91.8%
Originality8.2%
Similarity52
SourcesWeb sources: 51 sources found
1. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Pedagogi/article/download/535/868 4.76%
2. https://semnas.unikama.ac.id/lppm/prosiding/2017/4.PENDIDIKAN/Rina%20Wijayanti_Penelitian_… 2.66%
3. http://wedanganget.blogspot.com/2012/05/kualifikasi-dan-kompetensi-guru-paud.html 1.12%
4. http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/03/makalah-tentang-kompetensi-paedagofik.html 1.02%
5. https://007indien.blogspot.com/2012/07/peningkatan-kompetensi-guru.html 0.69%
6. http://iwansukmanuricht.blogspot.com/2012/04/kompetensi-peran-dan-kinerja-guru.html 0.69%
7. http://digilib.unila.ac.id/21377/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf 0.54%
8. https://catatannining.wordpress.com/tag/kreativitas-guru-paud 0.54%
9. http://e-masgalih.blogspot.com/2016/06/makalah-profesionalisme-guru-paud.html 0.5%
10. http://anisroiyatunisa.blogspot.com/2013/04/peranan-guru-dalam-implementasi.html 0.44%
11. https://hernii-humaiirah.blogspot.com/2014/10/masa-kanak-kanak-awal-early-childhood-2.html 0.42%
12. https://docplayer.info/35297754-Editors-thank-you-note.html 0.42%
13. http://wieky.blogspot.com/2013/08/perbandingan-kurikulum-indonesia.html 0.41%
14. http://ppkn.org/wp-content/uploads/2019/01/Jurnal-PPKn-Vol.-7-1-Jan-2019-edit-akhir.pdf 0.4%
15. http://historya-magistravitae.blogspot.com/2011/03/kualifikasi-kompetensi-dan-sertifikasi.html 0.38%
16. http://pamelanatasa.blogspot.com/2015/01/peranan-guru-dalam-implementasi.html 0.38%
17. https://ilmurahmad.blogspot.com/2016/10 0.38%
18. http://amebagong.blogspot.com/2013/10/strategi-pengelolaan-paud.html 0.38%
19. http://seminar.fkip.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/ARIADI-1-p01.pdf 0.38%
20. http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/Adlan-Alif-Widya-Wulantika.pdf 0.28%
21. http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/jurnal/13122.pdf 0.26%
22. https://agendajaya.blogspot.com/2015/03/pengertian-tujuan-manfaat-dan-dasar.html 0.26%
23. https://dadanggani.blogspot.com/2012/03/perkembangan-sosial-anak-usia-dini.html 0.26%
24. http://lilighazali-penilik.blogspot.com/2014/02/melalui-bimbingan-terpusat-dan-bergulir.html 0.26%
25. http://nangsukmasmantilu.blogspot.com/2011 0.26%
26. https://hikamasfa.wordpress.com/2011/06/17/hak-dan-kewajiban-guru 0.26%
27. http://simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/dikdas_1/DESIRUSNITA,S.Pd.SD_1211201610… 0.26%
28. http://arenapaud.blogspot.com/2017/12/manajemen-sdm-di-lembaga-pendidikan.html 0.26%
29. https://herablogadress.blogspot.com/2015/10/perkembangan-sosial-anak.html 0.22%
30. https://docplayer.info/55663553-Sumber-belajar-penunjang-plpg-2017-materi-pedagogik-guru-kelas… 0.16%
39. http://sebuahcatatankecilkami.blogspot.com/2016/04/masa-anak-anak-dalam-psikologi_14.html 0.12%
40. http://bintangcentaury.blogspot.com/2013/09/perkembangan-sosio-emosional-anak.html 0.11%
41. https://www.slideshare.net/MIHarahafiyah/kurikulum-ra-2018-2019 0.11%
42. https://www.slideshare.net/muhammadcayanganisa/skripsi-cahyaningrum 0.11%
43. https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2227/31.pdf?sequence=1 0.11%
44. http://eprints.undip.ac.id/17412/1/Epri_Ayu_Hapsari.pdf 0.11%
45. http://elicious-edu.blogspot.com/2013/02 0.11%
46. http://eprints.undip.ac.id/46736/1/14_ARISTANTO.pdf 0.11%
47. https://www.slideshare.net/muhammadcayanganisa/skripsi-cahyaningrum-bali 0.11%
48. https://pspgpaud.unikama.ac.id/wp-content/uploads/sites/37/2017/12/KUESIONER-PENELUSUR… 0.11%
49. https://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran 0.11%
50. http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/volume-24-no.-524-30.pdf 0.11%
51. http://eprints.mdp.ac.id/2317/1/jurnal-2014210100.pdf 0.11%
Web omitted sources: 1 source found
1. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Pedagogi/article/download/528/870 88.88%
KOMPETENSIPEDAGOGISGURUDALAMPENGEMBANGANSOSIAL
EMOSIONALANAKUSIADINIPADAGUGUSSEKOLAH11ARJOWINANGUN
KOTAMALANG
RinaWijayantidanMochammadRamliAkbar
DosenPendidikanGuruPAUDUniversitasKanjuruhanMalang
Jl.S.SupriadiNo.48Malang
ABSTRAK
Penelitianinidilakukanuntukmengetahui(1)usahayangdilaksanakanolehguru
untukmenyediakansaranaprasaranadasarpengembangansosial‐emosionalanakusia dini (2) proses pembelajaran untuk pengembangan sosial‐emosional yang sudah
dilaksanakan guru di sekolah (3) proses monitoring dan evaluasi pengembangan kemampuansosial‐emosionalanakusiadiniyangsudahdilaksanakangurudisekolah.
Penelitianinimenggunakanmetodestudikasuskualitatif, & menggunakanteknikanalisis
modelSpradley.Berdasarkanpenelitianyangdilakukan,penelitianaspekpenyediaan
prasaranasaranadasarpengembangansosialemosionalanakusiadiniadalah:(1)guru
belummempunyaideskripsitoolsuntukperkembangansosialemosionalanakusiadini,
(2)pengembangankemampuansosialemosionalanakusiadinimasihberpusatpada
guru,(3)toolspembelajaransosialemosionalyangbelumdirevitalisasi.Padaaspekproses
&strategipembentukandanpembelajaransosialemosional,hanyadifokuskanpada
imitasidanpembiasaandanbelumterdapatprogramtentangpembiasaanperilaku
tertentudengantujuanspesifikpembangunanaspeksosialemosionalanakusiadini.
Sedangkan pada aspek monitoring & evaluasi: (1) monitoring & evaluasi tidak
menitikberatkanpadausahaanak,namunendingatauhasildariimitasiyangsudah
dilakukannya,(2)monitoringevaluasipembelajaransosialemosionalhanyasaatakhir
ataumerangkumperilakumurid.(3)psikotesAUDtidakpernahmenjadibahanrujukan
penyusunan progam pembelajaran. (4) monitoring evaluasi pembelajaran sosial
emosionalhanyadilangsungkanapabilaterdapathambatanataupertikaianmurid.
