CLEFT LIP AND PALATE
DRG. MIA AYUSTINA PRASETYA, SP. KGA 198007162010122002
PSPDG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI 2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan literature review yang berjudul “Cleft Lip and Palate” dengan tepat waktu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam student project ini. Oleh karena itu, penulis berharap kepada pembaca agar dapat memberikan saran, kritik dan rekomendasi yang dapat membuat student project ini lebih baik selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap student project ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang.
Denpasar, Mei 2018
Penulis
iii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………..…...…i
KATA PENGANTAR……….………..………..ii
DAFTAR ISI………...………..……….... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………...………...…...………1
1.2 Rumusan Masalah……….…...…2
1.3 Tujuan Penulisan………..…..……..2
1.4 Manfaat Penulisan………2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi ………...………....3
2.2 Epidimiologi ……….…...3
2.3 Etiologi dan Faktor Risiko ………...………...3
2.4 Patogenesis.. .……….………...…...4
2.5 Gambaran Klinis ………...…..5
2.6 Diagnosis...………...8
2.7 Komplikasi………...9
2.8 Pengobatan dan Manajemen………...10
2.10 Pencegahan……….…..11
2.11 Prognosis….………..……...12
BAB III KESIMPULAN 3.1 Simpulan ……….…...13
DAFTAR PUSTAKA ...14
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cleft Lip and Cleft Palate atau Orofacial Cleft, yang biasa dikenal dengan bibir sumbing ada suatu kondisi defek lahir dimana terbentuknya pembukaan atau belahan yang tidak wajar pada bibir atau palatum. Terdapat tiga jenis utama defek cleft lip cleft palate yaitu cleft lip (CL) dimana terjadi belahan hanya pada bibir, cleft palate (CP) dimana terjadi belahan pada daerah palatum, dan cleft lip palate (CLP), dimana belahan terjadi menyeluruh dari palatum sampai bibir.1 Berdasarkan data CDC di Amerika Serikat pada tahun 2004 hingga 2006 mengatakan bahwa kasus cleft palate mengenai 2,650 bayi baru lahir dan cleft lip dan cleft lip palate mengenai kira-kira 4,440 bayi baru lahir.2 Sebuah penelitian di Bandung menunjukkan dari 1596 pasien, ditemukan 50.53% pasien dengan cleft lip and palate, 25.05% cleft palate, dan 24.42% cleft lip, dimana 20.08% dari keseluruhan pasien memiliki riwayat keluarga dengan cleft lip dan cleft palate.3
Sampai saat ini, cleft lip dan cleft palate belum diketahui penyebabnya atau bersifat idiopatik.1 Cleft lip dan cleft palate dicurigai akibat mutasi pada gen pembentuk rongga mulut dan bibir pada bayi ketika masa kandungan umur 4 bulan.
Mutasi ini menyebabkan gagalnya penyatuan jaringan yang membentuk palatum dan bibir atas, yang akhirnya membentuk belahan yang terlihat jelas pada rongga mulut. Namun, beberapa penelitian terbaru juga mencurigai diet dan pemakaian obat-obatan pada ibu, kebiasaan merokok, dll. dapat menjadi faktor penyebab terjadinya cleft lip dan cleft palate.4-6 Cleft lip and cleft palate dapat mengakibatkan beberapa gangguan seperti gangguan makan, gangguan berbicara, iritasi telinga, dan gangguan gigi dan mulut.7
Oleh sebab itu diperlukan suatu informasi untuk mengedukasi tenaga kesehatan mengenai cleft lip dan cleft palate, mengenai cara mendiagnosis hingga pemberian tatalaksana bagi pasien dengan cleft lip dan cleft palate. Penulis berharap melalui dibuatnya student project ini dapat meningkatkan pengetahuan tenaga medis mengenai cleft lip dan cleft palate.
2 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu cleft lip and cleft palate?
