• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

Seberapa tinggi kemampuan ilmiah anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati setelah menggunakan metode eksperimen. Mendeskripsikan kemampuan ilmiah anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati sebelum menggunakan metode eksperimen.

Deskripsi Teoritik

Kemampuan Sains

Menurut Yusuf i Yuliani, salah satu ciri perkembangan kognitif anak prasekolah adalah anak sudah mulai memahami dasar-dasar pengelompokan benda-benda berdasarkan satu dimensi, seperti kesamaan warna, bentuk, dan ukuran. Berdasarkan ketiga ahli teori kognitif tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah: 1) pewarisan/genetik, 2) kematangan, 3) lingkungan, 4) pendidikan, 5) minat dan bakat, 6) kebebasan.

Tahap perkembangan Kognitif

Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa, baik secara individu maupun kelompok, untuk dilatih dalam melakukan suatu proses atau percobaan. Metode eksperimen erat kaitannya dengan metode demonstrasi, dimana seorang pendidik terlebih dahulu memperlihatkan suatu proses atau cara kerja (demonstrasi), setelah itu siswa mencoba mempraktekkannya (bereksperimen) dengan mencoba mengamati sesuatu, mengamati prosesnya, dan hasilnya. percobaan. d) Uji coba diintegrasikan ke dalam metode estimasi.

Konservasi Zat Cair

Air selalu mengikuti bentuk wadahnya dan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Menurut Abruscato, belajar IPA terutama tentang bagaimana anak dapat mengingat dan mencatat apa yang mereka pelajari, serta bagaimana mereka dapat menerapkan konsep dan prinsip yang mereka pelajari di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Jean Piaget, anak usia 5-6 tahun sudah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan kesan yang cukup abstrak.

28 Emma Sovia, Jadikan Anakmu Pandai Tepat Rahasia Membuka Kecerdasan Anak Sejak Dini, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), p.Kemudian anak-anak ditanya lagi, 'apakah jumlah cairannya masih sama?', dan mereka jawaban yang mereka dapatkan beragam. Ada anak yang menjawab air di gelas P2 lebih banyak karena air di gelas sepertinya penuh.

Keterkaitan Metode Eksperimen Sains Melalui Kegiatan Konservasi Zat Cair Terhadap Kurikulum PAUD 2013

Anak mampu menyebutkan contoh benda yang dapat diawetkan selain zat cair dan melakukan kegiatan eksperimen baru. 3.6-4.6 membandingkan benda berdasarkan ukuran (lebih – kurang dari), keterkaitan kegiatan konservasi zat cair dengan silabus pembelajaran 2013 adalah ketika anda dapat menyebutkan banyaknya air pada gelas A1 dan gelas P dengan bentuk gelas yang berbeda, tetapi volume yang sama. Pada kegiatan konservasi zat cair, anak dapat menyebutkan penyebab dan akibat berpindahnya air dari gelas A1 ke gelas P dengan isi yang sama atau berbeda karena gelas berbeda ukuran.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada media yang digunakan dan jenis penelitian serta teknik analisis data. Metode eksperimen adalah cara belajar melalui percobaan agar anak terlibat aktif dalam kegiatan. Anak dapat bereksplorasi dengan mulai mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang dilakukannya.

Dengan metode ini diharapkan anak memiliki kemampuan untuk mengetahui proses konsep ilmiah dari percobaan yang dilakukan. Teori kognitif adalah proses mengetahui atau mempelajari sesuatu yang dipandang sebagai usaha untuk memahami sesuatu. Pengertian lain menyebutkan bahwa teori kognitif adalah cara mempersepsi dan menyusun informasi yang berasal dari lingkungan sekitar, yang dilakukan secara aktif oleh seorang pembelajar.

Berdasarkan uraian di atas, efektivitas metode eksperimen dalam mengembangkan kemampuan sains anak usia dini adalah bagaimana anak dapat mengingat dan menyimpan apa yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya dalam ruang lingkup kehidupan atau pembelajarannya.

Hipotesis Penelitian

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat Variabel bebas (independent variable) atau disebut juga variabel X dalam penelitian ini adalah. Metode percobaan kekekalan cairan dalam penelitian ini adalah metode dimana anak mengamati volume air yang terisi.

