• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF KARYA TULIS ILMIAH - Kerta Cendekia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF KARYA TULIS ILMIAH - Kerta Cendekia"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih jauh tentang penatalaksanaan penyakit ini, penulis akan melakukan kajian lebih lanjut melalui implementasi asuhan keperawatan pada pneumonia dengan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis medis pneumonia di ruang anggrek RSUD Bangil, Pasuruan. ?".

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Etiologi

Klasifikasi

Beberapa bakteri cenderung menyerang orang yang sensitif, misalnya Klebsiella pada pecandu alkohol, Staphylococcus pada pasien infeksi setelah flu.

Manifestasi Klinis

Patofisiologi

Selain itu, racun yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakteri dapat langsung merusak sel-sel sistem pernapasan bagian bawah. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan lobus paru atau seluruh lobus atau bahkan sebagian besar dari lima lobus paru (tiga di paru kanan dan dua di paru kiri) terisi cairan.

Diagnosa Banding

Akan tetapi, terjadi retraksi jantung, trakea, dan mediastinum ke arah daerah yang terkena akibat pengurangan volume ruang interkostal, yang menjadi lebih sempit dan pengurangan seluruh atau sebagian paru yang sakit, sehingga dada akan tampak. asimetris. Terjadi peningkatan volume, sehingga jantung, trakea dan mediastinum terdorong ke arah yang sehat, rongga dada membesar.

Komplikasi

Pemeriksaan Penunjang

Pencegahan

Penatalaksanaan

Dampak Masalah

Selain itu, intoleransi aktivitas dapat terjadi pada pasien pneumonia karena gangguan pertukaran gas sekunder akibat pneumonia dan defisiensi pengetahuan terjadi karena kurangnya informasi.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Perencanaan
  • Pelaksanaan
  • Evaluasi
  • Pathway

Pada penderita pneumonia, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, perokok pasif dan paparan asap pabrik banyak dijumpai pada mereka yang bekerja di pabrik. Tidak ada distensi kandung kemih pada simfisis, pengukuran volume urin berhubungan dengan asupan cairan. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan sumbatan jalan nafas akibat sekret di bronkus dan eksudat di alveoli.

Rasional : Pernapasan dalam memfasilitasi ekspansi maksimal paru-paru atau jalan napas yang lebih kecil, batuk efektif memfasilitasi pengeluaran sekret. Tujuan: Setelah menyusui selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi peningkatan suhu di atas suhu normal (36°C-37,5°C). Risiko penurunan volume cairan berhubungan dengan intake oral yang tidak adekuat, kehilangan volume cairan secara aktif Tujuan : Setelah menyusui selama 2x24 jam, diharapkan dapat mempertahankan intake cairan yang adekuat.

Gambar 2.1 Pathway pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Pneumonia (Nurarif &
Gambar 2.1 Pathway pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Pneumonia (Nurarif &

TINJAUAN KASUS

Identitas

Keluhan Utama

Riwayat Kesehatan

Pasien mengatakan pernah bekerja di pabrik bihun bagian pengolahan tepung dan selama bekerja pasien tidak pernah menggunakan masker 3.1.3.6 Persepsi dan pengetahuan tentang penyakit dan penanganannya.

Status Cairan dan Nutrisi

Masalah lain : pasien mengatakan muntah setiap ada nasi dan roti, tetapi saat minum susu pasien tidak muntah, frekuensi muntah ± 40 cc.

Genogram

Pemeriksaan Fisik

Tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur dengan denyut kuat pada posisi ICS V, ukuran mid-klavikula kiri 1 cm, bunyi jantung tunggal S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada sianosis, tidak ada kedutan jari, tanpa dilatasi vena jugularis . Mulut simetris, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2 kali/hari, tidak nyeri perut, kebiasaan BAB 1 kali/hari, konsistensi lembek, warna kuning kecokelatan, bau khas, tempat buang air kecil, gerak peristaltik 15x / menit, tidak ada masalah menghilangkan alvi. Kemampuan bebas menggerakkan sendi dan anggota gerak (ROM), kekuatan otot 5/5/5/5, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, akral panas, lembab, turgor kulit elastis, CRT ≤ 3 detik, tidak ada edema, kulit bersih, kemampuan beraktivitas ADL independen, warna kulit zaitun.

Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik, palpebra tidak edema, tidak ada strabismus, ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu penglihatan yang digunakan. Hidung normal, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal, tidak ada kelainan pada hidung. Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran limfatik, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada gangren.

