• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB II DASAR TEORI - Itenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB II DASAR TEORI - Itenas"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Berdasarkan jenis tegaknya, foto udara dibedakan menjadi dua jenis, yaitu foto tegak dan foto miring. Keunggulan fotografi udara multispektral terletak pada kemampuannya mempertajam perbedaan warna antara dua objek atau lebih. Triangulasi fotogrametri mungkin merupakan istilah yang lebih umum, karena prosedur ini juga dapat diterapkan pada foto terestrial dan udara.

Interpretasi foto udara adalah tindakan memeriksa foto dan/atau gambar udara untuk mengidentifikasi objek dan menilai signifikansi objek tersebut (Estes dan Simonett dalam Sutanto, 1994:7). Pada tahap ini, seluruh detail atau situasi topografi pada foto udara harus diidentifikasi berdasarkan kunci interpretasi foto udara. Ukuran dapat dijadikan acuan dalam penafsiran foto udara karena setiap benda mempunyai ukuran yang berbeda-beda.

NIR atau inframerah dekat adalah foto udara yang hanya memperlihatkan pantulan gelombang inframerah dekat.

Foto udara format kecil memiliki  ukuran format film berkisar 24 mm x 36 mm  untuk kamera dengan fokus 35 mm dan 55 mm atau ukuran film yang berkisar 60  mm x 60 mm dengan panjang fokus 70 mm
Foto udara format kecil memiliki ukuran format film berkisar 24 mm x 36 mm untuk kamera dengan fokus 35 mm dan 55 mm atau ukuran film yang berkisar 60 mm x 60 mm dengan panjang fokus 70 mm

Restitusi Foto Udara

Orientasi Dalam

Kamera metrik format medium RCD30 memungkinkan Anda mengambil foto udara RGB, RGBN, RGB+NIR, NIR, CIR, dan NDVI. Hasil foto udara empat pita akan memungkinkan penggabungan warna dan kombinasi pita untuk memperoleh informasi tematik, seperti analisis sebaran vegetasi dan analisis kesehatan tanaman. Dalam konteks fotogrametri, terdapat beberapa sistem koordinat yang berkaitan dengan fotografi udara, yaitu sistem koordinat foto, sistem koordinat model, dan sistem koordinat peta.

Sistem koordinat foto merupakan sistem koordinat dua dimensi pada suatu foto, dimana titik asal merupakan perpotongan tanda acuan. Parameter yang digunakan untuk melakukan orientasi internal yang biasa disebut Interior Orientation Parameter (IOP) terbagi menjadi enam parameter yaitu panjang fokus, distorsi radial, distorsi spasial, perbedaan skala, pergeseran titik utama dan distorsi tangensial, dimana keenam parameter tersebut adalah diperoleh ketika telah dilakukan kalibrasi kamera yang ditempatkan pada foto untuk mengoreksi foto yang akan diproses.

Orientasi Relatif

Dengan kata lain orientasi relatif adalah proses menggabungkan foto agar tumpang tindih sesuai aslinya pada saat membuat foto, karena foto tersebut relatif terhadap foto lainnya.

Orientasi Absolut

Pada orientasi absolut, model 3D relatif yang masih dalam sistem koordinat alat (sewenang-wenang) diubah menjadi sistem pasti.

Orthofoto

Pencocokan template merupakan suatu teknik dalam pengolahan citra digital untuk menemukan bagian-bagian kecil pada gambar yang sesuai dengan template gambar. Pencocokan template adalah ide yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana otak kita mengenali bentuk atau pola. Kelemahan algoritma ini adalah terbatasnya model yang akan digunakan sebagai template perbandingan database seperti bentuk, ukuran dan orientasi (Suen, 1992).

Templat ditempatkan di tengah gambar yang akan dibandingkan dan jumlah titik yang paling cocok dengan templat dihitung. Nilai kecocokan titik terbesar antara gambar masukan dan gambar templat menunjukkan bahwa templat tersebut merupakan gambar templat yang paling cocok dengan gambar masukan. Templat diposisikan pada gambar yang akan dibandingkan dan dihitung sejauh mana pola pada gambar masukan cocok dengan pola pada gambar templat (Bahri, 2012).

Pencocokan template adalah prosedur pengenalan pola sederhana berdasarkan konfigurasi informasi sensorik yang benar dengan 'konfigurasi' otak. Pencocokan Template dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu: pendekatan berbasis fitur dan pendekatan berbasis template. Pendekatan berbasis fitur menggunakan fungsi pencarian dan templat gambar seperti tepi atau sudut sebagai ukuran matriks perbandingan untuk menemukan lokasi pencocokan templat terbaik pada gambar sumber.

