• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Fenomena Urban Sprawl - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Fenomena Urban Sprawl - Unibos"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

KAJIAN TEORITIS URBAN SPRAWL &

Teori Perkembangan Kota

Fenomena penyebaran kawasan perkotaan ini disebut dengan invasi dan proses penyebaran ke luar penampakan fisik kota disebut urban sprawl (Northam dalam Yunus, 1994). Penyebaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut pembangunan leapfrog.

Teori Urban Sprawl

Meningkatnya harga tanah di daerah ini menempatkan pemilik lahan pertanian pada posisi yang sangat sulit, semakin banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan non pertanian, maka semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar pula jumlah kegiatan non pertanian. Bagi masyarakat, hasil penjualan tanah mereka diinvestasikan kembali ke tanah yang jauh dari kota sehingga mereka bisa memperoleh lahan pertanian yang lebih luas.

Gambar 2.2. Perembetan Linier
Gambar 2.2. Perembetan Linier

Teori Transportasi

Jumlah atau jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh setiap penggunaan lahan merupakan fungsi dari parameter sosial dan ekonomi. Tipe penggunaan lahan yang berbeda (perumahan, pendidikan, komersial) mempunyai karakteristik penghasil lalu lintas yang berbeda seperti jumlah lalu lintas, jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk, mobil), lalu lintas pada waktu-waktu tertentu (kantor menghasilkan lalu lintas di pagi hari, sementara pertokoan menghasilkan arus lalu lintas sepanjang hari).

Teori Konsentrasi Lalu Lintas

Penyesuaian kinerja pengaruh lebar lajur jalan kota (FCW). 2) Pemisahan terarah (FCSP). Seluruh nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan kendaraan penumpang (smp) menggunakan penggunaan.

Tabel 2.1. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan
Tabel 2.1. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan

Teori Aktivitas Ekonomi

Berdasarkan tabel diatas, 57,1% responden yang berwisata menggunakan Jl. Letjen Hertasning hendak menuju ke bagian jalan itu. Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa Segmen IV di Jl. Letjend Hertasning memberikan kontribusi terbesar terhadap volume lalu lintas sebesar 50,93% dan terendah adalah Segmen IB sebesar 3,72%. Waktu penelitian dengan hambatan samping tertinggi adalah hari Minggu (hari libur/akhir pekan) pada ruas IV Arah dari Jl. Letjen Hertasning di Jl. Tun Abdul Razak.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi hambatan samping maka semakin besar pula aktivitas perekonomian di sekitar Jl. Letjen. Artinya, seiring dengan meningkatnya hambatan samping, volume lalu lintas, dan kompleksitas penggunaan lahan, aktivitas perekonomian di sekitar Jl. Letjend.. e) Hipotesis Variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2) kompleksitas penggunaan lahan (X3) akibat kegiatan ekonomi (Y) berpengaruh secara simultan terhadap pola pergerakan (Z) yang dapat diterima karena nilai sig nilai. 0,000 < 0,05 dan F-hitung >. Artinya, meningkatnya hambatan samping, volume lalu lintas dan kompleksitas penggunaan lahan, serta peningkatan aktivitas perekonomian, dapat mempengaruhi pola pergerakan di sekitar Jl. Letnan Jendral

PROFIL DAN KARAKTERISTIK LOKASI

Tinjauan Wilayah Kota Makassar

Kota Makassar yang juga merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan secara administratif terbagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kecamatan dengan luas wilayah 175,77 km². Kota Makassar dalam Perkembangan Mamminasata Perkembangan dan pertumbuhan Kota Makassar dalam posisinya sebagai kota inti di wilayah Metropolitan Mamminasata ditandai dengan proses urbanisasi dan migrasi desa-kota yang berlangsung sangat intensif dan mencakup beberapa wilayah pinggiran. Kondisi ini menggambarkan bahwa percepatan pembangunan di pinggiran Kota Makassar berjalan paralel dengan dinamika urbanisasi dan migrasi, yang seluruhnya terjadi akibat modernisasi dan penciptaan ruang yang representatif (Surya, 2015).

Pemusatan fungsi kegiatan di Kota Makassar ke pinggiran, ditandai dengan perubahan fisik spasial... dan perubahan penggunaan lahan dari yang sepenuhnya pedesaan menjadi industri perkotaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan proses ini terjadi di wilayah pinggiran kota Makassar diantaranya; Oleh karena itu, sebagian wilayah kota Makassar termasuk kecamatan Rappocini ditentukan dari sudut pandang kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Makassar Tahun 2019  Sumber: Peta Citra Satelit Google Earth
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Makassar Tahun 2019 Sumber: Peta Citra Satelit Google Earth

Karakteristik Lokasi Berdasarkan Jalur dan

Karakteristik Lokasi Berdasarkan Kegiatan

Berdasarkan hasil penelitian peneliti terdapat 60% pedagang non formal yang mendominasi keberadaan pedagang formal di Jl. Berdasarkan hasil penelitian peneliti terdapat 57,1% pedagang yang menggunakan ruko (ruko) sebagai tempat berdagang di Jl. Berdasarkan hasil penelitian, 57,1% merchant membutuhkan waktu 15 – 60 menit untuk melayani pelanggan di Jl.

