Ada beberapa jenis luka bakar yang dapat terjadi:
1. Luka Bakar Radiasi: Ini terjadi karena paparan sinar matahari berlebihan, sinar- X, atau bahkan akibat radiasi nuklir atau ledakan bahan radioaktif.
2. Luka Bakar Api: Jenis ini muncul akibat kontak langsung dengan api atau efek dari ledakan, yang menghasilkan panas tinggi.
3. Luka Bakar Kontak Langsung: Terjadi ketika tubuh bersentuhan dengan benda padat yang panas, seperti permukaan panas dari alat masak atau alat lainnya.
4. Luka Bakar Kimia: Terjadi jika kulit terkena asam kuat, alkali, atau gas iritan. Ini dapat merusak kulit dan jaringan di bawahnya.
5. Luka Bakar Air Panas: Terjadi ketika tubuh terendam, terkena percikan, atau tumpahan cairan panas. Contohnya termasuk tumpahan air mendidih atau minyak panas.
6. Luka Bakar Listrik: Jenis ini muncul jika seseorang tersengat aliran listrik, bisa dari kabel listrik atau peralatan elektrik yang rusak.
Selanjutnya, tingkat kerusakan yang terjadi pada luka bakar tergantung pada beberapa faktor, seperti suhu yang menyebabkan luka, berapa banyak panas yang bisa diserap,
berapa lama kontak terjadi, bagaimana konduktivitas jaringan, dan jenis kulit yang terkena.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan seberapa dalam lapisan kulit dan jaringan yang terkena. Ada beberapa jenis luka bakar berdasarkan ketebalannya:
1. Luka Bakar Ketebalan Superfisial: Hanya melibatkan lapisan paling atas kulit (epidermis).
2. Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial: Melibatkan lapisan atas kulit (epidermis) dan lapisan bawahnya (dermis papiler).
3. Luka Bakar Ketebalan Parsial Dalam: Menyebabkan kerusakan pada epidermis, dermis papiler, dan dermis retikuler.
4. Luka Bakar Ketebalan Penuh: Mengenai semua lapisan kulit, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan di bawah kulit (jaringan subkutan).
5. Luka Bakar Subdermal: Merusak lapisan kulit (epidermis dan dermis), serta dapat mencapai otot bahkan tulang.
Penting untuk memahami tanda dan gejala dari setiap jenis luka bakar serta komplikasi yang mungkin timbul.
Luka Bakar Ketebalan Superfisial: Proses dan Temuan Klinis 1. Penyebab Luka Bakar Ketebalan Superfisial:
Sinar Radiasi: Sinar matahari, sinar-X, dan radiasi nuklir atau ledakan dapat menyebabkan luka bakar ini.
Api: Kontak langsung dengan api atau akibat ledakan mengakibatkan panas tinggi.
Kontak Langsung: Tubuh bersentuhan dengan benda padat panas seperti permukaan alat masak atau peralatan lainnya.
Bahan Kimia: Kulit terkena asam kuat, alkali, atau gas iritan.
Air Panas: Terkena cairan panas, baik terendam, tumpah, atau terpercik.
Listrik: Terpapar aliran listrik dari kabel atau peralatan listrik.
2. Khusus untuk Radiasi Sinar Matahari:
Sinar Ultraviolet (UV) mencapai lapisan kulit yang disebut keratinosit (sel-sel kulit).
Keratinosit mengalami kerusakan langsung.
Ujung saraf nociceptive (saraf nyeri) dirangsang secara langsung.
Muncul rasa sakit pada area yang terkena.
3. Respons Seluler dan Patofisiologi:
Protein p53 penekan tumor diaktifkan pada keratinosit.
Terjadi penghentian sementara dalam siklus sel (Transient cell cycle arrest).
Mekanisme perbaikan DNA diaktifkan.
Jalur apoptosis (kematian sel terprogram) dimulai pada keratinosit.
Ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses perbaikan.
4. Pengaruh pada Jaringan Kulit dan Dampaknya:
Pelepasan protein endotelin yang merangsang rasa sakit.
Pelepasan zat seperti prostaglandin, metabolit asam arakidonat, substansi P, dan sitokin proinflamasi ke jaringan sekitar.
Kulit menjadi iritasi dan merangsang pleksus pembuluh darah di lapisan dermis.