2. Bagaimana etiologi, patogenesis, patofisiologi, gejala klinis, dan kriteria diagnosis dari cleft lip and cleft palate?
3. Apa pengobatan yang tersedia saat ini untuk penatalaksanaan cleft lip and cleft palate?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan mengenali cleft lip and cleft palate
2. Untuk mengetahui etiologi, patogenesis, patofisiologi, gejala klinis, dan kriteria diagnosis dari cleft lip and cleft palate
3. Untuk mengetahui pengobatan yang tersedia saat ini untuk penatalaksanaan cleft lip and cleft palate
1.4 Manfaat penulisan
1. Untuk tenaga kesehatan mengenali dan dapat mendiagnosis serta dapat melakukan tatalaksana terhadap cleft lip and cleft palate
2. Untuk perkembangan penelitian terapi cleft lip and cleft palate yang efektif
3 BAB II PEMBAHASAN 2. 1. Definisi
Cleft Lip and Palate adalah suatu kondisi dimana terdapat celah abnormal di bibir atas dan atap mulut yang terjadi ketika beberapa bagian gagal bergabung bersama selama awal kehamilan. Bibir dan palatum berkembang secara terpisah, sehingga memungkin bagi bayi untuk dilahirkan hanya dengan bibir sumbir, hanya celah pada langit langit palatum atau kombinasi keduanya.8
2.2 Epidemiologi
Insiden bibir sumbing pada populasi kulit putih adalah sekitar 1 dari 1000 kelahiran hidup. Insiden di populasi Asia dua kali lebih besar, sedangkan pada populasi kulit hitam kurang dari setengah besar.9 Anak laki-laki lebih sering terkena daripada anak perempuan dengan rasio 2:1
Bibir sumbing masih menjadi masalah cukup serius di Indonesia. Masih belum ada data yang pasti. Kasus bibir sumbing/ celah pada palatum (langit-langit) 1:600 kelahiran, sedangkan kasus pada palatum saa 1:1000 kelahiran. Tahun 2012 Pusat Pelatihan Celah Bibir dan Langit-langit Internasional mecatat jumlah penderita kelainan bibir sumbing di Indonesia mencapai 7500 orang per tahun.10 Hal ini menunjukan kasus bibir sumbing merupaka masalah di kalangan masyarakat Indonesia. Angka kejadian terus meningkat dari tahun ke tahun harus membutuhkan perhatian lebing dari berbagai kalangan.
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko
Cleft Lip atau Celah Bibir adalah penyakit yang disebabkan oleh kontribusi dari faktor lingkungan serta faktor genetik. Penyebab dari sebagian besar kejadian celah bibir masih belum diketahui hingga sekarang. Beberapa anak mengalami celah bibir karena adanya perubahan genetik. Kasus celah bibir merupakan hal yang diturunkan secara genetik. 1 dari 5 kasus celah bibir merupakan kasus yang terjadi akibat adanya penurunan secara genetic.
