Namun, setelah amandemen UUD 1945 dilaksanakan, bukan berarti persoalan amandemen UUD tidak ada lagi. Dalam empat periode berlakunya ketiga jenis konstitusi tersebut, UUD 1945 berlaku dua periode. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menulis tesis yang berjudul “Gagasan Perubahan Kepemilikan Presiden Melalui Perubahan Pasal 7 UUD 1945 Dalam Perspektif Konstitusionalisme”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Menjelaskan bagaimana asas konstitusionalisme harus diaktualisasikan oleh MPR yang mempunyai kewenangan konstitusional untuk mengubah dan melaksanakan UUD 1945 sebagai respon terhadap gagasan perubahan masa jabatan Presiden melalui amandemen pasal 7 UUD 1945. .
Manfaat Penelitian
Kegunaan Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemikiran penulis dalam menjawab permasalahan yang terdapat pada judul skripsi ini, yaitu tentang gagasan perubahan masa jabatan Presiden dengan mengubah Pasal 7 UUD 1945. . Memberikan kajian ilmiah tentang bagaimana seharusnya demokrasi dilaksanakan berdasarkan UUD 1945 mengenai usulan yang disampaikan langsung oleh rakyat mengenai gagasan perubahan masa jabatan presiden melalui perubahan Pasal 7 UUD 1945. Memberikan kajian ilmiah tentang bagaimana seharusnya prinsip-prinsip konstitusionalisme diterapkan dalam hubungan antara rakyat dan pemerintah dalam lingkup permasalahan hukum yang timbul selama masa jabatan Presiden dan perubahan UUD 1945.
TINJAUAN PUSTAKA
Demokrasi
- Pengertian Negara Hukum Dan Demokrasi
- Demokrasi Dan Kedaulatan Rakyat
- Demokrasi Dan Konstitusionalisme
Stahl dalam bukunya “Philosophie des Recht” (1878), memaparkan bahwa negara hukum dalam pengertian klasik (Rechstaat) harus memenuhi empat unsur penting, yaitu: (a) Perlindungan hak asasi manusia; (b) Pemisahan kekuasaan; (c) Pemerintahan berdasarkan undang-undang dan (d) Pengadilan Tata Usaha Negara.17. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pemerataan sumber daya yang diperlukan bagi kesejahteraan warga negara 18 b) Ciri-ciri pemerintahan yang berdasarkan demokrasi. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan);
Konstitusi
- Pengertian Konstitusi Dan Materi Muatan Konstitusi
- Kedudukan, Fungsi Dan Tujuan Konstitusi
- Klasifikasi Konstitusi
- Perubahan Konstitusi
Sedangkan dalam bahasa Belanda digunakan kata “Grondwet” yang berarti hukum yang menjadi dasar (grond) segala undang-undang, sedangkan di Indonesia digunakan kata konstitusi yang mempunyai arti yang sama dengan “Grondwet” yang digunakan dalam bahasa Belanda. Hukum dasar yang tertulis biasanya disebut konstitusi, sedangkan hukum dasar yang tidak tertulis disebut konvensi, yaitu adat istiadat ketatanegaraan atau aturan-aturan dasar yang timbul dan dipelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.41. Menurut A.A.H. Bagi Struycken, konstitusi (grondwet) sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen resmi yang memuat (Sri Soemantri M.
Kriteria yang biasa digunakan para ahli untuk menentukan apakah suatu hukum tata negara bersifat fleksibel atau kaku adalah: . Saya. apakah perubahan terhadap teks konstitusi dapat dilakukan dan apakah perubahannya mudah atau sulit, dan ii. apakah teks konstitusi itu mudah atau sulit untuk diikuti. Ada tiga tradisi mengenai tata cara amandemen konstitusi yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Pertama, sekelompok negara yang mempunyai kebiasaan mengubah materi konstitusi dengan langsung memasukkan materi amandemen tersebut ke dalam teks konstitusi.66.
65 A. Mukhtie Fadjar, Reformasi Konstitusi pada Masa Transisi Paradigmatis dalam Ni'matul Huda, UUD 1945 dan GAGASAN RE-AMENDMENT, Op. Cit., hal. 195. Dengan tradisi ini, teks asli UUD tetap utuh, namun kebutuhan perubahan konstitusi dapat dipenuhi dengan teks tersendiri yang digunakan sebagai tambahan tambahan pada teks aslinya. Apabila suatu konstitusi mudah diubah maka konstitusi dikatakan fleksibel, namun jika sulit diubah maka konstitusi disebut kaku.”71 Kadang-kadang kekakuan suatu Konstitusi berkaitan dengan tingkat abstraksi dari perumusannya. , atau detail atau tidaknya norma pengaturan dalam konstitusi.
Jika konstitusi hanya memuat gambaran umum tentang ketentuan-ketentuan umum, maka konstitusi juga kadang disebut sederhana dalam arti fleksibel dalam penafsirannya. Semakin ringkas suatu konstitusi, semakin umum dan abstrak rumusannya, maka semakin sederhana dan fleksibel penafsiran konstitusi sebagai sebuah konstitusi.72. Namun karena tingkat abstraksi dalam perumusan konstitusi dianggap sesuatu yang kongkrit, maka persoalan tata cara amandemenlah yang dianggap lebih penting dan menentukan kaku atau kakunya suatu konstitusi.
Konstitusionalisme
- Pengertian Konstitusionalisme
- Sejarah Konstitusionalisme
Aktualisasi semua itu dalam pengertian konstitusionalisme diwujudkan melalui karakter pembatasan kekuasaan, yang salah satunya dikenal dalam teori pemisahan kekuasaan Montesquieu.83. Misi utama gagasan ini adalah mengupayakan pembatasan kekuasaan dalam pemerintahan, dan pembatasan kekuasaan itu terutama melalui undang-undang, lebih khusus lagi melalui konstitusi sebagai hukum dasar. Konstitusionalisme adalah keyakinan untuk memberikan batasan terhadap pemerintahan melalui konstitusi. “Dengan membatasi kekuasaan sedemikian rupa, diharapkan pelaksanaan kekuasaan tidak dilakukan secara sewenang-wenang. 86.
Dengan diuraikannya kekuasaan-kekuasaan tersebut maka akan jelas mana kekuasaan penguasa dan mana hak rakyat.89. Selain di Inggris, lahirnya gagasan konstitusionalisme di Amerika ditandai dengan perjuangan pengakuan hak asasi manusia seperti yang dicanangkan Bill of Rights. Dinyatakan bahwa pada hakikatnya setiap manusia diciptakan merdeka dan dikaruniai hak-hak yang tidak dapat dicabut atau dihilangkan.
Sebelumnya, yakni pada tahun 1776, Amerika dalam perjuangan melawan kolonialisme Inggris juga menyaksikan perjuangan rakyat menuntut kebebasan hak individu yang dikenal dengan Deklarasi Kemerdekaan. Lahirnya Revolusi Perancis yang pada tahun 1789 menandai perlawanan terhadap tindakan/perilaku raja-raja absolut, juga melahirkan deklarasi hak dan kebebasan rakyat yang dikenal dengan Declaration des droits de I homme et du citoyen.91. Perjanjian ketiga menyangkut (a) pembentukan badan-badan negara dan tata cara yang mengatur kewenangannya, (b) hubungan timbal balik antar badan-badan negara dan (c) hubungan antara badan-badan negara dan warga negara.94.
Pada hakikatnya asas konstitusionalisme modern sebenarnya mencakup asas pembatasan kekuasaan atau biasa disebut dengan asas pemerintahan terbatas.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1. Sejarah Singkat UUD 1945
- Karakteristik UUD 1945 Sebagai Sebuah Konstitusi Tertulis a) UUD Sebagai Sumber Hukum
- UUD 1945 Sebagai Wadah Konstitusionalisme
- Masa Jabatan Presiden Berdasarkan UUD 1945
UUD 1945 dinyatakan sah kembali dengan keyakinan bahwa UU Jakarta tanggal 22 Juni 1945 menghidupkan kembali UUD dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari UUD.”98 UUD 1945 yang berlaku sekarang berarti UUD yang dibentuk berdasarkan pada (melalui) Keputusan Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan perubahannya (Amandemen Pertama tahun 1999 dan Perubahan Kedua tahun 2000). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar dan tertinggi dalam sistem hukum Indonesia telah mengalami perubahan besar. Amandemen UUD NRI Tahun 1945 pada tahun 1999 hingga 2002 merupakan salah satu tuntutan gerakan.
