• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya. Kebijakan yang ditetapkan pimpinan bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja pada setiap pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Hal ini penulis ketahui berdasarkan wawancara dengan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Penulis menemukan banyak pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut yang tingkat kehadirannya rendah karena tingginya pegawai yang mangkir kerja karena berbagai sebab. Hingga Juli 2020, pegawai yang bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut berjumlah 156 orang. Selain faktor pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan, faktor tingkat pendidikan juga mempengaruhi kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, sehingga perlu dilakukan.

Apakah pengawasan kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara? Untuk mengetahui pengaruh pengawasan kerja dan tingkat pendidikan secara simultan (bersamaan) terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 1.2  Jumlah Pegawai
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai

Jenis-Jenis Pengawasan Kerja

Menurut Winardi dalam Terry, pengawasan berarti tidak hanya mencermati sesuatu dan melaporkan hasil kegiatan pengawasan, tetapi juga memperbaiki dan mengoreksi sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan hal yang penting untuk melaksanakan suatu rencana. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. umpan balik) adalah memusatkan perhatian pada hasil historis sebagai dasar untuk mengoreksi tindakan di masa depan.

Prinsip-Prinsip Pengawasan

Tujuan Pengawasan

Tahap-Tahap Pengawasan

Pengambilan tindakan perbaikan diperlukan apabila hasil analisis menunjukkan bahwa tindakan perbaikan diperlukan. Tindakan korektif kemudian akan diambil.

Manfaat dan Keuntungan Pengawasan

Indikator Pengawasan Kerja

Menjaga disiplin yang baik sangat penting bagi suatu organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Dimana kedisiplinan merupakan fungsi operasional yang paling penting dan menjadi tolak ukur untuk mengukur atau mengenali apakah fungsi manajemen sumber daya manusia secara keseluruhan telah dijalankan dengan baik.

Pendidikan

  • Tujuan Pendidikan
  • Fungsi Pendidikan
  • Tingkat/Jenjang Pendidikan
  • Indikator Tingkat Pendidikan

Dalam organisasi mana pun, kesalahan dapat dilakukan oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, pengawasan di sini dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang dibebankan. yakin. Lestari (2011) menyatakan bahwa jenjang pendidikan adalah kegiatan seseorang dalam mengembangkan keterampilan, sikap dan bentuk tingkah laku, baik untuk kehidupan sekarang maupun sekaligus persiapan untuk kehidupan yang akan datang melalui organisasi tertentu atau tidak terorganisir. Menurut Sikula dalam Mangkunegara (2013:50), pelatihan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, di mana para eksekutif mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, pegawai diharapkan memiliki pengetahuan umum dan pemahaman luas mengenai seluruh lingkungan kerja, serta kompetensi bersaing yang lebih baik. Oleh karena itu, tingkat pelatihan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga berdampak pula pada kinerja pegawai itu sendiri. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan materi kurikulum berupa bidang studi yang terdiri atas materi pembelajaran, dan materi sub kurikuler yang terdiri atas tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

Persiapan manusia untuk menjadi tenaga kerja dilakukan melalui pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan dasar memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap dan pengetahuan dasar. Pada prinsipnya pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar kehidupan baik bagi individu maupun masyarakat.

Pendidikan lanjutan ini berfungsi untuk mempersiapkan siswa memasuki pendidikan tinggi dan memasuki pasar kerja. Pendidikan tinggi adalah pendidikan lanjutan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat. Tingkat pendidikan akan mengubah sikap dan pola pikir menjadi lebih baik, dan juga tingkat kesadaran yang tinggi akan menciptakan kesadaran yang lebih besar sebagai warga negara dan memudahkan pembangunan.

Jenjang pendidikan adalah jenjang pendidikan yang ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan yang ingin dikembangkan, yaitu terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan pemuda, pendidikan lanjutan, dan pendidikan lanjutan. Kesesuaian jurusan Maksudnya sebelum mempekerjakan seorang pegawai, mereka menganalisis terlebih dahulu kesesuaian jurusan pendidikan pegawai tersebut, sehingga nantinya dapat ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

Kinerja Pegawai

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Artinya, pegawai yang mempunyai IQ di atas rata-rata (IQ 110-120), cukup terlatih untuk jabatannya dan terampil dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Secara umum disiplin menunjukkan suatu keadaan atau sikap hormat yang terjalin di kalangan pegawai terhadap peraturan dan ketentuan organisasi. Inisiatif berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam membentuk gagasan untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

Indikator Kinerja Pegawai

Setiap pekerjaan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu karena bergantung pada pekerjaan lain. Jenis pekerjaan tertentu mungkin memerlukan dua atau lebih karyawan untuk melaksanakannya, sehingga kolaborasi antar karyawan sangat diperlukan.

