BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia pada tanggal 31 Maret 2020, tercatat 1.528 kasus yang terkonfirmasi COVID-19 hingga Juli 2021 kasus COVID-19 mencapai 2,49 juta kasus. Hal ini pemerintah mengupayakan adanya program vaksinasi COVID-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Program vaksinasi COVID-19 salah satu upaya seseorang untuk menambah sistem kekebalan tubuh agar mampu menurunkan gejala COVID-19. Berdasarkan hasil data dari Kementerian Kesehatan RI bahwa vaksinasi COVID-19 nasional tercatat sebanyak 413.770.014 orang dan vaksinasi COVID-19 Provinsi Jawa Barat sebanyak 37.907.814 orang (1)(2)(3)(4)
Tenaga kesehatan masih menjadi garda terdepan pelayanan vaksinasi COVID- 19. Tuntutan pekerjaan yang tinggi untuk melayani vaksinasi COVID-19 dapat mengganggu kondisi fisik pada tenaga kesehatan. Begitu banyak tanggung jawab yang harus dilaksanakan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada peserta vaksinasi COVID-19 sehingga membuat tenaga kesehatan sangat rentan mengalami kejenuhan kerja (burnout). WHO (World Health Organization)
menjelaskan burnout sebagai penyakit akibat kerja yang dapat mempengaruhi dalam sektor pekerjaan.(1)
Berdasarkan hasil laporan Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MKK FKUI) menunjukkan sebanyak 83%
tenaga kesehatan mengalami burnout syndrome tingkat sedang dan berat, 42%
tenaga kesehatan mengalami kejenuhan emosi tingkat sedang dan berat, 22%
mengalami kehilangan empati tingkat sedang dan berat, dan 52% mengalami kurang percaya diri derajat sedang dan berat. Burnout memiliki peranan penting dalam kualitas pelayanan kesehatan yang akan berdampak pada kualitas mutu pelayanan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya burnout dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori antara lain faktor internal dan faktor eksternal.(5)(6)(1)
Faktor internal terbagi 2 yaitu faktor demografi dan faktor kepribadian. Faktor demografi meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan dan masa kerja. Faktor kepribadian meliputi harga diri dan locus of control (koping yang rendah). Faktor eksternal diantaranya kesulitan kerja, konflik peran, dukungan sosial, kondisi fisik tempat kerja.(7)
Berdasarkan faktor di atas dibuktikan pada penelitian oleh Surya bahwa perawat di ruang inap anak di RSUP Sanglah yang burnout dari jenis kelamin lebih dominan perempuan, umur perawat berkisar dari 25-49 tahun, tingkat pendidikan perawat DIII, perawat yang menikah lebih sering terkena burnout.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian berjudul hubungan beban kerja, faktor demografi, locus of control dan harga diri terhadap burnout syndrome pada perawat pelaksana di IRD RSUP Sanglah Denpasar
menunjukkan bahwa 79,2% responden dengan usia <30 tahun dengan burnout ringan dan status pernikahan memiliki hubungan yang signifikan sebesar 5% responden yang sudah menikah dengan burnout berat.(8)(1)(9)
Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung salah satu tenaga kesehatan yang merasakan gejala-gejala kejadian burnout. Berdasarkan hasil wawancara bersama koordinator vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung pada tahun 2021 sebanyak 42.852 orang dan bulan April tahun 2022 sebanyak 16.590 orang telah mendapatkan vaksinasi. Tim kegiatan vaksinasi COVID-19 berjumlah 12 orang terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga IT Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung serta 20 orang terdiri dari 4 tim gabungan relawan “BEDAS” terdiri 5 orang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Alur untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung dimulai dari peserta vaksinasi melakukan registrasi terlebih dahulu di tempat, kemudian peserta vaksinasi melakukan pengecekan tekanan darah lalu melakukan skrining, setelah itu dapat menerima vaksinasi COVID-19 oleh vaksinator, tahap akhir peserta vaksinasi melakukan observasi dan menerima hasil berupa sertifikat setelah di vaksin.
Dari wawancara terdahulu dengan 3 orang perawat yang terlibat kegiatan vaksinasi COVID-19 dengan sasaran 1000-2000 peserta vaksin merasakan pegal
pegal, sakit pinggang dan adapun khawatir tertular penyakit COVID-19 serta pada saat kegiatan gebyar vaksinasi COVID-19 pertama pada tim vaksinasi rata-rata menghabiskan waktu kerja sampai 8-10 jam per hari.
Berdasarkan kejadian burnout di atas dengan sasaran tim vaksinasi COVID-19 bahkan belum ada penelitian sebelumnya yang mengungkapkan faktor demografi apa saja yang berhubungan dengan kejadian burnout, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor demografi yang berhubungan dengan kejadian burnout tim vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung.”
B. Identifikasi Masalah
Faktor yang mempengaruhi burnout terbagi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor demografi dan faktor kepribadian.
Faktor demografi meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan. Faktor kepribadian meliputi harga diri dan locus of control (koping yang rendah). Faktor eksternal diantaranya kesulitan kerja, konflik peran, dukungan sosial, kondisi fisik tempat kerja.(7)
Berdasarkan faktor di atas dibuktikan pada penelitian oleh Surya bahwa perawat di ruang inap anak di RSUP Sanglah yang burnout dari jenis kelamin lebih dominan perempuan, umur perawat berkisar dari 25-49 tahun, tingkat pendidikan perawat DIII, perawat yang menikah lebih sering terkena burnout.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian berjudul hubungan beban kerja, faktor demografi, locus of control dan harga diri terhadap
burnout syndrome pada perawat pelaksana di IRD RSUP Sanglah Denpasar
menunjukkan bahwa 79,2% responden dengan usia <30 tahun dengan burnout ringan dan status pernikahan memiliki hubungan yang signifikan sebesar 5% responden yang sudah menikah dengan burnout berat.(8)
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Adakah hubungan antara faktor demografi dengan kejadian burnout pada tim vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan faktor demografi dengan kejadian burnout tim vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran faktor demografi (jenis kelamin, umur, pendidikan dan status pernikahan) tim vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
b. Untuk mengetahui gambaran kejadian burnout tim vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
c. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian burnout tim vaksinasi di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
d. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kejadian burnout tim vaksinasi di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
e. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan kejadian burnout tim vaksinasi di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung Tahun 2022.
f. Untuk mengetahui hubungan antara status pernikahan dengan kejadian burnout tim vaksinasi di Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung
Tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas
Memberikan informasi kepada puskesmas tentang faktor demografi yang berhubungan dengan kejadian Burnout pada tim vaksinasi COVID-19, sehingga manajemen puskesmas dapat mengambil upaya untuk mengurangi risiko Burnout.
2. Bagi Peneliti
Menambah ilmu dan memberikan pengetahuan baru serta dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan melalui penelitian ini.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan landasan untuk membangun penelitan selanjutnya untuk lebih memahami masalah kesehatan yang terkait dengan burnout (kejenuhan kerja).
4. Bagi Tim Vaksinasi COVID-19
Memberikan informasi mengenai faktor demografi yang berhubungan dengan kejadian Burnout.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini pada tim vaksinasi COVID-19. Subyek dalam penelitian ini adalah tim yang memberi pelayanan vaksinasi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pameungpeuk Kabupaten Bandung.