• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Karamba Jaring Apung Secara Berkelanjutan - Unibos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Karamba Jaring Apung Secara Berkelanjutan - Unibos"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Potensi Budidaya Perairan Danau Sentani

Danau Sentani memiliki luas 245.000 hektar dan luas 9.630 hektar yang membentang dari Kabupaten Jayapura hingga ibu kota Papua tepatnya di Kota Jayapura. Secara ekologis dan ekonomi, Danau Sentani memiliki potensi yang besar karena merupakan ekosistem yang mendukung pengembangan perikanan, baik perikanan maupun budidaya perikanan, serta potensi pengembangan pariwisata. Danau Sentani yang terletak di Kabupaten Jayapura memiliki kedalaman dasar 70 m di atas permukaan laut.

Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung 3

Terlebih lagi, dengan keragaman kondisi ekologi yang ada, Danau Sentani secara teoritis menjamin memiliki daya dukung dan daya adaptasi spesies budidaya yang berbeda-beda. Mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di Danau Sentani, diperlukan sistem pengelolaan yang terencana dan terpadu agar sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara terpadu. Sistem pengelolaan di bidang perikanan, budidaya perikanan, dan pariwisata memerlukan perencanaan dan analisis yang akurat agar kebijakan pengelolaan Danau Sentani dapat memberikan hasil yang maksimal dan berkelanjutan.

Pembangunan Berkelanjutan Sektor Perikanan 7

Selain wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan wilayah daratan, kedudukan penting sumber daya perikanan bagi negara dapat dilihat dari multiplier effect yang ditimbulkan oleh pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan. Pengelolaan sumber daya perikanan/kelautan harus menjaga kelangsungan kearifan lokal yang diperoleh melalui pengelolaan dan pembangunan berbasis masyarakat. Bentuk tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menerapkan prinsip keberlanjutan sumber daya meliputi pengendalian kapasitas dan upaya.

Pendekatan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EBFM) dalam pengelolaan sumber daya perikanan dapat menjadi metode alternatif untuk mengelola ekosistem sumber daya perikanan yang kompleks. Batasan tersebut adalah tingkat penangkapan atau jumlah ikan yang dapat ditangkap dalam jangka waktu tertentu (Sondita, 2011).

Gambar 2.1  Segitiga keberlanjutan sistem perikanan   (Sumber: Charles, 2001)
Gambar 2.1 Segitiga keberlanjutan sistem perikanan (Sumber: Charles, 2001)

Kualitas Lingkungan Perairan

Sampai saat ini data yang tersedia di Danau Siombak adalah data morfometri dan batimetri danau, kualitas air dan benthos serta keanekaragaman ikan di Danau Siombak (Muhtadi et al., 2016b; .2017). Metode survei merupakan suatu observasi atau penyelidikan kritis untuk memperoleh informasi yang baik mengenai suatu permasalahan tertentu di suatu tempat tertentu (Nazir, 2003). Semua parameter tersebut harus seimbang agar dapat menunjang kelangsungan hidup organisme yang hidup di perairan tersebut.

Ketidakseimbangan nilai pada masing-masing parameter tersebut dapat menyebabkan terganggunya siklus hidup ekosistem perairan. Parameter seperti suhu, pH, kecerahan dan DO diukur secara in situ, sedangkan parameter seperti konduktivitas, total padatan tersuspensi, total padatan terlarut, BOD, COD, nitrat, fosfat dan total coliform dilakukan secara ex situ. Pengendalian polusi dapat Anda lihat pada Tabel 1.

Produktivitas dan Daya Dukung

PROSPEK BUDIDAYA DENGAN KERAMBA JARING

  • Budidaya Keramba Jaring Apung
  • Konstruksi Keramba Jaring Apung
  • Pemasaran Hasil Perikanan
  • Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Sektor perikanan khususnya budidaya ikan keramba jaring apung merupakan salah satu mata pencaharian yang sangat diandalkan oleh warga di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Berdasarkan tabel di atas, disajikan hasil 7 (tujuh) parameter dalam penilaian kondisi fisik-kimia perairan Danau Sentani. Kuantitas dan kualitas air di Danau Sentani menunjukkan dampaknya terhadap biota yang ada di bawah danau.

Hampir seluruh debit air di Danau Sentani berasal dari limbah domestik dan industri, yang berdampak langsung terhadap kehidupan biota di bawah perairan Danau Sentani. Hal ini terlihat dari skor rata-rata responden sebesar 1,47 yang menunjukkan bahwa kualitas air limbah di Danau Sentani termasuk dalam kategori sedang. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa skor karakteristik tersebut adalah 1,15 yang berarti frekuensi upwelling di Danau Sentani termasuk dalam kategori sedang.