5. Temuan Klinis:
Munculnya rasa sakit yang dapat dirasakan.
Pembengkakan pada area yang terkena (edema).
Kulit menjadi kemerahan (eritema).
Kulit dapat pucat saat ditekan dan warna kembali saat tekanan diangkat (blanchable).
Kulit terasa hangat pada sentuhan.
Rasa sakit muncul karena adanya serat saraf nociceptive di dalam lapisan epidermis dan dermis. Luka bakar yang menimbulkan rasa sakit
menunjukkan bahwa luka tersebut belum mencapai seluruh lapisan kulit dan mungkin akan sembuh tanpa perlu intervensi.
Lapisan-Lapisan Kulit dan Efek Luka Bakar Ketebalan Superfisial:
1. Epidermis:
Stratum Corneum: Lapisan paling atas kulit, berfungsi sebagai pelindung. Terkena dalam luka bakar superfisial.
Stratum Lucidum: Lapisan transparan di bawah stratum corneum. Juga bisa terkena dalam luka bakar superfisial.
Stratum Granulosum: Lapisan yang menghasilkan protein yang
diperlukan untuk struktur kulit. Terpengaruh oleh luka bakar superfisial.
2. Efek Luka Bakar Ketebalan Superfisial:
Sinar Radiasi dan faktor penyebab lainnya bisa merusak lapisan epidermis, terutama stratum corneum dan stratum lucidum.
Papillary dermis juga bisa terpengaruh, mengalami iritasi dan pembengkakan.
Temuan Klinis Luka Bakar Ketebalan Superfisial:
Rasa sakit yang timbul karena serat saraf nociceptive di dalam epidermis dan dermis yang terpapar.
Pembengkakan (edema) terjadi akibat respons inflamasi.
Kemerahan (eritema) pada kulit terkena.
Kulit masih bisa memucat saat ditekan dan kembali normal saat tekanan diangkat (blanchable).
Kulit terasa hangat pada sentuhan.
Kenapa Luka Bakar Ketebalan Superfisial Menyebabkan Rasa Sakit?
Serat saraf nociceptive yang terletak di epidermis dan dermis merasakan rangsangan.
Rasa sakit adalah respons terhadap kerusakan pada lapisan-lapisan kulit tersebut.
Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial: Proses dan Temuan Klinis 1. Penyebab Luka Bakar:
Sinar Matahari, sinar-X, radiasi nuklir/ledakan
Api tiba-tiba atau kontak langsung dengan nyala api
Kontak langsung dengan benda padat panas
Terkena cairan panas akibat perendaman, tumpahan, atau percikan
Paparan asam kuat, alkali, atau gas iritan
Kontak dengan kabel listrik atau peralatan terbuka 2. Penting untuk Diketahui:
Luka bakar tidak selalu seragam dalam kedalaman. Cedera bakar
memerlukan waktu untuk "muncul" - luka bakar parsial superfisial dapat berkembang menjadi yang lebih dalam seiring waktu.
3. Proses Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial:
Sinar Radiasi, seperti UV dari sinar matahari, mencapai sel kulit (keratinosit).
Keratinosit rusak dan mengalami penangguhan siklus sel serta apoptosis (kematian sel terprogram).
Terjadinya transfer langsung energi panas.
Terbentuknya nekrosis koagulasi (kematian sel akibat pembekuan).
Sel kulit epidermis dan lapisan papiler dermis terkena luka bakar ini.
4. Efek Pada Kulit dan Temuan Klinis:
Stimulation langsung ujung saraf nociceptive (saraf nyeri).
Permeabilitas kapiler meningkat, mengakibatkan kebocoran cairan dan terjadinya edema.
Kerusakan langsung pada keratinosit.
Struktur dermal yang sehat dikelilingi oleh sel-sel epitel yang tidak rusak.
Dilepaskannya prostaglandin, metabolit asam arakidonat, substansi P, dan sitokin proinflamasi ke jaringan sekitar.
Area yang terkena luka bakar dapat berepitelisasi (penyembuhan kulit) secara spontan dalam 1-2 minggu.
Terbentuknya gelembung pada kulit (blister).
5. Reaksi Pembuluh Darah dan Temuan Lainnya:
Pembuluh darah di lapisan dermal dirangsang, menyebabkan permeabilitas dan vasodilatasi.
Kulit menjadi merah (eritema) dan terasa hangat.
