• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN - HKBP Nommensen University

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN - HKBP Nommensen University"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai “Tahukah anda analisis penerapan metode CPM dan PERT dalam pelaksanaan proyek?”. Aspek penelitian direncanakan dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique). Untuk menghasilkan analisis aliran, durasi dan probabilitas pekerjaan yang optimal dengan menggunakan metode CPM dan PERT sehingga perusahaan dapat menentukan perencanaan proyek yang efektif dan efisien.

Penelitian tentang “Analisis Penjadwalan Proyek Dengan Menggunakan CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique)” memerlukan tinjauan terhadap penelitian-penelitian terdahulu sebagai acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Network Planning dengan metode CPM menghasilkan umur proyek selama 153 hari. Setelah dilakukan analisa dengan metode CPM dan PERT diketahui waktu penyelesaian proyek adalah 252 hari.

Sedangkan pelaksanaan proyek ini memerlukan perencanaan proyek yang optimal dengan menggunakan metode CPM dan PERT. Dengan membandingkan kedua metode tersebut, diketahui bahwa durasi penyelesaian proyek dengan metode CPM lebih cepat dibandingkan dengan metode PERT. Durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek dengan metode CPM adalah 101 hari dan dengan PERT 102 hari dan dengan metode CPM waktu penyelesaian dapat dipercepat.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  No  Peneliti  Judul Penelitian  Hasil Penelitian  1.  Muhammad
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Muhammad

Karakteristik dan Siklus Proyek

Proyek ini merupakan gabungan antara proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan unit percobaan dalam bentuk pilot plan. Setelah uji coba berhasil dan dapat diproduksi secara massal, maka akan dilanjutkan dengan proyek padat modal untuk membangun fasilitas produksi hingga kapasitas yang diinginkan. Proyek ini menyangkut kegiatan tertentu suatu perusahaan yang produk akhirnya berupa jasa atau dalam bentuk non fisik.

Contoh proyek jenis ini adalah proyek pengembangan sistem informasi bisnis, peningkatan efisiensi bisnis, dan lain sebagainya. Proyek ini terkait dengan penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal pemasaran transportasi, pembangunan waduk energi listrik, pengairan sawah, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum. Biasanya proyek ini bersifat padat modal dan padat karya, yaitu menerima bantuan pinjaman dari donor luar negeri dengan pinjaman jangka panjang, pembayaran dan pengelolaan dananya dilakukan oleh pemerintah, atau bisa juga dengan investasi swasta, kemudian pemerintah melakukan konsesi.

Harga pasti, proyek harus dilaksanakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya satuan item pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan maupun total biaya sampai dengan berakhirnya proyek b.

Ciri - Ciri Proyek

Jenis – Jenis Proyek

Metode Penjadwalan Proyek

Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, pertimbangan penggunaan metode tersebut didasarkan pada kebutuhan dan hasil yang diinginkan yang dicapai dalam perencanaan kinerja. Sebab variabel-variabel yang mempengaruhinya juga harus dipantau, misalnya kualitas, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta pemangku kepentingan proyek. Apabila terjadi penyimpangan dari rencana awal maka akan dilakukan penilaian dan tindakan perbaikan agar proyek tetap pada keadaan yang diinginkan.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal

Pengendalian Jadwal

Pengertian jaringan kerja adalah sesuatu yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan dan mengawasi kegiatan konstruksi. Analisis jaringan memerlukan beberapa sistem kontrol untuk melaksanakannya, termasuk aktivitas individu, aktivitas gabungan, aktivitas paralel, dan jalur kritis. Jaringan kerja merupakan gambaran alur dan urutan setiap aktivitas kerja sehingga setiap individu yang mengerjakan suatu proyek dapat lebih mudah memahaminya (Husen, 2018).

Implementasi proyek ingin memperoleh metode yang berguna untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian ketika menangani sejumlah kegiatan yang kompleks. Kemudian ditemukan metode jaringan yang berfungsi memberikan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian yang sistematis (Andhika, 2017). Dengan adanya jaringan kerja ini, pelaksana proyek dapat mengetahui kegiatan mana yang perlu dilakukan terlebih dahulu, kegiatan mana yang dapat ditunda, dan kegiatan mana yang peralatannya dapat digunakan untuk kegiatan lain.

Dalam jaringan kerja terdapat beberapa simbol dan notasi yang dilakukan dalam jaringan kerja antara lain (Dipoprasettyo, 2016). Suatu kegiatan dalam suatu proyek digambarkan dengan anak panah, sedangkan arah kegiatan digambarkan dengan anak panah. Hal ini dapat digunakan untuk mendeteksi aktivitas yang mungkin mendahului atau aktivitas pendahulu dan aktivitas yang mengikuti aktivitas sebelumnya atau aktivitas penerus.

