• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF CREDIT RISK MANAGEMENT - Ahmad Subagyo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF CREDIT RISK MANAGEMENT - Ahmad Subagyo"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

C REDIT

R ISK

M ANAGEMENT

(2)

TUJUAN TRAINING :

GOAL:

1. ...

2. ...

3. ...

(3)

OUTLINE TRAINING

4.

IMPLIKA SI RISIKO KREDIT 1. PENGANTAR RISIKO KREDIT

3.

MENG- HITUNG

RISIKO

KREDIT

(4)

Goal Setting sangat penting???

(5)

1

Chapter

PENGANTAR RISIKO KREDIT

(6)

PENGERTIAN RISIKO

BANK REGULASI

RISIKO

(7)

BANK MENURUT ANDA ???

(8)

Apa yang dimaksud dengan Bank?

Bank adalah sebuah lembaga yang diberi ijin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit dan melakukan lalu lintas pembayaran.

Simpanan Pinjaman

Ijin

(9)

• Adanya risiko melekat

(Inherent risk) pada bisnis bank

• Kegagalan pada bisnis bank (sebagian atau keseluruhan) dapat berdampak pada

perekonomian secara

menyeluruh (Systemic Risk)

• Kredit

• Pasar

• Operasional

• Likuiditas

• Kepatuhan

Bank Rush

• Hukum

• Reputasi

• Strategis

Mengapa bank perlu diregulasi?

(10)

Ilustrasi sumber dan penggunaan dana bank ASSETS

(Rp Milyar)

Surat Utang Negara 1.000

Kas 500

Antarbank Aktiva 1.000

Kredit SME 3.000

Kredit Konsumsi 2.000

Aktiva Tetap 400

Total 7.900

LIABILITIES

(Rp Milyar)

Dana pihak ke 3 6.000

Antarbank Pasiva 200

Modal 1.700

Total 7.900

Mengapa bank perlu diregulasi?

(11)

Ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban dan membayar kembali para deposan belum tentu merupakan

sebuah kondisi Riil; Bisa jadi ketidakmampuan ini hanya sebatas persepsi atau ketakutan psikologis nasabah.

Perlu Diwaspadai

(12)

Bank Rush – Contoh Kasus

Pada tanggal 14 Oktober 2003, Asia Commercial Bank, Bank Swasta di Vietnam yang saat itu memiliki aset USD 800 juta mengalami Rush.

• Berdasarkan sebuah rumor yang tersebar dari mulut ke mulut

tersiar kabar bahwa Direktur bank tersebut telah melarikan diri ke luar negeri.

• Masyarakat ketakutan dengan kondisi ini dan mengira bahwa bank sedang bermasalah sehingga mereka berbondong-bondong

menarik dananya.

• Akibatnya bank central Vietnam harus menyediakan USD 61,2 juta sebagai dana likuiditas darurat.

• Seorang pejabat pemerintah meyakinkan masyarakat hingga harus

(13)

• Risiko kredit merupakan risiko pertama yang diakomodir dalam ketentuan Basel I (1988).

• Market risk ditambahkan kedalam basel I melalui revisi yang dikenal dengan Market Risk Ammendment (1996).

• Adapun pada tahun 2004 diterbitkanlah ketentuan Basel II yang mencakup: Credit Risk, Market Risk, Operational Risk dan Other Risk.

• Tujuan dari diakomodirnya seluruh risiko dalam ketentuan Basel II adalah agar diperhitungkan dalam perhitungan modal berbasis risiko (Risk Based Capital).

Perkembangan Regulasi Manajemen Risiko

secara Internasional

(14)

Prepared by Ahmad Subagyo www.ahmadsubagyo.com

PENGERTIAN RISIKO KREDIT

(15)

Apa yang dimaksud Risiko?

Menurut Bank Indonesia, Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (event).

Risk Event :

terjadinya sebuah peristiwa yang menyebabkan potensi kerugian

Risk Loss :

Kerugian yang terjadi sebagai konsekuensi langsung

atau tidak langsung dari kejadian risiko

(16)

• SEBUTKAN DAN JELASKAN !

ADA BERAPA JENIS RISIKO BANK ?

(17)

• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10

Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 1 angka

APA PENGERTIAN KREDIT MENURUT ANDA?

(18)

 Risiko kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya.

 Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan, treasury, aktivitas terkait investasi, trade

finance baik yang tercatat dalam banking book maupun trading book.

Risiko Kredit

(19)

Risiko kredit dapat timbul apabila:

1. Bank memberikan kredit pada nasabah KPR.

2. Bank membeli surat berharga berupa obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan lain.

3. Bank menempatkan dananya pada bank lain.

4. Bank berinvestasi dengan membeli saham perusahaan lain di bursa.

Risiko Kredit

(20)

b. Definisi Manajemen Risiko

(21)

Monito ring

Identifi

kasi Pengu

kuran

Mapping

Implemen

Siklus MR

Bagaimana

Mengelola risiko

SIKLUS MANAJEMEN RISIKO

(22)

1. Salah satu sumber risiko terbesar;

2. Keterkaitan dengan risiko lainnya

Mengapa Risiko Kredit sangat Penting?

(23)

Karakteristik risiko kredit

• Bank sangat terekspos pada risiko kredit mengingat kegiatan usahanya yang bersifat lending-based.

Disamping itu bisnis bank memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi (highly-leveraged). Setiap kenaikan

tingkat kegagalan membayar masing-masing debitur

(default rate) secara potensial akan berdampak terhadap

berkurangnya permodalan bank.

(24)

SUMBER RISIKO KREDIT

Kredit Surat

Berharga Penempatan

Derivatif Penyertaan Non Cash

Loan

Lainnya

(25)

Risiko Kredit Risiko

Pasar Risiko Operasional

Risiko Strategis

Risiko

Likuiditas Risiko Reputasi

Risiko Kepatuhan

Risiko Hukum

KETERKAITAN RISIKO KREDIT DENGAN RISIKO LAINNYA

(26)

KETERKAITAN RISIKO KREDIT DENGAN RISIKO LAINNYA

NPL, BMPK, Kualitas Aset

Perselisihan antara bank dan debitur

Strategi penyediaan dana dan manajemen likuiditas

Kegagalan pembayaran kredit vs likuiditas

Perubahan strategi penyediaan dana tanpa didukung infrastruktur dan manajemen risiko yang memadai

Analisa persyaratan kredit yang tidak memadai

Proses pemantauan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya

Komposisi dan persyaratan penyediaan dana

Sensitivitas terhadap suku bunga

Penyediaan dana dalam mata uang asing

Risiko Pasar Risiko Operasional

Risiko Strategis Risiko Likuiditas

Risiko Reputasi Risiko Kepatuhan

KETERKAITAN RISIKO KREDIT DENGAN RISIKO LAINNYA

(27)

2

Chapter

BAGAIMANA BANK MENGELOLA

(28)

a. Infrastruktur

(29)

Basic Understanding of Risk

Risk Event Mitigasi

Residual Risk Risk Event

Asset:

Rp 70 T

Asset:

Rp 100 T

Merupakan Threat/

Ancaman

(30)

1. Tata Kelola (Risk Governance):

• Penetapan Risk Strategy and Risk Appetite

• Pemahaman BoC dan BoD

2. Kerangka Manajemen Risiko:

• Governance Structure, al. Credit Committee

• Strategi Risiko

• Kebijakan, prosedur, limit

3. Proses Manajemen Risiko, SIM dan SDM

• Identifikasi, pengukuran,

pemantauan, pengendalian risiko

• SIM

Tatakelola Risiko (Risk Governance)

Kerangka

Manajemen Sistem

Pengendalian Proses

manajemen risiko

Penilaian secara terintegrasi,

komprehensif dan akurat

KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

(31)

Credit Risk Appetite dan Credit Risk Tolerance

Credit Risk Appetite → maksimum risiko yang dapat ditanggung oleh bank terkait dengan jumlah modal, aset likuid, kemampuan pendanaan, dan lain-lain.

Risk Appetite diterjemahkan menjadi risk tolerance yang berbentuk risk strategy dan dituangkan dalam kebijakan serta prosedur manajemen risiko kredit.

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris:

Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko sesuai risk appetite dan risk tolerance.

Menyetujui dan memantau penyediaan dana, khususnya penyediaan dana dengan jumlah besar atau kepada pihak terkait.

