Baginda membimbing umatnya kepada kesempurnaan hidup jasmani dan rohani, dunia dan akhirat juga dengan al-Quran. Adapun hasil penelitian terdahulu, ia merupakan disertasi yang disusun oleh Ahmad Fathul Khoiri (Mei 2014, Fakulti Pendidikan STAIN Ponorogo) bertajuk Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Mujadalah dalam Tafsir. Al-Misbah Karya M.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Sistematika Pembahasan
Konsep Nilai-Nilai Pendidikan
Pendidikan
Ta'dib biasanya diterjemahkan sebagai pendidikan budi pekerti, budi pekerti, budi pekerti, budi pekerti, akhlak dan etika. Segala pemenuhan syari'at Allah akan berimplikasi pada akhlak mulia, (4) ta'dib adab al-shuhbah, pendidikan akhlak ruhani dalam silaturahmi, berupa sikap saling menghormati dan akhlak mulia antar manusia.
Akhlak
Kedua, bersifat spontan dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan.30 Hal ini terjadi karena cenderung dilakukan berulang-ulang.31 Ketiga, moralitas adalah tindakan yang timbul dari dalam diri orang yang melakukannya, tanpa adanya paksaan atau tekanan dari luar. Kelima, sejalan dengan ciri keempat, perbuatan moral (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang terjadi karena Tuhan.
Pendidikan Akhlak
Sumber Pendidikan Akhlak
Terdapat banyak nilai pendidikan yang termaktub dalam al-Quran, seperti pendidikan (1) I'tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan akidah, seperti beriman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan Takdir, yang bertujuan untuk mengatur kepercayaan individu. Pertama, dari segi namanya, Al-Qur'an dan Al-Kitab sudah mengisyaratkan bahawa Al-Qur'an menampilkan dirinya sebagai kitab pendidikan. Kedua, dari segi fungsinya iaitu sebagai al-huda, al-furqan, al-hakim, al-bayyinah adalah berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam pengertian yang luas.
Dengan mengemukakan beberapa alasan di atas, jelaslah bahawa al-Quran adalah kitab pendidikan. Kedudukan Al-Hadith sebagai sumber ajaran Islam bukan sahaja berdasarkan tafsiran ayat-ayat al-Quran dan Al-Hadith, tetapi juga berdasarkan ijmak para sahabat. Sunnah menurut ahli Hadis adalah sama dengan pengertian Hadis.42 Apa yang disebutkan dalam al-Quran di atas, Rasulullah menjelaskan atau menghuraikan dengan Sunnahnya.
Oleh karena itu, Sunah Nabi yang sekarang terdapat dalam Hadits adalah penjelasan otentik dari Al-Qur'an.
Tujuan Pendidikan Akhlak
Sehingga terbiasa berbuat baik, indah, mulia, terpuji dan menjauhi keburukan, kejelekan, hina dan hina. Sehingga interaksi manusia dengan Tuhan dan sesama makhluk lainnya selalu terjaga dengan baik dan harmonis. Ilmu akhlak tidak hanya memberitahukan mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi juga mempengaruhi dan mendorong kita untuk membentuk kehidupan yang suci dengan menghasilkan kebaikan dan kebajikan yang bermanfaat bagi manusia.
Dengan demikian, tujuan pendidikan akhlak adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan agar timbul segala perbuatan yang bernilai baik guna mencapai kesempurnaan dan mencapai kebahagiaan yang sempurna.
Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
Walaupun Allah telah memberikan pelbagai kenikmatan kepada manusia seperti yang disebutkan di atas, ini bukanlah alasan yang perlu dihormati oleh Allah. Namun, sebagai makhluk ciptaan-Nya, wajarlah manusia menunjukkan sikap akhlak yang baik terhadap Tuhan. Banyak cara yang boleh dilakukan untuk bertindak terhadap Tuhan dan aktiviti untuk membentuk nilai-nilai akhlak terhadap Tuhan yang sebenarnya akan membentuk pendidikan agama.
Iman iaitu sikap batin yang penuh tawakal kepada Allah dan aturan Allah yang dinamakan agama sentiasa menjaga hubungan baik dengan Allah dengan sentiasa solat lima waktu tanpa membuang masa. Ikhlas, iaitu sikap yang murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata untuk mendapatkan keredhaan Allah dan bebas dari perasaan riya’ (keinginan untuk dilihat orang). Syukur, yaitu sikap yang penuh rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada manusia.