Perubahan status Daerah Aliran Sungai (DAS) akan mempengaruhi kondisi dan terkonsentrasi di Danau Sentani (Poerbandono dkk. 2006). Danau Sentani mempengaruhi pencemaran logam berat dan beberapa parameter kualitas air lainnya di perairan tersebut. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tumbuhan ini khususnya yang terjadi di Danau Sentani adalah: (1) mengurangi jumlah oksigen yang ada di dalam air karena pertumbuhannya yang sangat cepat dan menutupi seluruh permukaan air, akibatnya jumlah oksigen yang ada di dalam air berkurang. Cahaya yang masuk ke dalam air semakin berkurang dan tingkat kelarutan oksigen semakin menurun, hal ini berdampak pada semakin lambatnya pertumbuhan ikan KJA, (2) terjadinya pendangkalan air, eceng gondok yang mati akan terakumulasi di dalam air dan akan terakumulasi di permukaan air. dasar perairan, (3) menghambat transportasi air.

Kegiatan wisata di Danau Sentani merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Daerah Jayapura dalam memfungsikan keberadaan Danau Sentani. Terdapat berbagai model kepemilikan usaha dengan keramba jaring apung di Danau Sentani, seperti kepemilikan oleh petani lokal, campuran antara pemilik pendatang dan lokal, serta kepemilikan dan seluruh operasi milik petani migran. Di Danau Sentani, keterlibatan tenaga kerja lokal masih dominan, meski ada juga pekerja migran yang ikut memanfaatkan potensi Danau Sentani.

Gambar 3.1 Konstruksi Karamba Jaring Apung
Gambar 3.1 Konstruksi Karamba Jaring Apung

STUDI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KARAMBA

Karakteristik Danau Sentani Kabupaten Jayapura

Danau Sentani tergolong danau terluas dengan potensi lahan subur dengan kedalaman kurang lebih 52 m, permukaan airnya mencapai 9.360 ha dengan ketinggian permukaan danau 70-90 diatas permukaan laut. Danau Sentani juga sama dengan beberapa danau di Indonesia yang terbentuk akibat proses vulkanik, posisinya di pinggiran Pegunungan Cyclops yang diakui sebagai cagar alam nasional. Danau Sentani merupakan salah satu jenis danau yang terjal dan dikelilingi tebing serta teluk yang cukup curam.

Di wilayah barat (Doyolama dan Boroway) kondisi danau cukup curam, namun di bagian lain yaitu di tengah dan timur kawasan danau, tepatnya di wilayah Simporo dan Puay rata-rata dangkal dan curam. . 1) Keadaan geografis. Meski terletak di bagian paling timur Danau Sentani, namun memiliki musim seperti darah lainnya di Indonesia, musim hujan pada bulan Januari hingga Juni lalu, musim kemarau atau kemarau biasanya berlangsung pada bulan Juli hingga Desember. Dengan kecepatan angin sedang rata-rata 2,98 knot/s (Satria dan Amran 2008) Danau Sentani terletak di dasar batuan mafik dan ultrabasa Mesozoikum di Pegunungan Cyclops Ophiolite di cekungan yang dikendalikan oleh patahan pada ketinggian 73 meter (240 kaki). ). ) di atas permukaan laut.

Dengan luas 104 kilometer persegi (40 sq mi), Danau Sentani merupakan danau terluas di kawasan Intan Jaya. Luas wilayah terluas terdapat di Kecamatan Kaureh dengan luas 4.357,90 km2 dan terkecil terdapat di Kecamatan Sentani Barat dengan luas 129,2 km2. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Sentani sebanyak 47.645 jiwa, sedangkan terendah terdapat di Kabupaten Gresi Selatan sebanyak 943 jiwa.

Hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata penduduk mempunyai sumber penghidupan lain selain kegiatan usaha budidaya perikanan dengan keramba jaring apung, seperti menebang pohon, berdagang untuk pegawai swasta dan pemerintah, serta kegiatan pembangunan di kota terdekat.

Pengamatan Parameter Lingkungan

Di kawasan Simporo kecerahannya sangat rendah karena pada saat penelitian dilakukan masih terkena dampak pencampuran sedimen dan aliran air akibat banjir awal tahun 2019. Begitu pula dengan kedalaman di kawasan Simporo yang lebih rendah dibandingkan 2 stasiun lainnya, dengan sedimentasi di kawasan ini paling parah dibandingkan kawasan Puay dan Asei. Arus di kawasan Puay dan Asei Kecil lebih kecil karena lokasi pengambilan koordinat sampel, di 2 kawasan ini berada di pinggir teluk kecil yang agak tersembunyi dibandingkan kawasan Simporo yang kini seperti selat. dengan kondisi dangkal sehingga kecepatan arus lebih tinggi dibandingkan wilayah Puay dan Asei Kecil. .

Suhu di daerah Puay adalah yang paling rendah (29.5oC), diikuti oleh daerah kecil Asei (30.7oC) dan yang tertinggi di daerah Simporo. Suhu air Tasik Sentani adalah mencukupi untuk menyokong hidupan plankton (Rao dalam Pratiwi, et.al, 2000, Umar et.al, 2005). Kandungan oksigen terlarut dalam Puay dan Asei adalah kecil iaitu 4.4 - 5.9 mg/l dan yang terendah di daerah Simporo (1.25 mg/l) berkurangan dengan peningkatan kedalaman.