Mengevaluasi kinerja yang telah dicapai dan memastikan bahwa direksi memiliki kompetensi untuk mengelola aktivitas bank yang memiliki risiko kredit.

Direksi bank:

Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi manajemen risiko kredit sesuai risk appetite dan risk tolerance.

1. TATA KELOLA RISIKO

(32)

1. Struktur Organisasi

• Kejelasan tugas dan tanggung jawab, secara umum maupun terkait penerapan manajemen risiko, seperti:

• Peran Dewan Komisaris

• Peran Direksi dan Credit Committee

• Peran Business Unit, Risk Management Unit dan Credit Administrator

• Satuan Kerja Manajemen Risiko

• Peran Internal Audit dan Compliance

• SKMR yang independen terhadap satuan kerja operasional.

2. KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

(33)

2. Strategi Risiko

• Perumusan strategi yang sejalan dengan risk appetite dan risk tolerance yang ditetapkan.

• Mencakup seluruh aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan dan secara jelas menetapkan arah penyediaan dana yang akan dilakukan a.l. berdasarkan jenis kredit, sektor ekonomi, lokasi geografis, mata uang, jangka waktu, dan sasaran pasar (target market).

• Strategi risiko kredit sejalan dengan tujuan bank untuk menjaga kualitas penyediaan dana, laba, dan pertumbuhan usaha.

3. Kebijakan dan Prosedur

• Ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis bank.

• Penetapan kerangka penyediaan dana dan arah terkait aktivitas penyediaan dana yang sehat, serta prosedur untuk persetujuan penyediaan dana, termasuk perubahan, pembaruan (renewal), dan pembiayaan kembali (refinancing).

Lanjutan : Kerangka Manajemen Risiko

(34)

4. Limit

• Ditujukan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan karena adanya konsentrasi penyaluran kredit.

• Penetapan limit penyediaan dana secara keseluruhan untuk aktivitas bank yang mengandung risiko kredit.

• Penetapan limit individual debitur/grup obligor, limit untuk portofolio, limit sektor ekonomi, limit wilayah geografis dan limit produk, termasuk limit kewenangan memutus yang ditetapkan atas dasar kajian yang komprehensif, serta terdapat pendokumentasian yang lengkap mengenai proses penetapan limit.

• Review berkala terhadap penetapan limit.

Lanjutan : Kerangka Manajemen Risiko

(35)

Tata Kelola Limit Industri

Limit sektor industri ditetapkan berdasarkan prinsip diversifikasi dengan tetap memperhatikan strategi Bank dalam pemberian penyediaan dana dan potensi bisnis dalam industri tertentu.

Industri yang memiliki outlook positif dapat diberikan limit yang lebih tinggi, sedangkan industri yang mempunyai outlook kurang baik dapat diberikan dengan limit yang lebih rendah atau dikurangi eksposurnya jika diperlukan.

Tata kelola Limit Sektor Industri meliputi:

1. Penetapan Limit Industri

2. Pelampauan Atas Limit Industri 3. Pengkajian Ulang Rating Industri

(36)

Cakupan

1. Identifikasi Risiko Kredit 2. Pengukuran Risiko Kredit 3. Pemantauan Risiko Kredit 4. Pengendalian Risiko

5. Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit 6. SDM

3. PROSES MANAJEMEN RISIKO

(37)

3.1. Identifikasi Risiko Kredit

Identifikasi kegiatan/porto

folio/produk yang terekspos

risiko kredit

Faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat risiko kredit di waktu

y.a.d.

Penilaian kinerja debitur/

counterparty

Sistem

• Perubahan kondisi ekonomi

• Penilaian eksposur dalam stressfull condition

• Laporan keuangan, cash flow, rencana bisnis

• Rating counterparty

• Informasi mengenai komposisi portofolio

(38)

Sistem dan Prosedur Tertulis untuk Melakukan

Pengukuran Risiko

• Sentralisasi eksposur on dan off B/S dari setiap debitur/kelompok debitur

• Penilaian perbedaan kategori tingkat risiko kredit

• Distribusi informasi hasil pengukuran risiko untuk pemantauan satker terkait

Sistem Pengukuran Risiko Kredit

• Disesuaikan dengan jenis, volume, dan kompleksitas risiko kredit

• Kemampuan sistem untuk mengukur seluruh elemen risiko kredit, termasuk fleksibilitas sistem apabila terdapat perubahan risiko kredit terkait produk dan aktivitas baru