4
Faktor resiko terjadinya celah bibir pada anak bayi sudah ada sejak bayi tersebut masih berada dalam kandungan. Beberapa faktor resiko bagi janin untuk mengalami celah bibir adalah :
- Sang ibu merokok
- Sang ibu mengidap diabetes
- Konsumsi obat-obatan tertentu pada masa kehamilannya yang meningkatkan kemungkinan anaknya untuk mengalami celah bibir11
- Terinfeksi virus Rubella
- Terjadi kekurangan beberapa vitamin pada masa kehamilan12 2.4 Patogenesis
Pada morfogenesis wajah, sel neural crest bermigrasi ke daerah wajah dimana mereka akan membentuk jaringan tulang, jaringan ikat, serta seluruh jaringan pada gigi kecuali enamel. Bibir atas merupakan turunan dari prosesus medial nasal dan maxillary. Kegagalan penggabungan prosesus medial nasal dan maksila pada minggu kelima kehamilan, baik pada satu atau kedua sisinya, berakibat cleft lip. Cleft lip biasanya terjadi pada pertemuan antara bagian sentral dan lateral dari bibir atas. Cleft dapat memengaruhi bibir atas saja atau bisa juga melebar lebih jauh ke maksila dan palatum primer. Jika terjadi kegagalan pengabungan palatal shelves juga, terjadi cleft lip dengan cleft palatum, yang membentuk kelainan Cleft Lip and Palate.13
Normalnya, perkembangan palatum sekunder dimulai dari prosesus palatal kanan dan kiri. Fusi palatal shelve dimulai pada minggu ke-8 kehamilan dan berlanjut sampai minggu ke-12 kehamilan. Cleft palate terjadi karena kegagalan fusi total atau sebagian dari palatal shelve. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu ada kelainan pada gen yang mengatur diferensiasi sel, pertumbuhan, apoptosis, adhesi antar sel, dan pensinyalan sel, serta adanya gangguan pada fungsi sel yang disebabkan lingkungan yang teratogenik, atau gabungan keduanya.13
Faktor lingukungan dan genetik saling memengaruhi dan berperan penting dalam patogenesis dari Cleft Lip and Palate (CLP). Ibu yang merokok selama kehamilan berisiko melahirkan anak yang mengalami CLP karena bisa terjadi mutasi gen TGF α. Merokok saat kehamilan juga memengaruhi pertumbuhan embrionik dengan menghasilkan hipoksia jaringan yang mengganggu pertumbuhan
5
jaringan, khususnya pertumbuhan palatum. Selain itu juga, serum folat juga dapat menurun pada ibu hamil tersebut yang dapat terbentuknya celah atau cleft yang sering diasosiasikan dengan defisiensi folat.14
Konsumsi alkohol pada kehamilan sering dikaitkan dengan pola abnormalitas pada keturunannya yang disebut Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Hal ini dikarenakan konsumsi alkohol oleh ibu hamil dapat memberikan efek teratogenik seperti retardasi mental, gangguan kardiovaskuler, dan terkadang juga terjadi clefting atau terbentuknya celah pada ronggal mulut bayinya.14
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya CLP. Obat-obatan kemoterapi seperti aminopterin, methotrexate, cyclophospamide, procarbazine, dan turunan asam hydroxamic mengganggu sintesis DNA yang menghasilkan malformasi pada fetus. Penggunaan obat-obatan anti kejang, contohnya phenytoin, dapat menghambat pertumbuhan embrio secara keseluruhan, termasuk facial prominences, yang ditandai dengan menurunnya laju proliferasi sel mesenkimal pada facial prominences sekitar 50%.14
2.5 Gambaran Klinis
Bibir sumbing atau yang juga dikenal dengan cleft lip with or without palate merupakan tipe orofacial cleft yang bias diklasifikasikan berdasarkan lateralitas, jangkauan, dan keparahannya. Lateralitas (kiri, kanan, asimetris/simetris bilateral) dicatat lebih sering dengan deformitas unilateral dibandingkan dengan bilateral.
