1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pendidikan ialah usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan secara aktif potensi pada dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya serta masyarakat. Pendidikan juga merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam kehidupan karena besarnya peran serta dampak positif yang ditimbulkan dari majunya suatu sistem pendidikan. Salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan adalah keberadaan kurikulum dalam pendidikan (Ananda, A. P., 2021).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 13 menyebutkan kurikulum merupakan seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Gusti & Ratnawulan, 2021). Kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia telah di revisi kurang lebih 10 kali sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, serta yang terbaru ialah kurikulum 2013 (Ananda, A. P., 2021).
Perubahan kurikulum yang terjadi berdasarkan perubahan politik, sosial, budaya, ekonomi, dan Iptek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
xiv
kata lain kurikulum pendidikan bersifat dinamis sesuai dengan tuntutan dan juga perubahan zaman.
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang berlaku sebelumya yaitu (KTSP 2006) yang menekankan pada pendidikan karakter serta penguasaan kompetensi yang utuh dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbagai kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didik di era globalisasi saat ini sering disebut juga dengan keterampilan abad 21 (21st Century Skills). Kompetensi abad 21 ini, sudah diadabtasi dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum 2013. Pembelajaran abad 21 ini menuntut agar selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu implementasi yang masih diupayakan secara maksimal ialah pemanfaatan teknologi yang mana media yang digunakan dalam pembelajaran telah berinovasi dengan penggunaan aplikasi pembelajaran berbasis mobile smartphone (Sawitri, R., 2018).
Berdasarkan praktik lapangan yang telah dilakukan di SMAN 4 Tanjungpinang pada pembelajaran matematika, implementasi kurikulum 2013 dilapangan masih belum optimal. Guru menggunakan kurikulum 2013 namun bahan ajar yang digunakan belum berbasis teknologi. Proses pembelajaran matematika yang terjadi pada umumnya banyak siswa yang jenuh, sama sekali tidak tertarik pada pembelajaran matematika hal ini karena matematika masih terpusat oleh guru. Permasalahan lain yang ditemui adalah didalam pengerjaan soal, siswa merasa kebingungan ketika menemui soal-soal latihan yang diberikan guru ketika tipe soal berbeda dengan contoh tetapi masih didalam
3
konteks yang sama. Hal ini menunjukkan siswa tidak memahami konsep dasar dari matematika yang sedang diajarkan, melainkan siswa cenderung menghafal rumus yang telah diberikan kepada guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penerapan model pembelajaran yaitu melalui model pembelajaran problem based learning (PBL) yang mana model pembelajaran ini merupakan salah satu model yang disarankan dalam pembelajaran kurikulum 2013 (Maulana et al., 2021).
Model pembelajaran PBL menurut Etheringthon (Elfina & Sylvia, 2020) merupakan sebuah metode yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan cara belajar melalui pemecahan masalah, model pembelajaran berdasarkan masalah mulai dikenal sejak zaman John Dewey. Pembelajaran ini mulai diangkat karena dilihat secara umum pembelajaran berbasis masalah disajikan dengan permasalahan yang autentik sehingga memberikan kemudahan pada peserta didik untuk melakukan penyelidikan.
Model pembelajaran PBL membantu peserta didik mengembangkan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah pada kehidupan nyata dan bekerja sama dengan orang lain.
Langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran problem based learning sebagai berikut : (1) Orientasi peserta didik pada masalah; (2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar; (3) Membimbing penyelesaian individu maupun kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya atau kelompok; (5) Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah
xiv
(Purnama & Suparman, 2020). Bagian terpenting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah selain model pembelajaran ialah sumber belajar.
Sumber belajar dapat dijadikan media pembelajaran dan menjadi pegangan bagi guru dan peserta didik, serta sumber belajar harus disusun dengan baik agar bermanfaat bagi peserta didik dan guru. Pada pembelajaran di sekolah biasanya guru menjelaskan materi pembelajaran melalui media ajar buku cetak, lks atau pun metode pembelajaran langsung yaitu guru memberikan materi dan peserta didik memperhatikan.
Menurut Depdiknas, Lembar Kerja Peserta Didik atau LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan. LKPD merupakan lembaran- lembaran yang berisi tugas, baik berupa soal-soal maupun kegiatan yang harus dikerjakan oleh peserta didik sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan.
Prastowo juga mengatakan bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas berisi materi yang akan di pelajari, rangkuman, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus di kerjakan oleh peserta didik baik bersifat teoritis maupun praktis yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus di capai peserta didik (Mu’tashimah et al., 2020).
Prastowo (2018) mengatakan LKPD yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri (Jaya et al., 2019) . Dalam menggembangan bahan ajar LKPD, digunakan model pendekatan saintifik yang mana guru dituntut untuk merancang LKPD sedemikian untuk menarik perhatian siswa dan
5
memotivasi belajar siswa. Pendekatan saintifik memiliki lima langkah dalam kegiatan pembelajaran utama yakni mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan (Jaya et al., 2019).
Pada kegiatan pembelajaran guru harus merancang LKPD sedemikian rupa yang harus sesuai dengan stuktur yang sudah ditetapkan oleh Depdiknas yang disebutkan oleh Prastowo (Placas, 2015) yang terdiri dari enam komponen yaitu ; (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) informasi pendukung, (5) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, (6) dan penilaian dalam kutipan dan jika dilihat dari formatnya, LKPD paling tidak memuat delapan unsur yaitu (1) judul, (2) KD yang akan dicapai, (3) waktu penyelesaian, (4) peralatan/bahan yang di perlukan untuk menyelesaikan tugas, (5) informasi singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dilakukan, (8) laporan yang harus di kerjakan.
