• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK "M" DENGAN - Kerta Cendekia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK "M" DENGAN - Kerta Cendekia"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Institusi: Akademi Keperawatan Kerta Ilmu Sidoarjo menyatakan bahwa artikel ilmiah berjudul: “Keperawatan di An. Telah disetujui untuk ditinjau di hadapan dewan penguji untuk penulisan ilmiah pada tanggal: 8 Juni 2020. Alhamdulillah, Alhamdulillah, puji syukur atas rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini.

Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya agar Penulisan Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak dapat disebutkan satu persatu.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil studi kasus ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah sakit agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada klien penderita tuberkulosis. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan studi kasus tentang asuhan keperawatan pada klien tuberkulosis. Sebagai tambahan pengetahuan bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien tuberkulosis.

Bab 2 secara teoritis akan menjelaskan tentang konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru. Keperawatan akan menguraikan permasalahan yang terjadi pada tuberkulosis paru melalui pelaksanaan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

Konsep Anak

  • Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan .1 Definisi pertumbuhan dan perkembangan
  • Tahap - Tahap Tumbuh Kembang Anak Wong ,2005 .1 Pre natal
  • Tahap perkembangan Anak
  • Proses pertumbuhan dan Perkembangan anak
  • Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
  • Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
  • Tahapan Pertumbuhan Pada Anak .1 Berat badan
  • Perkembangan Sosial Anak
  • Perkembangan Psikoseksual Anak
  • Perkembangan Psikososial Anak
  • Perkembangan Moral Anak
  • PerkembanganKognitif Anak

Pada fase oral ini, peran ibu penting untuk memberikan kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin. Fase ini berbeda dengan fase sebelumnya karena pada fase ini tidak terjadi fiksasi karena perilaku sudah terbentuk dan pada tahap ini anak mulai bersosialisasi dalam interaksi intelektual dan keterampilan. Pada tahap ini, remaja belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain secara lebih mendalam.

Dimana seseorang menghargai kebenaran, kepedulian dan kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar pertimbangan moral. Pemikiran tingkat tinggi dimana moralitas benar-benar terinternalisasi dan tidak berdasarkan standar orang lain.

Tabel 2.1 Perkembangan anak usia 13-24 bulan
Tabel 2.1 Perkembangan anak usia 13-24 bulan

Konsep Hospitalisasi .1 Pengertian

  • Stressor Umum Pada Hospitalisasi .1 Cemas akibat perpisahan
  • Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi
  • Konsep Solusi Hospitalisasi

Anak-anak memisahkan diri dari orang tua dan menghadapinya dengan membentuk hubungan yang dangkal dengan orang lain. TBC paru sering terjadi pada anak laki-laki <3 tahun dan tinggal di tempat yang tidak sehat, misalnya banyak orang merokok dan banyak orang terkena penyakit TBC yang menular ke anak-anak (Keluhan Utama Rusli. Secara patologis TBC paru tidak diturunkan, namun harus ada perawatnya. tanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi penularan di rumah.

Pemeriksaan : bentuk payudara simetris, bila TBC paru disertai atelektasis paru membuat bentuk payudara tidak simetris. Palpasi: pada anak yang menderita TBC paru disertai efusi pleura masif dan pneumonitis toraks, anak mendorong posisi trakea berlawanan arah dengan sisi yang terkena. TBC paru tanpa komplikasi saat palpasi, pergerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang antara kanan dan kiri, penurunan dinding saluran napas biasanya terlihat pada anak TBC paru dengan kerusakan parenkim paru yang luas.

Fremitus vokal kanan dan kiri sama, penurunan fremitus taktil pada anak penderita TBC paru biasanya terlihat pada anak disertai komplikasi penularan. Perkusi: pada anak dengan TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan ditemukan suara nyaring di seluruh lapang paru. Pada anak penderita TBC paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura, akan timbul suara tumpul pada sisi yang terkena sesuai dengan banyaknya dahak yang terkumpul di rongga pleura.

Auskultasi : pada anak penderita tuberkulosis paru terdapat tambahan bunyi pernafasan, ronki pada posisi terkena. Anak penderita tuberkulosis paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura dan pneumonitis toraks akan mempunyai suara resonansi pada sisi yang terkena (Smeltzer B2 (Darah). Untuk gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak penderita tuberkulosis paru, penulis memaparkan sebuah kasus itu menunjukkan penulis mengamati dari tanggal 13 Desember 2019 sampai dengan tanggal 15 Desember 2019 dengan data rating pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 11:30 WIB.