KataKunci: kompetensi,pengembangansosialemosional,prasarana&sarana.
ABSTRACT
Thisstudywasconductedtodetermine(1)thebusinessconductedbytheteacherto
providetheinfrastructurebasisfordevelopmentofsocial‐emotionalearlychildhood(2)
thelearningprocessforthedevelopmentofsocial‐emotionalalreadyimplemented
teacheratschool(3)themonitoringandevaluationofdevelopmentcapabilitiessocial‐ emotionalearlychildhoodteachersintheschoolhavebeenimplemented.Thisstudyuses
aqualitativecasestudymethod,andSpradleymodelsusinganalyticaltechniques.Based
ontheresearchconducted,theresearchaspectsoftheprovision infrastructurefacilitiesof basicsocialdevelopmentemotionalearlychildhoodare:(1)teachersdonothavea
descriptionofthetoolsforsocialdevelopmentemotionalearlychildhood,(2)development
ofsocialskillsemotionalearlychildhoodwascenteredontheteacher,(3)emotionalsocial
learningtoolsthathavenotbeenrevitalized. In theaspect of theprocessandstrategyfor
theestablishmentofsocialandemotionallearning,isonlyfocusedonimitationand
habituationandtherehasbeennospecificprogramofhabituationbehaviorwiththe
specificobjectiveofsocialaspects emotionaldevelopment youngchildren.Whiletheof of monitoringandevaluationaspects:(1)monitoringandevaluationeffortsarenotfocused
onthechild,buttheendingortheresult imitationof thathasbeendone,(2)monitoring
andevaluationofsocialemotionallearningonlyattheendorsummarizethebehaviorof
pupils.(3)psikotesAUDneverbecomereferencematerialpreparationofthelearning
program.(4)monitoringandevaluationofsocialemotionallearningonlytakeplaceif
thereareobstaclesordisputespupil.
Keywords: competence,emotionalandsocialdevelopment,infrastructureandfacilities.
PENDAHULUAN
Seorang bayi yang telah lahir
adalah suatu makhluk yang telah
terlepas daripada ibunya. Sekarang
mulailah perkembangan jasmani dan rohaninya.Perkembanganjasmanipada
umumnyatelahmempunyaidasaryang
sehat. Jasad bayi itu telah tumbuh
selama 9 (sembilan) bulan hingga ia
dapathidupsendiri.Tetapihal hal‐ yang
mengenai kejiwaan, rohaniah dan
kesosialannyabelumlahadapadasibayi
ituselainbakat‐bakatnya.Nasutiondan
Gana menerangkan mengenai batas–
batas yang mendekati proses
pertumbuhan kanak‐kanak Indonesia
dan susunan sekolahnya, sehingga
terdapatpembagianfase‐fasenyaadalah:
(1) masa kandungan: terjadinya bibit
sampailahir.(2)masabayipenyusu:dari
lahir–umur1tahun.(3)masaanakkecil:
umur1tahun– 6 hingga7tahun.(4)
masaanaksekolah:umur6hingga 7 tahun–12hingga13tahun.(5)masa
pemuda:umur12hingga13tahun–18 hingga19tahun.
White,yangdikutipolehHurlock,
setelah bertahun‐tahun meneliti anak
selama masaprasekolah, berpendapat
bahwa2(dua)tahunpertamapenting
dalam meletakkan pola untuk
penyesuaianpribadidansosial.Menurut
pendapatnya, “Memberi kehidupan
sosialyangkayabagianakusia12(dua
belas) sampai 15 (lima belas) bulan
adalah yang terbaik yang dapat
dilakukangunamenjaminpikiranyang
baik.”Makadibutuhkanpendidikansejak
anakusiadinisebagailandasanutama
membentukpribadianakagarmenjadi
manusia yang berbudi pekerti luhur,
berakhlakmulia,sehatjasmani,terampil,
percayadiri,pemberiandanmandiri.
Daribeberapapendapatparaahli
bahwamasaemasanakusiadiniadalah
masayangpentingdalampembentukan
aspek‐aspek yang mendukung
kehidupannya setelah dewasa nanti,
makapendidikananakusiadini(PAUD)
diIndonesiamulaiberkembangpesat.
Dan hal tersebut diikuti dengan
bertambahnya kualitas dan kuantitas
guruPAUD.
Guru membutuhkan kemampuan
yangkomplekssebagaipendidikuntuk
anak usia dini. Kemampuan tersebut
diperkuatdenganundang‐undangyang
termaktubdalamUndang‐Undang RI No.
14Tahun2005tentangGurudanDosen
BabIVPasal8menyatakanbahwaguru
wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, serifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuanuntukmewujudkantujuan
pendidikan nasional.Kompetensi guru
tersebutmeliputikompetensipedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial,dankompetensiprofesionalyang
diperolehmelaluipendidikanprofesi.
Dalampendidikananakusiadini,
menurut istilah Ki Hadjar Dewantara
adalahTamanIndriyaatauTamanAnak
perlu menanamkan nilai budipekerti,
seni,budaya,kecerdasan,keterampilan,
danagama.Pendidikananakusiadini
perlu mengembangkan aspek‐aspek
sosial‐emosional,kognitif,danmotorik
siswauntuksupayamampuberkembang
sesuaidenganpotensiyangdimilikinya.
Semua aspek mempunyai porsi yang
samadalamprosespengembangannya
baikdilingkungansekolahmaupundi
luarlingkungansekolahdengantujuan
membentuk karakter dan kepribadian
anakyangkuat.
Kompetensigurudalammendidik
anak khususnya anak usia dini
membutuhkan kemampuan yang
kompleks, baik dari sisi edukasi,
psikologis,kesehatan,danadministrasi.
Khususnya kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan sosial‐ emosional anak usia dini. Dalam
prakteknya masih banyak guru yang
belum mempunyai kemampuan yang
baikdalampelaksanaanprosesbelajar
mengajar untuk pengembangan aspek
sosial‐emosional anak. Kemampuan
mendongeng, story telling, ataupun
sebagaisutradaradalampentasopera
anakhanyasebagiankecilkemampuan
guru yang wajib dimiliki untuk
mengembangkan kemampuan sosial
emosionalanak.Strategicoping,stres
anak, dan model pendidikan dalam
pemecahanpermasalahananakadalah
kemampuan lain yang seharusnya
dimilikiolehguruuntukmendidikdan
mengembangkan kemampuan sosial‐
emosionalanakusiadini.Gurujugawajib mempunyaikapasitasdankemampuan
untuk mengembangkan kemampuan
sosial‐emosional anak usia dini baik
dalam penyediaan sarana‐prasarana,
tools,modeldankonsepataurancangan
yang sekiranya akan cukup memadai
untuk mengembangkan kemampuan
sosial‐emosional anak dengan tujuan
akhirmembentukkarakteranakusiadini yangberasaskanPancasila.