Peneliti tertarik untuk melakukan pengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik dalam bentuk elektronik atau E-LKPD berbasis problem based learning menggunakan live worksheets. Live worksheets merupakan suatu layanan dari google berupa website gratis yang merupakan salah satu media pembelajaran interaktif secara online dengan mengubah lembar kerja cetak menjadi lembar kerja online yang bisa diakses di www.liveworksheets.com. Pendidik dapat mengubah lembar kerja yang sudah terdapat di live worksheets atau membuat sendiri. Live worksheets memiliki kelebihan bagi pendidik dan juga peserta didik yaitu bagi pendidik, menghemat waktu dan menghemat kertas. Sedangkan bagi peserta didik interaktif dan memotivasi.
xiv
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dilakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengembangan E-LKPD Berbasis Problem Based Learning Menggunakan Live Worksheets pada Materi Turunan Fungsi Aljabar Kelas XI SMA”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah yang diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana mengembangkan e- LKPD berbasis problem based learning menggunakan live worksheets pada materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA yang valid dan praktis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan e-LKPD berbasis problem based learning menggunakan live worksheets pada materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA yang valid dan praktis bagi pendidik dan peserta didik.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini untuk menghasilkan suatu produk berupa e-LKPD berbasis Problem Based Learning menggunakan live worksheets dengan spesifikasi produk sebagai berikut :
1. Produk e-LKPD berbasis Problem Based Learning yang dihasilkan dapat diakses melalui website liveworksheet.com.
2. Materi pada e-LKPD berbasis Problem Based Learning menggunakan live worksheets yakni materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA.
7
3. E-LKPD dikembangkan dan disusun berdasarkan kompetensi dasar (KD) 3.9 yaitu menganalisis keberkitan turunan pertama fungsi dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis singgung kurva. Kompetensi Dasar (KD) 4.9 Menggunakan turunan pertama fungsi untuk menentukan titik maksimum, titik minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis singgung kurva berkaitan dengan masalah kontekstual.
4. E-LKPD yang dikembangkan dapat digunakan dengan menggunakan android secara online.
5. E-LKPD yang dikembangkan dapat disebarkan oleh peserta didik dan diakses oleh peserta didik melalui link.
E. Manfaat Pengembangan
Manfaat penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis e-LKPD dengan model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan live worksheets pada materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA yaitu :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning menggunakan live worksheest pada materi turunan fungsi aljabar yang dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan.
xiv 2. Bagi pendidik :
a. Memberikan alternatif media pembelajaran kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Sebagai sumber informasi model pendidikan berbantuan LKPD elektronik untuk mempermudah proses pembelajaran.
c. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara pendidik dan peserta didik.
3. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang pengembangan bahan ajar LKPD.
b. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ajar guna meminimalisir kejenuhan peserta didik disaat pembelajaran.
c. Sebagai bekal bahan mengajar serta sebagai informasi untuk mengadakan penelitian secara berkelanjutan.
4. Bagi peserta didik :
Dapat menjadi sumber belajar yang bervariasi bagi peserta didik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar secara mandiri dan kreatif untuk mencapai penguasaan kompetensi.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian 1. Asumsi Penelitian
Asumsi merupakan suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan dengan jelas. Adapun asumsi yang peneliti
9
rumuskan yaitu e-LKPD berbasis problem based learning menggunakan live worksheets sebagai sarana pembelajaran.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Pengembangan e-LKPD berbasis problem based learning menggunakan live worksheets pada materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA hanya dapat diakses secara online oleh peserta didik melalui link yang dibagikan oleh pendidik.
b. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu materi turunan fungsi aljabar kelas XI SMA wajib dengan KD 3.9 dan 4.9 kurikulum 2013 kondisi khusus.
c. Produk yang dihasilkan menggunakan live worksheets pada penelitian ini hanya dapat memuat maksimal 10 halaman dalam satu e-LKPD.
G. Defenisi Istilah
Bertujuan untuk menghindari kesalahan tafsir dan meminimalisir bermacam-macam perspektif pemaknaan, maka perlu dikemukakan definisi yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengembangan
Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan dan mengembangkan produk berupa e-LKPD sebagai tambahan pembaruan bahan ajar yang dapat digunakan oleh peserta didik.
2. E-LKPD (Elektonik Lembar Kerja Peserta Didik)
E-LKPD merupakan panduan kerja peserta didik untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dalam bentuk elektronik yang
xiv
pengaplikasiaanya menggunakan deskop komputer, notebook, smartphone, maupun handphone.
3. Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran berbasis masalah dunia nyata yang mana peserta didik sebagai pemeran utama dalam pembelajaran.
4. Live Worksheets
Live worksheets merupakan aplikasi gratis yang disediakan oleh mesin pencari google yang dapat mengubah lembar kerja tradisional yang dapat dicetak menjadi latihan online yang mana otomatis dapat mengkoreksi.
5. Valid
Valid adalah suatu standar kualitas yang menunjukkan suatu produk sudah sesuai dengan aturan dan standar yang semestinya. Dikatakan valid apabila tingkat validitas yang dicapai produk yang bersumber dari lembar validasi oleh ahli media dan ahli materi.
6. Praktis
Praktis adalah dimana suatu standar yang menunjukkan suatu produk yang digunakan mudah, senang, serta menarik ketika memakainya. Uji kepraktisan dilakukan setelah suatu produk dikatakan valid serta, suatu produk dikatakan praktis apabila tingkat paktikalitas yang dicapai produk yang bersumber dari angket respon peserta didik dan angket respon pendidik.