Kedermawanan (al-munfiqun, menjalankan infaq), yaitu sikap orang beriman yang memiliki kerelaan yang besar untuk membantu sesamanya.
Biografi M. Quraish Shihab
Di sini ia aktif mengajar bidang Tafsir dan Ulum Al-Qur'an pada program sarjana, magister, dan doktoral hingga tahun 1998. Karena keahliannya di bidang kajian Al-Qur'an, tak butuh waktu lama bagi Quraish Shihab untuk mulai dikenal di kalangan masyarakat intelektual Indonesia. 11. Mukjizat Al-Qur'an: Dilihat dari aspek linguistik ilmiah tanda-tanda dan dakwah yang ghaib (Bandung: Mizan. 1997).
Mengungkap Tabir Ketuhanan Asma' Al-Huzna dalam Perspektif Al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati. 1998). 15. Pengantin Al Quran (Jakarta: lentera hati berdoa bersama Quraish Shihab (Jakarta: abdi negara) 19. Puasa bersama Quraish Shihab (Jakarta: abdi negara) 49. Seri halus tak kasat mata: Jin in Al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati) 50. Seri Halus dan Tak Terlihat: Malaikat dalam Al-Qur'an (Jakarta: . Lentera Hati).
54. Bacaan Penghulu Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis Sahih (Jakarta: Lentera Hati. 2011).
Surah Al- Ma’un Ayat 1 -7 (Tafsir Al-Misbah)
Asbabun Nuzal Surah Al- Ma’un Ayat 1 -3
Kosa Kata Surah Al- Ma’un Ayat 1 -3
Kata ad-din pada ayat di atas sangat populer diartikan dengan agama, namun bisa juga berarti balas dendam. Pendapat ini didukung oleh pengamatan yang menunjukkan bahwa ketika Al-Qur'an menggabungkan kata ad-din dengan yukadzdzibu, konteksnya adalah pengingkaran terhadap hari kiamat. Selanjutnya, jika kita kaitkan pengertian kedua ini dengan sikap orang yang enggan membantu anak yatim atau fakir miskin karena mengira bantuannya tidak akan membawa apa-apa, maka berarti sikap mereka pada hakekatnya adalah sikap orang yang berbuat. tidak percaya akan adanya hari penghakiman.
Perlu diketahui bahwa meskipun ayat ini berbicara tentang anak yatim, maknanya dapat diperluas untuk mencakup semua yang lemah dan membutuhkan pertolongan dan hal ini diperkuat dengan isi ayat berikutnya. Kata (دحي) yahudhdhu/nasehat mengandung makna bahwa mereka yang tidak memiliki manfaat setidaknya masih diwajibkan berperan sebagai “pemberi makanan”. Ayat di atas tidak memberikan kesempatan sedikitpun bagi setiap orang untuk tidak ikut serta dan merasakan betapa besar kepedulian yang harus diberikan kepada setiap orang lemah yang membutuhkan pertolongan.
Ayat tersebut tidak menggunakan kata (عطإ) ith'am/memberikan makanan, tetapi (عط) tha'am/makanan, sehingga barang siapa yang menganjurkan dan/atau memberikannya tidak merasa telah memberi makan fakir miskin.
Kandungan Yang Terdapat dalam Surah Al- Ma’un Ayat 1 -3
Ini bermakna makanan yang mereka cadangkan dan/atau berikan adalah sebenarnya, walaupun ia diambil dari gudang yang "dimiliki" oleh orang tersebut. Bahawa kita boleh menjadi orang yang berakhlak mulia dan berakhlak mulia (akhlak al-Quran), kerana al-Quran adalah sebaik-baik petunjuk ke jalan yang paling lurus (tidak ada sedikit pun kebengkokan dalam al-Quran itu sendiri) .
Kosa Kata Surah Al- Ma’un Ayat 4-7
Kata (ي ص لا) al-mushallin dapat diterjemahkan sebagai orang yang shalat, tetapi dalam penggunaan Al-Qur'an ditemukan makna khusus untuk itu. Kata (ع لا) al-ma'un menurut sebagian ulama diambil dari akar kata (ة ع)ma'unah yang berarti pertolongan. Menurut mereka, huruf (ةى) ta' mabathah pada kata tersebut diganti dengan (ا) alif dan diletakkan setelah ( ) mim sehingga berbunyi ( ع ) ma'un.
