1 Khulifa Ahdizia, “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kondisi Keuangan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Apakah mekanisme tata kelola perusahaan (perubahan Direksi, perubahan Direksi, komisaris independen dan kepemilikan anggota dewan) berpengaruh terhadap opini audit going concern? Apakah kondisi keuangan perusahaan (rasio leverage, profitabilitas dan aktivitas) berpengaruh terhadap opini audit going concern?
Untuk mengetahui pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan (perubahan Dewan Komisaris, perubahan Direksi, komisaris independen dan kepemilikan anggota dewan) terhadap opini audit kontinuitas. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan (rasio leverage, profitabilitas dan aktivitas) terhadap pernyataan kelangsungan usaha.
Opini Audit
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified audit statement) dikeluarkan oleh auditor jika tidak terdapat pembatasan ruang lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian signifikan terhadap kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang diakui secara umum dan informasi yang memadai dalam akun. Opini audit dengan pengecualian diberikan oleh auditor jika akun yang disajikan oleh pelanggan adalah benar, namun selama audit auditor menemukan bahwa ruang lingkup audit dibatasi oleh pelanggan. Kesimpulan negatif diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan klien belum disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga tidak memberikan gambaran yang benar dan wajar mengenai posisi keuangan, hasil operasi, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. .
Opini Audit Going Concern
Jika manajemen tidak mempunyai rencana untuk mengurangi dampak buruk kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan unit bisnis dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor mempertimbangkan untuk memberikan opini tidak menyatakan pendapat. Jika manajemen mempunyai rencana seperti itu, langkah selanjutnya yang harus diambil auditor adalah menyimpulkan efektivitas rencana tersebut. Jika auditor menyimpulkan bahwa rencana tersebut efektif dan klien mengungkapkannya secara memadai, maka auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan unit bisnis dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jika auditor menentukan bahwa rencana tersebut efektif, namun klien tidak memberikan pengungkapan yang memadai, maka auditor mengeluarkan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar.
Mekanisme Corporate Governance
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya permasalahan yang tersirat dalam peraturan perundang-undangan, namun juga hal-hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditor dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Perusahaan harus mematuhi peraturan hukum dan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan hidup agar dapat dilestarikan. Untuk memudahkan penerapan prinsip-prinsip GCG, sebaiknya perusahaan dikelola secara independen sehingga tidak ada satu pihak pun dalam perusahaan yang mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan prinsip kewajaran dan kesetaraan.
Dewan Komisaris
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, direksi adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan umum dan/atau khusus atas anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada direksi. Dewan direksi, sebagai suatu badan perusahaan, secara kolektif bertugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi dan memberi nasihat kepada direktur serta memastikan bahwa perusahaan mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik. Komposisi komite harus memungkinkan pengambilan keputusan yang efisien, akurat dan cepat serta mampu bertindak independen.
Anggota dewan harus bertindak profesional, yaitu jujur dan mempunyai kemampuan menjalankan fungsinya dengan baik, termasuk memastikan bahwa dewan mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi meliputi tindakan preventif, perbaikan bahkan pemberhentian sementara. Menurut KNKG (2006), kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua dewan, yaitu dewan komisaris dan.
Oleh karena itu, dewan komisaris dan manajer harus mempunyai persepsi yang sama terhadap visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
Dewan Direksi
Direksi bertugas mengelola perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan dan menjamin kelangsungan usaha perusahaan. Hofer dan Whetten (1997) dalam Parker et. 2005), mengutarakan pandangannya bahwa manajemen merupakan pihak yang mempunyai peranan penting jika perusahaan menghadapi permasalahan.
Komisaris Independen
Penelitian ini didukung oleh Hofer (1980) dalam Petronila (2007) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen merupakan suatu kondisi awal yang mencerminkan keberhasilan perputaran bisnis. Tidak mempunyai hubungan dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik tersebut, dan. Tidak terdapat hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan publik.18.
Memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk memantau jadwal, anggaran dan efektivitas strategi tersebut. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Kepemilikan Anggota Dewan
Kondisi Keuangan Perusahaan
Rasio keuangan suatu perusahaan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan dengan cara membagi angka yang satu dengan angka yang lain. Rasio-rasio perusahaan yang dijadikan proksi terhadap kondisi keuangan perusahaan antara lain rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Leverage
Rasio profitabilitas
Rasio Aktivitas
Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar menawarkan biaya audit yang lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Sehubungan dengan hilangnya biaya audit yang signifikan, auditor mungkin curiga dalam mengeluarkan opini kelangsungan usaha di perusahaan besar (McKeown et.
Penelitian Terdahulu
Perubahan CB, perubahan BD, kepemilikan anggota dewan dan risiko saham berpengaruh signifikan terhadap kontinuitas opini audit, sedangkan kualitas KAP tidak. 2008 Analisis laporan keuangan dan laporan non keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit berkelanjutan kepada auditee. Rasio likuiditas, opini audit tahun sebelumnya, dan audit delay berpengaruh signifikan terhadap opini audit berkelanjutan.
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
- Hubungan Perubahan Dewan Direksi (BoD) dengan Opini Audit Going Concern
- Hubungan komisaris Independen dengan Opini Audit Going Concern
- Hubungan Leverage dengan Opini Audit Going Concern
- Hubungan Profitabilitas dengan Opini Audit Going Concern Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
- Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Opini Audit Going Concern
Pada penelitian Petronila (2007), hasilnya menunjukkan bahwa perubahan Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern dan memiliki nilai parameter positif. Hasil penelitian Petronila (2007) menunjukkan bahwa pergantian Direksi berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, namun parameternya negatif. Dengan demikian, semakin besar proporsi komisaris independen, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern.
Hal ini sejalan dengan penelitian Petronila (2007) yang menemukan bukti bahwa proksi independen berpengaruh terhadap adopsi opini audit tentang kelangsungan usaha. Penelitian Petronila (2007) menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap adopsi opini audit tentang kelangsungan usaha. Semakin tinggi porsi kepemilikan anggota dewan manajemen, maka semakin rendah kemungkinan diperolehnya opini audit terhadap perusahaan operasional.
Semakin tinggi nilai rasio profitabilitas maka semakin kecil potensi dikeluarkannya opini audit going concern. 2009) yang menemukan bahwa rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern dengan nilai parameter negatif. Artinya semakin besar rasio aktivitas perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern.
1997) memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit terhadap kelangsungan usaha.
Ruang Lingkup Penelitian
Metode Penentuan Sampel
Perusahaan sektor real estate dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian.
Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data .1 Jenis Data
- Sumber Data
- Teknik Pengambilan Data
Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
- Variabel Independen
- Variabel Dependen
Variabel bebas disebut juga variabel sebab-akibat putatif (putative cause variabel) atau bisa juga disebut variabel anteseden (anteseden variabel). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari perubahan dewan komisaris, perubahan dewan direksi, komisaris independen, kepemilikan anggota dewan direksi, rasio leverage, profitabilitas, aktivitas dan ukuran perusahaan. Perubahan dewan komisaris merupakan pergantian anggota dewan komisaris pada suatu perusahaan, baik menambah maupun mengurangi anggota.
Variabel pergantian dewan komisaris diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana jika ada pergantian dewan komisaris diberi nilai 1 dan jika tidak ada perubahan diberi nilai 0. Pergantian dewan komisaris direksi adalah pergantian anggota direksi dalam suatu perseroan, baik menambah maupun mengurangi anggotanya. Variabel pergantian dewan direksi diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana apabila terjadi pergantian dewan direksi diberi nilai 1 dan bila tidak ada perubahan diberi nilai 0.
Kepemilikan anggota dewan tercermin dari persentase saham yang dimiliki oleh dewan pengawas dan direksi terhadap jumlah seluruh saham yang beredar. Jika terdapat kepemilikan saham oleh anggota dewan direksi pada perusahaan maka diberi nilai 1 dan jika tidak terdapat kepemilikan saham oleh anggota dewan direksi pada perusahaan maka diberi nilai 0. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pergi opini audit keprihatinan (GCAO), opini audit yang dimodifikasi oleh auditor mengenai ketidakmampuan atau ketidakpastian kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Variabel opini audit going concern merupakan variabel dummy yaitu variabel kategorikal atau dikotomis (Ghozali, 2009), dimana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki opini audit going concern (GCAO) dan 0 untuk.
Metode Analisis Data
- Statistik Deskriptif
- Analisis Inferensial
- Menilai Kelayakan Model Regresi
- Koefisien Determinasi
- Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Dari hipotesis tersebut Ho harus diterima dan Ha harus ditolak agar model sesuai dengan data. Output SPSS memberikan dua nilai -2LogL, yaitu satu untuk model yang hanya menyertakan konstanta dan yang kedua untuk model dengan konstanta dan variabel bebas (Ghozali, 2009). Uji Goodness of Fit Hosmer dan Lameshow menguji hipotesis nol bahwa data empiris fit atau konsisten dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2009).
Jika nilai statistik uji goodness-of-fit Hosmer dan Lameshow lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak artinya model mampu memprediksi nilai observasi atau model dapat dikatakan dapat diterima karena cocok. data observasi (Ghozali, 2009). Semakin mendekati nilai 1 berarti model fit semakin baik, sedangkan semakin mendekati 0 maka model fit semakin buruk (Ghozali, 2011). Delapan hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistik biner, yaitu variabel bebas merupakan gabungan variabel metrik dan non metrik (nominal).
GC = Opini audit going concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini dihentikan). Lev = total kewajiban: total aset Prof = Laba bersih (net income) Aktivitas = Penjualan bersih: total aset. Jika sudut signifikansinya kurang dari 0,05 maka koefisien regresi signifikan pada taraf 5%, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel tersebut independen.
Sebaliknya jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.