• Sistem pengukuran, untuk melihat secara

Kriteria

• Mendukung proses pengambilan keputusan

• Independen terhadap kemungkinan rekayasa yang akan mempengaruhi hasil, melalui prosedur pengamanan yang layak dan efektif

• Dilakukan kaji ulang oleh satker/pihak yang

independen terhadap satker yang

3.2. Pengukuran Risiko Kredit

(39)

Sistem Pemantauan yang Efektif

• Pemahaman eksposur secara bankwide maupun per

produk/portofolio tertentu untuk mengantisipasi risiko konsentrasi

• Memahami kinerja terkini debitur

• Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit

• Penilaian kecukupan agunan secara berkala

• Identifikasi permasalahan secara tepat

Tindak Lanjut

• Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa aset yang bermasalah atau terekspos risiko kredit yang

signifikan mendapatkan perhatian yang cukup, termasuk tindakan penyelamatan serta pembentukan cadangan yang memadai

3.3. Pemantauan Risiko Kredit

(40)

1. Satker yang melakukan transaksi yang terekspos risiko kredit berfungsi secara memadai dan eksposur risiko kredit dijaga tetap konsisten dengan limit yang ditetapkan serta memenuhi standar kehati-hatian.

2. Pengendalian risiko kredit dapat dilakukan a.l melalui mitigasi risiko, penetapan target batasan risiko konsentrasi dalam rencana tahunan bank, penetapan tingkat kewenangan dalam persetujuan penyediaan dana.

3. Terdapat prosedur deteksi dan pengelolaan kredit bermasalah.

3.4. Pengendalian Risiko

(41)

1. Mampu menyediakan data secara akurat, lengkap, informatif, tepat waktu, dan dapat diandalkan mengenai jumlah seluruh eksposur debitur serta laporan pengecualian limit risiko kredit.

2. Mampu mengakomodasi strategi mitigasi risiko kredit (penetapan limit, hedging, agunan, garansi, asuransi)

3. Informasi bisa dibaca, dipahami, dan direspon secara cepat dan tepat oleh manajemen.

3.5. Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit

(42)

1. SDM memenuhi jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan sesuai strategi dan core business bank

2. SDM memiliki kompetensi dan pengalaman dalam area yang menjadi tanggungjawabnya, seperti kredit, investasi, pengelolaan aset bermasalah, atau produk baru

3. Terdapat deskripsi tugas yang jelas untuk jabatan-jabatan kunci, dan kebijakan untuk pengambilan cuti selama jangka waktu tertentu

3.6. Sumber Daya Manusia

(43)

1. Sistem kaji ulang yang independen dan berkelanjutan terhadap kerangka dan proses manajemen risiko kredit:

• Evaluasi terhadap manajemen risiko kredit secara keseluruhan termasuk admin perkreditan

• Penilaian akurasi penerapan internal risk rating

• Efektivitas pelaksanaan satker/unit yang melakukan pemantauan kualitas kredit individual dan restrukturisasi kredit

2. Audit Internal secara periodik:

• Kesesuaian aktivitas penyediaan dana dengan kebijakan dan prosedur

• Otorisasi dilakukan dalam batasan panduan dan kewenangan yang diberikan

• Kualitas individual dan portofolio kredit dan komposisi portofolio dilaporkan

4. SPI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

(44)

3

Chapter

MEMITIGASI RISIKO KREDIT

(45)

credit risk mitigation

(Methods of managing credit risk)

Grading models for individual loans

Loan portofolio management

Securitization

Collateral

Cash flow monitoring

Recovery management

Credit Risk Management

(46)

Metode mitigasi risiko kredit

1 2 3 4 5 6

(47)

Adalah suatu alat bantu dalam mengukur risiko kredit dalam bentuk suatu model yang digunakan untuk memprediksi tingkat kemungkinan kegagalan pembayaran oleh debitur atas fasilitas kredit yang diberikan.

Metode Mitigasi-Model Pemeringkatan

1

Model

Pemeringkatan

Credit Rating

Credit Scoring

Mengklasifikasikan entitas

perusahaan/korporasi secara sistematis ke dalam suatu kelas risiko (grading atau peringkat).