Gambar 2.1 Pathway Tuberculosis Nurarif & kusuma, 2015 Droplet infection
Gambar 2.1 Pathway Tuberculosis Nurarif & kusuma, 2015 Droplet infection

Pengkajian .1 Identitas

Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita TBC paru dan penyakit tersebut bersifat keturunan atau menular. Ibu pasien mengatakan selama hamil pasien rutin periksa ke bidan, periksa kehamilan 9 kali, tidak pernah imunisasi TT. Ibu pasien mengatakan pasien dilahirkan pada usia kehamilan 36 minggu dengan berat badan lahir normal 3650 kg dan panjang 47 cm. Ibu pasien melahirkan di Puskesmas dengan waktu persalinan 10 menit dengan dibantu oleh bidan. , tidak ada komplikasi saat melahirkan dan tidak ada penyakit setelah lahir.

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak diimunisasi sama sekali karena ibu pasien tidak mengetahui pentingnya imunisasi. Ibu pasien mengatakan pasien suka bergoyang bila ada musik, duduk sendiri, berjalan mundur tanpa terjatuh. Ibu pasien mengatakan, saat pertama kali bayinya disusui setelah lahir, ASI tidak langsung dipompa.

Kesadaran pasien composmentis GCS 456, tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang dan sakit kepala, tidur di rumah kurang lebih 3 jam, di rumah sakit kurang lebih 3 jam, malam hari kurang lebih 9 jam di rumah sakit 9 ​​jam. Pada pemeriksaan didapatkan mukosa bibir kering, tidak sianosis, lidah bersih, kebiasaan gosok gigi sehari sekali, gigi bersih, tenggorokan bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak nyeri tekan, tidak ada masalah eliminasi alve. Pada pemeriksaan fisik pergerakan mata kanan dan kiri normal, tidak terdapat mata kanan dan kiri, konjungtiva anemis antara mata kanan dan kiri, sklera putih antara mata kanan dan kiri, pupil isokorik antara mata kanan dan kiri. mata kiri, tidak ada edema periorbital antara mata kanan dan kiri.

Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen pada kedua telinga, pendengaran normal, ketajaman pendengaran antar gusi normal. Pada pemeriksaan ini tidak didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dan parotis serta tidak ditemukan hiperglikemia maupun hipoglikemia. Tampaknya pasien batuk grok-grok, pada auskultasi ditemukan bunyi bronkus pada paru kanan dan kiri bawah, pada perkusi ditemukan mati rasa pada paru kanan dan kiri bawah, irama pernafasan benar. , pola pernafasan benar, tidak terjadi retraksi otot bantu pernafasan, alat pernafasan tidak ada, produksi sputum berlebihan.

Gambar  3.1  Genogram  pada  pasien  An.  M  dengan  diagnosa    medis  Suspect  Tuberculosis di Ruang Ashoka RSUD Bangil Pasuruan
Gambar 3.1 Genogram pada pasien An. M dengan diagnosa medis Suspect Tuberculosis di Ruang Ashoka RSUD Bangil Pasuruan

Implementasi Keperawatan

Auskultasi bunyi nafas dan terdapat ronki pada lobus 3 kanan paru dan lobus 2 kiri (batuk masih grok – grok), amati sputum (terdapat produksi sputum berlebihan). Auskultasi bunyi nafas (terdapat bunyi ronki pada lobus 3 kanan paru dan pada lobus 2 kiri), amati batuk (batuk masih grok-grok), amati sputum (terdapat produksi sputum berlebihan, amati pola pernafasan, amati RR 26x/menit Auskultasi Bunyi pernafasan (terdapat ronkus pada lobus 3 kanan paru dan lobus 2 kiri), amati batuk (batuk berkurang), amati sputum (pembentukan sputum menurun), amati pola napas (pola napas teratur) .

Catatan Perkembangan

Evaluasi Keperawatan

PEMBAHASAN

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Perencanaan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Sementara dari tinjauan kasus yang ditemukan di keluarga pasien, tidak ada anggota keluarga yang mengidap TBC paru, namun ayah pasien merupakan perokok aktif. Sedangkan pada pemeriksaan kasus ditemukan kesenjangan yaitu pada saat pemeriksaan: pasien tidak mengalami sianosis, tidak terjadi pembesaran organ. Pemeriksaan sistem muskuloskeletal dan integumen dalam tinjauan literatur menunjukkan data penurunan aktivitas siang hari, kelemahan dan insomnia.