Setiap anak panah diberi notasi untuk mengidentifikasi jenis kegiatan dan perkiraan waktu selesai setiap kegiatan. Perbedaan antara aktivitas dummy dan aktivitas biasa adalah aktivitas dummy tidak memakan waktu dan sumber daya, sehingga waktu dan biaya yang dibutuhkan adalah nol. Anda dapat memahami hubungan ketergantungan antar aktivitas dengan menjelaskan logika dan dapat membuat rencana proyek yang lebih rinci.

Dalam membuat diagram kerja, suatu proyek selalu mempunyai titik awal dan titik akhir untuk setiap kejadiannya, yang berarti suatu proyek mempunyai waktu mulai dan berakhirnya kegiatan proyek. Untuk dapat menggambarkan suatu jaringan kerja diperlukan keterkaitan antara simbol dan aktivitas dalam penyelesaian proyek (Dipoprasetyo, 2016).

Gambar 2.8 Aktivitas A dan Aktivitas B pendahulu Aktivitas C  Sumber: (Heizer and Render, 2011)
Gambar 2.8 Aktivitas A dan Aktivitas B pendahulu Aktivitas C Sumber: (Heizer and Render, 2011)

Metode CPM (Critical Path Method) dan PERT ( Program Evaluation Review Technique)

Metode PERT (Metode Program Evaluation Review Technique)

Menurut Soeharto (1995), dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian proyek, telah ditemukan metode selain CPM (Critical Path Method), yaitu metode yang dikenal dengan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Jika CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik dengan angka yang mencerminkan kepastian, maka PERT dirancang untuk menghadapi situasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam jangka waktu kegiatan. PERT menggunakan pendekatan yang mengasumsikan bahwa periode kegiatan bergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga perkiraan yang diberikan sebaiknya diberi rentang, yaitu menggunakan tiga angka perkiraan.

PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah model perencanaan dan pengendalian suatu proyek untuk mengidentifikasi kegiatan proyek dan menghitung perkiraan waktu yang diperlukan. Kurva distribusi aktivitas seperti pada Gambar 2.21 di bawah ini umumnya asimetris dan disebut kurva Beta. Dari Gambar 2.21 diperoleh kurva distribusi ta, tb dan tm yang menunjukkan bahwa nilai tm berada pada puncak atau nilai yang sering terjadi.

Setelah menentukan taksiran bilangan a, m dan b, langkah selanjutnya adalah merumuskan hubungan ketiga bilangan tersebut menjadi suatu bilangan yang disebut te atau durasi yang diharapkan. Seperti dijelaskan di atas, jika jangka waktu aktual setiap iterasi dan jumlah frekuensi dicatat secara sistematis, maka akan diperoleh kurva “distribusi beta”. Jika ditarik garis tegak lurus melalui te, maka garis tersebut akan membagi luas daerah di bawah kurva distribusi beta secara merata, seperti terlihat pada Gambar 2.21 di atas.

Contoh di atas menunjukkan bahwa jangka waktu yang diharapkan te = 5,5 lebih besar dari jangka waktu yang paling mungkin m = 5,0. Angka te akan sama dengan m jika periode waktu optimis dan pesimistis simetris terhadap waktu yang paling mungkin terjadi atau b – m = m – a. Jika tidak, dikhawatirkan akan digunakan angka perkiraan periode waktu yang tidak sesuai atau tidak akan menyampaikan makna yang dimaksudkan.

Dalam proses memperkirakan angka a, b, dan m untuk setiap kegiatan, jangan sampai terpengaruh atau dikaitkan dengan jangka waktu target penyelesaian proyek. Karena jika hal ini terjadi akan sangat mengurangi manfaat metode PERT yang menggunakan unsur probabilitas dalam periode kegiatan perencanaan. Menurut Soeharto (1995), metode PERT memperkirakan periode kegiatan dengan menggunakan interval waktu, bukan periode waktu yang relatif mudah dibayangkan.

Artinya aktivitas B mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi dibandingkan aktivitas A terhadap perkiraan jangka waktu.

Gambar 2.21 Kurva Distribusi Asimetris (beta) ta, tb dan tm  Sumber: (Soeharto, 1995)
Gambar 2.21 Kurva Distribusi Asimetris (beta) ta, tb dan tm Sumber: (Soeharto, 1995)

Persamaan dan Perbedaan Metode CPM dan PERT

Perlu ditekankan di sini bahwa dalam analisis kemungkinan-kemungkinan di atas, tidak termasuk upaya tambahan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, misalnya dengan menambah sumber daya. Mengetahui indikasi persentase kemungkinan terpenuhinya target jadwal suatu kegiatan merupakan informasi penting bagi manajer proyek untuk mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan. Tentukan varians untuk setiap aktivitas kritis pada jalur kritis terpanjang hingga titik kejadian TE yang relevan.