Jangkauan dari cleft lip bervariasi dan dapat diikuti oleh cleft alveolus, bisa berupa komplit atau lekukan (notched). Pada jenis bibir sumbing, celah langit-langit digambarkan sebagai unilateral (satu palatal shelf melekat pada septum nasal) atau bilateral. Jangkauan dari bibir sumbing bias diklasifikasikan sebagai bibir sumbing yang lengkap (Gambar 1), tidak tidak lengkap (Gambar 2), atau bentuk mikro (Gambar 3). Pada jenis bibir sumbing yang lengkap, ada gangguan pada mukosa bibir hingga ke dasar hidung dengan deformitas nasal terkait. Bibir sumbing bilateral yang tidak lengkap bisa sangat asimetris (Gambar 4).15
Keparahan lebar bibir sumbing dapat membuat perbaikan lebih sulit karena ketegangan luka. Penatalaksanaan bibir sumbing yang lebih parah sering
6
membutuhkan periode persiapan pra-operasi yang lebih lama (misalnya, ortopedi bayi pra-bedah [PSIO]).15
Pada bibir sumbing unilateral lengkap, terdapat rotasi eksternal dan ke atas dari segmen medial premaxilla dan rotasi internal dan lateral segmen lateral.16 Serat orbikularis oris menempel secara medial ke dasar columella dan lateral ke basis alar. Septum hidung mengalami dislokasi dari alur vomerian dengan pemendekan columella. Tulang rawan alar dari sisi sumbing mengalami deformasi sedemikian rupa sehingga crus medial bergeser ke posterior dan crus lateral diratakan di atas sumbing.16
Pada deformitas celah bibir bilateral lengkap, premaxilla dan prolabium sepenuhnya terpisah dari bibir lateral dan segmen maksila. Akibatnya, premaksila menjorok melewati segmen lateral. Prolabium dapat bervariasi dalam ukuran dan tidak memiliki struktur philtral normal dari alur tengah dan punggungan philtral.
Persimpangan vermilion dan gulungan kulit (putih) sering kurang. Pada bibir sumbing bilateral yang lengkap, proklamium tidak mengandung otot orbicularis oris. Deformitas hidung yang terkait dengan bibir sumbing bilateral adalah columella yang diperpendek, ujung hidung pipih, dan alar hooding. Pembakaran dari basis alar ini sama dengan perbaikan base alar yang tidak memadai.16
Gambar 1. Bayi dengan bibir sumbing dan celah palatum unilateral lengkap. (A) Pra operasi. (B) Ilustrasi yang menggambarkan alveolus premaxilla, otot perioral, dan deformitas nasal sumbing khas. Panah menunjukkan ketinggian vermilion, yang harus dibuat simetris dan garis merah dari Noordhoff (wet-dry junction) dari bibir. (C) Pandangan pasca operasi anak yang sama setelah modifikasi perbaikan rotasi Mohler dan rhinoplasti primer. (Dikutip dari: [A, B] Tollefson TT, Sykes JM.
Unilateral cleft lip. In: Goudy S, Tollefson TT, editors. Complete cleft care. New York:
7 Thieme; 2015. p. 40; with permission.)
Gambar 2. Bayi dengan bibir sumbing yang tidak lengkap. (A) Pra operasi. (B) Pascaoperasi setelah perbaikan Fisher Subunit.15
Gambar 3. Bayi dengan bibir sumbing mikroform menunjukkan (1) peningkatan puncak Cupid, (2) pengerakan philtrum, (3) defisiensi vermilion kering medial, (4) maloksi alar dasar, (5) mukosa berlubang, dan (6) defisiensi otot orbicula-ris oris.15
8
Gambar 4. (A) Bayi berusia dua minggu dengan bibir sumbing bilateral asimetris dan palatum (tidak lengkap di kanan dan lengkap di kiri). (B) Enam bulan pasca operasi.15
2.6 Diagnosis
Orofacial cleft termasuk cleft lip dengan atau tanpa cleft palate adalah abnormalitas kongenital yang umum. Namun deteksi prenatal yang tepat sangat penting karena jenis dan ekstensi dari cleft berhubungan dengan outcome yang berhubungan secara anatomi dan abnormalitas kromosom. Cleft lip tanpa cleft palate memiliki prognosis yang lebih baik daripada cleft lip yang disertai cleft palate. Teknik rekonstruksi, operasi, risiko untuk kronis otitis media, kehilangan pendengaran, lafal yang abnormal akan sangat berbeda dibandingkan keduanya.