Kemampuan, kapasitas, dan
kompetensiguruPAUDdiKotaMalang
untuk pengembangan aspek sosial‐ emosionaltersebutmasihbelummampu
digambarkanataudideskripsikandengan
baik.Prasaranadansarana,tools,media
pembelajaran, konsep atau bahkan strategi khusus dari guru PAUDyang
difokuskanuntukpengembangansosial‐ emosionalanakyangadadiKotaMalang
masih belum terlihat dan
terdokumentasi dengan baik seperti
halnya pengembangan kemampuan
kognitifyangada.
Dengankemampuan,kapasitasdan
kompetensiyangvariatiftersebut,maka
peneliti bertujuan untuk
mendeskripsikankompetensipedagogis
guru PAUD di Gugus Sekolah 11
Arjowinangun Kota Malang, baik
penyediaan sarana prasarana dasar,
proses pembelajaran, serta proses
monitoring dan evaluasi untuk
pengembangan kemampuan sosial‐ emosional anak usia dini untuk
membentukkarakteranakusiadiniyang
kuat.
KompetensiPedagogikGuru
KompetensiIntiGurudiatasdirinci
ke dalam Kompetensi Guru TK/PAUD
yang meliputi: (1) Menguasai
karakteristik peserta didik dari aspek
fisik,moral,sosial,kultural,emosional,
dan intelektual. Dengan demikian
kompetensi gurunya memahami
karakteristik anak PAUD dari semua
aspektersebutdanlatarbelakangsosial
budayaadalah:mengidentifikasipotensi
anakusiaPAUDdalamberbagaibidang
pengembangan, mengidentifikasi
kemampuan awal peserta didik usia
PAUD, & mengidentifikasi kesulitan
pesertadidikusiaPAUD.(2)Menguasai
teori belajar dan prinsip prinsip‐ pembelajaran yang mendidik. Dengan
ketentuan ini guru wajib memahami
berbagiteoribelajardanprinsipbermain
sambil belajar yang mendidik yang
berkaitandenganbidangpengembangan
di PAUD. Selain itu guru dapat
menerapkan berbagai pendekatan
strategis,metode,danteknikbermain sambil belajar yang bersifat holistik,
otentik,danbermaknayangberkaitan
denganberbagaibidangpengembangan
diPAUD.(3)Mengembangkankurikulum yang terkait dengan bidang
pengembanganyangdiampu.Untukini
guru PAUD perlu: memahami prinsip
pengembangankurikulum,menentukan
tujuan kegiatan pengembangan yang
mendidik,menentukankegiatanbermain
sambil belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pengembangannya,
memilihmaterikegiatanpengembangan
yangmendidikyaitukegiatanbermain
sambil belajar, & mengembangkan
indikatordaninstrumentpenelitian.(4)
Menyelenggarakan kegiatan
pengembangan akademik secara rinci.
Maka guru perlu: memahami prinsip
perancangan kegiatan yang mendidik
dan menyenangkan, mengembangkan
komponen rancangan kegiatan,
menyusun rancangan kegiatan yang
lengkapuntuk dalamdan di di luarkelas,
menerapkan kegiatan bermain yang
holistik, otentik dan bermakna,
menyiapkan suasana bermain yang
menyenangkan, inklusif, dan
demoktratis,memanfaatkanmediadan
sumber belajar, menerapkan tahapan
bermain anak dalam kegiatan, &
mengambil keputusan transaksional
dalamkegiatanpengembangandiPAUD
sesuai situasi yang berkembang. (5)
Memanfaatkanteknologiinformasidan
komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yangmendidik. Dalam
hal ini guru PAUD perlu
memanfaatkannyauntukmeningkatkan
kualitas pendidikan. (6) Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualiasasikan berbagai
potensiyangdimiliki.Kompetensiguru
PAUD adalah dengan menyediakan
berbagaikegiatanbermainsambilbelajar
untuk mendorong peserta didik
mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya secara optimal. (7)
Berkomunikasisecaraefektif,empatik,
dan santun dengan peserta didik.
Kompetensinya memahami berbagai
strategikomunikasiefektif,empatik,dan
santun,baiksecaralisanmaupunsecara
tulisan.(8)Menyelenggarakanpenilaian
danevaluasiprosesdanhasilbelajar,
maka kompetensinya: memahami
prinsip‐prinsip penilaian & evaluasi,
proses & hasil belajar, menentukan
aspek‐aspek dan hasil belajar yang
penting untuk dinilai dan dievaluasi,
menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar,
mengembangkan instrumen penilaian
danevaluasiprosesdanhasilbelajar,
mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar, menganalisis hasil
penilaian proses dan hasil belajar, &
melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar. (9) Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran. Lalu
dijabarkan kompetensinya adalah:
menggunakaninformasihasilpenilaian
danevaluasi,mengkomunikasikanhasil
penilaiandanevaluasikepadapemangku
kepentingan, memanfaatkan informasi
hasil penilaian dan evaluasi hasil
pembelajaran.(10)Melakukantindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. KompetensiguruPAUD
adalah melakukan refleksi terhadap
pembelajaranyangtelahdilaksanakan,
memanfaatkan refleksi, & melakukan
penelitiantindakankelas.
Perkembangan Sosial‐Emosional Anak
UsiaDini
Dalamduniapendidikan,saatsiswa
mempertimbangkan bagaimana orang‐ orangdisekelilingmerekaakanberpikir,
dan bertindak, dan bereaksi, siswa
tersebut sudah melaksanakan kognisi
sosial. Siswa yang secara teratur
mempertimbangkan pikiran dan
perasaanoranglaindalamsituasi situasi‐ interpersonalcenderunglebihterampil
secara sosial, menjalin hubungan
persahabatansecaralebihmudah,dan
memiliki perasaan diri lebih baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kognisi sosial adalah proses berpikir
mengenaibagaimana orang lain akan
berpikir, bertindak, dan bereaksi. Semenjak usia 4–5 tahun, anak‐anak
telahmenyadaribahwaapayangmereka
ketahuimungkinberbedadenganapa
yangdiketahuioranglain.Saatmenjalani
masa‐masasekolahdasar,anakmenjadi
semakinmampumembuatkesimpulan
yang semakin kompleks mengenai
kondisimentaloranglain.Kemampuan
memahami perspektif orang lain
semacam itu membantu siswa
memahami berbagai tindakan serta
membantu mereka merespons yang
memungkinkan tercapainya hasil yang diinginkandanterpeliharanyahubungan
interpersonalyangpositif.
Menurut Lazarus (1991) yang
dikutipolehMashar,emosiadalahsuatu keadaan yang kompleks pada diri
organisme, yang meliputi perubahan
secarabadaniah‐dalambernafas,detak
jantung,perubahankelenjar‐dankondisi
mental, seperti keadaan
menggembirakanyangditandaidengan
perasaanyangkuatdanbiasanyadisertai dengandoronganyangmengacupada
suatubentukperilaku.Jikaemositerjadi
sangat intens, biasanya akan
mengganggu fungsi intelekual. Emosi
juga dapat diartikan sebagai kondisi
interpersonal,sepertiperasaan,keadaan
tertentu,ataupolaaktifitasmotor.Unit‐ unit emosi dapat dibedakan berdasar
tingkatankompleksitasyangterbentuk,
berupa perasaan menyenangkan atau
tidak menyenangkan, komponen
ekspresi wajah individu, dan suatu
keadaan sebagai penggerak tertentu.
Dengan demikian, emosi juga dapat
diartikan sebagai aktifitas badaniah
secara eksternal, atau reaksi
menyenangkan atau tidak
menyenangkanterhadapperistiwaatau
suatukondisimentaltertentu.
Suyadi menerangkan bahwa
perkembangan sosial adalah tingkat
jalinaninteraksianakdenganoranglain,
mulaidariorangtua,saudara,teman
bermain,hinggamasyarakatsecaraluas.
Sementaraperkembanganemosiadalah
luapanperasaanketikaanakberinteraksi
dengan orang lain. Dengan demikian,
perkembangansosialemosionaladalah
kepekaan anak untuk memahami
perasaanoranglainketikaberinteraksi
dengankehidupansehari‐hari.
Di usia 10 (sepuluh) tahun,
sebagianbesaranakdapatberalihsecara
adaptifantarapenanggulanganberpusat
padamasalah(problemcenteredcoping)
dan penanggulangan berpusat pada perasaan (emotional centered coping) dalammengaturemosi.Anak‐anakyang
mampu mengelola emosi mereka
denganbaikmemilikisifatriang,penuh
empatidanprososial.
Hurlock memberikan penjelasan
lebihlanjutmengenaisosialemosional
masakanak kanak‐ awalbahwaselama
masakanak kanak‐ awalemosinyasangat
kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak‐anak
‘keluardarifokus’,dalamartibahwaia
mudah terbawa ledakan‐ledakan
emosionalsehinggasulitdibimbingdan
diarahkan.Halinitampakmencolokpada
anakusia2,5sampai3,5tahun,dan4,5
sampai 5,5 tahun, meskipun pada
umumnyahaliniberlakupadahampir
seluruhperiodeawalmasakanak‐kanak.
Perkembangan emosi mengikuti pola
yangdapatdiramalkan,tetapiterdapat
keanekaragamandalampolainikarena
tingkatkecerdasan,besarnyakeluarga,
pendidikananakdankondisilain‐lain.
Emosi‐emosi yang umum pada awal
masa kanak‐kanak adalah: amarah,
takut, cemburu, ingin tahu, iri hati,
gembira,sedihdankasihsayang.
Hurlock juga menjelaskan lebih
lanjut mengenai sosialisasi pada awal
masa kanak‐kanak. Salah satu tugas
perkembanganawalmasakanak‐kanak
yangpentingadalahmemperolehlatihan
dan pengalaman pendahuluan yang
diperlukan untuk menjadi anggota
“kelompok”dalam akhir masakanak‐ kanak. Jadi awal masa kanak‐kanak
sering disebut sebagai masa
prakelompok. Dasar untuk sosialisasi
diletakkan dengan meningkatnya
hubunganantaraanakdenganteman‐ temansebayanyadaritahunketahun.
Awalmasakanak kanak‐ adalahusiapra
kelompok, saat diletakkannya dasar
perkembangansosial yangmerupakan ciri usia berkelompok di akhir masa
kanak kanak.‐ Polaperilakusosialyang
muncul adalah: meniru, persaingan,
kerjasama, simpati, empati, dukungan
sosial, membagi, dan perilaku akrab.
Sedangkan untuk pola perilaku yang
tidaksosialyangmunculpadaawalmasa kanak kanak‐ adalah: negativisme,
agresif,perilakuberkuasa,memikirkan
dirisendiri,mementingkandirisendiri,
merusak,pertentanganseks,prasangka.
Morrison menambahkan, bahwa
meningkatkan dan mendorong
perkembangan sosialdan emosi anak
adalah tanggung jawab utama guru
prasekolah. Perkembangan sosial dan
emosiyangpositifmemudahkan anak
belajardenganlebihbaikdanberhasil
dalam semua aktifitas disekolah dan
dalamhidup.MenurutMorrison,selama
masaprasekolah(usia3– tahun),anak5 berada dalam tahap perkembangan
psikososialEriksoninisiatifmelawanrasa
bersalah. Pada tahap ini, anak
sepenuhnya terlibat dalam aktfitas
perpindahandankesenanganmelakukan banyak hal. Mereka sangat aktif dan
inginmengikutisemuaaktifitas.
PengelolaanSaranaDanPrasarana
Secaraumumkegiatanmanajemen
dipendidikananakusiadinimeliputi:
perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
pergerakan (actuating), keuangan
(budgetting), pengawasan (controlling)
untuk kelancaran proses belajar
mengajarsiswa.Kegiatanatauaktifitas
dengan proses dari planning sampai
controllingpadapesertadidikmulaidari
penerimaan, assessment, sampai saat
kelulusansiswa,sertafollowuphasildari
prosesedukasiyangsudahditerimanya
untukpengembangankompetensisiswa
secara optimal. Sarana pendidikan
adalahperalatandanperlengkapanyang
secara langsung dipergunakan dan
menunjangprosespendidikankhususnya
prosesbelajarmengajar(gedung,ruang
kelas,meja‐kursi, alat‐alat,danmedia
pengajaran). Adapun prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang tidak
secara langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran
(halaman,kebun,tanamansekolah,jalan menuju sekolah), tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk
prosesbelajarmengajarmakakomponen
tersebut termasuk sarana pendidikan.
Selanjutnya Mulyasa mengemukakan
bahwa pengelolaan sarana prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusisecaraotimaldanberartipada
jalannya proses pendidikan. Kegiatan
pengelolaan ini meliputi kegiatan
perencanaan,pengadaan,pengawasan,
penyimpanan, inventarisasi,
penghapusandanpenataan.Sedangkan
Bafadal,yangmenjelasakansaranadan
prasarana pada institusi madrasah,
mengatakanbahwapengelolaansarana
danprasaranamencakupperencanaan
yang meliputi analisis kebutuhan,
perencanaandanpengadaansaranadan
prasarana, pengorganisasian yang
meliputi pendistribusian, penataan,
pengerahan yang menyangkut
pemanfaatansranadanprasaranasecara
efektif dan efisien, pemeliharaan,
inventarisasi,danpenghapuasnsarana
prasarana, pengawasan yakni
pemantauan kinerja penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana,
penilaian kinerja pada madrasah.
Pengelolaansudahseharusnyadilakukan
olehTK/PAUD,halinisebagaimanajuga
dikemukakan oleh Kemdiknas, bahwa
mulai dari pengadaan, pemeliharaan,
danperbaikan,hinggapengembangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
disimpulkanbahwapengelolaansarana
dan prasarana meliputi perencanaan
yaitu perencanaan kebutuhan dan
pengadaan sarana prasarana,
pengorganisasian yaitu penditribusian
sarana prasarana, pengerahan yaitu
penggunaan sarana prasarana, serta
pengawasan yaitu pemeliharaan,
inventarisasi,danpenghapusansarana
prasarana,sepertiterlihatdalamtabel
2.1:
Tabel2.1.PengelolaanSaranadan
Prasarana
Pengelolaan
1.Perencanaankebutuhan
saranadanprasarana
2.Pengadaansaranadan
prasarana
Pengorganisasian
1.Pendistribusiansaranadan
prasarana
Pengerahan
1.Penggunaansaranadan
prasarana
Pengawasan
1.Pemeliharaansaranadan
prasarana
2.Inventarisasisaranadan
prasarana
3.Penghapusansaranadan prasarana
Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Untuk Pengembangan Aspek Sosial
EmosionalMelaluiPengelolaanSarana
Prasarana
Aspekyangdikembangkandalam
pendidikananakusiadinisecaraumum
meliputiaspekkognitif,motorik,sosial‐ emosional,karakter,seni,danagama.