Kegiatan menyimpan zat cair merupakan kegiatan yang sederhana jika diterapkan di PAUD karena anak mendapatkan pengetahuan baru tentang benda cair jika dipindahkan ke wadah apapun akan tetap pada tempatnya, anak akan berpikir logis jika air dalam gelas A2 kemudian . dipindahkan ke gelas P , volume air akan berkurang atau sama. Desain penelitian eksperimen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest - Posttest Design. One – Group Pretest – Posttest Design merupakan penelitian eksperimen dimana dalam desain penelitian ini dilakukan pretest sebelum diberikan treatment untuk mendapatkan data yang lebih akurat karena dapat membandingkan data kondisi sebelum dan sesudah treatment.

34Ali Nugraha, th 2005, Pengembangan Pembelajaran IPA Anak Usia Dini, Penerbit: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan, Jakarta, hal.3.

Tabel 3.2  Jadwal penelitian  No  Nama
Tabel 3.2 Jadwal penelitian No Nama

Populasi dan Sampel

Dharma yang bertujuan untuk memperoleh data penggunaan keterampilan ilmiah sebelum kegiatan eksperimen dilakukan sebagai variabel X1 dan keterampilan ilmiah setelah dilakukan metode eksperimen ilmiah sebagai variabel X2. Dalam penelitian ini kemampuan ilmiah diukur, maka instrumen yang digunakan adalah kegiatan eksperimen yang merupakan alat untuk mengukur kemampuan ilmiah anak. Alat uji validitas dalam penelitian ini dipinjam dari teori Nuryani Rustaman tentang keterampilan proses klasifikasi atau keterampilan ilmiah.

BSB: Skor 4, jika anak mampu secara mandiri melakukan kegiatan penyimpanan cairan percobaan dan membantu teman yang kesulitan. Analisis kemudian dilanjutkan dengan Analisis Persentase untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu, “Seberapa tinggi kemampuan ilmiah anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati sebelum (sesudah) menggunakan eksperimen ilmiah? metode?". Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga yaitu seberapa besar perbedaan kemampuan ilmiah sebelum dan sesudah menggunakan metode eksperimen dilakukan uji beda rata-rata untuk mencari nilai t dengan rumus.

Uji gain dapat dilakukan untuk melihat seberapa besar peningkatan kemampuan ilmiah anak, apakah tinggi, sedang, atau rendah.

Tabel menafsirkan Persentase
Tabel menafsirkan Persentase

Hipotesis Statistik

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan sains anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif sebelum dan sesudah menggunakan Metode Eksperimen. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan sains anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif sebelum dan sesudah menggunakan Metode Eksperimen.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Gambaran Tentang Hasil Kemampuan Sains Sesudah Menggunakan Metode Eksperimen (Variabel X 2 )

Juga dapat dijelaskan secara rinci bagaimana cara memperoleh data penelitian yang lebih akurat dan jelas dari hasil pendataan penelitian kemampuan ilmiah setelah menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan tabel data tabel seperti dibawah ini. Data hasil kemampuan ilmiah setelah menggunakan metode eksperimen kelompok B PAUD Islam Al-Haniif kampung Adi Dharma. Analisis kemudian dilanjutkan dengan analisis persentase untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, yaitu “Seberapa tinggi kemampuan ilmiah anak kelompok B di kampung PAUD Islam Al-Haniif Adi.

Berdasarkan data yang terlihat pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan ilmiah seluruh anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif meningkat setelah menggunakan metode eksperimen. Persentase total kemampuan ilmiah seluruh anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif setelah menggunakan metode eksperimen adalah 82. Jika dikonversikan ke dalam tabel persentase, interpretasi kemampuan ilmiah responden setelah menggunakan metode eksperimen adalah dalam kolom Tinggi.

Gambaran kemampuan ilmiah secara umum anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif setelah menggunakan metode eksperimen sebanyak 4 anak berada pada skala persentase 86%.

Prasyarat Analisis Statistik

Kemampuan menampilkan kegiatan eksplorasi dan investigasi (a) pada tabel juga tampak lebih tinggi dari kemampuan ilmiah lainnya yaitu sebesar 92,2%, sedangkan kemampuan berani mencoba hal baru (b) memiliki nilai mencapai 76,6%. Kemampuan mengenal sebab akibat (d), kemampuan mengenal perbedaan ukuran benda (e) dan kemampuan menjelaskan kegiatan yang dilakukan (f) diperoleh nilai Uji Normalitas Data Kemampuan IPA sebelum menggunakan Eksperimen metode. Uji normalitas data sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors, karena data terdapat <30 responden.

Diambil kesimpulan dengan taraf signifikan atau tingkat signifikansi α berdasarkan nilai L0 dan nilai Ltabel yang diperoleh. Untuk menguji normalitas data setelah menggunakan metode eksperimen (Postest), langkah yang dilakukan sama seperti pada pengolahan data pretest yaitu sebagai berikut. Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai tertinggi adalah nilai pada kolom ke-1 dengan nilai 0,101.

