• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Kajian Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Bab Ii Tinjauan Pustaka Dan Kajian Teori"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Judul Artikel Implementasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Zona Bebas Korupsi dan Zona Birokrasi Bersih dan Bermanfaat di BBWS Pemala Juana Semarang. Hasil Penelitian : Terdapat faktor pendorong pelaksanaan pembangunan zona integritas menuju zona bebas korupsi dan zona birokrasi yang bersih dan membantu di BBWS Pemala Juana yaitu model komunikasi yang dilaksanakan melalui rapat pagi dan beberapa koordinasi internal organisasi. pertemuan. KB: KB/1/IV/2018, Nomor: 01 Tahun 2018, tentang Tata Cara Pengembangan Kawasan Integritas (ZI) menuju kawasan bebas korupsi dan kawasan birokrasi bersih.

Latar Belakang: Pembangunan Zona Integritas Kementerian Perindustrian dilakukan untuk menciptakan lingkungan bebas korupsi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Perindustrian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana mengimplementasikan Zona Integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi yang bersih melayani kementerian perindustrian. 2) Bagaimana zona integritas mencerminkan kawasan bebas korupsi dan kawasan birokrasi bersih yang melayani Kementerian Perindustrian? Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan implementasi Zona Integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani Kementerian Perindustrian; (2) menjelaskan pengukuran zona integritas versus wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani di Kementerian Perindustrian.

Oleh karena itu, penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan implementasi dan pengukuran zona integritas versus kawasan bebas korupsi dan kawasan birokrasi bersih dan melayani di Kementerian Perindustrian. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi dengan pembangunan zona integritas di Kementerian Perindustrian dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 108/M-IND/PER/12 Tahun 2015 tentang Pengembangan Zona Integritas Menuju Kawasan Bebas Korupsi dan Bersih serta Melayani Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Sedangkan pengukuran zona integritas dilakukan dengan menggunakan standar pengukuran yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 108/M-IND/PER/12/2015 tentang Pengembangan Zona Integritas Menuju Kawasan Bebas Korupsi dan Cara Bersih-bersih dan Melayani Wilayah Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada program penguatan akuntabilitas dalam pengembangan Zona Integritas.

Diagram Fishbone
Diagram Fishbone

Kajian Teori

  • Pengertian Administrasi
  • Pengertian Administrasi Publik
  • Pengertian Kebijakan
  • Pengertian Implementasi Kebijakan
    • Model Implementasi Kebijakan Menurut Charles Jones
    • Model Implementasi Kebijakan Menurut Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier
    • Model Implementasi Kebijakan Menurut Randall B. Ripley dan Grace Franklin
  • Pengertian Reformasi Birokrasi
  • Pengertian Akuntabilitas
  • Indikator dan Pencapaian Akuntabilitas
  • Pengertian Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)

Keban dalam Arifin Tahir (2011:39) kebijakan publik dapat dilihat dari konsep filosofisnya, sebagai produk, sebagai proses dan sebagai kerangka. Sebagai sebuah konsep filosofis, kebijakan merupakan serangkaian prinsip, atau kondisi yang diinginkan, sebagai suatu produk, kebijakan dipandang sebagai rangkaian kesimpulan atau rekomendasi, dan sebagai suatu proses, kebijakan dipandang sebagai suatu cara yang melaluinya suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diinginkan. yang diharapkan darinya, yaitu program dan mekanisme untuk mencapai produknya, dan sebagai kerangka, kebijakan merupakan suatu proses perundingan dan perundingan untuk merumuskan permasalahan dan cara pelaksanaannya. Anderson dalam Abdoellah dan Rusfiana (2016:16) menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu tindakan yang dengan sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor sehubungan dengan suatu permasalahan atau persoalan yang dihadapinya.

Charles Jones dalam Nuryanti Mustara menyatakan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu kegiatan yang bertujuan agar suatu program dapat berjalan, dengan fokus pada tiga kegiatan utama yaitu. Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Agus Subianto (2020:54), implementasi kebijakan adalah identifikasi variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan formal sepanjang proses implementasi. Untuk itu, para pelaksana kebijakan publik harus semaksimal mungkin menghilangkan potensi permasalahan yang timbul dalam implementasi kebijakan publik.