Idealnya, dalam proses
pengembangannya wajib berjalan seiring,seimbangdanterintegrasisatu
dengan yang lainnya dengan tujuan
tercapainyakualitasmanusiaIndonesia
seutuhnyasesuaidengancita cita‐ dan
targetpembangunanmanusiaIndonesia
yang sudah ditetapkan oleh negara,
dalamhalinikewenangantersebutada padaKementerianPendidikanNasional
Indonesia. Dalam prosesnya, terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi
proses pengembangan tersebut.
Beberapaaspekmampudikembangkan
secara optimal, namun terdapat juga
aspek yang kurang mampu
dikembangkan secara optimal. Faktor‐ faktor tersebut diantaranya adalah
saranaprasarana,kemampuansumber
dayamanusia,lingkungan,dankebijakan
atau program‐program yang disusun
olehKementerianPendidikanNasional
atauDinasPendidikanKabupaten/Kota.
Adapununtukfaktoryanglebihspesifik
dan mampu berpengaruh pada
pengembangan aspek‐aspek anak usia
dini, seperti misalnya faal anak,
parenting, kurikulum, dan lain
sebagainya.
PeraturanPemerintah(PP)No.19
Tahun2005tentangStandarNasional
Pendidikan,yangsangatbermanfaatbagi
persyaratan pendidik dan tenaga
kependidikan.Dalam PPNo.19 Tahun
2005 tersebut dinyatakan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi
akademikdankompetensisebagaiagen
pembelajaran,sehatjasmanidanrohani,
serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkantujuannasionalpendidikan.
Pendidik juga wajib mempunyai
kompetensi pedagogis, kepribadian,
profesionaldansosial.
Kompetensipedagogisguruuntuk
anak usia dini khususnya untuk pengembanganaspeksosialemosional,
yaitu menguasai karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual,
maka salah satu tugas utama untuk
mengembangkanaspeksosialemosional
muridyangberkaitaneratdenganaspek
karaktermurid.
Dalam prosesnya, untuk
pengembangan aspek sosial‐emosional
murid,gurubanyakmengalamikendala
dalam pengembangan rancanganatau
program secara spesifik. Guru masih
banyak menilai dari perilaku yang
ditunjukkansehari‐hari,danpencapaian
indikator perkembangan sosial
emosional dari murid di lingkungan
sekolah. Proses atau program
pembelajaran pengembangan yang
mengedepankanstrategispesifikseperi
layaknyapelatihanaspekmotoriksecara
frekuentifdankontinyujugadibutuhkan
oleh aspek sosial emosional, karena
prosesperkembanganaspekanakusia
dini harus berjalan bersama dan
terintegrasisatusamalain.Gurumasih
belum mampu untuk memanfaatkan
media, moment, atau alat permainan
edukatifmenjadiprogrampembelajaran
untuk pengembangan aspek sosial
emosionalanakusiadini.
Gurumasihbelummemilikitolok
ukur perkembangan sosial emosional
untukanakusiadinidanperencanaan
pembelajaran yang menitikberatkan
padaaspeksosialemosionaldengancara
yangterstrukturlayaknyaperkembangan
kognitifdanmotorik,misalnyamelalui
bukukerjaatauunjukkerjahasilkarya
dari anak. Metode yang diterapkan
dalam proses pengembangan sosial
emosionalanakmasihmenitikberatkan
pada tindakan imitatif, atau contoh
perilaku guru dengan segala aktifitas
yangberhubungansosialemosionalanak
usia dini, observasi dan pengamatan
hasilcapaianperkembangananakaspek
sosialemosional,danperilakuluarbiasa
yang terdokumentasi dalam anekdot
terutama yangberkaitan erat dengan
sosialemosionalanakusiadini. Guru
sudah selayaknya mampu menyusun,
merancang, melaksanakan, dan
mengembangkankemampuananakusia
dini melalui kegiatan yang bersifat
terstruktur dan mampu menampilkan
evidence untuk seperti halnya untuk
pengembangan aspek kognitif dan
motorik anak usia dini, misalnya
memberikanpenilaiansosialemosional
muridmelaluifeedbackatautanggapan
dari murid setelah diberikan cerita,
drama atau setting kejadian tertentu yang dikondisikan untuk anak dalam
mengolah aspek sosial emosionalnya
denganbaik.
METODE
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikankompetensigurudalam
proses pembelajaran sosial emosional
murid taman kanak‐kanak di Gugus
Sekolah11ArjowinangunKotaMalang,
beserta rangkaian proses dan
pembelajaransosialemosionalanakdan
proses monitoring evaluasinya. Untuk
melaksanakan penelitian ini, peneliti
memilih latar penelitian dengan
mempertimbangkansarandariSpradley,
yaitu sederhana hanya satu situasi
tunggal, mudah memasukinya, tidak
begitu kentara dalam melakukan
penelitian,mudahmemperolehizin,dan
kegiatannyaterjadiberulang‐ulang.
Pemilihan lokasi dan subjek
penelitian tersebut tidak bermaksud
mewakiliseluruhgurudiKotaMalang, melainkan khusus mempelajari situasi sosial yang berhubungan dengan
pelaksanaan dan proses pembelajaran
sosial emosional, beserta faktor
pendukungdanpenghambatdiGugus
Sekolah11ArjowinangunKotaMalang.
Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan mixed method
untuk mengukur dan mencari serta
menemukan pengertian atau
pemahaman tentang fenomena dalam
suatulataryangberkontekskhusus.
Jadipadahakikatnya,penelitianini
bermaksud mengamati, memahami,
menafsirkan dan mengukur tingkat
kompetensi guru sebagai subjek
penelitiandalammendeskripsikandalam
proses pembelajaran sosial emosional
murid taman kanak‐kanak di Gugus
Sekolah11ArjowinangunKotaMalang,
beserta rangkaian proses dan
pembelajaransosialemosionalanakdan
prosesmonitoringevaluasinya.
PEMBAHASAN
Deskripsi data hasil penelitian
berupa gambaran umum tingkat
kompetensi pedagogis guru. Deskripsi
data diolah dari data mentah yang menyajikan gambaran umum tentang
skortotal,skortertinggi,skorterendah,
skorrata‐rata,simpanganbaku,modus
dan median. Penyajian data juga
menggunakantabeldistribusifrekuensi
dandiagrambatang.Rekapitulasiangka
statistiktotaldatapenelitianinidapat
dilihatpadaTabel3.1berikut:
Tabel4.1.RekapitulasiAngkaStatistik
TotalDataPenelitian
Variabel
Rata‐ rata
(Mean)
Simp.
