• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF D g D D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF D g D D"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Di sini hadis harus bersinggungan dengan permasalahan hermeneutika.7 Boleh jadi pada masa klasik para ulama hadis lebih condong mengamalkan syariat hadis dalam memahami hadis matan, namun tidak demikian pada era modern, para ulama modern mempunyai paradigma dalam memahami hadis yaitu dalam hermeneutika lebih bernuansa.mereka mengkaji teks hadis agar menghasilkan bacaan yang lebih produktif.8. 8 Abdul Mustaqim, Ilmu Hadits Ma'ani Teori Paradigma dan Metode Pemahaman Hadits Prefetik (Yogyakarta: prees Yogyakarta, 2016) hal.,17. Tanpa landasan yang jelas dalam proses pemahamannya, seseorang tidak dapat menetapkan titik tolak analisisnya serta tidak dapat memilih dan mengklasifikasikan contoh-contoh hadis.9 ​​Dalam menafsirkan dan memahami hadis, seseorang harus benar-benar matang, perlu proses, dan ia harus benar-benar matang. memerlukan alat atau metode dalam pemahaman hadis yang benar, seperti yang dilakukan oleh para ulama terdahulu yang memahami secara tekstual dan kontekstual, serta metode lain seperti ma’âni al-hadîs, at-tarâjih, nasakh mansûkh, dan lain-lain.

Ulama hadith seluruh dunia daripada ulama klasik hinggalah ulama kontemporari mempunyai kaedah pemahaman hadith yang tersendiri, maka wujud perbezaan pemikiran dan pemahaman dalam hadith. Pada zaman ulama klasik, tidak banyak perbezaan pemahaman hadith, kerana ketika itu sudah hampir dengan zaman Rasulullah saw. Termasuk Pada abad ke-21, terdapat juga seorang ulama hadits kontemporari, yaitu Ali Mustafa Yaqub, beliau adalah salah seorang ulama Indonesia yang juga memiliki banyak karya dalam ilmu hadits dan juga memiliki metode pemahaman dan pemikiran dalam hadits. .

Fokus Penelitian

Namun puncak perkembangannya dimulai pada pertengahan abad ke-19, ketika banyak pemikir Ulumu al-Hadits di Indonesia. Para pemikir Ulumu al-Hadits atau yang menghasilkan karya khususnya di Indonesia berawal dari karya Syekh Muhammad Mahfudz Bin Abdullah al-Tirmasi yaitu Manhaj Dzawi al-Nadzar, karya Muhammad Yunus yaitu Ilm Musthalah al-Hadits, Muhammad Karya Hasby al-Siddiqy yaitu Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, oleh M. Syuhudi Ismail yaitu Pengantar Ilmu Hadits dan masih banyak lagi karya para pemikir muslim Indonesia lainnya.13.

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis akan melakukan penelitian terhadap pemahaman dan pemikiran Ali Mustafa Yaqub dalam hadis. Beliau adalah seorang ulama intelektual yang telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada umat Islam Indonesia dalam hal pemahaman dan pemikiran hadis.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan, pemikiran dan pemahaman terhadap hadis Nabi Muhammad SAW. Khususnya di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, lebih khusus lagi di Program Studi Ilmu Hadits, dalam pemaknaan hadis yang akurat dan tepat serta kemampuan menyesuaikan hadis dengan perkembangan zaman. Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat luas agar lebih memahami hadis Nabi dan tidak mudah menerima hadis begitu saja sehingga menimbulkan opini-opini ekstrem.

Definisi Istilah

Dengan kemampuan dan kebijaksanaannya, ia mendirikan Pondok Pesantren Darus-Salam di desa kelahirannya. Beliau juga pernah menjadi ketua umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), sekretaris jenderal pimpinan pusat Ittihậdul Muballighin, dan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat.15. Hermeneutika merupakan seperangkat metodologi penafsiran simbol, baik yang berbentuk teks maupun metateks.17 Menurut Mircea Eliade dalam bukunya yang berjudul The Encyclopedia of Religion yang dikutip oleh Edi Mulyono, kata hermeneutika sendiri berasal dari kata kerja Yunani hermeneuien. yang artinya menafsirkan atau menerjemahkan.18.