Data Psikososial

Sementara itu, pasien mengatakan dalam peninjauan kasus bahwa tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menular seperti pasien, hanya terlambat. Sedangkan pada pemeriksaan kasus tidak ada sianosis, tidak ada takikardia, nadi perifer teraba kuat dan CRT. Dalam tinjauan literatur menurut Muttaqin (2012), pasien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan, tidak nyeri tekan, perut biasanya tidak kembung, bising usus normal (15-35x/menit).

Dalam tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2012), turgor kulit menurun, kulit pucat, akral hangat, kekuatan otot cukup (normal). Dalam sistem penginderaan, tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, karena tinjauan kasus tidak menemukan masalah dengan sistem penginderaan. Pada sistem endokrin tidak terdapat gap antara literature review dan case review, karena pasien pada case review tidak memiliki riwayat penyakit endokrin seperti diabetes melitus dan hipertiroidisme.

Dalam tinjauan kasus, muncul tiga masalah keperawatan, termasuk bersihan jalan napas tidak efektif, mual dan hipertermia. Dalam diagnosa keperawatan, tidak ada gap antara literature review dan case review karena diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas dalam case review konsisten dengan literature review.

Tabel  3.2  Hasil  Pemeriksaan  Laboratorium  Pada  Ny.  B  Dengan  Diagnosa  Medis  Pneumonia  Di  Ruang  Anggrek  RSUD  Bangil  Pasuruan
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Ny. B Dengan Diagnosa Medis Pneumonia Di Ruang Anggrek RSUD Bangil Pasuruan

Data Spritual

Data Penunjang

Therapi

Diagnosa Keperawatan

  • Analisa Data
  • Daftar Masalah Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

Ada kesadaran, GCS 4-5-6, orientasi baik, kemampuan mengenali orang, tempat dan waktu, pasien kooperatif, tidak ada sesak, tidak ada kekakuan leher, tidak ada Brudzinski, tidak ada sakit kepala, tidak ada pusing, istirahat siang ± 2 jam/hari, malam ± 6 jam/hari, tidak ada kelainan saraf kranial, pupil isokor, reflek cahaya +/+ (normal). Sedangkan pemeriksaan kasus didapatkan bentuk dada simetris, susunan tulang belakang sempurna, irama nafas tidak teratur dengan tipe takipnea, RR 28x/menit, tidak ada retraksi otot aksesori, respirator masker NRBM 10 l/menit, tidak nyeri. Pada pemeriksaan kasus tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur dengan denyut nadi kuat, posisi V ICS, ukuran klavikula tengah kiri 1 cm, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 88x/menit, nadi perifer kuat, CRT < 3 detik, Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada sianosis, tidak ada club finger, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Komposit kesadaran, GCS 4-5-6, orientasi baik mampu mengenali orang, tempat dan waktu, pasien kooperatif, tidak ada kejang, tidak ada kekakuan leher, tidak ada Brudzinsky, tidak ada sakit kepala, tidak pusing, istirahat siang ± 2 jam/hari, malam ± 6 jam/hari, tidak ada kelainan saraf kranial, isokor pupil, refleks cahaya +/+ (normal). Pada pemeriksaan kasus mulut simetris, selaput lendir bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2 kali sehari, tidak ada nyeri perut, kebiasaan BAB 1 kali sehari, lembek konsistensi, warna kuning kecokelatan, bau khas, dudukan toilet bekas, peristaltik 15x/menit, tidak ada masalah dengan eliminasi alvi. Sedangkan pada pemeriksaan kasus, kemampuan gerak sendi dan tungkai (ROM) bebas, kekuatan otot 5/5/5/5, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, akral terasa panas, lembab, turgor kulit elastis, CRT ≤ 3 detik, tidak ada edema , kulit jernih, kemampuan melakukan ADL secara mandiri, warna kulit zaitun.

Sedangkan pada pemeriksaan kasus konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik, kelopak mata tidak edema, tidak ada strabismus, visus normal, alat bantu penglihatan tidak digunakan, hidung normal, mukosa hidung lembab. , tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal, tidak ada kelainan hidung. Sedangkan pada pemeriksaan kasus tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada lesi gangren.