Semakin jelas dan rinci isi suatu kebijakan, maka akan semakin mudah untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut karena mudah bagi para pelaksana untuk memahaminya dan menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata, sedangkan ketidakjelasan isi kebijakan membawa risiko bagi kebijakan tersebut. gangguan. penerapan. Reformasi birokrasi merupakan suatu proses upaya sistematis, terpadu dan komprehensif yang bertujuan untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola yang baik dimaksudkan sebagai sistem yang memungkinkan mekanisme pemerintahan efektif dan efisien dengan menjaga sinergi konstruktif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Menurut Knott dan Caiden dalam Rakhmat (2018:94), reformasi birokrasi mencakup perbaikan organisasi birokrasi secara menyeluruh dalam skala makro, baik dari aspek internal organisasi maupun budaya. Menurut Sedarmayanti (2013:75), tujuan reformasi birokrasi secara umum adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, didukung oleh penyelenggara negara yang profesional, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai pelayanan prima. Akuntabilitas merupakan sebuah konsep yang sering digunakan dalam teori dan praktik administrasi publik, namun sebagai sebuah konsep konsep akuntabilitas memerlukan penjelasan yang lebih mendalam.

Sementara itu, dalam Surat Keputusan Bersama antara Kapolri dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. Pembangunan Zona Integritas sendiri merupakan langkah reformasi birokrasi dan akan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Zona Bebas Korupsi (WBK) merupakan predikat yang diberikan kepada satuan kerja yang sebagian besar memenuhi kriteria dalam melaksanakan enam bidang perubahan program reformasi birokrasi dan telah mampu mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Enam bidang perubahan tersebut adalah manajemen perubahan, penataan tata kelola, penataan sistem pengelolaan sumber daya manusia, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. Sementara itu, Sedarmayanti berpendapat bahwa tata kelola pemerintahan yang baik di sektor publik diartikan sebagai suatu proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yang melibatkan pemangku kepentingan dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial, dan politik, serta penggunaan berbagai sumber daya, seperti sumber daya alam, keuangan, dan manusia, untuk tujuan tersebut. manfaat bagi masyarakat. rakyat, yang dilaksanakan dengan berpegang teguh pada prinsip keadilan, kewajaran, kesetaraan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas.

Kerangka Berpikir

Tingkat kepatuhan birokrasi oleh birokrasi di atasnya atau tingkat birokrasi yang diatur undang-undang, yaitu tingkat kepatuhan (baik tingkat kepatuhan bawahan terhadap atasan, maupun kepatuhan pelaksana terhadap aturan) dalam melaksanakan suatu program. Kepatuhan mengacu pada perilaku pelaksana itu sendiri sesuai dengan standar dan prosedur serta aturan yang ditetapkan oleh kebijakan. Adanya rutinitas yang lancar dan tidak adanya permasalahan yaitu melihat bagaimana pelaksanaannya berlangsung dan melihat faktor penyebab yang mempengaruhi suatu program.

Dengan kata lain, semakin kompleks suatu program yang dijalankan pemerintah, semakin banyak pula aktor yang terlibat. Partisipasi seluruh unit pemerintahan yang dimaksud adalah partisipasi seluruh aktor yang terlibat dalam pelaksanaan program. Faktor yang tidak dapat dikendalikan tersebut adalah apabila terdapat faktor non-teknis (yang sudah melampaui batas kendali pelaksana) yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelaksanaan program, sehingga dapat menghambat atau bahkan menghalangi pelaksanaan program yang telah dilaksanakan. telah dirancang sebelumnya. .

Mencapai dampak yang diinginkan: bahwa keberhasilan suatu implementasi berkaitan dengan dan mengarah pada implementasi dan dampak (manfaat) yang diinginkan dari seluruh program yang diinginkan. Tingkat kepatuhan birokrasi diatas birokrasi atau tingkat birokrasi sebagaimana diatur dalam undang-undang; Indikator tercapainya penguatan akuntabilitas sesuai Keputusan Bersama Kombes Polri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.

Banyak kantor polisi yang telah melaksanakan pembangunan zona integritas dan mendapat sebutan WBK dan WBBM.

Referensi

Dokumen terkait