Berdasarkan hasil uji Lilliefors di atas, baik data sebelum maupun sesudah perlakuan, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa H0 diterima yang berarti populasi skor kemampuan sains berdistribusi normal.

Analisis Statistik Inferensial

Hasil di atas menjawab pertanyaan hipotesis ketiga bahwa ada perbedaan yang signifikan pada keterampilan sains anak kelompok B di PAUD Al-Haniif Islam desa Adi Dharma kecamatan Gunung Jati sebelum dan sesudah menggunakan Metode Eksperimen. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan sains anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati sebelum dan sesudah menggunakan Metode Eksperimen. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan sains anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati sebelum dan sesudah menggunakan Metode Eksperimen.

Analisis kemudian dilanjutkan dengan melakukan tes pemerolehan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan sains anak PAUD Islam Al-Haniif sebelum dan sesudah menggunakan metode eksperimen high, medium, atau low gain. Dari tabel pemeringkatan Gain Test dapat disimpulkan bahwa kemampuan ilmiah anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati setelah diberikan metode eksperimen meningkat pesat dengan nilai gain test sebesar 0,70 . Persentase kemampuan ilmiah setelah menggunakan metode eksperimen adalah 82% persen, jika diubah menjadi tabel klasifikasi persentase, interpretasi ilmiah anak di Kelompok B PAUD Islam Al-Haniif Desa Adi Dharma Kecamatan Gunung Jati berada pada level tinggi.

Dari tabel klasifikasi Gain Test dapat disimpulkan bahwa keterampilan sains anak kelompok B di PAUD Islam Al-Haniif setelah diberikan metode eksperimen sangat meningkat dengan nilai gain test sebesar 0,70.

Tabel penolong dibuat untuk menentukan nilai : D, D 2 , dan M D
Tabel penolong dibuat untuk menentukan nilai : D, D 2 , dan M D

Keterbatasan Penelitian

85% dengan deskripsi tinggi dan enam anak mencapai skor persentil pada skala 60% sampai 75% dengan deskripsi cukup tinggi. Untuk uji homogenitas data diketahui bahwa Fhitung ≤ Ftabel, sehingga data yang diperoleh homogen. Pada saat pengujian hipotesis untuk menjawab pertanyaan penelitian, diperoleh hasil bahwa thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan kemampuan ilmiah anak kelompok B PAUD Islam Al-Haniif sebelum dan setelah menggunakan metode eksperimen.

Untuk nilai masing-masing responden nilai Gain Test adalah 8 orang pada klasifikasi tinggi dan 8 orang pada klasifikasi sedang. Penelitian yang dilakukan dibatasi dengan jumlah responden yang sedikit yaitu kurang dari 30 sampel. Pemilihan bahasa yang mudah dipahami anak saat menjelaskan eksperimen yang dilakukan juga menjadi kendala dan salah satu keterbatasan penelitian.

PENUTUP

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam mengembangkan keterampilan sains pada anak usia dini sangat efektif. Dari penelitian tentang “Efektivitas Metode Eksperimen dalam Pengembangan Keterampilan IPA Anak Kelompok B PAUD Islam Al-Haniif”, terdapat beberapa saran yaitu sebagai berikut. Kepada Institut Bunga Bangsa Cirebon: Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pengembangan keterampilan ilmiah menggunakan metode eksperimen ilmiah dengan pengawetan cairan.

Tim Prodi Guru PAUD, Modul Praktikum Pengembangan Ilmu Pengetahuan Anak Usia Dini, Indralaya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2015. Di PAUD Bunga Jempa UPTD SKB Kabupaten Lebong, Skripsi Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu: 2013. Kemudian anak-anak ditanya lagi 'apakah ukuran air di gelas sama?', anak akan menjawab sama.

Data hasil keterampilan ilmiah sebelum menggunakan metode eksperimen kelompok B PAUD Islam Al-Haniif kampung Adi Dharma.

Gambar

Tabel 3.2  Jadwal penelitian  No  Nama
Tabel menafsirkan Persentase
Tabel 3.12  Tabel Klasifikasi Gain
Tabel Penolong Uji Gain
+7

Referensi

Dokumen terkait

digunakan untuk anak usia dini, karena permainan tradisional dapat membantu mengasah karakter anak sejak dini. Congklak merupakan suatu permainan tradisional yang sudah