Penelitian Terdahulu

2 Ari Siregar, Saleh dan Khauf Pase, (2020), Dampak Pendidikan, Pengendalian Kerja Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Tanjung Balai. 3 Sri Purnama, (2018), Pengaruh Pengawasan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Panyabungan Barat Kabupaten Mandailing Natal. Berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

4 Rahel, Victor dan Yantje Uhing, (2018), Pengaruh Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado. 5 Mira Hastin dan Abdillah Jaya, (2014), Dampak Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.

Kerangka Berpikir

Hipotesis merupakan penjelasan sementara mengenai suatu perilaku, fenomena, atau situasi tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Menurut Sugiyono (2016:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. H1: Pengawasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

H2 : Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. H3 : Pengawasan kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Menurut Sugiyono (2017:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filosofi positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, data -analisis bersifat kuantitatif. / statistik untuk tujuan menguji hipotesis yang telah ditentukan.

Untuk memberikan kejelasan mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, penulis menggunakan desain penelitian statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan yang bersifat umum dan generalisasi. Penulis juga menggunakan statistik inferensial/induktif, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan menerapkan hasilnya pada populasi. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik yang digunakan untuk menguji parameter populasi dengan statistik, atau ukuran populasi dengan menguji data sampel.

Gambar 2.1 Kerangka Bepikir  2.6. Rumusan Hipotesis
Gambar 2.1 Kerangka Bepikir 2.6. Rumusan Hipotesis

Lokasi Penelitian

Populasi, Sampel Dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi

Sampel

Metode Pengambilan Sampel

Jenis Data Penelitian

Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan oleh peneliti sendiri, melainkan dikumpulkan oleh orang lain, seperti dokumentasi dari suatu instansi, internet, dan dari penelusuran perpustakaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi lain yang relevan. Penulis menggunakan data primer dengan melakukan wawancara, kuisioner, dan dokumentasi kepada pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Selain data primer, penulis menggunakan data sekunder dengan memperoleh dokumentasi dari instansi seperti kehadiran, catatan pendidikan pegawai, laporan pencapaian kinerja pegawai, dan struktur organisasi.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berdasarkan dokumentasi yaitu atas dasar partisipasi dan struktur organisasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Instrumen Penelitian

Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Heteroskedastisitas

Jika terdapat pola yang pasti, misalnya titik-titik membentuk pola sastra (bergelombang, melebar, lalu menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas

Metode Analisis Data

  • Analisis Deskriptif Data
  • Metode Analisis Regesi Linier Berganda
  • Uji Parsial (Uji-t)
  • Uji Simultan (uji-F)
  • Uji Koefisien Determinan (R 2 )

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain menyajikan data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, cara menghitung, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentase, perhitungan sebaran data melalui perhitungan mean dan simpangan baku serta perhitungannya. persentase. Perlu Anda ketahui bahwa dalam analisis korelasi regresi, atau membandingkan dua atau lebih nilai rata-rata (populasi/sampel), tidak perlu dilakukan uji signifikansi. Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode regresi linier berganda yang diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 2.0.

Metode regresi linier berganda merupakan model regresi linier yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas atau prediktor. Metode regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Metode regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengawasan ketenagakerjaan dan tingkat pelatihan pegawai terhadap kinerja pegawai.

Jika nilai signifikan > alpha 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak yang berarti variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen. F merupakan uji secara simultan apakah variabel independen (Dukungan Kerja dan Tingkat Pendidikan) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kinerja Pegawai). Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar penjelasan variabel independen (bimbingan kerja dan tingkat pendidikan) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai).

Semakin mendekati satu R2 maka variabel bebas menjelaskan bahwa variabel terikat mempunyai hubungan yang besar. Sebaliknya jika R2 mendekati nol maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan yang sangat kecil.

Gambar

Tabel 1.2  Jumlah Pegawai
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  NO  Nama, Tahun, Judul
Gambar 2.1 Kerangka Bepikir  2.6. Rumusan Hipotesis
Tabel 3.2  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 ini menjelaskan pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan kerangka