat Desa yang memiliki anak berusia 5-6 tahun, pembangunan Los pasar dan Alur Bak Air untuk meningkatkan kesejahteraan serta Jembatan Beton yaitu untuk memperlancar hubungan antar dusun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti menarik kesimpulan sehubungan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program Mandiri Perdesaan di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai berikut :
1. Di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, di lihat dari partisipasi Masyarakat dalam Program Mandiri Perdesaan PMP yaitu : Los pasar dalam pengertian sederhana, pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para
penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang.
Pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual.Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu para pelakuseperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualdiperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin. Walaupun tidak seluruh lapisan masyarakat Desa Saibi Samukop, untuk itu, kegiatan perencanaan ini harus diketahui oleh orang yang terkait langsung dengan pembangunan TK dan Los Pasar tersebut.
2. Masyarakat di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah jika di lihat dari partisipasi masyarakat dalam program mandiri perdesaan yaitu : pembangunan Jembatan beton, Masyarakat sangat terbantudengan adanya Program Mandiri Perdesaan PMP, sehingga masyarakat yang ada di Desa Saibi Samukopdapat berhubungan antar Desa ke Dusun.
3. TK merupakan kebutuhan sarana pendidikan bagi masyarakat, terutama sekali bagi masyarakat Desa Saibi Samukop yang memiliki anak usia 5-6 tahun.
4. Alur Bak Air, bertujuan agar masyarakat Desa Saibi Samukop tidak kesulitan lagi dengan air bersih.
Dengan adanya pembangunan di Desa yang dimotori oleh pemerintah setempat secara tidak langsung kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk memajukan kesejahteraan masyarakat setempat bisa menjadi acuan untuk ke depan. Untuk itu meskipun masih banyak yang belum mengerti untuk menjalankan suatu program-program namun semestinya sudah nilai plus bagi warga setempat.
Selanjutnya harapan pada pemerintah agar program ini berjalan secara berkelanjutan atau berkesinambungan, agar bermanfaat bagi masyarakat Desa Saibi Samukop akan lebih dirasakan dalam segi kemajuan perekonomian pada khususnya. Tugas dan tanggung jawab
kegiatan program tersebut bukan hanya dilakukan oleh pemerintah dan swasta saja, melainkan tugas dan tanggungjawab bersama seluruh elemen masyarakat. Maka komunikasi dan interaksi antara semua pihak harus terus ditumbuhkembangkan dan benar-benar berintegrasi dalam sebuah kesepakatan bersama yang adil bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA