Skripsi bergud ” Analisis Pengendalian Kualitas Cacat Produk Kaleng Sarden 155 Gram Dengan Metode Statistical Process Control (SPC )” has the following two points and the faculties of the Teknik Universitas Jember pada. The quality of cans on sardine can products is one that will affect the quality of the product, so it affects the losses experienced by the company. By looking at the number of defects in the product sardine, then this research was done to control the quality of product defects with methods of statistical process control (SPC), which enables companies to increase productivity and the quality of the product packaging sardines produced.
With the statistical method of process control (SPC) it is possible to group the types of damage and the causes of the factors that affect the defects of a product in order to know the type of damage and the factors that most affect the defects of the product experienced by the company. From the results of the study during the February-March period, it is known that there are several types of defects that occur in cans in the production of sardines 155 g. As for the cause of the scratches caused by stacking of cans causing excessive friction.
The last type of defect is a leak caused by the occurrence of the volume loaded into an incompatible can and the cap is not completely sealed, resulting in leakage on the can, cracked or broken can conditions during the closing of production at the seaming machine . The second type of failure has a dent defect rate of 23.50%, caused by the weakness of the sensor in detecting the accumulation of cans caused by blockages, causing cans to collide with each other during the production process. The most recent smallest type of failure is a 0.45% blister defect, caused by the roughness of the motor roller track part at the time of transfer of the can from subgroup to subgroup.
However, other types of rejects should also be considered so that the level of product defects can be minimized to maximize the company's output.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingkat kecacatan produk yang tinggi mencapai 1% dengan standar kecacatan produk per hari perusahaan sebesar 0,35% Banyaknya faktor penyebab cacat produk pada ikan sarden kalengan, faktor penyebab kerusakan pada proses produksi sarden pada umumnya adalah buatan manusia. faktor, pegawai yang kurang hati-hati dan ceroboh dalam bekerja, faktor mesin yang memerlukan perbaikan dan penyesuaian ulang pada beberapa bagian mesin, faktor material, akan mempengaruhi produktivitas, juga akan mempengaruhi kualitas produk sarden (PT.Maya). Kualitas yang kurang baik juga akan mempengaruhi kualitas dari produk sarden itu sendiri sehingga berdampak pada kerugian yang ditanggung oleh PT. Dengan dilakukannya penelitian menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) diharapkan dapat mengurangi tingkat kesalahan pada proses produksi ikan sarden.
Metode Statistical Process Control (SPC) memungkinkan untuk mengelompokkan jenis kerusakan dan faktor penyebab yang mempengaruhi cacat suatu produk, sehingga dapat diketahui jenis kerusakan dan faktor yang paling mempengaruhi cacat produk PT. mengalami. . Sehingga perusahaan dapat memilih langkah pengolahan yang tepat untuk mengurangi jumlah cacat pada kaleng sarden. Statistical Process Control (SPC) adalah teknik yang digunakan untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar (Render, 2005). Kontrol Proses Statistik (SPC) digunakan untuk memantau standar, melakukan pengukuran, dan mengambil tindakan perbaikan saat produk atau layanan diproduksi.
Pengendalian Mutu Statistik dengan menggunakan SPC (Statistical Process Control) mempunyai tujuh alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian mutu, antara lain checklist, histogram, diagram kendali, diagram pareto, diagram sebab akibat, diagram sebar, dan diagram proses. (banyak Djunaidi, 2016). Yang pertama menyatakan bahwa berdasarkan peta kendali kesalahan 100% pada saat pemeriksaan, terlihat jelas bahwa data yang diperoleh tidak sepenuhnya berada dalam batas kendali. Terdapat beberapa titik yang tidak beraturan dan berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah.
Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan atau belum terkendali sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam proses produksinya. Kedua, hasil analisis dengan menggunakan diagram tulang ikan menunjukkan bahwa faktor penyebab kerusakan pada proses produksi sarden kalengan umumnya disebabkan oleh faktor manusia, pekerja yang kurang teliti dan ceroboh dalam pekerjaannya; faktor mesin memerlukan perbaikan dan penyesuaian kembali beberapa bagian mesin; faktor material, flensa bergerigi dan ikal terbuka; faktor metode, kurangnya instruksi kerja tertulis di ruang produksi; dan faktor lingkungan udara panas mempengaruhi konsentrasi dan kenyamanan pekerja. Maya Muncar menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) agar perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas pada produk kemasan sarden yang dihasilkannya.
Permasalahan utama yang akan kami bahas dalam penelitian ini adalah berdasarkan latar belakang tersebut ditemukan beberapa permasalahan yaitu masih adanya cacat pada produk sarden kalengan, sehingga produksi yang dihasilkan tidak sesuai standar, dan sangat diperlukan pengendalian mutu. , untuk peningkatan produktivitas yang awalnya memiliki cacat produksi 1% per hari mungkin akan menurun dari persentase sebelumnya.