Pendekatan berbasis fitur dapat dianggap sebagai pendekatan yang dapat lebih berguna jika template gambar memiliki fitur yang kuat jika kecocokan dalam pencarian gambar dapat diubah dengan cara tertentu. Untuk template tanpa fitur yang kuat, atau ketika sebagian besar gambar template berhubungan dengan gambar, pendekatan berbasis template bisa efektif. Seperti disebutkan di atas, karena berbasis templat, pencocokan templat mungkin memerlukan pengambilan sampel sejumlah besar titik, untuk mengurangi jumlah titik sampel dengan mengurangi resolusi pencarian dan gambar templat dengan faktor yang sama dan melakukan operasi untuk mengurangi hasil yang dihasilkan. pengurangan. gambar (pemrosesan multi-resolusi, atau piramida). gambar),.

Gambar 2.6 Proyeksi Perspektif dan Proyeksi Orthogonal   (Sumber : Hadi, B.S., 2007)
Gambar 2.6 Proyeksi Perspektif dan Proyeksi Orthogonal (Sumber : Hadi, B.S., 2007)

LiDAR

Prinsip kerja umum LiDAR adalah sensor menembakkan sinar laser ke sasaran dan kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Waktu tempuh sinar yang dipancarkan dan diterima diperlukan sebagai variabel penentu untuk menghitung jarak benda ke sensor. Persiapan dilakukan dengan memasang laser scanner, GPS dan INS pada kendaraan yang dipilih berdasarkan skala produk dan coverage area yang diinginkan, kemudian ditentukan jalur penerbangan.

Jenis gelombang yang dipancarkan sensor laser adalah gelombang hijau dan gelombang inframerah dekat (NIR) atau inframerah. Gelombang inframerah memiliki panjang gelombang ± 1.500 nm dan digunakan untuk mengukur topografi daratan di permukaan bumi, bukan lahan basah. Karena air akan menyerap gelombang NIR, sehingga pantulan yang diterima sensor tidak ada sama sekali (Burtch, 2001).

Biasanya gelombang hijau digunakan untuk hidrografi LiDAR yaitu untuk mengukur batimetri atau kedalaman laut yang relatif dangkal (Alif, 2010). Salah satu ciri sensor LiDAR yang menjadi kelebihan alat LiDAR dibandingkan dengan yang lainnya adalah kemampuan gelombang untuk melakukan multiple return, yaitu sensor LiDAR dapat merekam beberapa gelombang yang dipantulkan oleh benda-benda di permukaan tanah untuk setiap gelombang yang dipancarkan. Ketika pulsa laser dipancarkan, maka permukaan benda yang pertama kali memantulkan pulsa akan menjadi gelombang pantulan pertama (first return).Gelombang pantulan ini biasanya digunakan untuk membuat Model Permukaan Digital.

Kemudian benda yang memantulkan denyut kedua kalinya menjadi gelombang balik kedua, begitu seterusnya hingga gelombang pantulan terakhir. Ketika pemindai laser memindai sepanjang jalur penerbangan pada interval waktu tertentu, posisinya dicatat menggunakan GPS dan orientasinya menggunakan INS.

Gambar 2.8 Teknologi LiDAR  (Sumber : Young, 2008)
Gambar 2.8 Teknologi LiDAR (Sumber : Young, 2008)

DEM, DTM, dan DSM

Misalnya pada daerah pengukuran terdapat sebuah bukit yang mempunyai perbedaan ketinggian dengan permukaan tanah disekitarnya, namun karena tidak diambil titik sampel pada bukit tersebut maka DEM yang dihasilkan adalah datar dan bentuk bukit tersebut tidak terwakili dalam gambar. DEM. DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri bentuk permukaan bumi atau bagiannya, yang terdiri dari sekumpulan titik koordinat yang dihasilkan dari pengambilan sampel permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan dengan sekumpulan koordinat (Tempfli , 1991). . Permukaan tanah dalam DEM dimodelkan dengan membagi luasan menjadi bidang-bidang yang saling terhubung, dimana bidang-bidang tersebut membentuk titik-titik yang membentuk DEM.

Titik-titik tersebut dapat berupa titik contoh permukaan tanah maupun hasil interpolasi dan ekstrapolasi titik contoh. DTM tidak hanya mencakup DEM, namun mencakup medan yang dapat memberikan definisi yang lebih baik tentang fitur topografi permukaan. Digital Surface Model (DSM) merupakan model permukaan bumi yang menggambarkan seluruh benda yang terlihat di permukaan bumi.

Tampilan DSM akan menggambarkan bentuk permukaan bumi seperti keadaan nyata yang dilihat dari foto atau citra satelit. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) merupakan perhitungan citra yang digunakan untuk menentukan tingkat kehijauan yang sangat baik sebagai titik awal pembagian zona vegetasi. Perbedaan respon dari kedua saluran ini dapat diketahui dengan mentransformasikan rasio saluran yang satu ke saluran lainnya.

