Saya menyerahkan tesis ini. Saya menyerahkan tesis ini. Saya menyerahkan tesis ini. Skripsi ini kupersembahkan kepada Allah SWT atas segala cinta, Allah SWT atas segala cinta, Allah SWT atas segala cinta, Allah SWT atas segala cinta, berkah. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Penulisan skripsi ini mengambil judul “Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Dalam Upaya Pengendalian Ketersediaan Bahan Baku Di Pabrik Pengolahan Karet PTPN VII (Persero) Unit Usaha Pematang Kiwah.” Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melihat apakah penerapan metode material Requirement Planning (MRP) Perusahaan PTPN VII dapat mengatasi permasalahan kelebihan bahan baku sehingga biaya persediaan lebih efisien dan biaya investasi persediaan bahan baku juga dapat lebih rendah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain: Ibu. Etika Karyani, SE, Ak, MSM selaku dosen pembimbing utama dan ketua jurusan program studi akuntansi serta Bapak. Fadjar Putra Anoraga, SE., MSE selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran, masukan dan dukungannya selama proses penulisan skripsi ini.
Kedua orang tua dan seluruh keluarga telah memberikan dukungan yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Apabila di kemudian hari ternyata tulisan skripsi ini merupakan hasil plagiarisme atau penjiplakan karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab dan bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan STIE IBS.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Masalah Penelitian
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN
Bahan baku yang digunakan PTPN UU Pewa menjadi input pada sistem produksi perusahaan. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pada bulan Januari dan Februari 2009 perusahaan membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan pengguna. Penulis ingin membuktikan konsistensi dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu penerapan sistem MRP dapat membantu perusahaan dalam meminimalisir persediaan bahan baku, sehingga biaya persediaan menjadi lebih efisien.
Apakah penerapan sistem MRP dapat membantu perusahaan meminimalisir biaya persediaan bahan baku sehingga biaya persediaan dan biaya investasi bahan baku menjadi lebih efisien? Dengan menerapkan sistem MRP, perusahaan dapat mengatasi masalah kelebihan atau kekurangan bahan baku dengan merencanakan pengadaan bahan baku yang tepat. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem MRP dapat membantu perusahaan dalam menekan biaya sehingga biaya persediaan dan biaya investasi bahan baku dapat lebih efisien.
Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan sistem MRP, perusahaan dapat mengatasi permasalahan kelebihan atau kekurangan bahan baku dengan melakukan perencanaan pengadaan bahan baku yang tepat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya khususnya dalam bidang pengelolaan persediaan bahan baku.
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian dan sistematika pembahasan.
METEDOLOGI PENELITIAN
ANALISA DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Tinjauan Pustaka .1 Persediaan .1 Persediaan
- Pengertian persediaan
- Jenis Persediaan
- Fungsi-fungsi Persediaan
- Biaya-biaya Persediaan
- Pengertian Sistem Persediaan
- Manajemen Persediaan
- Pengertian Dan Tujuan Material Requirements Planning (MRP)
- Unsur-unsur MRP
- Input MRP
- Output MRP
Ristono (2009) lebih lanjut mendefinisikan persediaan sebagai “barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual di masa depan atau periode.” Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan mencakup segala jenis barang atau sumber daya yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam kegiatan usahanya, termasuk bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi yang kemudian digunakan atau dijual di kemudian hari. Bahan baku dapat diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari pemasok dan/atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan pada proses produksi selanjutnya.
Khususnya persediaan barang yang merupakan keluaran atau hasil dari setiap bagian proses produksi atau yang telah diolah dalam suatu bentuk tetapi masih perlu diolah lebih lanjut menjadi barang jadi. Artinya, persediaan barang yang telah diolah atau diolah di pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim ke konsumen. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan adalah biaya peluang investasi yang terkait dengan persediaan dan biaya terkait penyimpanan seperti sewa ruang gudang, keusangan, kerugian, dan penyusutan.
Terhadap kekurangan ini, perusahaan dapat merespons dengan mempercepat pesanan dari pemasok, dan biaya yang dikeluarkan mungkin menjadi lebih mahal karena adanya tambahan biaya pemesanan ditambah biaya transportasi terkait. Biaya yang timbul apabila fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa tidak memenuhi spesifikasi pesanan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan sumber daya yang tepat, dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat, sehingga meminimalkan jumlah total biaya yang dikeluarkan.
Pastikan bahwa prosedur untuk memperoleh dan menyimpan inventaris yang diperlukan menghasilkan biaya serendah mungkin. Menurut Chase, Jacobs dan Aquilano dalam Liana (2005), MRP diartikan sebagai “Suatu sistem yang membuat jadwal proses produksi yang berfokus pada data bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir perusahaan. MPS adalah jadwal induk produksi yang berisi jadwal produk akhir mana yang akan diproduksi, yang menunjukkan berapa jumlah yang akan diproduksi dan kapan akan diproduksi.
Sistem MRP pada akhirnya akan memberikan jadwal bahan baku untuk periode yang akan datang, dimana jadwal tersebut memberikan gambaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan setiap periode untuk mendukung MPS. Laporan sekunder meliputi: pemantauan kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi sistem operasi; perencanaan (laporan terencana) yang digunakan untuk meramalkan kebutuhan persediaan di masa depan; dan laporan pengecualian digunakan untuk menunjukkan varian besar seperti pesanan yang terlambat atau awal, jumlah bahan sisa yang berlebihan, laporan kesalahan, dan kebutuhan komponen yang sebenarnya tidak diperlukan. Kuantitas pesanan dinamis selalu merupakan metode pemesanan yang akan menghitung ulang kuantitas pesanan ketika terjadi perubahan kebutuhan bersih selama periode perencanaan.