Cleft lip yang disertai cleft palate menimbulkan morbiditas yang lebih besar dan memerlukan perbaikan yang lebih banyak yang berhubungan dengan lebih banyaknya tindakan operasi.18
Transabdominal ultrasonography (TA-US) yang dilakukan pada trimester dua kehamilan adalah pilihan pertama untuk screening orofacial cleft. TA-US banyak dilakukan karena mudah dan tidak menimbulkan radiasi.18 Selain itu ada juga 3-D US seperti Ultrasonographic surface rendered oro-palatal (SROP) yang adalah gambaran rekonstruksi 3D dari regio perioral fetal. SROP dapat melihat superior lip, alveolar ridge, dan palate sekunder dalam satu kali scan. SROP ini digunakan untuk managemen cleft lip dengan atau tanpa cleft palate, uni atau bi- lateral yang telah didiagnosis pada umur gestasi 22-28 minggu.19 Namun 3-D US lebih jarang digunakan karena membutuhkan waktu lebih lama. Sehingga orang lebih sering menggunakan 2-D US. Untuk meningkatkan akurasi dari 2-D US ada
9
penggunaan aplikasi warna atau power Doppler. Ultrasound konvensional yang berwarna abu-abu dapat saja melewati adanya cleft palate saat pemeriksaan karena bayangan dari bony alveolar ridge yang menutupi kecacatan pada palate.
Penggunaan warna atau power Doppler pada potongan sagittal dapat memperbaiki keakuratan diagnostik dengan mendeteksi aliran lambat cairan amniotik diantara ruang buccal dan nasal fossa selama bernafas atau menelan.18
Selain ultrasound yang biasanya dilakukan pada umur gestasi 25-26 minggu, dapat juga dilakukan MRI pada umur gestasi 29-30 minggu jika pemeriksaan secara ultrasound terlalu sulit. Kepastian diagnosis akan terkonfirmasi saat dilakukan pemeriksaan klinis pada bayi yang sudah lahir.17
Gambar 5. Gambaran ultrasonographic prenatal dengan cleft lip and palate pada umur gestasi 27 minggu.18
2.7 Komplikasi
Terdapat komplikasi lain yang mungkin terkait dengan celah bibir dan celah langit-langit, termasuk yang berikut20 :
• Kesulitan makan terjadi lebih banyak dengan kelainan langit-langit celah.
Bayi mungkin tidak dapat mengisap dengan baik karena langit-langit mulut tidak terbentuk sepenuhnya.
• Infeksi telinga sering disebabkan oleh disfungsi tuba yang
menghubungkan telinga tengah dan tenggorokan. Infeksi berulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
• Karena pembukaan atap mulut dan bibir, fungsi otot dapat menurun, yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara atau bicara abnormal. Rujukan ke ahli terapi bicara harus didiskusikan dengan dokter anak Anda.
10
• Sebagai akibat dari ketidaknormalan, gigi mungkin tidak meletus secara normal dan perawatan ortodontik biasanya diperlukan.
2. 8 Pengobatan dan Manajemen
Penderita dengan celah bibir dan langit-langit memerlukan perawatan yang ektensif dan rutin. Perawatan dilakukan dalam 4 tahap yaitu sebelum pembedahan awal untuk memperbaiki bentuk bibir, selama masa gigi geligi sulung, masa gigi geligi bercampur, dan awal masa gigi geligi tetap.21
Untuk menangani masalah penelanan yaitu masuknya bahan makanan untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan, maka dibuatkanlah suatu obturator yang disesuaikan dengan pertumbuhan tulang maksila untuk membantu fungsi penelanan penderita dan diharapkan penderita akan mendapatkan bentuk palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologis.22
Pembedahan melibatkan beberapa prosedur primer dan sekunder. Prosedur pembedahan dan waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan. Penutupan bibir awal dilakuakn selama beberapa bulan pertama lalu dianjurkan dengan perbaikan langitan.23 Tujuannya adalah untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik, mengurangi insiden penyakit saluran pernapasan.
Prosedur perbaikan sekunder jaringan lunak dan prosedur ortognatik dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan tampilan estetik.23 Berikut adalah tabel penatalaksanaan celah bibir dan langit - langit:
USIA TINDAKAN
0-1 minggu Pemberian nutrisi dengan kepala
miring posisi 45°
1-2 minggu Pasang obturator untuk menutup celah
pada langitan, agar dapat menelan
10 minggu Labioplasty
1,5-2 tahun Palatoplasty
2-4 tahun Speech therapy
4-6 tahun Velopharyngoplasty
6-8 tahun Ortodonsi (pengaturan lengkung gigi)
8-9 tahun Alveolar bone grafting
11
9-17 tahun Ortodonsi tulang
17-18 tahun Cek keseimbangan mandibula dan
maksila
Table 1. penatalaksanaan Celah Bibir dan Langit – langit.23
2.9 Pencegahan
Celah bibir dan celah langit-langit adalah cacat lahir dari mulut yang terbentuk selama perkembangan janin awal. Mutasi genetik yang menyebabkan celah bibir dan langit-langit mulut tidak dapat dicegah. Tetapi wanita hamil dapat mengambil tindakan pencegahan tertentu untuk mencegah paparan lingkungan yang dapat meningkatkan risiko memiliki anak yang lahir dengan bibir sumbing atau langit-langit celah24 :
-
Berkonsultasi dengan konselor genetik jika memiliki riwayat keluarga bibirsumbing dan celah langit-langit sebelum mendapatkan anak.
-
Pastikan imunisasi sudah diperbarui sebelum hamil.-
Kurangi risiko untuk infeksi selama kehamilan. Beberapa infeksi dapatmeningkatkan risiko bahwa janin akan mengembangkan celah bibir atau celah langit-langit. Misalnya, pastikan semua daging dimasak dengan baik. Praktek ini dapat membantu mencegah terkenanya toxoplasmosis, infeksi yang bisa didapatkan dari daging yang kurang matang.
-
Mengonsumsi makanan dan vitamin yang benar sebelum hamil dan selama masakehamilan. Juga mengambil suplemen asam folat seperti yang diinstruksikan oleh dokter.
-
Hindari mengonsumsi obat apa pun sebelum mendapatkan persetujuan terlebihdahulu dari dokter. Beberapa obat resep yang diambil selama kehamilan meningkatkan kemungkinan bahwa janin akan mengembangkan celah bibir atau celah langit-langit. Bekerja samalah dengan dokter untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara kebutuhan akan obat dan risiko yang mungkin terjadi pada janin.
-
Hindari merokok. Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko memiliki anak dengan bibir sumbing dan / atau celah langit-langit.12
-
Hindari penggunakan obat ilegal dan minuman beralkohol.-
Hindari melakukan tes medis yang memaparkan terhadap radiasi.-
Jauhkan diri dari orang sekitar yang memiliki penyakit menular, seperti cacar air24,25.2.10 Prognosis
Pada umumnya, prognosis buat celah bibir dan celah langit-langit adalah bagus kalau pasien di beri perawatan. Perawatan yang terbaik buat pasien celah bibir dan celah langit-langit ialah pembedahan.26
Pembedahan untuk membaiki bibir celah biasanya berlaku dalam beberapa bulan pertama kehidupan dan disyorkan dalam tempoh 12 bulan pertama kehidupan. Pembedahan untuk membaiki kelenjar celah disarankan dalam tempoh 18 bulan pertama atau lebih awal jika mungkin. Ramai kanak-kanak memerlukan prosedur pembedahan tambahan apabila mereka sudah besar. Pembedahan boleh membaikan rupa muka kanak-kanak dan mungkin juga meningkatkan kadar pernafasan, fungsi pendengaran, dan perkembangan dalam komunikasi lisan.
Kanak-kanak yang dilahirkan dengan celah orofacial mungkin memerlukan jenis rawatan dan perkhidmatan yang lain, seperti penjagaan gigi atau ortodontik khas atau terapi pertuturan.26
Dengan rawatan, kebanyakan kanak-kanak dengan celah bibir dan celah langit-langit dapat menjalani kehidupan yang baik. Sesetengah kanak-kanak dengan kecacatan orofacial mungkin mempunyai masalah dengan harga diri jika mereka bimbang dengan perbezaan yang kelihatan antara dirinya dan anak-anak lain. Sokongan moral dari ibu bapa boleh adalah penting dalam memelihara keadaan psikologis kanak-kanak supaya tidak mengalami depresi dan sebagainya.27 Kesimpulannya, walaupun rawatan mungkin melangkaui beberapa tahun dan memerlukan beberapa pembedahan bergantung kepada penglibatan, kebanyakan kanak-kanak yang terjejas oleh keadaan ini boleh mencapai penampilan, ucapan, dan makan yang biasa.27
13
BAB III KESIMPULAN 3.1 Simpulan
Cleft Lip and Palate adalah sebuah kondisi defek pada anak-anak yang mengakibatkan belahan pada palatum dan bibir. Selama ini faktor genetik dicurigai menjadi faktor penyebab kuat dari cleft lip and palate, namun beberapa studi terkini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan gaya hidup dari ibu dapat berkontribusi mengakibatkan kondisi ini pada bayi. Belahan pada kondisi ini diakibatkan tidak terbentuknya jaringan ikat yang menutup palatum atau membentuk bibir pada masa gestasi. Apabila cleft lip and palate tidak diatasi, kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan makan, gangguan berbicara, gangguan pernapasan, dll. Kondisi ini dapat didiagnosis kini pada masa kehamilan, dan penatalaksanaan dengan tindakan operasi dan terapi pra dan pasca operasi agar melatih fisiologis mulut dan gigi anak dengan normal. Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan nutrisi dan gaya hidup dari ibu maupun konsultasi kehamilan untuk memeriksakan kemungkinan anak mengalami cleft lip and palate.
3.2 Saran
Diperlukan sebuah penelitian yang lebih lanjut untuk mengembangkan diagnosis yang semakin mutakhir dan dapat melakukan skrining dini pada masa kehamilan. Diperlukan juga sebuah tindakan penanganan cleft lip and palate yang bersifat non-operatif atau terapi penunjang yang lebih efektif pra maupun pasca operasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Tolarova MM et al. Pediatric Cleft Lip and Palate. Medscape; 2018 2. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE,
Anderson P, Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National Birth Defects Prevention Network. Updated national birth prevalence estimates for selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology 2010;88:1008-16.
3. Sjamsudin E, Maifara D. Epidemiology and characteristics of cleft lip and palate and the influence of consanguinity and socioeconomic in West Java, Indonesia: a five-year retrospective study. International Journal of Oral and Maxillofacial Surgery. 2017 Mar 1;46:69.
4. Honein MA, Rasmussen SA, Reefhuis J, Romitti P, Lammer EJ, Sun L, Correa A. Maternal smoking, environmental tobacco smoke, and the risk of oral clefts. Epidemiology 2007;18:226–33.
5. Correa A, Gilboa SM, Besser LM, Botto LD, Moore CA, Hobbs CA, Cleves MA, Riehle-Colarusso TJ, Waller DK, Reece EA. Diabetes mellitus and birth defects. American Journal of Obstetrics and Gynecology 2008;199:237.e1-9.
6. Margulis AV, Mitchell AA, Gilboa SM, Werler MM, Glynn RJ, Hernandez-Diaz S, National Birth Defects Prevention Study. Use of topiramate in pregnancy and risk of oral clefts. American Journal of Obstetrics and Gynecology 2012;207:405.e1-e7.