Perbandingan kedua saluran tersebut menjadi pertimbangan yang digunakan untuk mengurangi variasi yang disebabkan oleh topografi permukaan bumi. Permukaan vegetasi memiliki kisaran nilai NDVI sebesar 0,1 untuk sabana (padang rumput) hingga 0,8 untuk kawasan hutan hujan tropis. Nilai NDVI dapat diperoleh dengan membandingkan pengurangan data band 2 dan band 1 dengan penambahan kedua band.

Gambar 2.10 DEM
Gambar 2.10 DEM

Kelapa sawit

Syarat Tumbuh A. Iklim

Kelapa sawit lebih toleran terhadap curah hujan tinggi dibandingkan jenis tanaman lainnya, namun dari segi kriteria klasifikasi kesesuaian tanah nilai ini merupakan faktor pembatas yang ringan. Bentuk lahan yang cocok untuk tanaman kelapa sawit adalah datar hingga bergelombang, yaitu lahan dengan kemiringan 0 – 8 persen. Struktur tanah yang paling ideal untuk kelapa sawit adalah perkembangan kuat, konsistensi gembur hingga agak keras, dan permeabilitas sedang.

Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah mm/tahun dengan pemerataan sepanjang tahun, tidak ada bulan kering berkepanjangan dengan curah hujan dibawah 120 mm dan tidak ada bulan basah dengan jumlah hari hujan lebih dari 20 hari (Hadi, 2004). Tingkat produktivitas TBS per hektar suatu perkebunan kelapa sawit bergantung pada komposisi umur tanaman di perkebunan tersebut (Risza, 1994). Tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit akan meningkat tajam pada umur 3-7 tahun (masa tanam muda), mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun (masa tanam muda atau pertama) dan lambat laun mulai menurun sejak umur tanaman tua. masa tanaman sampai sekarang sebelum peremajaan (penanaman kembali) (Pahan, 2008).

Peranan umur tanaman jika dilihat dari pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit adalah mempengaruhi pembentukan daun yaitu jumlah daun, panjang daun dan jumlah daun. Tanaman kelapa sawit yang memiliki komposisi umur tanaman muda akan mempunyai jumlah semak yang lebih banyak namun bobot semak yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai komposisi umur tanaman tua. Tanaman kelapa sawit yang berumur produktif atau ekonomis (< 25 tahun) mencapai produksi optimal dengan jumlah TBS yang dihasilkan banyak dan bobot batang yang dihasilkan juga cukup tinggi, sehingga mempengaruhi tercapainya produksi TBS per hektar yang tinggi.

Tanaman yang sudah melampaui umur ekonomisnya memerlukan segera peremajaan dengan cara mengganti tanaman kelapa sawit yang sudah tua dengan tanaman baru untuk menjaga kestabilan produksi TBS perkebunan (Prihutami, 2011). Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi fluktuasi TBS yang dihasilkan tanaman kelapa sawit adalah umur tanaman (Prihutami, 2011).

Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Pada tahun-tahun pertama berat tandannya berkisar 3-6 kg, namun semakin tua berat tandannya semakin bertambah yaitu 25-35 kg/tandan.

Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan sebenarnya adalah kesesuaian lahan yang didasarkan pada data sifat biofisik lahan atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut menerima masukan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Data biofisik berupa karakteristik tanah dan iklim terkait kebutuhan pertumbuhan tanaman yang dievaluasi. Lahan yang dinilai dapat berupa hutan yang telah dikonversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan namun masih dapat ditingkatkan jika komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dapat berbeda-beda menurut tingkatannya, yaitu tingkat ordo, kelas, subkelas, dan satuan. Pada tingkat peringkat kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S=sesuai) dan lahan tidak sesuai (N=tidak sesuai).

Gambar

Gambar 2.1 Ilustrasi Proses Akuisisi Fotogrametri   (Sumber : Niendyawati dan Artanto.S, 2014)
Foto udara format kecil memiliki  ukuran format film berkisar 24 mm x 36 mm  untuk kamera dengan fokus 35 mm dan 55 mm atau ukuran film yang berkisar 60  mm x 60 mm dengan panjang fokus 70 mm
Gambar 2.3 Model Stereo Triangulasi Udara
Gambar 2.4 Kunci Interpretasi Foto Udara  (Sumber : Sutanto,1998)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi dan Program Pelatihan Terhadap Employee Engagement Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan di PT Angkasa Pura II

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 pengembangan media mobile learning berbasis aplikasi appypie pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gamping Sleman; 2