Metode Lot Per Lot /Lot For Lot (L4L)
Metode Jumlah Pesanan Ekonomis/Economic Order Quantity (EOQ) Jumlah pesanan ekonomis (EOQ) merupakan salah satu model klasik dalam
Metode Biaya Total Terkecil /Least Total Cost (LTC)
Metode Biaya Unit Terkecil / Least Unit Cost (LUC)
- Langkah-langkah Proses Perhitungan MRP
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Pemikiran
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Metode Pengumpulan Data .1 Jenis dan Sumber Data .1Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data .1 Teknik Pengolahan Data .1Teknik Pengolahan Data
Pengendalian persediaan menggunakan sistem MRP untuk meminimalkan persediaan bahan baku di PT Tunggal Djaja Indah. Data yang diperoleh berupa data produksi dan biaya persediaan karet SIR 20, data pembelian bahan baku dan data persediaan bahan baku. Meminta data biaya persediaan, lead time, pemesanan bahan baku, dan kebijakan perusahaan mengenai persediaan bahan baku.
Jumlah persediaan yang berlebihan akan mengakibatkan terbuangnya biaya pengadaan bahan baku dan biaya penyimpanan. Kemudian data pada Tabel 4.3 menampilkan data pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan selama 4 bulan berturut-turut. Apabila kebutuhan bersih per unit masing-masing bahan baku diketahui, maka perlu dilakukan perencanaan pengadaan bahan baku tersebut.
Perencanaan pembelian bahan baku dilakukan dengan menentukan jumlah dan waktu pembelian yang optimal pada setiap pembelian. Setelah menentukan besarnya periode pemesanan, perusahaan dapat memesan bahan baku sebanyak jumlah pada periode tersebut. Dari data pada tabel 4.9a dan 4.9b diketahui pesanan pada periode kesembilan memiliki selisih biaya bahan baku paling kecil dari kebun induk yang sama.
Perhitungan menurut metode LUC seperti terlihat pada tabel 4.11a dan 4.11b untuk bahan baku dari kebun induk dan 4.12a dan 4.12b untuk bahan baku dari petani karet. Selanjutnya untuk bahan baku dari petani karet pada tabel 4.12a dan 4.12b diketahui pesanan pada periode kesembilan juga mempunyai selisih biaya paling kecil. Apabila jumlah bahan baku yang dipesan tidak memenuhi syarat, perhitungan tambahan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan 4.16 di bawah ini.
Berdasarkan tabel diatas, perhitungan lot size dengan metode EOQ untuk setiap bahan baku mempunyai total biaya sebesar Rp untuk bahan baku dari kebun induk dan Rp untuk bahan baku dari petani karet. Lebih jelasnya mengenai metode penentuan lot size yang digunakan untuk masing-masing bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah ini. Pengisian tabel MRP berdasarkan data persediaan bahan baku, jumlah bersih yang dibutuhkan, ukuran lot pembelian bahan baku, dan lead time pembelian bahan baku.
Rincian tabel MRP masing-masing bahan baku dapat dilihat pada tabel lampiran 4.18 untuk bahan baku bokar dari perkebunan seinduk dan tabel 4.19 dari petani karet.
Bahan
Analisis kedua membandingkan rata-rata jumlah persediaan akhir baik dalam jumlah rupiah antara data awal perusahaan sebelum menggunakan sistem MRP dan data perusahaan setelah diolah menggunakan sistem MRP.
Baku Unit Rupiah Unit Rupiah
Terkait kedua hal tersebut, perusahaan juga dapat mengurangi tingkat investasi pasokan bahan baku. Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga keuntungan yang diperoleh juga dapat meningkat. Hasil analisis yang dilakukan ternyata dengan diterapkannya sistem MRP maka jumlah persediaan bahan baku di Unit Usaha PTPN VII Pematang Kiwah baik dari segi jumlah unit maupun dari segi rupiah dapat dikurangi rata-rata sebesar 28% dari total bahan baku yang diteliti.
Penerapan sistem MRP pada unit usaha PTPN VII Pematang Kiwah dapat membantu perusahaan dalam upaya meminimalisir persediaan bahan baku sehingga biaya persediaan lebih efisien sebesar 18,76% untuk bahan baku dari kebun induk dan 37,03% untuk bahan baku dari kebun induk. petani karet. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menurunkan tingkat investasi bahan baku dengan penurunan sebesar 28%. Dengan menerapkan sistem MRP, perusahaan dapat mengatasi permasalahan kelebihan bahan baku dengan melakukan perencanaan pembelian bahan baku yang tepat.
Perencanaan pengadaan bahan baku yang sesuai dapat dilakukan dengan menghitung ukuran lot dengan mempertimbangkan biaya minimum dengan menggunakan metode LTC. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan kepada unit usaha PTPN VII Pematang Kiwah adalah: Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan sistem MRP antara lain, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dengan mengetahui jumlah bahan baku yang optimal. diperlukan, perusahaan dapat mengurangi biaya persediaannya dan dapat digunakan sebagai panduan untuk penjadwalan ulang. waktu pemesanan dan penerimaan bahan baku.
Kendala yang mungkin dihadapi perusahaan dalam menerapkan sistem MRP adalah kurangnya pengetahuan karyawan terhadap metode MRP. Analisis penerapan material Requirement Planning (MRP) dalam upaya pengendalian persediaan bahan baku daging untuk steak dan iga longhorn.