Metodologi Penelitian

Sumber data berarti segala informasi yang berasal dari sesuatu yang abstrak, peristiwa, baik yang berupa benda nyata, kuantitatif maupun kualitatif. Data primer yang dimaksud adalah referensi utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku: Cara Benar Memahami Hadits yang ditulis oleh Prof. Data sekunder yang disebutkan di sini merupakan sumber lain yang melengkapi sumber data primer.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah: buku-buku ilmiah, artikel, jurnal, buku dan karya lain yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan data untuk memperkuat argumentasi yang dibangun. Artinya mencari data dan memilih data yang relevan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pembahasan dan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menyajikan data dari literatur.

Sistematika Pembahasan

Kaedah ini akan menggambarkan pemikiran dan kefahaman Ali Mustafa Yaqub dalam memahami hadis Rasulullah.

Kajian Pustaka

Kajian Terdahulu

Yaqub tidak mau ambil pusing dan tidak ingin mempersulit umat Islam Indonesia, khususnya masyarakat awam yang belum memahami ilmu astronomi.2 3. Pelarangan sorban dalam konteks Indonesia. Menurutnya, konstruksi pemahaman hadis Ali Mustafa Yaqub terdiri dari dua hal: (1) pemahaman tekstual yang dapat diterapkan pada hadis tentang hal-hal gaib dan ibadah yang murni, dan (2) pemahaman kontekstual, yaitu pemahaman hadis dengan mempertimbangkan aspek lain. , yang turut melingkupinya: alasan lahirnya hadis (asbâb al-wurûd), lokalitas – temporalitas (makânî wa zamânî), aspek kualitas (‘illah al-kalâm) dan sosial budaya (taqâlid).3. Salah satu pemikiran penting Ali Mustafa Yaqub dalam bidang ini adalah gaya Indonesia, yaitu sorban yang dikenakan Nabi SAW.

2Muhammad Husnul Mubarok, "Pemikiran Ali Mustafa Yaqub Mengenai Arah Kiblat", digiblib.uin-suka.ac.id, (20 Mac 2018). 3Miski, "Pemahaman Ali Mustafa Yaqub Terhadap Kajian Hadis Mengenai Larangan Fatwa Serban Dalam Konteks Indonesia", Riwayah: Jurnal Kajian Hadith, 2 (2016) hlm.,20.

Kajian Teori

Pengertian pendekatan sosiologi terhadap maksud hadis di sini menurut Nizar Ali dalam bukunya yang bertajuk Pengertian Hadis Nabi; Kaedah dan pendekatan yang dikumpul oleh Alfatih Suryadilaga, merupakan cara untuk memahami hadis Rasulullah. Pengajaran hadis dengan al-Quran telah muncul sejak zaman sahabat (bahkan pada zaman Nabi saw, kerana apa yang Nabi saw tidak pernah bercanggah dengan al-Quran) sehingga sekarang. . . Perbezaan ulama kontemporari dan ulama klasik apabila terjumpa hadis sahih yang diperselisihkan (salah satunya bercanggah dengan al-Quran) dan tiada jawapan yang ditemui, maka mereka hanya mendiamkan hadis tersebut.

Meski ada sebagian ulama masa kini yang dengan mudahnya mengatakan bahwa hadis-hadis tersebut ditolak, namun mereka tidak segan-segan menolak begitu saja hadis-hadis yang bertentangan dengan Al-Qur'an.13. Yaitu meriwayatkan hadis demi hadits, hadis yang sulit dipahami maksud dan maknanya, sehingga memerlukan tafsir riwayat lain atau riwayat hadis lain dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan, bimbingan dan bantuan untuk memahami hadis yang sulit dipahami. memahami. Model pendekatan hermeneutika ini merupakan salah satu kajian pemahaman hadis pada masa kini yang menghasilkan model pemahaman hadis yang bersifat tekstual-literal yang saat ini kurang memadai.

Sajian Data

  • Biografi Ali Mustafa Yaqub
    • Pendidikan
    • Karya-karya
  • Buku Cara Benar Memahami Hadis
  • Pendekatan
  • Pola
  • Hermeneutik

Kerangka berpikir yang dimiliki Ali Mustafa Yaqub dalam bidang ilmu hadis memberikan pemahaman embrio tentang pemahaman hadis Nabi. Ali Mustafa Yaqub membagi istilah Ghoib menjadi dua jenis yaitu Ghoib Nisbi (Relatif) dan Ghoib Haqiqi (Mutlak). Dari sini Ali Mustafa Yaqub berpendapat dan menyimpulkan bahwa berdasarkan kondisi sosiologis di atas, Rasulullah saw.