Baku Median Modus Kompetensi
Pedagogis
Guru
103,50 3,74 14,00 105
TerlihatpadaTabel3.1diketahui
bahwa pada variabel kompetensi
pedagogisgurudiperolehskorrata‐rata
sebesar 103,5; skor simpangan baku
sebesar3,74;skormediansebesar14,00,
danskormodussebesar105.
Data kompetensipedagogis guru
diperolehdari8gurudiGugusSekolah
11ArjowinangunKotaMalang.Penyajian
datadarivariabelkompetensipedagogis
gurupembimbingkhususmenggunakan
tabel distribusi frekuensi, tabel
prosentase, dan diagram batang.
Rekapitulasiperolehanskorkompetensi
pedagogis guru pembimbing khusus
secarakeseluruhandapatdilihatpada
tabelsebagaiberikut:
Tabel4.2.SkorKompetensiPedagogis
NoNamaSkorPerolehan Prosentase
1 M 105 82,02%
2 SB 104 81,25%
3 YM 105 82,03%
4 N 96 75,00%
5 SA 105 82,03%
6 LS 100 78,12%
7 NA 105 82,03%
8 S 108 84,37%
Terlihatpadatabel3.2diketahui bahwaterdapat8oranggurudiGugus
Sekolah11ArjowinangunKotaMalang
yaituM,SB,YM,N,SA,LS,NA,& DataS.
skorkompetensipedagogisgurusecara
keseluruhandiperolehM sebesar105
atau82,03%;SBsebesar104atau81,25;
YMsebesar105atau82,03;Nsebesar96
atau 75,00%; SA sebesar 105 atau
82,03%;LSsebesar 100atau sebesar
78,12;NAsebesar105atau82,03%,S
sebesar108atau84,37%.
Datakompetensipedagogisguru
diperolehdari8guruyangterdiridari3
guruTKABA35,2guruTK Al Naba,dan3
guru TK Al Hikmah. Penyajian data
kompetensi 8 guru dari Gugus 11
ArjowinangunKotaMalangdapatdilihat
padaTabel3.3berikut:
Tabel4.3DeskripsiStatistikData
KompetensiPedagogisGuru KelasTK Rata‐
rata
Standar
DeviasiMedianModus TKABA35 104,67 0,58 105 105 TKAlNaba 100,50 6,36 100,5 0
TKAlHikmah 104,33 4,04 105 0
Gugus11 103,50 3,74 105 105
Berdasarkan perhitungan
keseluruhandatakompetensipedagogis
guru secara keseluruhan diketahui
bahwaskorkompetensipedagogisguru
TKABA35memperolehskorrata‐rata
104,67; standar deviasi sebesar 0,58;
skormediansebesar105;skormodus
sebesar105;sedangkanskorkompetensi
pedagogisguruTK Al Nabamemperoleh
skor rata‐rata 100,50;standar deviasi
sebesar6,36;skormediansebesar100,5;
skor modus 0; sedangkan skor
kompetensipedagogisguruTKAlHikmah
memperoleh skor rata rata‐ 104,33;
standar deviasi sebesar 4,04; skor
mediansebesar105;skormodus0.
Berdasarkan perhitungan
keseluruhandata diperolehskor rata‐ ratasebesar103,50;skordeviasisebesar
3,74;skormediansebesar105;danskor
modussebesar105.Distribusifrekuensi
datakompetensipedagogisgurusecara
keseluruhandapatdilihatpadaTabel4.4
berikut:
Tabel4.4.DistribusiFrekuensiKompetensiPedagogisGuru
KelasInterval BatasBawah BatasAtas Frek.Absolut Frek.Relatif
96–98 95,5 98,5 1 12,5%
99–100 98,5 101,5 1 12,5%
102–104 101,5 104,5 1 12,5%
105–107 104,5 107,5 4 50%
108–110 107,5 110,5 1 12,5%
Terlihatpadatabeldiatasbahwaterdapat 4 oranggurupadakisaranskor105–107
atausebesar50%terdapat1oranggurupadakisaran96–98atausebesar12,5%dan1
orangguruterdapatpadakisaran99 – 101dan 1 orangguruterdapatpadakisaran108–
110atausebesar12,5%.Jikadivisualisasikandenganhistogramadalahsebagaiberikut:
statis skor
guru 8ora 80,85 3,74;
med dapa skor
deng 81,77 rata‐ dan
guru sebe oran mem kateg komp 108
82,03 sebe atau
82,03 mem peda LSs sebe terse
G
Berdasark stikadeskri
rata‐rata
secarakes angguruad 5%; skor
;skormod iansebesar
Darinilai
atdilihata b tertinggia gan skor
7%,guruT ratasebes yangmemi
TKAlb Na sar100,50
Berdasark g guru,d miliki komp
gorisangat
petensiep atau84,37 3%;NAseb sar105ata 81,25%;
3%;sedang miliki skor
agogisguru
sebesar01 sar96aat ebut terlih
Gambar3.H kan hasil
iptifmenun kompeten seluruhand dalah103,5
standared ussebesar r105.
keseluruha ahwaguru
adalahgur rata‐rata
KAlHikma sar104,33
ilikiskorte badengan
atau78,51% kan datad diperoleh6 petensi ped
baikyaitus edagogisug 7%;YMbse besar105at au82,02%:S
SA sebes gkan2oran
perolehan dalamkate 00 atau8 7
au75,00%.
hat bahwa
HistogramF perhitun njukkanbah nsi pedago denganjum
0atausebe eviasi sebe r105dans
n8orangg yangmem ruTKABA
104,67a hdengans
atau81,5 rendahada
skorratar‐
%.
diatas dar 6 orangg dagogisda skorperole uruSsebe b esar105a
tau82,03% SBsebesar
sar 105a n ggurulain
n kompete egoribaikya
8,12% dan Daripapa a kompete
rekuensiKo gan
hwa
ogis
mlah
esar
esar
skor
guru
miliki
35
atau
skor
0%;
alah
rata
ri 8
guru
lam
han
esar
atau
%;M
104
atau
nya
ensi
aitu
n N
aran
ensi
ompetensi
pedagogis
KotaMalan pedagogis
baik.
Berda deskriptif,d kompetens memilikiek dalam ind pembelajar pembelajar pembelajar diketahui
pedagogis
olehkomp baik.
