• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF DARI KONSEP KE APLIKASI - Hang Tuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF DARI KONSEP KE APLIKASI - Hang Tuah"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

Penulis menyadari bahwa perspektif multifaset yang berbeda dapat dilakukan oleh agen reformasi dalam penerapan model pengembangan kelembagaan kooperatif. Institution building merupakan salah satu pendekatan dalam administrasi publik (Dvorin (1977) dalam Mas Roro Lilik dkk (2014) dan Thomas R.

KERANGKA KONSEPTUAL PEMBANGUNAN LEMBAGA

Variabel Lembaga

Sumber daya yang difasilitasi bukan hanya oleh apa yang secara de facto ada pada pemerintahan daerah, namun juga oleh segala potensi yang dimiliki daerah. Dengan kreativitas para pemimpin yang mampu melihat dan membangun jaringan dengan segala potensi sumber daya yang ada di daerah, sumber daya tidak lagi bisa dibatasi.

Variabel Lingkungan

Dalam konteks kontemporer, memungkinkan link adalah hubungan dengan pemangku kepentingan yang menentukan legitimasi otoritas dan perolehan sumber daya kelembagaan. Ini adalah hubungan yang menghubungkan institusi dengan organisasi yang menjalankan fungsi dan layanan yang saling melengkapi dalam arti produksi, yang menyediakan input dan yang menggunakan output dari institusi tersebut. Mata rantai pendukung tersebut juga mencakup seluruh potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di wilayah yang bersangkutan.

Tautan inilah yang menghubungkan institusi dengan elemen-elemen dalam masyarakat yang tidak dapat diidentifikasi secara jelas berdasarkan keanggotaan organisasi formal. Dalam proses transaksi ini terjadi pertukaran dinamis antara institusi dan elemen lingkungan hidup. Institusi mengeluarkan keluaran yang berisi perubahan/inovasi, unsur lingkungan terkait merespon, menilai dan menyampaikan masukan baru.

Respon dan masukan unsur lingkungan terkait diolah dalam proses pembelajaran bersama lingkungan, namun tidak mengubah/mengorbankan nilai-nilai pokok dan tujuan inovasi.

METODOLOGI DALAM RISET PEMBANGUNAN LEMBAGA

Pemetaan atau Mapping Variabel

Desain operasional: memuat rincian (elaborasi) bagaimana lembaga sebenarnya dibangun, meliputi: uraian rinci tentang realisasi rencana, membangun organisasi dalam suatu lembaga, melakukan trade-off antara informasi normatif dan baru, efektif mengurangi penyimpangan dari ide dasar.

Pemetaan Dimensi Dalam Kelembagaan

68. pembangunan institusi dalam institusi, meliputi: peran sosial dan perbedaan kelompok kepentingan, citra mereka dalam pengambilan keputusan.. 69 . orang-orang yang terlibat aktif dalam perumusan doktrin dan program kelembagaan, b). Pelaksana adalah orang yang mengarahkan operasional lembaga. Organisasi adalah suatu jaringan peran-peran sosial yang masing-masing peran tersebut dirumuskan secara normatif sedemikian rupa sehingga pembagian kerja secara keseluruhan menghasilkan upaya terpadu yang efisien menuju tujuan kelembagaan.Organisasi dapat digambarkan dengan: a). tingkat otonomi kewenangan di luar sistem sanksi kelembagaan, b). lapisan hierarki, c). tingkat sentralisasi fungsi pengambilan keputusan, d). tingkat konsentrasi atau sebaran geografis, e). jenis pembagian fungsional dan administrasi, f). baris perintah, g). garis staf, h). garis kendali pelaksanaan. Artinya biasanya ada lembaga lain yang: a). memberikan masukan kepada lembaga, b). mengharapkan keluaran dari lembaga, batasi: . misalnya bersaing atau bersaing untuk mendapatkan pemimpin yang sama, staf yang sama, sumber daya yang sama, atau bersaing untuk mendapatkan fungsi atau peran yang sama.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan setidaknya: A). kebiasaan, bagaimana dan di mana dilembagakan, nilai-nilai yang dibawakan oleh lembaga, baik secara eksplisit maupun implisit, b). moralitas, bagaimana dan di mana dilembagakan, dibawakan oleh lembaga, c). hukum yang dihasilkan oleh institusi. Ada kebutuhan untuk menghasilkan rencana, operasional dan peta gambaran institusi pada waktu tertentu di masa sekarang. Pertanyaan analitis dalam hal ini adalah menyatukan peta-peta tersebut dalam upaya mengidentifikasi sumber kekuatan dan kekuasaan kelembagaan.

Ada kebutuhan untuk menghasilkan peta cetak biru, peta operasional, dan peta gambar sejauh mungkin dalam tahapan sejarah lembaga.