Area luka memiliki edema (pembengkakan) karena peningkatan permeabilitas kapiler.
Kulit dapat memucat saat ditekan dan kembali normal saat tekanan diangkat (blanchable).
Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial: Proses dan Efek pada Lapisan Kulit 1. Penyebab Luka Bakar:
Luka bakar ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti sinar matahari, sinar-X, radiasi nuklir/ledakan, api tiba-tiba, kontak langsung dengan nyala api, kontak dengan benda padat panas, terkena cairan panas akibat perendaman, tumpahan, atau percikan, serta paparan asam kuat, alkali, atau gas iritan. Juga bisa melibatkan kontak dengan kabel listrik atau peralatan terbuka.
2. Keterangan Penting:
Luka bakar bisa tidak selalu memiliki kedalaman yang seragam. Itu karena luka bakar butuh waktu untuk "berkembang" dan seringkali luka bakar parsial superfisial bisa berubah menjadi lebih dalam seiring berjalannya waktu.
3. Proses di Balik Luka Bakar Ketebalan Parsial Superfisial:
Sinar Radiasi, terutama sinar ultraviolet (UV) dari sinar matahari, mencapai lapisan epidermis (kulit luar).
Keratinosit (sel kulit) mengalami kerusakan dan mengalami penangguhan dalam siklus sel serta apoptosis (kematian sel terprogram).
Energi panas langsung tertransfer dan menyebabkan nekrosis koagulasi (kematian sel karena pembekuan).
Luka bakar ini mencakup lapisan epidermis dan lapisan papiler dermis, yang merupakan lapisan kulit yang lebih dalam.
4. Efek pada Lapisan-Lapisan Kulit dan Temuan Klinis:
Ujung saraf nociceptive (saraf nyeri) dirangsang secara langsung, mengakibatkan munculnya rasa sakit pada area luka bakar.
Kapiler di dermis terpengaruh, menyebabkan peningkatan permeabilitas dan bocornya cairan, yang pada gilirannya menyebabkan pembengkakan (edema).
Keratinosit mengalami kerusakan langsung.
Ada struktur-struktur dermal yang sehat yang dikelilingi oleh sel-sel epitel yang tidak terluka.
Mekanisme inflamasi terjadi, menghasilkan pelepasan prostaglandin, metabolit asam arakidonat, substansi P, dan sitokin proinflamasi ke jaringan sekitar.
Kulit yang terkena luka bakar memiliki kemampuan untuk berepitelisasi (penyembuhan kulit) secara spontan dalam 1-2 minggu setelah luka terjadi.
Mungkin terbentuknya gelembung pada kulit (blister).
5. Efek pada Pembuluh Darah dan Temuan Lainnya:
Pembuluh darah di lapisan papiler dermis merespons dengan meningkatkan permeabilitas dan vasodilatasi.
Kulit menjadi kemerahan (eritema) dan terasa hangat.
Area yang terkena luka memiliki edema (pembengkakan) akibat peningkatan permeabilitas kapiler.
Kulit tetap dapat memucat saat ditekan dan kembali normal saat tekanan diangkat (blanchable).
Luka Bakar Ketebalan Parsial Dalam: Proses dan Temuan Klinis
1. Keterangan Umum:
Luka bakar tidak selalu memiliki kedalaman yang seragam. Cedera bakar memerlukan waktu untuk "berkembang" dan sering kali luka bakar permukaan bisa berkembang menjadi lebih dalam seiring waktu.
2. Proses Pembentukan Luka Bakar:
Sinar Radiasi dan transfer energi panas menyebabkan kerusakan.
Sinar Matahari, terutama sinar ultraviolet (UV), merusak keratinosit (sel kulit).
Nekrosis koagulasi (kematian sel karena pembekuan) diinduksi.
Sel-sel epidermis serta lapisan papiler dan sebagian lapisan retikular dermis terkena luka bakar ini.
3. Efek pada Lapisan Kulit dan Temuan Klinis:
Kapiler di dermis merespons dengan meningkatkan permeabilitas dan mengakibatkan edema.
Dermis papiler terkena luka bakar, menghasilkan rasa sakit karena rangsangan langsung pada serat saraf nociceptive (saraf nyeri).
Sebagian besar struktur somatosensori (struktur yang merasakan rangsangan) mengalami kerusakan total.
Dermis retikular mengalami kerusakan dan kulit sekitar menjadi merah atau memiliki warna putih dan waxy.
4. Efek pada Jaringan dan Sensasi:
Pembuluh darah di bawah jaringan ikat subkutan mengalami vasodilatasi (pelebaran).
Banyak struktur sensorik dalam kulit yang rusak, namun Pacinian corpuscles di dalam jaringan ikat subkutan tetap utuh.
Ada beberapa struktur dermal yang masih sehat dan dikelilingi oleh sel epitel yang tidak rusak.
Bisa terbentuknya gelembung pada kulit (blister).
5. Temuan Klinis Luka Bakar Parsial Dalam:
Kulit yang terkena luka bakar bisa berwarna merah atau putih dan waxy.
Rasa sakit mungkin hilang akibat kerusakan pada serat saraf.
Penyembuhan kulit bisa terjadi secara spontan dalam waktu 2-9 minggu.
Kulit tidak memucat saat ditekan (non-blanchable).
Terjadi penyumbatan pembuluh darah kapiler di lapisan kulit.
Terjadinya rasa nyeri ketika ditekan pada area luka
Luka Bakar Ketebalan Parsial Dalam: Proses dan Efek pada Lapisan Kulit 1. Penulis dan Reviewer:
Penulis dan Penggambar: Amanda Eslinger
Reviewer: Alexander Arnold
Duncan Nickerson* (*Dokter MD pada saat publikasi) 2. Keterangan Umum:
Penting untuk diingat bahwa luka bakar tidak selalu seragam dalam kedalaman. Luka bakar dapat memerlukan waktu untuk "berkembang"
sehingga luka bakar parsial bisa menjadi lebih dalam seiring berjalannya waktu.
3. Proses Terbentuknya Luka Bakar:
Sinar Radiasi atau transfer energi panas dari sumber lain merusak jaringan kulit.
Terutama sinar matahari, termasuk sinar ultraviolet (UV), dapat merusak sel kulit yang disebut keratinosit.
Timbulnya nekrosis koagulasi (kematian sel akibat pembekuan) di daerah yang terkena luka bakar.
Lapisan epidermis (kulit luar), papiler dermis, dan sebagian lapisan retikular dermis mengalami kerusakan dalam luka bakar ini.
4. Efek pada Lapisan Kulit dan Temuan Klinis:
Kapiler di lapisan dermis merespons dengan meningkatkan
permeabilitas, menyebabkan cairan bocor dan pembengkakan (edema).
Lapisan epidermis mengalami kerusakan, menyebabkan rasa sakit karena serat saraf nociceptive (saraf nyeri) terstimulasi secara langsung.
Struktur somatosensori (yang merasakan rangsangan seperti tekanan atau suhu) dapat mengalami kerusakan total.
Lapisan dermis papiler, yang berada di bawah lapisan epidermis,
mengalami kerusakan dan kulit menjadi merah atau berwarna putih dan waxy.
5. Efek pada Jaringan dan Sensasi:
Di bawah lapisan dermis papiler, pembuluh darah ikat subkutan mengalami pelebaran (vasodilatasi).
Banyak struktur sensorik dalam kulit mungkin rusak, tetapi Pacinian corpuscles dalam jaringan ikat subkutan tetap utuh.
Beberapa struktur dermal yang masih sehat mungkin dikelilingi oleh sel epitel yang tidak terluka.
Kemungkinan munculnya gelembung di kulit yang terkena.
6. Temuan Klinis Luka Bakar Parsial Dalam:
Kulit yang terkena luka bakar bisa menjadi merah atau berwarna putih dan waxy.
Rasa sakit mungkin hilang karena serat saraf yang rusak.
Penyembuhan kulit bisa terjadi secara spontan dalam 2-9 minggu.
Kulit tidak memucat saat ditekan (non-blanchable).
Pembuluh darah kapiler di lapisan kulit mungkin tersumbat.
Mungkin terjadi rasa nyeri saat tekanan diberikan pada area luka.
Luka Bakar Ketebalan Penuh: Proses dan Temuan Klinis 1. Keterangan Umum:
Penting untuk diingat bahwa luka bakar tidak selalu seragam dalam kedalaman. Luka bakar memerlukan waktu untuk "muncul" sehingga luka bakar permukaan bisa berkembang menjadi lebih dalam seiring berjalannya waktu.