Namun semua itu dikategorikan sebagai budaya Arab, baik di kalangan umat Islam maupun non-Muslim pada masa Nabi SAW.16. Hadits yang diriwayatkan oleh Sunan an-Nasa'i dan Imam Abu Dawud melalui sahabatnya Ibnu Abbas, dalam hadits inilah Rasulullah saw. melarang dan melaknat wanita yang berziarah ke kuburan. Dalam hal ini Ali Mustafa Yaqub mengatakan: metode pemahaman hadis tidak berbeda jauh dengan tafsir tematik.

Penutup

Kesimpulan

Dari Ayub al-Ansari berkata: Rasulullah a.s. bersabda: Apabila salah seorang diantara kalian ingin buang air, maka jangan menghadap kiblat dan jangan membelakangi kiblat. Qamis dan Imamah Kedua pakaian ini sering kali diklaim oleh sebagian orang bahwa orang yang memakai sorban berarti ia pengikut Nabi, sedangkan orang yang tidak memakai sorban berarti bukan pengikut Nabi. Maka timbul pertanyaan, apakah dosa jika tidak memakai sorban dan tidak mengikuti Nabi? Dalam hal ini Ali Mustafa Jakub menjawab bahwa belum ada ulama yang mengatakan hal tersebut. Jika terus diamalkan dalam kondisi saat ini maka akan menjadi tidak tepat atau tidak pantas, bahkan bisa melanggar Sunnah Nabi SAW20.

Walau bagaimanapun, ini tidak menolak kemungkinan bahawa tidak semua hadis adalah daripada Nabi saw. ia mempunyai asbảb al-Wurủd atau latar belakang Nabi saw. menyampaikan kata-katanya kepada kawan-kawannya. Dari Abi Hurairah dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah meneguhkan agama ini dengan pertolongan orang-orang yang durhaka”. Nabi saw. sebagai pengarang teks hadis, yang menyampaikan teks hadis kepada beberapa sahabatnya, pada suatu ketika dan di suatu tempat dalam masalah yang sama.

Oleh karena itu peristiwa yang dialami oleh nabi saw. Ketika memasuki masyarakat, Nabi melihat permasalahan yang terlihat olehnya. atau menerima laporan dari teman-temannya saat itu. Nabi melihat. dijawab : Sholat pada waktu yang tepat, lalu berbakti kepada orang tua, lalu berjihad di jalan Allah SWT. Hadits ini terdapat dalam kitab Umdatu al-Ahkảm karangan al-Imam al-Hafidz Abu Muhammad Abdul. Yaitu hadits Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim 57 Hadits di atas mempunyai arti bahwa isi teks hadits dapat berubah karena kebijakan Nabi SAW. dalam menjawab permasalahan berupa pertanyaan atau hal lain dari teman-temannya dengan melihat kontekstualisasi keadaan atau mungkin disebabkan karena banyaknya perawi hadis yang meriwayatkan hadis dari alur yang berbeda dengan tema yang sama, bahkan dalam satu tema pun ada. adalah sinkronisasi dalam hadis, yaitu terdapat pertentangan antara hadis yang satu dengan hadis yang lain.

Saran

Meskipun Ali Musatafa Yakubi tidak mendeklarasikan dan memasukkan istilah hermeneutika dalam metodenya, namun melihat tatanan dan cara memahami hadis ia menggunakan metode hermeneutika, yang lebih mengarah pada hermeneutika Hans Georg Gadamer dengan teori linguistik. Sebab terdapat kesamaan petunjuk tata cara dan metode antara keduanya, yaitu memahami suatu teks dengan melihat waktu. Boleh meludah di dalam masjid dan memakai sandal ketika salat di masjid karena kondisi masjid pada masa lalu berbeda dengan kondisi masjid saat ini.

Maka sepatutnya kurang relevan jika kedua-dua hadis tersebut diamalkan pada zaman ini, di mana manusia meludah di lantai masjid dan bersolat di masjid dengan sandal di atas seramik yang cantik, bersih dan suci. Pengertian hadis dogma teori dan kaedah memahami hadis Nabi (Yogyakarta: puji Yogyakarta. Abuazzam syukrillah, "Kajian Ilmiah Pemikiran Hadis Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Bani" Diakses pada 26 Mac 2018 http/ / www.

Miski, Ali Mustafa Yaqub pemahaman hadis, kajian larangan serban dalam konteks Indonesia dalam Jurnal Kajian Hadis1 2016 http://kang-ihsanth.blogspot.com/2014/04/hermeneutika-kritis-jurgen -.

Referensi

Dokumen terkait