DIMENSI WAKTU DALAM PEMBANGUNAN LEMBAGA

79. Pembangunan berupaya mengendalikan arah perubahan dan mencapai tujuan dalam jangka waktu yang lebih singkat. Peran agen adalah mendampingi proses terbentuknya kelompok-kelompok dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Setelah terbentuk, lembaga-lembaga tersebut untuk sementara dibiarkan ditangani oleh kelompok untuk ditangani paling tidak untuk sementara waktu, sehingga harapan akan perubahan-perubahan selanjutnya akan segera terbangun. Agen pembangunan diharapkan menguasai teori organisasi seperti yang dikemukakan oleh Chester Barnard, khususnya dalam studi lintas budaya.

Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan kelembagaan, yaitu mengubah perilaku melalui perubahan insentif dan/atau norma internal. Jadi, pengamatan mendalam terhadap perubahan sikap dalam organisasi dan analisis akibat perubahan struktur organisasi, personel, norma atau insentif. Informasi dapat dibagikan tanpa mengurangi jumlah aslinya,.. c) Status juga penting, status sosial berupa penghormatan dan penghargaan dalam hubungan sosial sama pentingnya dengan pengadaan barang dan jasa dalam hubungan ekonomi, status suatu organisasi . merupakan salah satu faktor yang membantu terbentuknya suatu institusi,.. d) Kekuasaan dimaksudkan sebagai sumber daya untuk membuat orang tunduk pada keputusan organisasi.

Organisasi yang menggunakan kekerasan harus mempertimbangkan retribusi dan tidak menyebabkan kerugian akan meningkatkan produktivitas lembaga tersebut. e) Kewenangan merupakan sumber daya nyata dalam struktur organisasi yang berkaitan dengan pembagian kerja dan menimbulkan peran dan wewenang. f) Legitimasi merupakan sumber daya terpenting dalam pengembangan kelembagaan, . g) Dukungan berguna sebagai sumber daya yang dapat ditukarkan dengan benda-benda yang bernilai ekonomi.

MODEL PEMBANGUNAN LEMBAGA DALAM PELAKSANAAN DAN PENINJAUAN PROGRAM

Tahap Inisiasi

  • Temuan Penelitian Tahap Inisiasi

Sosialisasi dan pendampingan dilakukan kepada pra koperasi, Rukun Nelayan dan koperasi yang berbadan hukum, yang mana menurut Mina Sari, kebijakan Pemprov Jatim adalah dengan mendirikan Koperasi Wanita (KOPWAN) disetiap kecamatan, sehingga pada tahun 2011 didirikanlah koperasi perempuan di Kecamatan Tambak Wedi Kabupaten Kenjeran dengan nama Koperasi Suramadu, di bawah pimpinan Hj Suryati. Kedua, Doktrin: Ketua Persatuan Nelayan secara tidak langsung memaksa kelompok nelayan untuk terikat pada hubungan patron-klien. Harapan seluruh anggota Rukun Nelayan adalah membawa Rukun Nelayan Pra Koperasi menjadi Koperasi Berbadan Hukum. Seperti yang diungkapkan Rudy Haryono, Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Koperasi UMKM Kota Surabaya: “Saya sangat menghimbau agar tidak membuka koperasi lagi, karena di Tambak Wedi sudah berdiri.

Memperhatikan hubungan normatif (Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya, disarankan agar kelompok Rukun Nelayan yang terdiri dari nelayan dengan 3 kelompok yaitu kelompok Dorang, kelompok cumi-cumi dan kelompok kerapu untuk bergabung dalam koperasi Mina Sari yang telah berbadan hukum, maka sebagai peneliti dan pendamping mengadakan sosialisasi dan memberikan masukan untuk bergabung dengan membentuk struktur organisasi baru.Peneliti mempunyai Gabungan Nelayan dan perwakilan anggota, pengurus koperasi Mina Sari, mengundang masyarakat yang tidak berbadan hukum. belum terlibat dalam koperasi;: langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi perkembangan kelembagaan koperasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan model Milton Pada saat bantuan penggabungan koperasi Mina Sari dan pra koperasi Rukun Nelayan, peneliti memberikan terlebih dahulu .-bantuan kerjasama kepada UKM, KSM dan UPPKS di Kecamatan Kenjeran.

Temuan inovasi tersebut kemudian diujicobakan kepada kelompok masyarakat di 4 kecamatan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan pendampingan peneliti sebagai agen pembangunan, yaitu: Pertama, di Desa Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran dilakukan sosialisasi kepada kelompok nelayan pra koperasi tentang: kelompok cumi, wetan, bulak, bnteng, tambak wedi Kerapu dan Dorang bergabung dalam koperasi Mina Sari, sebuah badan hukum yang didominasi oleh perempuan nelayan dengan mengubah struktur internalnya dengan menggabungkan kelompok nelayan dan perempuan nelayan. Kedua, dalam kurun waktu enam bulan, peneliti sebagai agen pembangunan memberikan pendampingan kepada kelompok perempuan nelayan di Kecamatan Kedung Cowek Kabupaten Bulak, untuk secara sadar mengarahkan mereka dari pembentukan kelompok KSM dan UKM pra koperasi menjadi koperasi yang berbadan hukum dan mengembangkan kelompoknya. , khususnya untuk membuka desa pengolahan kerang. Ketiga, telah diberikan edukasi kepada kelompok nelayan di empat kecamatan untuk membentuk pra koperasi dan terus membentuk koperasi yang sah di Kabupaten Mulyorejo di bawah kewenangan Kepala Bidang Perekonomian.