Tujuan Manfaat .1 Tujuan
Maya Muncar dalam upaya mengurangi kecacatan produk sarden kalengan dengan menggunakan metode Statistical Process Control (SPC). Bukti bahwa pengendalian kualitas dengan metode Statistical Process Control (SPC) meningkatkan hasil produksi. Dengan menggunakan metode Statistical Process Control (SPC), dapat diketahui penyebab utama terjadinya cacat pada produk sarden kalengan di PT.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian Kualitas
Menurut Ilham (2012), tujuan utama pengendalian kualitas adalah memperoleh jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan biaya serendah mungkin. Pengendalian mutu tidak dapat dipisahkan dari pengendalian produksi, karena pengendalian mutu merupakan bagian dari pengendalian produksi. Pengendalian mutu juga menjamin barang atau jasa yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, sama seperti pengendalian produksi, sehingga pengendalian produksi dan pengendalian mutu mempunyai keterkaitan erat dalam produksi suatu barang (Ilham, 2012).
Dalam hal ini harus dipastikan terlebih dahulu apakah spesifikasinya valid dari kedua aspek tersebut di atas sebelum memulai pengendalian kualitas proses. Tingkat Ketidaksesuaian yang Dapat Diterima Tujuan pengendalian suatu proses adalah untuk meminimalkan produk di bawah standar. Tingkat pengendalian yang diterapkan bergantung pada jumlah produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima.
Biaya kualitas, biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam pembuatan produk, dimana biaya kualitas berhubungan positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. Menurut Kaban (2014), standardisasi sangat diperlukan sebagai upaya preventif terhadap terulangnya kembali permasalahan mutu yang sudah ada dan dapat diatasi. Peningkatan kualitas dapat dimulai dengan mengidentifikasi masalah kualitas yang sedang terjadi atau peluang perbaikan apa yang dapat ditawarkan.
Dalam tahap implementasi ini sangat diperlukan komitmen manajemen dan karyawan, serta partisipasi total untuk bersama-sama menghilangkan akar penyebab permasalahan kualitas yang teridentifikasi. Hasil yang memuaskan dari tindakan pengendalian mutu harus distandarisasi, dan kemudian perbaikan berkelanjutan harus dilakukan terhadap jenis masalah lainnya. Walaupun tidak ada definisi mengenai kualitas yang dapat diterima secara universal, namun terdapat beberapa persamaan antara berbagai definisi kualitas menurut para ahli di atas, seperti yang terangkum dalam Nasution, yaitu: kualitas mencakup upaya untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, kualitas mencakup pada produk, tenaga kerja. , proses dan lingkungan, dan kualitas adalah keadaan yang terus berubah (misalnya, apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas di masa depan) (Kaban, 2014).
Menurut Gantama (2015), produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Pengendalian Proses Statistik adalah kumpulan metode produksi dan konsep manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan kualitas untuk menghasilkan produk yang kompetitif pada tingkat maksimal. Pengendalian Proses Statistik melibatkan penggunaan sinyal statistik untuk meningkatkan kinerja dan mempertahankan kendali atas produksi pada tingkat kualitas yang lebih tinggi.
Peta kendali adalah alat yang digunakan secara grafis untuk memantau dan mengevaluasi apakah suatu kegiatan/proses berada dalam kendali mutu statistik atau tidak, sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan peningkatan mutu. Bagan-c merupakan bagan kendali mutu yang digunakan untuk mengendalikan jumlah cacat per unit produk.
Analisis Data
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Observasi atau metode observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek penelitian, yang dilakukan dengan tujuan memperoleh data dan informasi yang akurat. Dalam hal ini mengamati proses produksi, mengumpulkan data pemeriksaan dan menguji mutu produksi srden di PT. Metode wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dari berbagai sumber yaitu dengan pelanggan yang terlibat dalam proses produksi ikan sarden di PT.
Metode yang digunakan berdasarkan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari berbagai buku, perpustakaan dan sumber internet serta majalah yang melakukan penelitian pengendalian mutu. Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan pada analisis pengendalian kualitas cacat pada produk kaleng sarden di PT.
Metode Penelitian
Diagaram Alir
PENUTUP
Kesimpulan
Pengendalian mutu kemasan kantong plastik menggunakan statistic process control (SPC) di Pt Incasi Raya Padang. Kontrol proses statistik multivariat dari granulasi sekrup kembar farmasi berkelanjutan dan proses pengeringan lapisan cairan.