Segala peraturan perundang-undangan mengacu pada Undang-Undang Dasar Tertinggi, sehingga tidak boleh ada peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. 103 MAJELIS MUSYAWARATAN RAKYAT INDONESIA, Pedoman Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2016., hal. ix. Berdasarkan UUD 1945, Pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Amandemen Pasal 7 UUD 1945 menjelaskan masa jabatan Presiden dibatasi hanya dua periode. Pembatasan masa jabatan presiden pasca perubahan pasal 7 UUD 1945 dapat menghindari kekuasaan otoriter. Dengan demikian, empat (4) kali amandemen UUD 1945 secara berkala dimaksudkan untuk memberikan check and balances dalam setiap lembaga pemerintahan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sri Soemantri menyatakan bahwa amandemen UUD pada prinsipnya a.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sri soemantri menyatakan, bahwa perubahan UUD pada dasarnya merupakan suatu
- Sejarah Singkat Perubahan UUD 1945 Periode 1999-2002 a) Alasan-alasan Perubahan UUD 1945 Naskah Awal
- Proses dan Prosedur Perubahan UUD 1945
- Pembatasan-pembatasan dalam mengubah UUD 1945
- Teknik atau cara Perubahan UUD 1945
Konstitusi merupakan produk suatu generasi dan (jangka waktu tertentu) yang diciptakan oleh rakyat yang dipilih pada waktu itu. 115 MAJELIS SADAR RAKYAT INDONESIA, Pedoman Perbaikan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Keputusan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia., Loc. MPR tidak boleh menyerahkan sepenuhnya Perubahan UUD 1945 kepada MPR, melainkan harus melalui referendum terlebih dahulu.
Untuk melakukan perubahan UUD, sidang MPR harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggotanya. Pada prinsipnya tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945 mengenai kewenangan MPR untuk melakukan perubahan konstitusi. Perubahan UUD 1945 pasal 37 menyatakan bahwa untuk melakukan perubahan pasal-pasal UUD, MPR harus dihadiri pada pukul 12.00 oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah seluruh anggota MPR.
Rumusan ketentuan di atas memberikan hak inisiatif kepada majelis untuk melakukan perubahan konstitusi. Ketentuan terkait perubahan UUD ini bertujuan untuk mengukuhkan MPR sebagai lembaga negara yang dibentuk dengan undang-undang. Kata-kata ini juga menggambarkan sikap konsisten terhadap kesepakatan dasar yang dicapai oleh fraksi-fraksi MPR sebelum dilakukan perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.129
128 MAJELIS RAKYAT INDONESIA, Petunjuk Perbaikan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Keputusan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia., hal.
METODOLOGI PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Bahan Hukum Penelitian
- Bahan Hukum Primer
- Bahan Hukum Sekunder
- Bahan Hukum Tersier
- Teknik Pengumpulan Data Penelitian
- Pengolahan Data Penelitian
- Analisis Data
Pendekatan historis dilakukan dengan mengkaji latar belakang kajian dan perkembangan peraturan terkait dengan permasalahan hukum yang dihadapi.144. Oleh karena penelitian hukum normatif pada dasarnya didasarkan pada hukum formal, maka sumber datanya adalah data sekunder, yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan, dan tidak termasuk studi lapangan. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang pada umumnya bersifat mengikat (undang-undang) atau mengikat pihak-pihak yang berkepentingan (perjanjian, konvensi, dokumen hukum, dan putusan pengadilan).147. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer (buku hukum, surat kabar hukum, laporan hukum dan media cetak atau elektronik).148. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (rancangan undang-undang, kamus hukum, dan ensiklopedia).
Bahan-bahan hukum tersebut dijadikan sebagai standar atau norma dalam penilaian terhadap fakta-fakta hukum yang akan diselesaikan sebagai permasalahan hukum.” 149. Lebih lanjut Nasution menegaskan bahwa “data yang dimaksud dalam penelitian hukum normatif adalah data yang dipastikan sebagai permasalahan hukum atau permasalahan struktur dan materi hukum positif yang diperoleh dari kegiatan mempelajari bahan hukum yang berkaitan dengannya”.151. Pertama, penyuntingan, yaitu menulis kembali bahan hukum yang diperoleh sehingga dapat diselesaikan apabila ditemukan bahan hukum yang tidak lengkap dan rumusan bahan hukum yang ditemukan peneliti dalam kalimat sederhana.
Kedua, sistematis, yaitu peneliti menyeleksi bahan hukum, kemudian mengklasifikasikannya menurut klasifikasi buku dan menyusun data penelitian secara sistematis, yang berproses secara logis, artinya ada keterkaitan dan keterkaitan antara satu bahan hukum dengan bahan hukum lainnya.