Kemitraan Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat

Oleh karena itu, pembaruan perlu dilakukan di bidang: . A). perubahan sementara atau sementara, b). perubahan tertentu pada aspek upaya pembentukan lembaga dan, .. c). perubahan yang disengaja atau tidak disengaja oleh orang lain. “Sebagai Ketua PSW UHT, Lilik dapat membimbing dan memotivasi Koperasi Mina Sari untuk menata kembali kepengurusannya dengan mengambil alih kelompok nelayan ini.” Berdasarkan pertemuan tersebut, PSW UHT mengadakan dua kali pertemuan dengan kelompok nelayan dan ketua Koperasi Mina Sari (Bu Mustofa), seperti yang disampaikan oleh ketua Koperasi Mina Sari: “bahwa saya tidak berkeberatan jika kelompok nelayan diikutsertakan dalam melibatkan. PSW mengajak kelompok nelayan untuk memberikan motivasi bergabung dengan Koperasi Mina Sari, hasilnya sangat bagus, mereka bersedia berpartisipasi dengan melakukan restrukturisasi kepengurusan.

Pada dasarnya terlihat adanya serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh ketiga organisasi publik tersebut yaitu: Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kota Surabaya, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Surabaya, serta Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya. sebagai agen pembangunan yaitu perguruan tinggi melalui program.

Rancangan .Penyusunan Peta Biru dan Peta Operasional

  • Uji Coba Ekowanti’s Value Improved Miltonian Institutional Model
  • Evaluasi Kelayakan: analisis atas kesesuaian model dengan lembaga yang layak secara teknis
  • Evaluasi Keefektifan: analisis keefektifan relatif terhadap tujuan dan langkah satu dari rancangan-
  • Evaluasi Keefektifan Biaya: analisis rancangan- rancangan yang layak yang dan paling murah
  • Evaluasi Kinerja baik atau buruk Pembangunan Lembaga Koperasi
  • Pendampingan dan Pengamatan Kinerja Koperasi: analisis konsisten tahap inisiasi

Menjalin kerjasama antara Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya, Kepala Seksi Pembangunan Perekonomian Kabupaten dan Dinas Pendidikan Tinggi untuk membuat kesepakatan (peta operasional) sebagai pedoman koperasi yang didirikan melalui kemitraan dalam pelaksanaannya. Diikutsertakannya kedua Koperasi tersebut dalam Program Dinas Koperasi dan UKM Pendirian Koperasi Badan Hukum, sehingga seluruh proses dan biaya ditanggung oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya. Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya sebagai penilai eksistensi dan keberlangsungan lembaga, maka dilakukan kemitraan.

Untuk itu ditemukan dan dijaminnya kesepakatan antara Dinas Koperasi dan UKM dengan perguruan tinggi yaitu Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Hang Tuah Surabaya sebagai agen pembangunan yang kemudian juga bertanggung jawab terhadap keberlangsungan koperasi. . Dari penilaian tersebut, Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya memberikan salah satu programnya yaitu: fasilitasi pendirian koperasi berbadan hukum, sehingga diusulkan pra koperasi Laut Barokah untuk menerima program ini. Variabel keterkaitan (coupling) ditemukan pada tiga lembaga pemerintah daerah yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kota Surabaya, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Surabaya, dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya. Terlihat: pertama, ketiganya kurang bersinergi.

Koperasi yang sukses dapat membantu masyarakat keluar dari kesulitan keuangan dan membantu mengembangkan usaha ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil uji coba model yang berhasil dilakukan melalui kemitraan, mampu membentuk kelompok masyarakat bersama Bapemas untuk pra koperasi, kemudian bersama Departemen Pertanian dan Perikanan menentukan jenis usaha yang akan dikembangkan dan tahan masa depan, dan bersama Dinas Koperasi dan UKM telah masuk dalam Program Pembentukan Badan Hukum Koperasi dan telah diserahkan kepada badan hukum Koperasi Suromadu Makmur di Kecamatan Kenjeran dan Koperasi Laut Barokah di Kecamatan Bulak.

Referensi

Dokumen terkait

Partially exogenous variables (Work Environment, Leadership, and Organizational Culture) on endogenous variables (Motivation) will be explained in the test results of