Berda deskriptif,
TKAlNab dapat
kompetens memilikik indikator
pembelajar pembelajar pembelajar diketahui
pedagogis
olehkompe Berda deskriptif,
TKAlHikm
Pedagogis
guruGugu ngdidomina gurudalam asarkanep d apatdiinte sipedagogi
emampuan dikator ek ran,
ran, dan ran. eD
bahwau guruTKA etensipeda asarkanep
dpapatdike amemper
diinterpret sipedagogis
emampuan kegiat ran,
ran, dan ran. eD
bahwau guruTKA etensipeda asarkanep
dpapatdike mahmempe
Guru
s11Arjow asiolehkom
mkategori erhitungan
erpretasikan sguruTK
yangsang egiatanm
kegiatan
kegiatanp engan d
untuk kom A BA35ddi
agogisyang erhitungan
etahuibahw rolehskor
tasikan
sguruTK
nyangkbai
an m
kegiatan
kegiatanp engan d
untuk kom AlNabaddi
gogisyang
erhitungan
etahuibahw erolehskor
winangun
mpetensi
isangat
statistik
nbahwa
ABA35
gatbaik
membuka
inti
penutup
demikian
mpetensi
dominasi
gsangat
statistik
waguru
78,51%,
bahwa
AlNaba
kdalam
membuka
inti
penutup
demikian
mpetensi
dominasi
baik.
statistik
waguru
81,77%,
dapat diinterpretasikan bahwa
kompetensipedagogisguruTKAlHikmah
memilikikemampuanyangsangatbaik
dalam indikator kegiatan membuka
pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran, dan kegiatan penutup
pembelajaran. Dengan demikian
diketahui bahwa untuk kompetensi
pedagogisguruTKAlHikmahdidominasi
olehkompetensipedagogisyangsangat
baik.
Kegiatan Penyediaan Sarana
PembelajaranSosialEmosional
Berdasarkan hasil observasi,
wawancara‐diskusi,&analisisdokumen
dengan subyek informan, diperoleh
deskripsi data mengenai kegiatan
penyediaansaranapembelajaranpada
aspeksosialemosionaladalah:(1)guru
belummempunyaideskripsitoolsuntuk
perkembangan sosial emosional anak
usiadini,(2)pengembangankemampuan
sosialemosionalanakusiadinimasih
berpusat pada guru, (3) tools
pembelajaran sosial emosional yang
belumdirevitalisasi.
Gurubelummempunyaideskripsitools
untukperkembangansosialemosional
anakusiadini.
Kompetensi guru yang dimiliki
untuk proses pembelajaran sangat
mempengaruhi strategi pembelajaran
baikdidalamkelasmaupundiluarkelas terutama untuk aspek pengembangan
sosialemosionalanakusiadini.
Guru‐guru berpendapat, adalah
wajibmemilikisikapdanperilakuyang
benar dan tidakmenyalahiaturandi lingkungansekolahdengantujuanuntuk
model imitatif dari murid‐murid di
sekolah. Sikap dan perilaku tersebut
belum mempunyai arahan untuk
kompetensi tertentu,sosial emosional
misalnya, karena sikap dan perilaku
tersebut hanyalah dilakukan sebagai
rutinitas di sekolah. Perilaku yang
ditunjukkan,tidakmempunyaiprogram
dan tools yang terdokumentasi atau
struktur tertentu seperti layaknya
program pengembangan kognitif dan
motorikanakusiadini.
Toolsataumedia,sepertilayaknya
tergambardalampembelajarankognitif
dan motorik, tidak terdapat dalam
proses pembelajaran sosial emosional
yangdiGugusXVITKKotaMalang.Guru‐ guru belum mempunyai gambaran
lengkapdandeskriptifmengenaitools
atau media yang digunakan untuk
mengembangkan kemampuan sosial
emosional murid. Dalam prakteknya
untuk pembelajaran sosial emosional
murid, guru‐guru sama sekali tidak
menggunakan media tertentu yang
spesifik. Guru‐guru masih mempunyai
gambaran bahwa pembelajaran sosial
emosionalyangdilaksanakanolehmurid
cukup dengan perilaku imitatif dan
keteladanandarigurukepadamurid.
Pengembangan kemampuan sosial
emosional anak usia dini masih
berpusatpadaguru.
Dalammenerapkanpembelajaran
untukpengembangankemampuansosial
emosionalmurid,guru guru‐ mempunyai
langkahataucarautamayangsamayaitu
melaluiimitasiperilakudarigurukepada
murid.Imitasiperilakuditunjukkanbaik
secaralangsung,taklangsung,maupun dengan diarahkan dari guru kepada
murid yang kemudian diimitasi oleh
murid lain. Proses yang dilaksanakan
olehguruberlangsungtidakmengenal
jam pelajaran, melainkan saat
komunikasi dan interaksi berlangsung
sepanjangjamsekolah.
Kegiatan pengembangan sosial
emosionalAUDdenganimitasiperilaku
&pembiasaan,tidakmenggunakantools
spesifik karena dilakukan oleh guru
dengan produk perilaku, bukan hasil
unjukkerja.Kegiatanpembiasaanbelum
bertujuan spesifikpembentukan sosial
emosional,hanyapembiasaanperilaku.
Pada proses pembelajarannya,
belum terdapat program terstruktur untuk pembelajaran sosial emosional,
dengankesimpulantidakadaprogram
samadengantidakadatools.Program
pembelajaran sosial emosional hanya
bertujuan untuk mengevaluasi, belum
terukur kepada pembentukan sosial
emosional yang terstruktur. Dengan
programyanghanyabersifatpenilaian
danevaluasi,makalangkah‐langkahyang
dijalankan oleh guru dalam proses
pembelajaransosialemosionalhanyalah
bersifat insidentil dengan proses
penilaiandiakhirjampelajaran.
Kesimpulanyangdiambilolehguru
darihasilFGDdanwawancaradiagnostik
olehpeneliti kepada guru‐guru, guru‐ gurumembutuhkanmodel,rancangan,&
tools untuk program pengembangan
sosialemosionalyangsudahterskema
seperti halnya motorik dan kognitif,
melaluipendampingan ataupelatihan.
Merekamenyadarisepenuhnyamakna
dari proses pembelajaran sosial
emosionalyangbelumseoptimalyang
dijalankan layaknya pembelajaran
kognitifdanmotorik.
Tools Pembelajaran Sosial Emosional
YangBelumDirevitalisasi.
Hasil observasi awal yang
dilaksanakanditemukanbeberapatools
yangmendukungprosespembelajaran
sosial emosional murid di sekolah‐ sekolah.Namundalamprosesnya,guru‐ guru tidak lagi menggunakannya lagi
karena kesempatan yang terbatas,
membutuhkan kemampuan yang
spesifik,kerusakanalat,prioritasyang
dipilih,dankeenggananmempelajarialat
tersebut.
Peralatan yang tersedia disadari
sepenuhnya oleh guru‐guru sangat
membantu kegiatan pembelajaran.
Namun guru guru‐ belum mampu
mengembangkandanmemperluasfungsi
toolsatauperalatanyangada.Peralatan
atauAPEatautoolspembelajaranseperti
bukucerita,puppetbox,wayang,dan
bonekaterlihatsangatjarangdigunakan
sebagai proses pembelajaran, baik di
kelasmaupundiluarkelas.Guru‐guru di Gugus XVI TK, belum ada yang
mempunyai jam atau waktu untuk memberikandongengatautellingstory
di dalam kelas dengan pertimbangan
kemampuandongengyangmasihminim,
belum menemukan tema yang tepat,
tidak masuk dalam perencanaan
pembelajaran(RPP),dandiangapkurang
mengasahkemampuancalistung.