2. Proses Terbentuknya Luka Bakar:
Sinar Radiasi atau transfer energi panas dari sumber lain merusak jaringan kulit.
Sinar Matahari, termasuk sinar ultraviolet (UV), dapat merusak keratinosit (sel kulit).
Nekrosis koagulasi (kematian sel akibat pembekuan) timbul di area yang terkena luka bakar.
Lapisan epidermis (kulit luar) dan lapisan dermis mengalami kerusakan total dalam luka bakar ini.
3. Efek pada Lapisan Kulit dan Temuan Klinis:
Kapiler di lapisan dermis merespons dengan meningkatkan
permeabilitas, menyebabkan cairan bocor dan pembengkakan (edema).
Seluruh lapisan epidermis dan dermis mengalami kerusakan dan denaturasi, yang menyebabkan kulit menjadi tidak berfungsi.
Struktur somatosensori (yang merasakan rangsangan seperti tekanan atau suhu) hancur total.
Pembuluh darah kapiler di lapisan kulit juga rusak.
4. Efek pada Jaringan dan Sensasi:
Struktur-struktur jaringan yang biasanya berfungsi rusak, sehingga re- epitelialisasi luka tidak mungkin terjadi secara alami.
Lapisan dermis retikular mengalami kerusakan dan kulit terlihat seperti kulit yang keras, hitam, atau putih.
Sensasi berkurang secara signifikan (hipoestetik) pada area luka.
Kulit tidak memucat saat ditekan (non-blanchable).
5. Temuan Klinis Luka Bakar Ketebalan Penuh:
Kulit yang terkena luka bakar memiliki tampilan seperti kulit yang keras, hitam, atau putih.
Kulit tidak dapat memucat saat ditekan.
Sensasi pada area luka berkurang.
Penyembuhan kulit tidak mungkin terjadi secara alami, sehingga diperlukan grafting kulit atau rekonstruksi.
Luka Bakar Ketebalan Penuh: Proses dan Efek pada Lapisan Kulit 1. Keterangan Umum:
Penting untuk diingat bahwa luka bakar tidak selalu seragam dalam kedalaman. Luka bakar memerlukan waktu untuk "muncul", dan luka bakar permukaan bisa berkembang menjadi lebih dalam seiring berjalannya waktu.
2. Proses Terbentuknya Luka Bakar:
Sinar Radiasi atau transfer energi panas dari sumber lain merusak jaringan kulit.
Sinar Matahari, termasuk sinar ultraviolet (UV), dapat merusak keratinosit (sel kulit).
Nekrosis koagulasi (kematian sel akibat pembekuan) terjadi di area yang terkena luka bakar.
Lapisan epidermis (kulit luar) dan seluruh lapisan dermis mengalami kerusakan parah dalam luka bakar ini.
3. Efek pada Lapisan Kulit dan Temuan Klinis:
Kapiler di lapisan dermis merespons dengan meningkatkan
permeabilitas, menyebabkan cairan bocor dan pembengkakan (edema).
Lapisan epidermis dan dermis yang terkena luka bakar mengalami kerusakan total, dan struktur-struktur kulit tidak berfungsi.
Struktur somatosensori (yang merasakan rangsangan seperti tekanan atau suhu) hancur total.
Pembuluh darah kapiler di lapisan kulit juga rusak.
4. Efek pada Jaringan dan Sensasi:
Semua lapisan kulit yang terkena luka bakar mengalami kerusakan dan denaturasi.
Struktur-struktur jaringan yang biasanya berfungsi rusak, sehingga re- epitelialisasi (penyembuhan kulit) tidak mungkin terjadi secara alami.
Lapisan dermis retikular mengalami kerusakan, menyebabkan kulit memiliki tampilan keras, hitam, atau putih.
Sensasi kulit berkurang secara signifikan (hipoestetik) pada area luka.
5. Temuan Klinis Luka Bakar Ketebalan Penuh:
Kulit yang terkena luka bakar memiliki tampilan seperti kulit yang keras, hitam, atau putih.
Kulit tidak dapat memucat saat ditekan.
Sensasi pada area luka berkurang atau bahkan hilang.
Penyembuhan kulit tidak mungkin terjadi secara alami.
Perlu dilakukan grafting kulit atau rekonstruksi untuk mengatasi luka bakar ini.