7. Mossey PA, Little J, Munger RG, Dixon MJ, Shaw WC. Cleft lip and palate. The Lancet. 2009 Nov 21;374(9703):1773-85.
8. Cleft Lip and Palate. [Internet]. 2018 [diakses pada 15 April 2018];. Tersedia di:https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/kidsinfo/6_Cleft_lip_
and_palate_booklet.pdf
9. Cleft Lip, Benjamin C Paul, MD;, May 23, 2017 diakses pada 17 April 2018 , https://emedicine.medscape.com/article/877970-overview#a7
15
10. Kambarn L “Penderita bibir sumbing Tambah 7500 per tahun, Jurnal
Nasioanl, Kuta, 2012 hal 11
http://www.ibi.or.id/media/IndoAgri%20Web.pdf 2015
11. Facts about Cleft Lip and Cleft Palate | Birth Defects | NCBDDD | CDC [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2018 [cited 15
April 2018]. Available from:
https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/cleftlip.html
12. Causes of Cleft Lip & Palate [Internet]. 2018 [cited 15 April 2018].
Available from: https://med.virginia.edu/pediatrics/about/clinical-and- patient-services/patient-tutorials/cleft-lip-palate/causes-of-cleft-lip- palate/
13. Tolarova M. Pediatric Cleft Lip and Palate: Background, Pathophysiology, Etiology [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2018 [diakses pada 16 April 2018]. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/995535- overview#a2
14. Prabhu S, Jose M, Krishnapillai R, Prabhu V. Etiopathogenesis of orofacial clefting revisited. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology.
2012;16(2):228.
15. Shaye D, Liu C, Tollefson T. Cleft Lip and Palate. Facial Plastic Surgery Clinics of North America. 2015;23(3):357-372.
16. Tollefson TT, Sykes JM. Unilateral cleft lip. In: Goudy SG, Tollefson TT, editors. Complete cleft care. New York: Thieme; 2014. p. 37–59.
17. Dabadie, A., dkk. Added value of MRI for the prenatal diagnosis of isolated orofacial clefts and comparison with ultrasound. NCBI. 2016.
[Online] 97(9): 915-21. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26969118 [diunduh: 14 April 2018]
18. Lee, Myoung Seok., dkk. Value of sagittal color Doppler ultrasonography as a supplementary tool in the differential diagnosis of fetal cleft lip and palate. NCBI. 2017. [Online] 36(1): 53-59. Tersedia di
16
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5207358/ [diunduh:
14 April 2018]
19. Levaillant, Jean-Marc., dkk. Prenatal diagnosis of cleft lip/palate: The surface rendered oro-palatal (SROP) view of the fetal lips and palate, a tool to improve information-sharing within the orofacial team and with the parents. Elsevier. 2016. [Online] Tersedia di:
www.jcmfs.com/article/S1010-5182(16)30015-4/fulltext [diunduh: 14 April 2018].
20. Stanford Health Care. Cleft lip and cleft palate[internet]. 2017.[diakses
pada 15 Maret 2018]. Terdapat di
https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/mouth-and-jaw/cleft- lip-cleft-palate.html.
21. Orthodontic Therapy of Clefts of the Lips, Jaw, and Palate.
Quintessence International : 1/1981:27-33.
22. Profit WR. Contemporary Orthodonties. The CV Mosby Company : 1986;08.
23. Erwin S. Perawatan Ortodontik Pada Pasien Celah Bibir dan Langit- langit. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2000; 7 ; 607-613.
24. Stone C. Cleft Lip and Palate: Etiology, Epidemiology, Preventive and Intervention Strategies. Anatomy & Physiology. 2013;04(03).
25. Global health issues related to cleft lip and palate: Prevention and treatment need to team together. Indian Journal of Dental Research.
2016;27(5):455.
26. Parker SE, Mai CT, Canfield MA, Rickard R, Wang Y, Meyer RE, Anderson P, Mason CA, Collins JS, Kirby RS, Correa A; for the National Birth Defects Prevention Network. Updated national birth prevalence estimates for selected birth defects in the United States, 2004-2006. Birth Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology 2010;88:1008-16
17
27. Yazdy MM, Autry AR, Honein MA, Frias JL. Use of special education services by children with orofacial clefts. Birth Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology 2008;82:147-54.