PH terendah terdapat pada daerah Puay dalam dan pH tertinggi pada daerah Simporo pada lapisan permukaan sebesar 8,3 pada saat pengamatan. Keasaman (pH) Danau Sentani secara umum stabil berkisar antara 6,4 – 9, keasaman terendah terjadi pada bulan Desember, diduga karena banyaknya asam dan humat atau sisa tanaman air yang meningkatkan ion H+ di perairan (Umar et.al, 2005) . Penilaian kondisi Danau Sentani untuk kesesuaian budidaya perikanan air tawar di KJA dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik lingkungan dan kualitas air yang sesuai bagi kehidupan air tawar.

Selain itu, Danau Sentani merupakan perairan semi terbuka dimana dapat dikatakan arus yang ada di perairan ini tidak terlalu tinggi dan cenderung merata pada nilai parameter kualitas air untuk semua stasiun.

Strategi Pengembangan Karamba Jaring Apung 54

Hal ini menunjukkan bahwa lokasi budidaya ikan air tawar yang dipilih masih layak untuk kegiatan budidaya perikanan. Selain itu, pemerintah harus lebih aktif menjaga stabilitas harga produk, membaca peluang dan potensi pasar, serta melakukan mediasi pemerintah dengan pihak eksternal untuk menjaga stabilitas distribusi produksi ikan keramba jaring apung. Strategi faktor WO (kelemahan dan peluang) Berdasarkan analisis faktor kekuatan dan peluang (WO) dalam analisis strategi pengembangan keramba jaring apung di Danau Sentani, bahwa peran pemerintah juga harus lebih aktif dalam implementasi dan pembukaan diskusi. forum dan berbagi informasi dengan jaring apung yang mempraktikkan budidaya keramba.

Selain itu, pemerintah harus aktif mendorong inovasi dan pengetahuan yang mengarah pada pemanfaatan teknologi informasi kepada masyarakat melalui pelatihan dan kerja sama antara pemerintah dan perguruan tinggi. Dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, pelatihan kegiatan produksi dan pemasaran memiliki inovasi pemanfaatan teknologi informasi pada pengolah, sehingga dapat mendorong pemerintah untuk memanfaatkan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada kelompok pengolah. Berdasarkan analisis faktor WT pada analisis strategi pengembangan keramba jaring apung di Danau Sentani, bahwa pemerintah harus mengurangi jumlah kelompok terdidik untuk membantu petani, dengan adanya kelompok ini maka pemerintah akan mudah memberikan bantuan. informasi dalam hal menjamin mutu benih yang baik dan seragam, mengetahui kebutuhan inovasi.

Keberlanjutan Dimensi Ekologi

Pencemaran yang terjadi di Danau Sentani menandakan adanya penurunan kualitas danau sebagai fungsi utama dan fungsinya sebagai perairan umum. Kelangsungan hidup biota yang hidup di perairan Danau Sentani semakin dipengaruhi oleh buruknya kualitas air akibat pencemaran, baik langsung maupun tidak langsung. Budidaya KJA di perairan Danau Sentani mempunyai dampak positif, namun juga mempunyai dampak negatif yaitu berupa sisa makanan dan kotoran ikan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Status keberlanjutan dimensi ekonomi Danau Sentani didasarkan pada kondisi wilayah penelitian dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Analisis sensitivitas dimensi ekonomi menunjukkan bahwa atribut penyerapan tenaga kerja merupakan atribut dimensi ekonomi yang sangat mempengaruhi status Danau Sentani dan kelestariannya. Pendapatan rumah tangga nelayan di sekitar Danau Sentani menunjukkan hasil yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Kelompok rumah tangga memanfaatkan Danau Sentani sebagai bagian dari aktivitas atau mata pencahariannya untuk memperoleh penghasilan. Tak hanya itu, dengan banyaknya peluang yang bisa dilakukan di sekitar danau, tak heran jika banyak anggota keluarga yang terlibat langsung dalam kegiatan perekonomian di Danau Sentani. Penyerapan tenaga kerja dalam pengusahaan Danau Sentani meliputi kegiatan penangkapan ikan, budidaya KJA, jasa angkutan dan pengusahaan pariwisata.

Kepemilikan Usaha Perikanan Masyarakat Danau Sentani dapat dikaitkan dengan investasi dan keuntungan yang diperoleh dalam usaha tersebut. Penilaian status kelestarian dimensi sosial Danau Sentani dilakukan berdasarkan kondisi lapangan penelitian dan berdasarkan kriteria yang dikembangkan. Pengetahuan lingkungan masyarakat sekitar Danau Sentani terhadap cara melakukan kegiatan pertanian komersial atau kegiatan lainnya memberikan dampak yang signifikan terhadap kelestarian Danau Sentani.

Gambar

Gambar 2.1  Segitiga keberlanjutan sistem perikanan   (Sumber: Charles, 2001)
Gambar 3.1 Konstruksi Karamba Jaring Apung
Gambar 3.2 Kerangka Keramba Jaring Apung  2.  Pelampung Keramba Jaring Apung
Gambar 3.3 Pelampung Keramba jaring Apung  3.  Pengikat Kerambah Jaring Apung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Saluran Pencernaan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan