BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penjamah makanan merupakan orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan, dari mulai tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian.3 Penanganan sanitasi dan hygiene yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal- hal yang merugikan manusia seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar (food borne disease).4
Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak higienes akibat kurangnya sanitasi makanan adalah diare, gastro enteritis, dan keracunan makan. Menurut perkiraan, sekitar 70% kasus penyakit diare karena makan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen seperti bakteri Coliform ( Eschercia coli, Enterobacter arogenes), Shigella spp, Salmonella spp, dan Vivrio cholereae 7
Kejadian kasus diare di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Ditjen P2P Kemenkes RI, menunjukkan kasus diare pada tahun 2017 sebanyak 4.274.790 dan terjadi peningkatan kasus diare di tahun 2018 yaitu menjadi 4.504.524.8Penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang dikenal dengan food borne disease yang sering terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan metazoan.9
Sentra Informasi Keracunan Nasional milik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat bahwa kejadian keracunan makanan cukup sering terjadi di pesantren. Sepanjang tahun 2018 hingga 2019, sebanyak 614 santri di Indonesia mengalami foodborne disease akibat mengonsumsi makanan dari jasaboga. 9 Penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang dikenal dengan food borne disease.9
Makanan dan minuman yang dapat memenuhi syarat kesehatan perlu diadakan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi. Beberapa aspek Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1096 tahun 2011 higiene dan sanitasi, meliputi sanitasi ruang pengolahan (dapur), peralatan pengolahan makanan, proses pengolahan makanan serta higiene tenaga penjamah pengolahan makanan. 10
Higiene perorangan (personal hygiene) Tenaga penjamah merupakan salah satu contoh higiene perorangan yang perlu diperhatikan.
Penjamah makanan merupakan seseorang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menyiapkan makanan. Penjamah makanan harus menjaga kebersihan diri sendiri, menjaga kesehatan dengan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat, dan mencegah perilaku perilaku yang membantu pencemaran makanan, agar makanan tetap aman1
Penelitian Ika Susanti, Nunung Hendrawati,Titi Sundari,Maya Marinda Montain yang dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso dari observasi perilaku diketahui bahwa penjamah makanan berperilaku tidak higienis diantaranya yaitu tidak memakai sepatu tertutup,tidak memakai baju kerja,
tidak memakai masker, tidak memakai penutup kepala, tidak memakai sarung tangan, tidak memakai celemek, kepatuhan dalam hygiene perorangan sebagian besar 89.5% dengan kepatuhan kategori kurang.
Perlindungan makanan juga dengan cara pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) untuk penjamah makanan. APD ini terdiri dari hairnet, masker, apron/celemek, seragam, sarung tangan dan safety shoes. 6
Penelitian Suci Fatmawati , Ali Rosidi , Erma Handarsari di salah satu catering di Kota Bandung. Penyediaan alat pelindung diri bagi pengolah makanan seperti tutup kepala, masker, dan celemek belum lengkap. Bagian penyelenggaraan makanan hanya menyediakan celemek namun petugas pengolah makanan tidak mau menggunakan karena tidak terbiasa menggunakan celemek saat mengolah makanan.
Penelitian Yulianti Nur Wulan Sari, Rijanti Abdurrachim di 2 Rumah sakit Banjarmasin 2018 mendapatkan Hasil tingkat kepatuhan penggunaan APD di Instalasi Gizi Rumah SakitA jumlah terbanyak dikategori cukup patuh dan di Rumah Sakit B Banjarmasin dikategori tidak patuh. Pada tingkat higiene tenaga di Instalasi Gizi Rumah SakitA kategori baik dan kategori sedang dan di Rumah Sakit B Banjarmasin kategori baik dan kategori sedang.
Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan untuk memperdalam ilmu agama islam yang sekaligus juga sebagai tempat tinggal atau pondokan bagi para santri, salah satunya adalah Daarul Uluum Kota Bogor. Tahun 2021 Pesantren ini memiliki 150 santri perempuan dan 80 santri laki-laki, semua santri di Pesantren Daarul Uluum
mengkonsumsi makanan dari makanan yang disediakan setiap harinya demi menunjang proses belajar mengajar di Pesantren Daarul Uluum.
Berdasarkan hasil Laporan Puskesmas Bogor Timur bahwa Pesantren Daarul Uluum dan Pesantren Sirodjul Huda belum memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes. maka dari itu, Puskesmas Bogor Timur berkerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor dalam program perbaikan Pesantren. Berdasarkan Laporan Kesehatan Pesantren bahwa pada bulan Januari-Mei 2021 data penyakit akibat makanan yaitu diare sebanyak 32 orang, 25 maag, tifus 5. Rata-rata yang terkena usia 14-17 tahun. dari data harian UKS Pesantren Daarul Uluum.
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :
“Gambaran Penerapan Personal Hygiene dan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Penjamah Makanan di Pesantren Daruul Uluum Kota Bogor 2021”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Personal Hygiene dan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Penjamah Makanan di Pondok Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor Tahun 2021 ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran penerapan Personal Hygiene dan Kepatuhan Penggunaan APD Penjamah Makanan di Pondok Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor Tahun 2021.
Commented [H1]: Usia berapa
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Gambaran Penerapan Personal Hygiene tenaga penjamah makanan di Pondok Pesantren Darul Ulum Kota Bogor Tahun 2021.
b. Mengetahui Kepatuhan Penggunaan APD Penjamah Makanan pada proses pengolahan makanan di Pondok Pesantren Darul Ulum Kota Bogor Tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Bagi Peneliti Hasil Penelitian ini menambah Refrensi khususnya personal Higine dan pengunaan APD penjamah makanan.
2. Manfaat Praktis
Bagi Pengelola Pesantren sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan kepada penjamah makanan agar disiplin dalam menjaga kebersihan diri dan menggunakan APD.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor.
2. Lingkup Materi
Commented [H2]: Gunakan kata umum mengetahui/
menganalisis
Penelitian ini membahas tentang Penerapan Pesonal Hygine dan Kepatuhan penggunaan APD Penajamah Makanan di Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor.
3. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021.