• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab Ii Landasan Teori - Nusa Mandiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab Ii Landasan Teori - Nusa Mandiri"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan tinjauan studi dengan menggunakan buku dan jurnal yang berhubungan dengan judul yang dipilih.

2.1.1 Pengertian Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

2.1.2 Konsep Dasar Penelitian

Menurut Emzir (2007:3) Penelitian adalah “suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah”. Secara umum penelitian dapat digolongkan sebagai berikut:

Menurut bidangnya: penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik, penelitian biologi, ekonomi, dan sebagainya.

1. Menurut tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, penelitian kancah.

2. Menurut pemakaiannnya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research).

3. Menurut tujuan umumnya: penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.

4. Menurut tarafnya: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.

(2)

5. Menurut Pendekatannya (approach): penelitian longitudinal dan penelitian cross-sectional.

2.1.3 Pengertian Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

1. Teknik Wawancara, Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2. Teknik Pengamatan/Observasi, Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.

Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

3. Teknik Dokumentasi, Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain- lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

(3)

4. Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan datayang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

2.1.4 Pengertian Populasi dan Sampel

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian

"populasi dan sampel" dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru danmurid di sekolah tertentu dan sebagainya (Sugiyono, 2013:215).

2.1.5 Pengertian Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).

2.1.6 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem penunjang keputusan atau Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur.

James O’Brien dan George M. Marakas (2014:285) juga mengungkapkan bahwa :

(4)

“Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem informasi yang menggunakan model keputusan, sebuah database dan sebuah wawasan dari pembuat keputusan dalam sebuah proses pemodelan yang ad hoc dan interaktif untuk mencapai sebuah keputusan yang spesifik oleh seorang pembuat keputusan yang spesifik.”

DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang tidak terstruktur.

Menurut Turban (2010:138), komponen Sistem Penunjang Keputusan dapat dibangun dengan :

1. Subsistem Manajemen Data (Data Management Subsystem)

Subsistem manajemen datamemasukan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, repositorydata perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model (Model Management Subsystem)

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Termasuk juga bahasa pemodelan untuk membuat model yang dapat disesuaikan. Perangkat ini sering disebut dengan Model Base Management System (MBMS).

(5)

3. Subsistem Antarmuka Pengguna (User Interface Subsystem)

Pengguna berkomunikasi dan memerintahkan DSS melalui subsistem ini.

Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

4. Subsistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Subsystem) Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai komponen independen. Ia memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan kepada pengambil keputusan. Subsistem ini dapat di interkoneksikan dengan repositorypengetahuan perusahaan (bagian dari Knowledge Management System), yang biasa disebut dengan Orgaizational Knowledge Bas

2.1.7 Kerangka Berpikir

Menurut Wahono (2009) terdapat 5 langkah – langkah dalam menyusun kerangka berpikir yaitu :

1. PROBLEMS: Berisi tentang permasalahan dalam penelitian.

2. APPROACH: Berisi solusi dan teori yang di pilih oleh penulis berdasarkan penelitian yang sedang dilakukan. Approach harus terhubung secara logis dengan masalah penelitian.

3. DEVELOPMENT: Proses pengembangan software yang didalamnya terdapat pendekatan dan teori dari penelitian terkait.

4. IMPLEMENTATION: Penerapan software kepada target penelitian.

5. MEASUREMENT: Aplikasi yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur hasil penelitian.

(6)

6. RESULT: Merupakan bagian yang menyimpulkan seluruh proses penelitian dan pengukuran yang kita lakukan.

2.1.8 Pengertian Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW adalah metode Multi-Attribute Decision Making (MADM) yang sering disebut metode penjumlahan terbobot. Metode SAW mempunyai konsep dasar untuk mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih baik karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat (Basyaib, 2006:135). Given the decision table information to the decision-making method, the task of the decision maker is to find the best alternative and/or to rank the entire set of alternatives. Also, all the elements in the decision table must be normalized to the same units, so that all possible attributes in the decision problem can be considered (Rao, 2007:227).

Adapun langkah Penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW) sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

(7)

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

Maxij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Minij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom Xij = baris dan kolom dari matriks

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i

=1,2,…m dan j = 1,2,…,n.

(8)

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

Dimana :

Vi = Nilai akhir dari alternatif wj = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih 1.2. Penelitian Terkait

Menurut Alex Rikki, dkk (2016 :38)

PT. Karya Sahata ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, dan perusahaan ini memiliki banyak karyawan yang dipekerjakan diberbagai bidang didalam perusahaan tersebut. Dalam setiap adanya lowongan pekerjaan pada perusahaan ini, maka banyak calon-calon karyawan yang mendaftar untuk diterima didalam perusahaan tersebut, tetapi dalam penerimaan karyawan pada PT. Karya Sahata ini calon karyawan harus memiliki dan memenuhi kriteria yangn telah ditentukan oleh perusahaan.

Penentuan karyawan selama ini masih dilakukan secara manual, sehingga memakan waktu yang sangat banyak dan tingkat akurasi yang rendah, oleh karena itu maka diperlukan sebuah sistem yang terkomputerisasi, yang dapat mempermudah penentuan karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Metode SAW adalah sebuah teknik yang dibenarkan untuk menentukan nilai terbaik dari beberapa kriteria yang telah ditentukan, oleh karena itu metode ini sangat cocok digunakan untuk menentukan karyawan yang akan diterima oleh PT. Karya Sahata,sehingga karyawan yang akan diterima diambil dari nilai yang tertinggi. Aplikasi ini dirancang dengan layanan pendaftaran dengan memasukkan data pendaftaran penerimaan karyawan baru melalui aplikasi serta pengolahan hasil wawancara, test kepribadian, IPK, test bidang, pengalaman bekerja. Untuk mendapatkan informasi mengenai kriteria karyawan. Hasil dari perancangan sistem ini adalah menghasilkan sistem