Adalah sistem rating yang diaplikasikan pada kredit konsumer, kredit mikro, kartu kredit dan kredit massal lainnya.

Merupakan keputusan

”Ya” atau ”Tidak”. Bank dapat memproses kredit dengan lebih baik, obyektif dan standar, serta dengan waktu proses relatif lebih cepat.

(48)

Credit Rating System

(49)

In v e s tm e n t G ra d e

TINGKAT RATING PD

AAA Outstanding 0.03%

AA+ Strong 0.03%

AA Strong 0.03%

AA- Strong 0.03%

A+ Good 0.04%

A Good 0.05%

A- Good 0.06%

BBB+ Average 0.18%

BBB Average 0.29%

BBB- Average 0.33%

BB+ Acceptable 0.48%

BB Acceptable 1.07%

BB- High Risk 1.46%

B+ High Risk 3.24%

B Watch List 9.29%

B- Watch List 11.89%

CCC+ Special Mention 24.72%

CCC Special Mention 24.72%

Internal Credit Risk Rating

(50)

Komponen Risiko Kredit

Probability of Default adalah tingkat kemungkinan terjadinya gagal bayar dari satu atau

sekumpulan debitur.

PD

Loss Given Default merupakan sebagian atau seluruhnya dari nilai dari outstanding kredit macet yang dinyatakan tidak bisa ditagih lagi.

LGD

Exposure at Default merupakan

outstanding kredit yang tersisa saat terjadi peristiwa macet.

EAD

(51)

Credit Scoring System

(52)

Internal Credit Risk Scoring

Informasi Dasar

Status Tempat Tinggal

Status

Pekerjaan Kondisi Usaha

CREDIT SCORING

SYSTEM

Keputusan Kredit

LAYAK TIDAK LAYAK

KREDIT DITOLAK

Lanjutkan ke Proses Analisa Kredit Calon

Debitur

(53)

• Bertujuan untuk memastikan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada suatu entitas tertentu.

• Hal ini bertujuan untuk melakukan diversifikasi atas portofolio kredit sehingga risiko terjadinya default yang bersifat sistemik dapat ditekan.

2 Metode Mitigasi-Manajemen Portofolio

(54)

Peregrine Investment Holdings

Pada bulan Januari 1998, salah satu perusahaan investasi terbesar di Asia yang berkantor pusat di Hong Kong, Peregrine Investment Holdings, mengalami likuidasi dengan kewajiban tercatat mencapai USD 400 Juta.

Kolapsnya perusahaan tersebut sebagian disebabkan karena gelombang krisis keuangan di Asia, namun secara khusus dipicu oleh pinjaman sebesar USD 20 Juta (senilai 20% dari modal dasar Peregrine) yang diberikan kepada Steady Safe, sebuah perusahaan

Contoh Kegagalan Pengelolaan Portofolio

(55)

Metode Mitigasi-Manajemen Portofolio

- Limit kredit per debitur

- Limit per group usaha debitur. (“one obligor concept”).

- Limit konsentrasi kepada debitur inti

Secara garis besar dibagi :

Limit Individual

Limit Portofolio

- Limit per wilayah geografis - Limit per jenis produk - limit per sektor industri, - Kombinasi di antaranya.

Diterapkan per individu/grup usaha Limit portofolio dapat diterapkan dalam berbagai kelompok segmentasi kredit

(56)

•Contoh Eksposur kredit bank ABC terdiri dari:

- 68% skim kredit konsumer

- 17% skim kredit komersial

- 12% skim kredit mikro

- 3% skim kredit KPR

Portfolio review

(57)

NPL berdasarkan unit bisnis

•Komposisi kredit bermasalah : - 59% skim kredit

komersial - 35% skim kredit

mikro - 5% skim kredit

konsumer - 2% skim kredit KPR

(58)

Merupakan penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun aset yang didasarkan

pada pengalihan aset keuangan dari kreditur asal yang diikuti dengan

pembayaran yang berasal dari hasil penjualan efek

beragun aset kepada pemodal

Berdasarkan PBI No 7/4/PBI/2005

Belum dilaksanakan oleh bank bjb

Memungkinkan bank untuk mengunakan dana yang dihasilkan dari hasil penjualan aktiva dan menginvestasikannya pada aktiva lain yang dianggap

