Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keabsahan akta notaris berdasarkan bukti-bukti yang dinyatakan palsu dan perlindungan hukum bagi notaris atas pernyataan palsu yang diajukan para pihak. Menurut Sudikno Mertokusumo, akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan nilai lahiriah (External Evidence), formil (Formele Bewijskracht) dan materil (Material Evidence).
PENUTUP 1. Kesimpulan
Herlin Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Bidang Kenotariatan, Buku Kedua, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013;. Paulus Effendi Lotulung, Macam-macam sistem mengenai aspek hukum pemerintahan: perbandingan hukum administrasi dan sistem hukum administrasi, Citra Aditya Bakti Bakti, Bandung, 1993;.
ANALISIS YURIDIS PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH
PENDAHULUAN
Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam Perjanjian Bangun-Serah pemerintah hanya menyediakan lahan saja, sedangkan seluruh dana bersumber dari Mitra Bangun-Serah. Selanjutnya akibat batalnya perjanjian Build-to-Delivery, baik bagi Pengelola Barang, bagi Mitra Build-to-Delivery maupun bagi Hasil Build-to-Delivery itu sendiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pembatalan Perjanjian Bangun Guna Serah dalam Peraturan Perundang- undangan
- Akibat Hukum Pembatalan Perjanjian Bangun, Guna Serah (BOT) Yang Belum Selesai Waktunya Terhadap Pengelola Barang, Mitra Bangun Guna Serah Dan
7 Anita Kamilah, Bangun Serah Terima (Build Operate and Transfer/BOT) Bangunan Tanpa Kepemilikan Tanah (Hukum Agraria, Hukum Kontrak dan Hukum Publik) Keni Media, Bandung, hal. Sedangkan kerugian yang mungkin ditanggung pemerintah melalui kontrak Build to Transfer adalah: 9.
Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Undang-undang no. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP KESALAHAN DALAM PEMBUATAN AKTA YANG
DILAKUKAN OLEH NOTARIS PENGGANTINYA
Dalam Pasal 65 UUJN disebutkan mengenai tanggung jawab Notaris pengganti terhadap akta yang dibuatnya, yaitu: “Notaris, Notaris pengganti, dan pejabat Notaris sementara bertanggung jawab atas setiap akta yang dibuatnya meskipun protokol notaris telah diserahkan atau dialihkan. kepada pihak yang memegang protokol notaris.” Kewajiban Notaris pengganti dalam pembuatan akta menurut UUJN diatur dalam pasal 33 ayat (2) yang menegaskan bahwa notaris sebagaimana dimaksud pada pasal 15, pasal 16, dan pasal 17 berlaku bagi notaris pengganti. Tanggung jawab Notaris pengganti atas akta-akta yang dibuat setelah selesai masa jabatannya atau selama masih menjabat sebagai Notaris pengganti sepenuhnya menjadi tanggung jawab Notaris pengganti karena Notaris pengganti merupakan pejabat yang independen.
Tanggung jawab Notaris pengganti atas kesalahan pembuatan akta Tanggung jawab Notaris pengganti dalam membuat akta menurut UUJN diatur dalam Pasal 33 ayat (2) yang menegaskan bahwa Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17 berlaku bagi wakil notaris. Tanggung jawab seorang wakil notaris atas setiap akta yang dibuatnya adalah sampai ia meninggal dunia, sebagaimana tercantum dalam Pasal 65 UUJN-P. Notaris, wakil notaris, dan pejabat sementara notaris bertanggung jawab terhadap setiap akta yang dibuatnya meskipun protokol notaris telah dialihkan atau dialihkan kepada pihak yang memegang protokol notaris. Notaris atau wakil Notaris dapat dimintai pertanggungjawaban atas kerugian apabila akta yang dibuatnya mengandung kesalahan substantif yang tidak sesuai dengan keinginan para pihak, yang menjadi tanggung jawab setiap Pegawai Negeri Sipil.
