BAHAN AJAR
PRODI ILMU KOMUNIKASI
MATA KULIAH Filsafat Komunikasi
KODE 300060107 SKS 3 SEMESTER 2
DOSEN PENGAMPU Mustiawan, M.I. Kom MATERI
PERTEMUAN KE 10 JUDUL MATERI
PRESPEKTIF KONSTRUKTIVISME IDENTITAS
KELAS 2J, RABU 10.00 – 12.30 WIB INDIKATOR YANG INGIN DICAPAI
Mampu menjelaskan secara mendalam dasar asumsi tentang Gagasan Prespektif Konstruktivisme dan Konstruktivisme dalam Ilmu Komunikasi
Mampu menganalisis dan mengkorelasikan dengan Contoh kasus
Mampu menyimpulkan dan mengevaluasi sebuah contoh kasus yang berkaitan tentang konseP
Mampu membuat dan menyusun argumentasi yang sistematis dan logis dalam menganalisis relevansi konsep dan kasus A. PENDAHULUAN
Sasaran pembelajaran pada mata kuliah ini adalah mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep prespektif konstruksivisme dalam sudut pandang ilmu komunikasi. Pembelajaran pada materi ini membekali mahasiswa agar lebih kritis dan peda dalam melihat sebuah fenomena ilmu komunikasi dalam sudut pandang konstruktivisme. Pembahasan pada materi kali ini masih memiliki korelasi dengan pembahasa materi sebelumnya yang merupakan bagian dari prespektif dalam filsafat ilmu komunikasi. Mahasiswa diharapkan dapat memotret, manganalis dan membangun sebuah argument yang sistematis logis dan kritis dalam melihat sebuah fenomena komunikasi dengan menggunakan dasar asumsi prespektif konstruktivisme. Prespektif kontrukstifvisme ini menyatakan bahwa kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relative dan karena itu akan menumbuhkan bangunan teori atas realitas majemuk dari masyarakatnya. Dengan demikian, tidak ada suatu realitas yang dapat dijelaskan secara tuntas oleh suatu ilmu pengetahuan. Realitas ada sebagai seperangkat bangunan yang menyeluruh dan bermakna yang bersifat konfliktual dan dialektis. Karena itu, paham ini menganut prinsip relativitas dalam memandang suatu fenomena alam atau sosial.
B. PENYAJIAN MATERI
1. PENGERTIAN KONSTRUKTIVISME.
Karli (2003:2) menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Poedjiadi (2005:70) juga menyampaikan bahwa “konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan, yaitu mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya”. Konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan hasil konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar. Maksudnya setiap orang membentuk pengetahuannya sendiri (Kukla, 2003: 39).
2. ASUMSI DASAR KONSTRUKTIVISME.
a. Asumsi dasar dalam pendekatan konstruktivis ini adalah realitas itu dibentuk dan dikonstruksi dengan demikian, realitas yang sama bisa ditanggapi, dimaknai dan dikonstruksi secara berbeda-beda oleh semua orang.
b. Hal ini karena setiap orang mempunyai pengalaman, prefrensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu, dimana kesemua itu suatu saat akan digunakan untuk menafsirkan realitas sosial yang ada disekelilingnya dengan konstruksinya masing-masing
c. Menurut prespektif konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam karena manusia bertindak sebagai agen yang mengonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik melalui pemberian makna maupun pemahaman perilaku di kalangan mereka sendiri
d. Kajian paradigma konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan mengonstruksikan sesuatu yang menjadi pemahaman si subjek yang akan diteliti.
e. Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistemologi merupakan hasil konstruksi sosial.
f. Unsur subjek dan objek sama-sama berperan dalam pembentukan ilmu pengetahuan.
g. Konstruksi membuat hubungan anatara pembentuk ilmu pengetahuan dengan objek atau eksisitensi manusi.
h. Konstruktivisme berpendapat bahwa tidak ada makna yang mandiri dan tidak ada deskripsi yang murni objektif.
3. TUJUAN ETIS KONSTRUKTIVISME.
Mengupayahkan rekonstruksi realitas sosial secara dialegtika antara peneliti dengan objek yang diteliti.
Menempatkan niai, norma dan etika sebagai landasan yang tidak terpisahkan oleh peneliti.
Nilai dibentuk secara bersama antara peneliti dengan objek yang diteliti dalam satu interksi sosial yang dibangun 4. KARAKTERISTIK KONSTUKTIVISME DALAM ILMU KOMUNIKASI
1. Pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. Makna bukanlah suatu yang absolut, konsep statik yang ditemukan dalam suatu pesan. Makna adalah suatu proses aktif
yang ditafsirkan seseorang dalam suatu pesan.
2. Pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa bagaimana pembentukan pesan dari isi komunikator dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana pembentukan pesan dari isi komunikator dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan.
5. PENGARUH KONSTUKTIVISME DALAM ILMU KOMUNIKASI
Paradigma konstruktivisme dipengaruhi oleh perspektif interaksi simbolis dan perspektif struktural fungsional. Perspektif interaksi simbolis ini mengatakan bahwa manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya pada proses sosial, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial tersebut dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain, sehingga memantapkan realitas itu secara objektif.
C. RANGKUMAN
Materi ini pada mata kuliah Filsafat Komunikasi ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif tentang Prespektif Konstruktifisme bahwa kebenaran realitas itu dilihat sebagai hasil konstruksi sosial.
D. LATIHAN/TUGAS/EKSPERIMEN
Carilah contoh kasus tentang pemberitaan covid 19 dan analisis dengan menggunakan prespektif konstrutivisme.
E. RUJUKAN/DAFTAR PUSTAKA
1. Dani Vardiansyah, 2008, Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta
2. Elvinaro Ardianto, Drs.M.Si. & Bambang Q-Anees, M.Ag. 2011. Filsafat Ilmu Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Bandun 3. Katherine Miller, 2002, Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts; McGraw Hill, New York
4. Onong Uchjana Efendy. 2003. Ilmu Jenis dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung F. LAMPIRAN
1. Profil Lulusan Program Studi
2. Kompetensi atau Capaian Pembelajaran Lulusan Prodi 3. Rancangan Pembelajaran Semester (RPS)
4. Kontrak Perkuliahan