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi Keperawatan

  • Catatan Perkembangan
  • Evaluasi Akhir

Dalam tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2012), orang yang berisiko terkena pneumonia banyak dijumpai pada orang lanjut usia dan jenis kelamin yang paling banyak terkena pneumonia adalah laki-laki. Pada penilaian identitas terdapat gap antara literature review dan case review, karena pada literature review jenis kelamin yang paling banyak terkena pneumonia adalah laki-laki, sedangkan pada case review penderita pneumonia adalah perempuan. Dalam tinjauan literatur menurut Muttaqin (2012), apakah pasien pernah mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dengan gejala seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, bersin dan demam ringan.

Dalam tinjauan pustaka menurut Muttaqin (2012) dijelaskan jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti batuk, TBC, kanker paru dan pneumonia. Dalam tinjauan literatur menurut Muttaqin (2012), pasien dengan pneumonia berat sering mengalami penurunan kesadaran, sianosis perifer tercapai bila perfusi jaringan terganggu parah. Dalam tinjauan literatur menurut Muttaqin (2012), tidak ada distensi kandung kemih pada simfisis, pengukuran volume urine berhubungan dengan asupan cairan.

PEMBAHASAN

Diagnosa Keperawatan

Namun, apa yang ditetapkan sebagai diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas adalah bersihan jalan napas yang tidak efektif terkait dengan peningkatan produksi sputum dan mual yang terkait dengan tekanan dari perut pada diafragma.

Perencanaan

Pelaksanaan

Implementasi termasuk melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, mengarahkan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, mengevaluasi pekerjaan anggota staf, dan mencatat serta berbagi informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan pasien yang berkelanjutan. Dalam hal diagnosis keperawatan ketidakefektifan pembersihan jalan nafas sehubungan dengan peningkatan produksi sputum dilakukan selama 3 hari, dan tindakan yang dilakukan adalah penjelasan kepada pasien tentang penyebab sesak nafas, observasi tentang frekuensi atau kedalaman nafas dan gerakan dada, mempelajari cara bernafas dalam dan batuk efektif (3 kali menghirup udara dari hidung dan keluar melalui mulut, kemudian batuk), mengambil posisi setengah ayam, mengamati TTV, sekret, batuk, bunyi nafas, kerjasama dengan pemberian obat sesuai indikasi, bronkodilator, mukolitik per inhalasi (nebulizer). Pada diagnosa keperawatan mual berhubungan dengan tekanan rongga perut pada diafragma, diperlukan perawatan selama 3 hari, dan tindakan yang dilakukan adalah menjelaskan kepada pasien pentingnya kebutuhan nutrisi, menganjurkan pasien untuk makan dengan porsi kecil tapi sering. untuk meningkatkan asupan nutrisi. , untuk menyediakan.

Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien dengan diagnosa medis pneumonia di Ruang Anggrek RSUD Bangil Pasuruan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu asuhan keperawatan. untuk pasien dengan diagnosis medis pneumonia. Hasil studi kasus ini dapat menjadi data masukan bagi pelayanan rumah sakit agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis medis pneumonia di RSUD Bangil Pasuruan. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan studi kasus keperawatan.

Selain itu untuk menambah pengetahuan tentang profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis medis pneumonia di RSUD Bangil Pasuruan. Pneumonia adalah radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi, biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sering menyebabkan kematian (Dorland, 2014). Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus dan parasit.

PENUTUP

Saran

Kantung udara di paru-paru yang disebut alveoli berisi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi lebih sedikit. Pneumonia adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, yang paling umum adalah Streptococcus pneumonia, chlamydophila pneumonia, pneumococcus, hemopilus influenzae, sedangkan pneumonia yang paling umum disebabkan oleh virus adalah respiratory syncytial virus, adenovirus, virus influentoma dan pneumonia, infeksi jamur yang paling sering terjadi. diantaranya adalah Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neurofarmans, Blastomyces dermatitides, Candida albicans.

Gambar

Gambar 2.1 Pathway pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Pneumonia (Nurarif &amp;
Tabel  3.1  Status  Cairan  Dan  Nutrisi  Ny.  B  Dengan  Diagnosa  Medis  Pneumonia Di Ruang Anggrek RSUD Bangil Pasuruan
Gambar  3.1  Genogram  Keluargan  Ny.  B  Dengan  Diagnosa  Medis  Pneumonia Di Ruang Anggrek RSUD Bangil Pasuruan
Tabel  3.2  Hasil  Pemeriksaan  Laboratorium  Pada  Ny.  B  Dengan  Diagnosa  Medis  Pneumonia  Di  Ruang  Anggrek  RSUD  Bangil  Pasuruan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada diagnosa keperawatan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipoksia serebral dikarenakan tidak terjadi peningkatan tekanan intra kranial