Penyampaian protokol harus jelas, benar dan baik pada saat diserahkan kepada notaris pengganti atau pada saat protokol dikembalikan. Harus ada pemisahan tanggung jawab yang jelas antara notaris dan penggantinya pada saat menerbitkan protokol, meskipun penatausahaannya dalam 1 (satu) protokol. Eka Dwi Lasmiatin, Tanggung Jawab Notaris Pengganti apabila Notaris yang digantikan meninggal dunia sebelum masa cuti berakhir, skripsi, Universitas Islam Indonesia, 2018;.
PERLINDUNGAN HUKUM PEMBELI POLIS ASURANSI ONLINE
PENUTUP
Perlindungan hukum bagi nasabah asuransi yang membeli asuransi secara online dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, BW, Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Dapat disimpulkan bahwa polis asuransi online sebagai dokumen elektronik diakui keberadaannya sebagai alat bukti hukum yang sah baik dalam bentuk asli maupun cetakan. Usaha perasuransian hanya dapat dilakukan oleh badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, koperasi, dan perusahaan patungan. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3467);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618);
ATURAN PENJUALAN TIKET TANPA TEMPAT DUDUK BERTENTANGAN DENGAN HAK-HAK KONSUMEN DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Mengkaji dan menganalisis ketentuan hukum mengenai penjualan tiket tanpa tempat duduk pada kereta api jarak pendek. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kereta Api yang menjadi dasar perolehan penjualan tiket tanpa tempat duduk pada kereta api kategori tertentu. Penjualan tiket tanpa tempat duduk hanya berlaku untuk perkeretaapian perkotaan yang secara teknis diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kereta Api.
Salah satu KA yang menawarkan tiket tanpa kursi adalah KA Rapih Doho yang termasuk dalam KA Perkotaan karena berdasarkan keputusan direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero). Nomor referensinya adalah: KEP.U/LL.003/XI/1/KA-2015 tentang Syarat dan Tarif Angkutan Penumpang Dengan Kereta Api. Untuk kereta api yang menggunakan gerbong dengan tempat duduk sejajar, kapasitas maksimumnya didasarkan pada jumlah tempat duduk pada setiap gerbong ditambah penumpang yang berdiri sebesar 50% dari jumlah tempat duduk;
Kereta yang menggunakan tempat duduk berdampingan mempunyai kapasitas maksimal 178 penumpang per kereta. KA Rapih Doho masuk dalam kategori kereta api jarak pendek perkotaan, namun waktu tempuhnya lebih dari lima jam. Pengaturan bentuk gerbong kereta api Rapih Doho sesuai dengan standar minimal kereta api perkotaan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
KEDUDUKAN PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK TERCATAT DI CATATAN SIPIL APABILA
TERJADI PERCERAIAN
PENUTUP 1. Simpulan
Petugas pembuat akta tanah harus profesional dalam melaksanakan tugasnya karena rentan dan rentan terhadap permasalahan atau pelanggaran akibat kurangnya kecermatan dan pengetahuan tentang hukum negara (kekayaan) berupa tanah dalam melayani kebutuhan masyarakat (pelayanan publik). . ) di bidang hukum perdata dengan benda-benda tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA dan kan. Disimpulkan bahwa PPAT mempunyai peranan penting dalam kewenangannya untuk memberikan bukti mengenai perbuatan hukum tertentu yang berkaitan dengan peralihan dan pembebanan hak atas tanah yang digunakan sebagai dasar pendaftaran hak atas tanah pada Direktorat Jenderal Agraria Kementerian Pertanian saat ini. Urusan dan Tata Ruang Republik Indonesia. Lazimnya, PPAT adalah pejabat pemerintah yang diberi wewenang untuk membuat surat-surat otentik yang berkaitan dengan perbuatan hukum tertentu yang berkaitan dengan hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, atau untuk membuat alat bukti yang berkaitan dengan perbuatan hukum tertentu yang berkaitan dengan hak atas tanah yang akan dijadikan sebagai alat bukti. dasar pendaftaran (Pasal 1 angka 1 PP nomor 37 Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 2016). Dalam bidang hukum perdata yang menyangkut benda-benda tanah sebagaimana disebutkan dalam UUPA, dapat disimpulkan bahwa PPAT mempunyai peranan penting dalam kekuasaannya untuk memberikan bukti-bukti sehubungan dengan perbuatan hukum tertentu yang berkaitan dengan peralihan dan pembebanan hak atas tanah yang dijadikan dasar untuk melakukan pembuktian. pendaftaran hak atas tanah di Direktorat Jenderal Agraria, sekarang di Ruang Kementerian Agraria dan Tata Usaha Negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu, pendaftaran akta peralihan hak atas tanah hendaknya dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam Pasal 40 ayat (1) Keputusan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (PP Nomor 24 Tahun 1997). , sehingga perselisihan di bidang pertanahan dapat diminimalisir. Asas sederhana maksudnya adalah ketentuan-ketentuan pokok dan tata cara yang berkaitan dengan pendaftaran tanah dibuat secara sederhana sehingga dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan khususnya pemegang hak atas tanah. Untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak dan batas atas tanah, Pasal 19 UUPA mengarahkan pemerintah untuk menyelenggarakan pendaftaran tanah, hal ini sangat penting untuk memperoleh ketenangan dan kepastian hukum bagi masyarakat yang mempunyai hak atas tanah.