Dari hasil FGD diketahui bahwa
guru‐guru menyadari sepenuhnya
tentangpentingnyapembelajaransosial emosionalmurid.Guru‐gurumenyadari
sepenuhnya mengenai kemudahan
penggunaan alat, dan membutuhkan
strategitertentudalammengenaldan
merevitalisasi alat tersebut untuk
kemudian digunakan dalam proses
pembelajaransosialemosionalmurid.
Strategi & Kronologi (Linkage) PembelajaranSosialEmosional.
Berdasarkan hasil observasi,
wawancara‐diskusi,&analisisdokumen
dengan subyek informan, diperoleh
deskripsi data mengenai strategi dan
kronologi(linkage)pembelajaransosial
emosionalanakusiadiniadalahsebagai
berikut:
Gambar4.Linkagepembelajaransosialemosionalmurid
Strategi pembentukan dan
pembelajaran sosial emosional hanya
difokuskanpadaimitasidanpembiasaan dan belumterdapatprogram tentang
pembiasaan perilaku tertentu dengan
tujuan spesifik pembangunan aspek
sosialemosionalanakusiadini.Strategi
tersebutdilaksanakankarenabeberapa
sebabyaitu:belummempunyaikonsep
& strategi pengembangan sosial
emosionalsecarakomprehensif,belum mengetahuicara&toolspengembangan
sosial emosional, belum memiliki
kemampuan yang lengkap untuk
mengembangkansosialemosionalmurid
(mendongeng, story telling, konsep
perilakuspesifik),dankurangnyafokus
pengembangansosialemosionalmurid.
Langkahyangditempuholehguru
ataukegiatanprosespembelajaransosial
emosionaldilaksanakanpalingbanyakdi
luarkelas,diluarjampembelajarandi kelas,baikolehgurumaupunolehantar
murid sendiri. Belum terdapat tujuan
spesifikdarisetiap performance yang
ditamppilkan oleh guru kepada
muridnya.
Hasil evaluasi & penilaian yang
dilakukan oleh guru pada proses
perkembangansosialemosionalmurid
adalah hasil perilaku yang sudah dilaksanakan dan muncul dari murid,
baikituhanyasaatinsidentiltertentu
dandinilaipadasaatakhirjampelajaran.
Secara umum belum terdapat
strategi spesifik untuk pembentukan
sosial emosional dalam proses
pembelajaran. Kronologi kegiatan
dilaksanakan sepanjang pembelajaran,
tidakdalamwaktuterfokusdanspesifik.
Dasarstrategiyangdigunakanolehguru
adalah pembelajaran berdasarkan
pengalaman,dasaragama,&keyakinan.
Faktor faktor‐ YangMempengaruhi.
Berdasarkan hasil observasi,
wawancara‐diskusi,&analisisdokumen
dengansubyekinforman,diperolehdata
faktorpendukungyangmempengaruhi
pembelajaran sosial emosional murid
yaitu:(a)pengalamanguru,denganjam
mengajar lebih dari 5 tahun, dalam
memberikancontohperilakuyangbaik
dalamsetiapkesempatanyangada(b)
keinginan untuk memperoleh metode
baru pengembangan sosial emosional
muridyangbaru.(c)peralatanatautools yangbisadimanfaatkan(direvitalisasi)di
lingkungansekolahyangsudahtersedia.
(d) Information Communication
Performance
Belum terstruktur
Kurang dipahami
Random&
Tidak terstruktur
Hasilperilaku yangnampak Bukanproses
Imitasi perilaku
Evaluasi belajarsosial
emosional
Habit murid Habit
guru
Technology (ICT) yang sudah dimiliki
sekolah untuk mencari metode baru
pengembangansosialemosionalmurid.
Sedangkan faktor penghambatnya
adalah:(a)Beberapagurumempunyai
keenggananuntukmempelajarimetode
baru pengembangan sosial emosional
murid. Haltersebut dilakukan dengan
karena ketersediaan waktu belajar,
keberhasilan metode yang sudah
dilaksanakan, dan keengganan belajar ICT.(b)Beberapa tools yang tersedia
sudahtidaklayakpakaidanharusdiganti
denganyangbarudenganbiayayang
mahal. (c) Fokus dan permintaan
orangtua murid yang menghendaki
proses pembelajaran pada baca‐tulis‐ hitung(calistung)danbukanpemerataan
fokus pembelajaran secara
komprehensif.
Monitoring & Evaluasi Guru Pada
PembelajaranSosialEmosional
Berdasarkan hasil temuan
penelitian, monitoring & evaluasi
pembelajaran sosial emosional murid
adalahsebagaiberikut:
Monitoring & evaluasi tidak
menitikberatkan pada usaha anak,
namunendingatauhasildariimitasi
yangsudahdilakukannya.
Proses penilaian perkembangan
sosialemosionalmuridyangdilakukan
oleh guru dilaksanakan pada akhir
pembelajaran dan tidak melalui
monitoring&evaluasiproses perilaku
darimurid.Penialaianditandaidengan kuantitas kemunculan dari perilaku‐ perilakutertentusesuaidenganaspek
spesifiksosialemosionalmurid.Catatan
anekdot merupakan satu‐satunya alat
dokumentasi proses perkembangan
sosial emosional murid dengan aspek
yang bersifat insidental dan di luar kebiasaan.
Monitoring evaluasi pembelajaran sosialemosionalhanyasaatakhiratau
merangkumperilakumurid.
Monitoring dan evaluasi hasil
perkembangansosialemosionalmurid
dilaksanakansetelahjampembelajaran
selesai dilaksanakan. Hasil yang ada
adalahpenilaiandandirangkumdalam
satu kategori tertentu dan tidak
menggunakan deskripsi kualitas
perkembangan. Proses penialain
dilakukandengancaraserupa.
Psikotes AUD tidak pernah menjadi bahan rujukan penyusunan progam
pembelajaran.
Pada beberapa kesempatan,
sekolah mengadakan psikotes pada
murid dengan hasil rujukan tertentu
pada masing‐masing murid. Namun
demikian, perencanaan pembelajaran
tidakpernahbergantiataudimodifikasi
sesuai kebutuhan sosial emosional murid.
Monitoring evaluasi pembelajaran sosialemosionalhanyadilangsungkan
apabila terdapat hambatan atau pertikaianmurid.
Monitoring dan evaluasi sosial
emosional murid yangdilakukan oleh
guru,akansangat diperhatikanketika
murid tertentu mengalami pertikaian,
stres, atau mengalami kejadian tidak menyenangkan lainnya. Guru akan
memberikanperhatiandanmonitoring
evaluasi pada setiap perilaku yang
ditunjukkanolehmuridyangmengalami
kejadiantidak menyenangkan, baikdi
rumah maupun di lingkungan rumah.
Monitoring akan terus berlangsung
hinggaperkembangansosialemosional
murid dirasa sudah dalam batasan
normalkembali.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis kompetensi
pedagogis guru dalam proses