Berdasarkan hasil survei peneliti, sebanyak 90% pembeli yang menggunakan sepeda motor mengunjungi dealer di Jl. Berdasarkan hasil survei penelitian, sebanyak 55% merchant membutuhkan waktu 15 – 60 menit untuk menemui pelanggan di Jl. Berdasarkan hasil survei peneliti, terdapat 93,1% pembeli yang menggunakan sepeda motor bekas dealer di Jl.

Tabel 3.13. Karakteristik Pedagang Segmen III   Berdasarkan Jenis
Tabel 3.13. Karakteristik Pedagang Segmen III Berdasarkan Jenis

Karakteristik Lokasi Berdasarkan Responden 48

Berdasarkan tabel 3.25 hingga 3.29 di atas terlihat bahwa pada segmen I dominasi pembeli atau warga yang menggunakan angkutan sepeda motor sebesar 83,3%, dengan 66,7% menggunakan koridor jalan sebagai jalur utama perjalanannya. Berdasarkan tabel 3.30 hingga 3.34 di atas terlihat bahwa pada segmen II dominasi pembeli atau penduduk yang menggunakan angkutan sepeda motor sebesar 83,3%, dengan 66,7% menggunakan koridor jalan sebagai jalur tujuan atau asal perjalanannya. Berdasarkan tabel 3.35 hingga 3.39 di atas terlihat bahwa pada segmen III dominasi responden sebagai pembeli atau penduduk yang menggunakan angkutan mobil sebesar 100%, dengan pemanfaatan koridor jalan sebagai jalur tujuan atau asal perjalanannya sebesar 100%.

Hertasning masing-masing sebesar 42,9% dengan pola pergerakan untuk tujuan ekonomi sebesar 57,1% dan untuk bekerja sebesar 42,9%.

Tabel 3.42. Karakteristik Responden   Segmen IV Berdasarkan Asal (Origin)
Tabel 3.42. Karakteristik Responden Segmen IV Berdasarkan Asal (Origin)

Uji Analisis Deskriptif

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa kendaraan yang mengalami perlambatan memberikan kontribusi yang paling tinggi, sedangkan kendaraan yang masuk atau keluar memberikan kontribusi yang paling rendah terhadap variabel hambatan lateral. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu persimpangan jalan. Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa kompleksitas penggunaan lahan pada 4 ruas yang diuji dalam 3 waktu pengamatan yang berbeda memberikan kontribusi masing-masing sebesar 25% pada kelas Sangat Kompleks, Kompleks, Kurang Kompleks, dan Cukup Kompleks.

Berdasarkan tabel 4.6. diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas perdagangan pada 4 segmen yang diuji...dalam 3 waktu tersebut selisihnya memberikan kontribusi yang sama besar yaitu masing-masing sebesar 25%. Pada observasi dan pengumpulan data angket yang peneliti lakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 3 pola pergerakan yang dominan yaitu. Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa pola pergerakan yang dominan pada 4 ruas yang diuji pada 3 perbedaan waktu adalah Jalan Letjen Hertasning sebagai tujuan atau asal melakukan kegiatan perekonomian sebesar 50%.

Gambar 4.1  Kondisi Hambatan Samping   Jl. Letjend. Hertasning
Gambar 4.1 Kondisi Hambatan Samping Jl. Letjend. Hertasning

Uji Analisis Jalur (Path)

Nilai adjust R-squared pada tabel diatas adalah sebesar 0,978 yang menunjukkan bahwa besarnya sumbangan pengaruh X1, . Berdasarkan hasil regresi model II pada tabel koefisien terlihat nilai kepentingan variabel X1 = 0,787 dan X2 = 0,579 lebih besar. Hasil tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa regresi model II yaitu variabel hambatan lateral dan volume lalu lintas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan kompleksitas penggunaan ruang dan aktivitas ekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pola pergerakan.

Nilai adjust R-squared pada tabel II di atas adalah sebesar 0,952 yang menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh X1 telah dimasukkan dalam penelitian.

Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinan Model I
Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinan Model I

Uji Hipotesis Penelitian

0,000 < 0,05, maka berdasarkan dasar keputusan uji F dapat disimpulkan bahwa hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2) dan kompleksitas penggunaan lahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian (Y) sepanjang koridor Jalan Letjend. 0,00 < 0,05 dan F-angka > F-tabel, maka hipotesis ke 4 diterima yaitu variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2) kompleksitas penggunaan lahan (X3) secara simultan mempengaruhi kegiatan ekonomi (Y). Berdasarkan Tabel 4.14, jika nilai sig < 0,05 atau T hitung > T tabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

0,000 < 0,05, maka berdasarkan dasar pengambilan keputusan pada uji F dapat disimpulkan bahwa Hambatan Samping (X1), Volume Lalu Lintas (X2), Kompleksitas Tata Guna Lahan (X3) dan Aktivitas Ekonomi (Y) secara bersama-sama mempengaruhi pergerakan pola (Z) sepanjang koridor Jalan Letjend. Variabel hambatan lateral (X1), volume lalu lintas (X2), kompleksitas penggunaan lahan (X3) dan aktivitas ekonomi (Y) secara simultan mempengaruhi pola pergerakan (Z). Variabel X1 = 0,787 dan

Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji-F) Model I
Tabel 4.13. Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji-F) Model I

Pembahasan Hasil Penelitian

Letjend Hertasning merupakan kendaraan yang melambat sedangkan kendaraan yang masuk atau keluar mempunyai kontribusi paling kecil terhadap variabel hambatan samping. T-tabelnya sebesar 2,306 sehingga dinyatakan tidak berpengaruh dengan nilai 0,16. d) Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2), kompleksitas penggunaan lahan (X3) yang dihipotesiskan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kegiatan ekonomi (Y). diterima karena dapat dibuktikan makna X1, Variabel hambatan samping (X1) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kegiatan perekonomian (Y) di sekitar Jl.

Variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2) kompleksitas penggunaan lahan (X3) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kegiatan perekonomian (Y) di sekitar Jl. Variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2) kompleksitas penggunaan lahan (X3) melalui aktivitas ekonomi (Y) secara simultan mempengaruhi model. Variabel hambatan samping (X1), volume lalu lintas (X2), kompleksitas penggunaan lahan (X3) dan aktivitas ekonomi (Y) tidak berpengaruh secara parsial terhadap pola pergerakan (Z) Jl.

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Analysis jalur (path analysis)
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Analysis jalur (path analysis)

PENUTUP

Kesimpulan

Indikator yang paling mempengaruhi variabel Kemacetan Jalan di Jalan Letjen Hertasning adalah memperlambat kendaraan, sedangkan kendaraan yang masuk atau keluar memberikan kontribusi paling kecil. Hambatan samping tertinggi terjadi pada akhir pekan (Minggu) pada ruas IV Arah dari Jl. Diantara keempat ruas lokasi penelitian, Jalan Letjen Jenderal pada Seksi IV memberikan kontribusi yang besar terhadap volume lalu lintas sebesar 50,93% dari volume lalu lintas kendaraan dengan derajat kejenuhan lebih dari 0,81 dengan kategori kelas sangat tinggi.

Kompleksitas penggunaan lahan berbeda-beda pada setiap ruas lokasi penelitian di Jalan Letjen Hertasning dengan fungsi pemukiman, komersial, perkantoran, sekolah dan ibadah pada tingkat sederhana hingga kompleks. Terdapat ketimpangan jumlah pedagang formal dan informal, dengan aktivitas perdagangan informal mendominasi di ruas IV Jl Letjend Hertasning vs Tun Abdul Razak. Variabel kompleksitas penggunaan lahan (X3) signifikan namun tidak berpengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi (Y) di sekitar Jl.

Saran

Pengaruh langsung kegiatan ekonomi (Y) terhadap pola pergerakan sebesar 95,2%, sedangkan sisa variabel yang tidak diteliti sebesar 4,8%. Kegiatan ekonomi mempengaruhi pola pergerakan jika dilihat bersamaan dengan hambatan samping, volume lalu lintas dan kompleksitas penggunaan lahan. Peneliti selanjutnya yang ingin menyelidiki variabel yang sama hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan apa yang akan diselidiki.

Tesis: Gejala urban sprawl sebagai pemicu terjadinya proses densifikasi permukiman di wilayah pinggiran kota, studi kasus di Yogyakarta. Modul perkuliahan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar bekerjasama dengan Pusat Pendidikan Keterampilan Teknis, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, Makassar.

Gambar

Gambar 2.2. Perembetan Linier
Tabel 2.1. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Makassar Tahun 2019  Sumber: Peta Citra Satelit Google Earth
Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian Jalan Letnan   Jendral Hertasning, Kota Makassar  Sumber: Peta Citra Satelit Google Earth
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh variabel independen Luas lahan (X1), jumlah pohon (X2) dan biaya produksi (X3) terhadap variabel dependen pendapatan petani

Pelatihan kerja X1, Pemberdayaan karyawan X2 dan Lingkungan kerja X3 berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Y Hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut: Ho :β123 ≤ 0 Ha