1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Kunjungan antenatal biasanya dimulai setelah tidak haid (menstruasi), sehingga dapat diidentifikasi diagnosis dan pengelolaan terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada ibu hamil.Menentukan awal serta usia kehamilan merupakan hal penting untuk dapat mengikuti perkembangan kehamilannya. Usia kehamilan dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) seorang perempuan, namun kenyataannya dilapangan banyak perempuan yang tidak memperhatikan siklus menstruasinya.1 Dalam sebuah penelitian di New York yang dilakukan oleh Kalish RB dan Chervenak F, ditemukan bahwa pada lebih dari 4.000 ibu hamil, 45% tidak yakin mengenai tanggal HPHT-nya sebagai akibat dari ingatan yang buruk, siklus yang irregular, perdarahan di awal kehamilan atau penggunaan kontrasepsi dalam 2 bulan sejak konsepsi.2
Penelitian lain yang dilakukan oleh Lynch CD dan Zhang J di USA juga menemukan bahwa diantara 11.602 wanita yang diteliti, 79%
mengetahui pasti tanggal HPHT (dalam ± 1 minggu), 13% dengan perkiraan, mengetahui tanggal HPHT dengan pasti (dalam ± 2 minggu), dan 7% tidak dapat mengetahui tanggal HPHT dengan pasti (± 4 minggu).3 Di Indonesia sendiri belum ada data yang khusus menunjukan jumlah
wanita yang dapat menentukan secara pasti tanggal HPHT-nya. Studi kasus yang telah dilakukan penulis di BPM Hj. Eti Maryati dengan melihat data klien yang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada Bulan Oktober Tahun 2017 terdapat 74 orang. Sebanyak 14 orang (18,9%) ibu hamil tidak dapat menentukan tanggal HPHT dan tidak pernah menandai tanggal HPHT. Hasil survey yang dilakukan di Klinik Pratama Sahabat Ibu dan Anak Kota Bandung Pada Tanggal 25 September 2018, saat bertugas pagi dari 11 orang yang di survey, 10 (91%) diantaranya tidak ingat tanggal HPHT-nya dan tidak pernah mencatat tanggal HPHT- nya.
Tidak dapat menyebutkan dengan pasti tanggal HPHT, akan mempersulit tenaga kesehatan menentukan usia kehamilan secara manual, meskipun saat ini sudah ada alat USG yang dapat mengidentifikasi usia kehamilan, namun menurut penelitian yang dilakukan di Kanada menjelaskan bahwa penentuan usia kehamilan dengan USG kurang akurat jika dilakukan pada usia kehamilan diatas trimester pertama karena pencitraan optimal bisa sulit dalam beberapa situasi klinis, seperti keadaan abnormal kehamilan akhir ketika kepala jauh di dalam panggul ibu, obesitas ibu atau kehamilan multiple. Semakin awal penentuan usia kehamilan dengan USG maka semakin akurat juga hasilnya.4
Menandai tanggal HPHT bukan saja penting untuk menentukan usia kehamilan, akan tetapi bermanfaat juga untuk mengetahui sejak dini bila terjadi gangguan siklus menstruasi5, dapat menentukan masa subur
bagi yang ingin merencanakan kehamilan, dapat menentukan masa pantang bagi yang ingin menggunakan KB alamiah, dapat membantu deteksi dini penyakit yang berkaitan dengan rahim dan seluruh organ reproduksi, dan membantu wanita memahami siklus tubuh dan status kesehatan dirinya sejak usia reproduksi remaja hingga menopause.6
Aspek kesehatan menstruasi merupakan bagian penting kesehatan reproduksi seorang perempuan, yang tidak hanya meliputi aspek kesehatan fisik, tetapi juga aspek kesehatan mental, spiritual, maupun sosial. Seorang perempuan perlu mengetahui pola dan jarak dari menstruasi masing- masing, sehingga dapat menilai apabila terjadi hal di luar kebiasaan. Selain itu ketelitian dalam menilai jadwal menstruasi sangat berkaitan dengan kesempurnaan ibadah, khususnya bagi muslimah.7
Salah satu dampak jika usia kehamilan tidak diketahui adalah kejadian partus serotinus. Berdasarkan hasil penelitian di ruang bersalin RSU Patut Pajuh Patju Tahun 2013 dari 374 responden, 69 (18,4%) diantaranya mengalami kehamilan serotinus. Peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan dalam menentukan usia kehamilan dapat mempengaruhi angka kejadian kehamilan serotinus. Responden cenderung untuk tidak mengingat HPHT sehingga mengalami kesulitan dalam menentukan usia kehamilan yang akhirnya meningkatkan angka kejadian serotinus di RSUD Patut Patuh Patju.8 Literatur juga membahas bahwa usia kehamilan penting untuk kejadian ketuban pecah dini sehingga ibu dan bayi selamat.9
Perilaku WUS yang seringkali lupa dengan tanggal HPHT-nya karena tidak pernah menandai tanggal HPHT-nya masih dapat dirubah dengan stimulus terlebih dahulu untuk menimbulkan kesadaran. Stimulus tersebut harus menimbulkan ketertarikan dan penambahan pengetahuan agar seseorang meningkat pengetahuannya serta agar seseorang tertarik pada stimulus sehingga WUS dapat mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut dan akan mulai mencoba merubah perilaku yang sebelumnya tidak pernah menandai tanggal HPHT.10 Salah satu faktor yang memengaruhi perilaku yaitu faktor pemungkin atau pendukung yang merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi suatu tindakan, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana prasarana.11
Menurut National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik-baik.
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang/menstimulus pikiran dan perasaan bagi penggunanya.12 Media yang baik memiliki tiga peranan yaitu sebagai penarik perhatian, penyampaian komunikasi dan sebagai pengingat.13 Oleh karena itu media diharapkan dapat menjadi stimulus untuk merubah perilaku WUS menandai tanggal HPHT setiap bulannya, selain itu media juga bisa menjadi sarana untuk menandai tanggal HPHT.
Sejauh ini belum ada upaya nyata yang dilakukan untuk merubah perilaku menandai tanggal HPHT secara teratur pada WUS. Pada penelitian ini peneliti bersama dengan tim membuat suatu media sederhana yang diharapkan dapat merangsang pikiran, menarik perhatian dan sebagai pengingat, peneliti menamakan media ini dengan nama “Kalender Penanda Menstruasi”. Kalender ini mudah untuk digunakan dan dibuat menarik karena dipadukan unsur-unsur gambar dan teks. Kalender penanda menstruasi adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu, yang disetiap tanggal terdapat kertas yang di double berbentuk bulan sabit yang berfungsi untuk menyelipkan penanda berupa kertas mika untuk menandai tanggal hari pertama menstruasi.
Adanya media berupa kalender penanda menstruasi diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku WUS yang tidak terbiasa menandai tanggal hari pertama menstruasi menjadi terbiasa menandai tanggal hari pertama menstruasi. Beranjak dari permasalahan diatas, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian adalah :
Usia kehamilan ditentukan salah satunya dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) seorang perempuan, namun kenyataannya dilapangan dan penelitian sebagian perempuan tidak memperhatikan siklus menstruasinya dan tidak pernah menandai tanggal HPHT-nya.
Mencatat/menandai tanggal HPHT memiliki banyak manfaat untuk wanita.
Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) seperti ini masih dapat dirubah dengan adanya stimulus yang dapat menimbulkan ketertarikan dan menimbulkan kesadaran serta membuat seseorang mulai mencoba merubah perilaku yang sebelumnya tidak pernah menandai tanggal HPHT. Media diharapkan dapat menjadi stimulus untuk merubah perilaku WUS untuk menandai HPHT secara rutin. Pada penelitian ini peneliti bersama dengan tim membuat media tersebut dan menamakan media ini dengan nama
“Kalender Penanda Menstuasi”. Adanya media berupa kalender penanda
menstruasi diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT secara rutin.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaru Kalender Penanda Menstruasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Menandai tanggal HPHT.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1) Apakah kalender penanda menstruasi berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dalam menandai tanggal Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ?
2) Apakah kalender penanda menstruasi berpengaruh terhadap perubahan perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT ?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Menganalisis pengaruh kalender penanda menstruasi terhadap peningkatan pengetahuan WUS dalam menandai tanggal HPHT.
2) Menganalisis pengaruh kalender penanda menstruasi terhadap perubahan perilaku WUS dalam menandai tanggal HPHT.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Aspek Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi sebagai dasar teori penggunaan kalender penanda menstruasi sebagai
media yang dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku seseorang.
1.4.2 Aspek Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan : 1) Bagi Peneliti
Dapat mengetahui dan menyosialisasikan hasil uji proyek kalender penanda menstruasi sebagai solusi dalam mengatasi masalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran WUS dalam menandai tanggal HPHT secara rutin.
2) Bagi Akademik
Menjadi bagian dari hasil pendidikan program studi magister terapan kebidanan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan akademik berupa bukti fisik yang nyata.
3) Bagi Instansi
Para pengambil kebijakan dapat merekomendasikan media kalender penanda menstruasi sebagai media yang dapat merangsang pengetahuan dan kesadaran WUS dalam menandai tanggal HPHT secara rutin.