Ada juga yang berpendapat bahwa al-ma'un adalah bentuk maf'ul dari kata (يعي- عأ) a'ana-yu'inu yang artinya membantu dengan bantuan yang jelas, baik dengan alat maupun fasilitas yang tercapai. dari sesuatu yang diharapkan. Penulis cenderung memahami kata al-ma'un dalam arti sesuatu yang kecil dan perlu, maka dengan demikian ayat ini menggambarkan betapa pelitnya pelaku yang ditunjuk, apalagi pertolongan yang besar, hal yang kecil pun ragu-ragu. Surat Al-Ma'un, yang terdiri dari 7 ayat pendek, berbicara tentang fakta yang sangat penting, di mana terlihat jelas dan tegas bahwa ajaran Islam tidak memisahkan upacara ritual dan ibadah sosial, atau membiarkan mereka pergi sendiri-sendiri. .
Sayyid Quthub menulis dalam tafsirnya: “Mungkin jawapan Al-Qur’an tentang siapa yang mendustakan agama atau hari kiamat yang dikemukakan dalam surat ini adalah mengejutkan jika dibandingkan dengan fahaman tradisional, tetapi begitulah intipati persoalan dan intipatinya. .
Kandungan Surat Al- Ma’un Ayat 4 -7
Allah tidak menginginkan dari orang kalimat yang diucapkan, tetapi Dia menginginkan perbuatan nyata yang membenarkan kalimat yang diucapkan, karena jika tidak, maka semuanya tidak ada artinya dan Dia tidak melihatnya. Analisis nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’un Pendidikan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk
Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al- Qur’an Sura t Al- Ma’un Pendidikan akhlak dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang
Rasa persaudaraan yang hakiki ini menimbulkan perasaan luhur dalam jiwa muslim untuk membentuk sikap sosial yang positif seperti saling tolong-menolong, mengutamakan sesama, kasih sayang dan memaafkan serta menjauhi sifat-sifat negatif. Pada dasarnya sifat welas asih merupakan sifat yang dianugerahkan oleh Allah SWT pada semua makhluk hidup. Welas asih adalah perasaan kelembutan di hati, perasaan halus di hati nurani, dan ketajaman perasaan yang mengarah pada perlakuan lembut terhadap orang lain, berbagi rasa sakit, mengasihani mereka dan upaya untuk meneteskan air mata dari kesedihan dan sapuan penderitaan.
Rasulullah menjadikan sifat mengasihi sesama manusia sebagai sarana untuk mendapatkan cinta Allah. Tetapi cinta ini adalah sumber cinta yang melimpah untuk semua manusia. Seseorang yang hatinya sentiasa berfikiran positif dan husnuzhan terhadap sesama muslim, maka dia telah melakukan kebaikan di dalam hatinya.
Orang yang berbicara dengan baik, suka menolong, tidak berbohong walaupun bercanda, tidak menyakiti perasaan orang lain, maka ia telah melakukan ihsan dalam berbicara.
Tujuan Pendidikan Akhlak Dalam Surat Al- Ma’un (Dalam Tafsir Al- Misbah)
Salah satu kewajipan yang terpikul di bahu seorang muslim ialah berhemah dalam membelanjakan hartanya untuk kepentingan dirinya, sehingga ia mempunyai manfaat yang akan digunakan untuk membantu orang yang lebih memerlukannya dan orang yang menderita dalam hidupnya. Sebenarnya Allah menciptakan makhluk dengan keadaan dan keadaan yang berbeza, ada yang kuat dan ada yang lemah, kaya dan miskin, dan sebagainya. Ini supaya manusia dapat mewujudkan keharmonian dan keharmonian hidup sesama mereka iaitu yang kuat menolong yang lemah, yang kaya menolong yang miskin.
Tujuan pendidikan akhlak adalah sebagai berikut: yaitu agar kita membiasakan atau melakukan apa yang baik, indah, mulia, terpuji, dan menghindari apa yang buruk, jelek, hina, tercela, dan agar hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama makhluk selalu terjaga dengan baik dan harmonis. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam lingkungan. Sebenarnya tujuan pendidikan akhlak menuju tujuan pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Selain tidak melupakan status kita sebagai makhluk sosial (yang membutuhkan bantuan orang lain) dengan saling membantu orang-orang yang kehilangan dalam hidupnya seperti fakir miskin dan yatim piatu.
Saran