(9)

pendukung keputusan dan informasi hasil seleksi pada proses pengelolaan hasil wawancara, test kepribadian, IPK, test bidang, pengalaman bekerja

Menurut Aang Alim Murtopo, dkk (2016:135)

Kwalitas sumber daya yang tinggi sangatlah diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerja satu perusahan, sumber daya yang mempunyai keahlian dan kopetensi akan dapat meningkatkan pelayanan yang lebih maksimal. Untuk itu proses seleksi pegawai akan lebih profesional maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu dalam menyeleksi pegawai pada PDAM Tirta Dharma Kota Tegal. Metode yang digunakan adalah metode SAW (Simple Additive Weighting). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak diterima sebagai pegawai baru berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk proses seleksi dalam penelitian ini antara lain Tes Tertulis, Psikotes, Pendidikan, IPK dan Wawancara. Hasil dari penelitian sebuah perancangan sistem pendukung keputusan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan manajemen, Selain itu dalam proses seleksi penerimaan pegawai ini juga dapat dilakukan dengan lebih optimal, dan waktu yang diperlukan untuk menyusun serta mengevaluasi penyeleksian pelamar tersebut menjadi lebih efisien.

1.3. Tinjauan Organisasi / Objek Penelitian

Tinjauan organiasasi sangatlah penting dalam penelitian untuk mengetahui dibidang manakah perusahaan tersebut berjalan.

1.3.1 Sejarah PT. Maspion Group

Maspion adalah salah satu produsen perkakas yang cukup besar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki keahlian yang kuat di bidang pemasaran dan manufaktur berbagai rangkaian produk peralatan rumah tangga kualitas baik di peralatan dapur, peralatan rumah tangga plastik, barang pecah belah, dan peralatan listrik rumah. Pipa PVC juga tersedia untuk keperluan perumahan dan rumah tangga.

Sejarah dimulai pada tahun 1962 dari UD Logam DKI, industri dapur rumah sederhana yang didirikan oleh Mr. Alim Husein dan rekannya Gunardi Go. Sebelum

(10)

menjadi besar seperti sekarang ini, sejarah perusahaan Maspion cukup unik dan sederhana. Alim Husin, ayah Alim Markus mendirikan sebuah usaha kecil yang memproduksi lampu teplok yang terbuat dari aluminium dan logam. Perusahaan yang berdiri sekitar 1961 itu diberi nama UD Logam Jawa. Jumlah karyawannya hanya delapan orang dan bisa memproduksi sekitar 300 lusin per hari. Dari lampu teplok kemudian berkembang dengan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Akhir 70-an mulai memproduksi perabot rumah tangga dengan bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan sebagainya. Pada 1972, usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga kemudian merancang nama dan logo baru. Akhirnya keluarga Alim Husin memperoleh nama baru, yakni Maspion. Menurut Alim Markus, Maspion merupakan singkatan dari M=Mengajak A=anda S=selalu P=percaya I=industri O=olahan N=nasional.

Setelah PT Maspion berdiri, Alim Husein menyerahkan tongkat kepemimpinannya selaku direktur utama kepada Alim Markus yang merupakan putra tertua. Sementara Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa masing- masing menduduki posisi direktur pengelola. Alim Husin sendiri menjabat posisi ketua. Sejak itu, perusahaan telah secara bertahap membangun basis pelanggan dan mendapatkan pengakuan di industri sebagai kualitas dan produsen yang dapat diandalkan. Saat ini, perusahaan merupakan salah satu grup indonesia yang paling dihormati perusahaan, dibentuk oleh keahlian dalam inovasi produk dan semangat kewirausahaan yang kuat dari para pendiri. Alim husin telah menyadari visinya untuk mengubah kelompok menjadi kekuatan bisnis terkemuka di indonesia. Visi ini telah didukung oleh anak-anaknya, awalnya oleh putra sulungnya, Alim Markus, yang kemudian diikuti oleh tiga anak lainnya, Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan

(11)

Alim Prakasa. Sejumlah eksekutif karier yang mandiri juga didedikasikan upaya mereka untuk keberhasilan grup Maspion.

Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 13.000 orang dengan fasilitas produksi yang tersebar di empat kawasan industri di Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur, dan satu pabrik di Jakarta dan Jawa Barat. Melalui dedikasi dan kerja keras dari karyawan, dibentuk oleh kewirausahaan yang kuat dan visi para pendiri, perusahaan telah mampu mempertahankan posisi terdepan dalam industri peralatan rumah tangga, pameran terus pertumbuhan, dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

1.3.2 Struktur Organisasi

Gambar II.1 Struktur HR PT MASPION

(12)

Keterangan : 1. Direktur Utama

Merupakan pimpinan tertinggi dalam menjalankan perusahaan dan Direktur Utama bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan. Salah satu tugasnya yaitu mengontrol pelaksanaan segala kegiatan prusahaan.

2. HR Direktur

Merupakan pimpinan utama dalam divisi hrd yang bertugas dalam menjalankan segala kebijakan dan mengambil keputusan sebelum keputusan di serahkan ke user dan direktur utama.

3. HR Manager

HR Manager bertugas mengatur dan mengarahkan divisi hrd agar berjalan sesuai dengan segala aturan prusahaan.

4. Assisten Manager

Bertugas membantu dan memberi masukan seorang manager untuk menjalankan divisi hrd.

5. Staff Recruitmen

Bertugas merekrut dan mempulikasikan info lowongan kerja, mencari dan menginterview calon karyawan.

6. Staff Treaning

Bertugas memberikan pelatihan untuk karyawan.

Referensi

Dokumen terkait