Menurut penulis, tidak ada kesenjangan pada pemeriksaan fisik B6 (tulang) karena terdapat kesamaan tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Menurut penulis, pada pemeriksaan fisik B7 (persepsi) tidak terdapat kesenjangan karena terdapat kesamaan pada tinjauan literatur dan studi kasus. Tinjauan literatur menemukan bahwa diagnosis hipertermia dikaitkan dengan gangguan kontrol suhu akibat infeksi dan peradangan.

Sedangkan diagnosis yang sama ditemukan pada tinjauan kasus karena pasien mengalami hipertermia karena tubuh tidak mampu mengontrol suhu secara optimal. Sedangkan diagnosis yang sama diperoleh pada peninjauan kasus karena pada peninjauan kasus ditemukan ibu pasien tidak mengetahui tentang TB paru. Pada tinjauan pustaka ditemukan lima diagnosa keperawatan menurut Nanda 2015 yaitu Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental/sekret berlebihan akibat infeksi.

Dalam diagnosis ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi air liur yang berlebihan, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus serupa. Dalam diagnosis hipertermia terkait pengendalian suhu sekunder akibat infeksi, inflamasi, tidak terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus serupa. Dalam mendiagnosis tingkat pengetahuan (orang tua) yang kurang terkait dengan kurangnya informasi, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, karena tinjauan literatur dan tinjauan kasus serupa.

PENUTUP

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus
  • Materi
  • Kegiatan Penyuluhan
  • Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi struktur
    • Pengertian Tuberculosis Paru
    • Cara pencegahan Tuberculosis Paru
    • Cara pengobatan Tuberculosis Paru

Hipertermia berhubungan dengan rusaknya pengendalian suhu akibat infeksi, peradangan, setelah dilakukannya tindakan keperawatan yang bertujuan untuk menunjukkan penurunan suhu tubuh normal menjadi 36,5-37,5C. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi, setelah itu dilakukan keperawatan dengan tujuan agar keluarga pasien dan pasien memahami perjalanan penyakitnya serta program pengobatan dan terapinya, yang dilengkapi dengan outcome. kriteria : ibu pasien dapat menjelaskan kembali tentang penyakitnya, ibu pasien dapat mengenali perlunya perawatan dan pengobatan tergantung penyakitnya, ibu pasien dapat menyebutkan 3 dari 5 cara pencegahan tuberkulosis, ibu pasien dapat menceritakan bagaimana penyakit tuberkulosis menular, ibu pasien dapat menyebutkan penyebab dan tanda gejala TBC. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.6thed.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.pp.863-82.

Toegang vanaf https://www.popmama.com/kid/1-3- years-old/kchintiana/waspada-tuberkulosis-si- Kecil-rentan-tertular- disease-ini/3 Op 31 Mei om 13.00. Toegang vanaf https://hellosehat.com/ Pusat- Kesehatan/batuk-penyakit-pernapasan/pengebab-batuk-berdarah/ Op 31 Mei 2020 om 13.20. Toegang vanaf https://orthevie.wordpress.com theoretical-development-moral-according-kohlberg/ Op 19 September om 11.00.

Diakses dari https://www.klikdokter.com/info-health/read/2697319/asap-rokok-meningkatkan-risiko-anak-terinfeksi-flek-paru pada tanggal 31 Mei 2020 pukul 13.30. TBC paru merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru dan biasanya ditandai dengan terbentuknya granuloma dan menyebabkan nekrosis jaringan. Selalu menjaga taraf hidup yang baik yaitu mengonsumsi makanan bergizi tinggi, menjaga kebersihan lingkungan, meluangkan waktu untuk berolahraga.

Pengobatan tuberkulosis paru dilakukan dengan OAT (obat anti tuberkulosis) secara teratur dan tidak boleh dihentikan. Jenis utama yang digunakan sesuai rekomendasi WHO adalah rifampisin, isoniazid, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. Ditujukan untuk pasien yang kambuh, pasien yang gagal pengobatan, dan pasien yang belum pernah menggunakan pengobatan.

Gejala Respiratorik

Batuk

Batuk Darah 3) Sesak Nafas

Gejala Sistemik 1) Demam

Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah

PARU??

PENYEBAB TB PARU

TUBERCULOSIS

Referensi

Dokumen terkait