Metode Mitigasi-Sekuritisasi Aset

3

(59)

EAD Jumlah eksposur kredit pada saat debitur mengalami default

LGD Jumlah kerugian aktual bank. Hasil pengurangan EAD dengan jumlah agunan dan / atau asuransi

Metode Mitigasi-Agunan

4

(60)

Metode Mitigasi-Pengawasan Arus Kas

5

(61)

Secara rutin melakukan kunjungan, pembinaan kepada debitur

Metode Mitigasi-Pengawasan Arus Kas

(62)

May 10 Jun 10 Jul 10 Aug 10 Sep 10 Oct10 Nov10 Dec10 Jan11 Feb11 Mar11 Apr11 May11 KOLEK 3 81,807 36,014 31,265 42,936 34,519 43,860 49,138 33,124 109,309 87,352 98,177 54,688 57,630 KOLEK 4 35,949 40,907 57,070 46,117 42,198 47,163 132,230 63,953 63,085 55,922 58,411 121,045 117,450 KOLEK 5 303,042 302,373 316,183 326,135 345,176 346,953 357,332 332,704 364,964 392,020 403,858 407,492 429,685 NPL% 2.12% 1.86% 1.96% 1.99% 2.01% 2.07% 2.46% 1.95% 2.43% 2.41% 2.43% 2.48% 2.50%

303 302 316 326 345 347 357 333 365 392 404 407 430

36 41 57 46 42 47

132

64 63 56 58 121 117

82 36 31 43 35 44

49 33

109 87 98

55 58

2.12%

1.86% 1.96% 1.99% 2.01% 2.07%

2.46%

1.95%

2.43% 2.41% 2.43% 2.48% 2.50%

0. 00% 0. 50% 1. 00% 1. 50% 2. 00% 2. 50%

- 100 200 300 400 500 600 700

Kredit Bermasalah (NPL)

KOLEK 5 KOLEK 4 KOLEK 3 NPL%

1.95%

2.43% 2.41% 2.43% 2.48% 2.50%2.61% 2.72%2.83% 2.94%3.05% 3.16%3.27%

1.95%

1.47% 1.45% 1.42% 1.40% 1.38% 1.35% 1.33% 1.32% 1.30% 1.28% 1.27% 1.25%

0.60%

1.10%

1.60%

2.10%

2.60%

3.10%

3.60%

4.10%

4.60%

Target NPL (Strategic Objective at Risk)

REAL VALUE PREDICTED VALUE TARGET VALUE (RBB 2011)

GAP 1.12%

• Realisasi NPL bankwide melampaui target NPL yang ditetapkan dan cenderung mengalami kenaikan.

• Kredit bermasalah terutama berada pada portofolio dengan kolektibilitas 5.

Metode Mitigasi-Manajemen Pemulihan

6

(63)

Pemilihan metode untuk menghitung credit risk capital.

Standardized approach

Foundation Internal Rating Based Approach

AdAdvanced Internal Rating Based approach

Merupakan penyesuaian atas standart Bobot risiko yang

telah ada dalam Basel 1

Kurang”risk sensitive”

Sedikit perubahan yang dilakukan

Menggunakan formulasi internal dalam menentukan bobot risiko

Sumber Input data berasal baik dari internal maupun eksternal (regulator/statistik)

Cukup/moderate”risk sensitive”

Memerlukan ekspertis dalam menghitung bobot resiko, benefit cukup signifikan dibanting

standart approach

Sumber Input data merupakan data historis bank

Sangat ”risk sensitive”

Memerlukan ekspertis dalam menghitung bobot resiko, benefit sangat signifikan dibanting standart approach

Credit Risk Management

(64)

4

Chapter

IMPLIKASI RISIKO KREDIT

(65)

Primary Credit Risk Components

(66)

Credit Risk – Linkages to Credit Process

(67)

Credit Evaluation & Assurance

(68)

RISK MAP

(69)

Terima Kasih

Arigato Gozaimasu Gracias

Xiexie Syukron

Hatur Nuhun Matur Nuwun

Mauliate

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai alat pembuktian dampak risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko kredit terhadap kinerja dan efisiensi pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa

HERRY ACHMAD BUCHORY, SE., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan pengaruh Risiko Kredit yang diukur dengan Non Performing Loan dan Riksiko