Karena dapat memberikan kepastian hukum hak atas tanah bagi seluruh masyarakat Indonesia, hal ini merupakan salah satu tujuan proklamasi UUPA yang dapat terwujud. Penyelenggaraan pendaftaran tanah, yang memungkinkan para pemegang hak atas tanah untuk membuktikan haknya atas tanah yang dimilikinya dengan cara yang mudah, dan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti calon pembeli dan calon kreditur, memperoleh informasi yang diperlukan tentang tanah yang dikuasainya. tindakan hukum yang harus diambil dan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan pertanahan tersebut. Bahwa dengan didaftarkannya peralihan hak berdasarkan akta yang dibuat oleh PPAT pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, terpenuhi asas publisitas, yaitu setiap orang dapat mengetahui data fisik berupa letak, ukuran, , batas-batas tanah dan data hukum berupa subjek hak, status hak dan peralihan hak atas tanah subjek kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI AHLI WARIS YANG TIDAK MENDAPAT BAGIAN WARISAN KARENA ADA SURAT
AHLI WARIS
Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina, Anaci Riwu selaku anak dari ahli waris langsung merupakan ahli waris ab intestato yang haknya bersifat mutlak dan tidak dapat dihindarkan dengan cara apapun termasuk wasiat. Yang mempunyai hubungan sedarah dengan ahli waris, dalam hal ini Marthinus Lay dan Yohana Lay, adalah anak kandung mereka yang terdiri dari 6 (enam) orang, yaitu: Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina, Anaci Riwu dan Alexander Lay, yaitu. bahwa unsur mempunyai ahli waris telah terpenuhi. Golongan pertama adalah orang atau orang-orang yang menurut undang-undang atau undang-undang (artinya KUH Perdata) ditetapkan sebagai ahli waris, yang disebut juga ahli waris ab intestato.
Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina dan Anaci Riwu merupakan anak kandung dari ahli waris sehingga termasuk dalam kelompok ahli waris pertama Marthinus Lay dan Yohana Lay. Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina, Anaci Riwu dan Alexander Lay merupakan ahli waris menurut hukum dan merupakan keturunan dari Marthinus Lay dan Yohana Lay. Memperhatikan uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa ahli waris Marthinus Lay dan Yohana Lay adalah Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina, Anaci Riwu dan Alexander Lay, termasuk ahli waris ab intestato yang menerima bagian warisan secara mutlak.
Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina, Anaci Riwu dan Alexander Lay sebagai ahli waris ab intestato mempunyai hak mutlak yang tidak dapat dilanggar, termasuk bagian ahli waris karena wasiat. Aplonia Sina, Sarlin, Marcelina, Fransina dan Alexander Lay sebagai ahli waris mutlak mempunyai hak-hak yang tidak dapat dihindarkan baik dengan hibah maupun wasiat. Artinya bagian Aplonia Sina, Sarlin, Marselina, Fransina dan Alexander Lay adalah ¾ dari seluruh harta warisan yang dibagi kepada 6 (enam) ahli waris dan khusus Alexander Lay mendapat bagian.