Keduanya dapat melakukan berbagai analisis untuk membantu manajer mengambil keputusan mengenai waktu, biaya, atau penggunaan sumber daya. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk memperkirakan waktu kegiatan, sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu: a. CPM menganggap suatu proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk satu atau beberapa jalur, sedangkan PERT menganggap suatu proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang saling mengikuti.

CPM menggunakan pendekatan AOA (activity on Arrow) yang menggunakan panah sebagai representasi kegiatan. Sedangkan PERT menggunakan pendekatan AON (activity on node) yang menggunakan lingkaran atau (nodes) sebagai simbol aktivitas.

Langkah – Langkah dalam Menggunakan Metode CPM dan PERT

Perbandingan Metode CPM dan PERT

Satu hal lagi dari kedua metode ini adalah dengan faktor variance, dalam PERT perlu memperhatikan jalur subkritis karena entah kenapa bisa menjadi kritis dengan segala konsekuensinya.

Tabel 2.4 Perbandingan CPM dengan PERT untuk beberapa penomena
Tabel 2.4 Perbandingan CPM dengan PERT untuk beberapa penomena

METODE PENELITIAN

  • Data Umum Proyek Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Variabel Penelitian
  • Jenis Data
  • Analisis Data Menggunakan Metode CPM Serta Menentukan Aktifitas Kritisnya 1. Menentukan Setiap Kegiatan
  • Analisis Menggunakan Metode PERT
  • Menentukan Probabilitas
  • Pelaksanaan Penelitian Data .1. Waktu Pelaksanaan Penelitian
    • Peralatan Penelitian
  • Indifikasi Masalah
  • Metode Pengolahan Data
  • Kesimpulan dan Saran
  • Flow Chart

Jenis metode penelitian ini adalah kuantitatif, metode yang digunakan adalah merencanakan alternatif durasi proyek yang optimal dengan menggunakan metode CPM – PERT berdasarkan data yang diperoleh dari observasi. Masjid Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah manajemen waktu proyek dengan metode CPM – PERT. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berkaitan dengan waktu kegiatan, jadwal pelaksanaan proyek, data perkiraan kebutuhan tenaga kerja proyek, dan data lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Data primer dalam laporan penelitian ini berupa studi literatur atau literatur terdahulu yang berkaitan dengan penelitian dan studi lapangan berupa unsur-unsur pekerjaan yang dilakukan dan juga dokumentasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung. Data sekunder dalam laporan penelitian ini berupa data yang diperoleh dari proyek yaitu kurva S, item pekerjaan, berupa arsip data yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga data sekunder dalam penelitian ini adalah data waktu pelaksanaan. kegiatan proyek. Analisis setiap kegiatan menggunakan 3 skala waktu yaitu waktu optimis, waktu pesimistis, dan waktu realistis untuk mendapatkan perkiraan waktu yang diharapkan.

Periode penelitian dilakukan selama dua bulan untuk merencanakan durasi proyek yang optimal dengan metode CPM – PERT pada Proyek Pengembangan Pasar Aksara Kabupaten Deli. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, manajemen waktu yang tidak efisien menyebabkan penyelesaian suatu kegiatan tidak berjalan sesuai rencana. Untuk metode CPM dilanjutkan dengan membuat jaringan menggunakan Ms.Project 2019 untuk mengetahui hubungan antar kegiatan proyek.

Dari hasil TF yang dihitung dapat diketahui pekerjaan mana saja yang terkena jalur kritis. Sehingga waktu proyek dapat dipercepat dengan menjumlahkan durasi kegiatan pada jalur kritis dan memperoleh durasi proyek yang optimal dengan menggunakan metode CPM. Metode PERT dapat dilanjutkan dengan menentukan waktu aktivitas (Te) sesuai persamaan (2.9) baik untuk seluruh aktivitas maupun aktivitas pada jalur kritis.

Varians aktivitas proyek pada jalur kritis nantinya akan digunakan untuk menentukan probabilitas aktivitas proyek. Usahakan untuk menghindari penambahan atau perpindahan jalur kritis jika durasi salah satu aktivitas dipercepat.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek  3.3 Jenis Penelitian
Gambar 3.1 Lokasi Proyek 3.3 Jenis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait