Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kelancaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konsep Kehendak Bebas dalam Perspektif Muhammad Iqbal”. Pembahasan khūdī dapat dikatakan merupakan salah satu tema yang paling menonjol dalam pemikiran Muhammad Iqbal. Penelitian ini akan dibatasi dan difokuskan pada pembahasan pemikiran Muhammad Iqbal mengenai kebebasan berkehendak.
Sumber-sumber tersebut berbentuk primer dan sekunder, sebagai pendukung penelitian bertajuk “Konsep Kehendak Bebas dalam Perspektif Muhammad Iqbal”. Kajian Pemikiran Muhammad Iqbal Tentang Konsep Pendidikan Islam Dalam Penciptaan Manusia, (Surabaja: Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2009).
PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Kerangka Teori
- Sistematika Penelitian
LANDASAN TEORI
Pandangan Tokoh Mengenai Eksistensi Manusia
- Al-Ghazali
- Muhammad Iqbal
Pandangan Tentang Takdir
- Jabariah
- Qadhariah
Pertama terdapat fahaman yang percaya bahawa semua perbuatan manusia telah ditentukan sebelum ia dilahirkan ke dunia. Pemahaman Jabariah ialah fahaman yang meyakini bahawa segala perbuatan manusia ditentukan sejak azali oleh Qadah dan Qadar Allah. Mereka juga mempunyai hujah yang menyatakan bahawa perbuatan manusia telah ditetapkan, yang terdapat dalam
Filsafat Eksistensialisme
Sikap manusia seperti ini tidak ada dalam pemahaman Jabariyah karena manusia datang ke dunia atas kehendak Tuhan dan apa yang dilakukan manusia juga. Mengapa keberadaan manusia di dunia ini penting untuk dibahas karena keberadaan manusia berbeda dengan keberadaan benda. Benda tidak sadar akan keberadaannya, tidak ada keterkaitan atau kaitan antara benda yang satu dengan benda yang lain. Manusia tidak seperti itu, manusia sadar akan keberadaannya dan karena manusialah benda menjadi bermakna.58 Berdasarkan dua cara hidup yang berbeda ini, filsafat eksistensialisme menekankan bahwa benda disebut “ada” sedangkan manusia disebut “ada”. yang ada" . yang ada".
Kehendak Bebas
- Immanuel Kant
- Plato
- Aristoteles
- St. Agustinus
- Jean Paul Sarte
Gagasan tentang kehendak bebas manusia muncul seiring dengan pertanyaan mengenai peran manusia di muka bumi. Manusia bertindak menurut apa yang kita inginkan, menurut diri kita sendiri, bukan berdasarkan sesuatu di luar diri kita. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kebebasan adalah ketika seseorang berada dalam keadaan tidak ada paksaan, tidak ada sesuatu pun yang dapat menentukannya, atau kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan berdasarkan apa yang diinginkannya.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih jalan yang akan ditempuhnya, namun mereka juga harus siap mempertanggungjawabkan apa yang telah dipilihnya. Misalnya, apakah perbuatan manusia sudah ditentukan sebelumnya atau ia bebas menentukan pilihannya sendiri sesuai keinginannya. Pembahasan awal tentang kehendak bebas yang digagas Kant diawali dengan pertanyaan apakah kebaikan yang sempurna itu ada.
Dengan kebebasan berkehendak yang dimiliki manusia, mereka dapat dengan bebas melakukan tindakan moral tersebut atau meninggalkannya. Kehendak bebas yang dimiliki manusia inilah yang akan membantu jiwa untuk mengaktualisasikan potensi yang ada dan mengarahkan ketiga instrumen yang ada di dalam jiwa. Kehendak bebas menjadi landasan bagi manusia untuk bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.76 Dengan kehendak bebas, manusia dapat menentukan tindakannya sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Di satu sisi manusia mempunyai kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya, manusia bebas memilih untuk berbuat baik, namun di sisi lain Tuhan telah mengajarkan ilmu kebenaran, hukum-hukum Tuhan yang harus ditaati.77.
METODE PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Teknik Penulisan
Iqbal berpendapat bahwa hal ini akan menghasilkan cara pandang yang tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam Al-Qur'an.111 Kemudian Muhammad Iqbal meninggal dunia pada tanggal 10 April 1938 karena sakit. Sedangkan menurut Muhammad Iqbal, manusia super adalah manusia yang menjadikan Tuhan sebagai rekannya (kolaborator). Bagi Muhammad Iqbal, hendaknya masyarakat berperilaku lebih baik sebagai pemimpin di alam semesta ini.
Manusia adalah makhluk yang sadar, bebas dan bertanggung jawab, hal ini merupakan salah satu gagasan dasar filsafat eksistensialis Muhammad Iqbal. 148 Mustofa Anshori Lidinillah, Agama dan Aktualisasi Diri dalam Perspektif Filsafat Muhammad Iqbal (Yogyakarta: Badan Penerbit Filsafat UGM, 2005) hal.69. 149 Zulkarnain, Filsafat Khudi Muhammad Iqbal dan Relevansinya, Utara), hal.
Muhammad Iqbal juga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara orang yang sudah mencapai jenjang Insan Kamil dengan yang belum. Muhammad Iqbal merupakan salah satu tokoh yang dianggap sebagai filsuf eksistensialis sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kehendak bebas Muhammad Iqbal selalu berkaitan dengan kreativitas manusia, karena baginya hanya manusialah yang mempunyai dorongan kreatif.
Al-Afghani, Iqbal Muhammad, Kajian pemikiran Muhammad Iqbal mengenai konsep pendidikan Islam dalam penciptaan manusia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Riwayat Hidup
Muhammad Iqbal adalah seorang filsuf dan penyair besar yang juga dikenal sebagai pejuang rakyat dan bangsanya ketika India masih berada di bawah kekuasaan kolonial Barat.103 Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Pakistan. Setidaknya ada tiga orang yang paling sering muncul dalam literatur sejarah, yaitu Miss-Luce Claude Maitre, Osman Rabily dan Bahrum Rangkuti yang menganut pandangan bahwa Muhammad Iqbal lahir pada tanggal 22 Februari 1873. Marek dari Universitas Praha yaitu Tanggal 9 November 1877 atau 2 Dzulqa'edah 1294, pendapat tersebut diperkuat dengan diadakannya perayaan seratus tahun kelahiran Muhammad Iqbal.
Guru Muhammad Iqbal pada awal pendidikannya bernama Maulana Mir Hasan dan bersekolah di Sekolah Misionaris Skotlandia.106. Berdasarkan jenjang karirnya, Iqbal mendapat gelar dari Perguruan Tinggi Negeri pada tahun 1897 dengan gelar Bachelor of Arts (B.A.) atau sarjana muda. Tidak sampai disitu saja, Iqbal mengajar mata kuliah filsafat di Oriental College sekaligus melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar Master of Art (M.A.) di bidang filsafat.107 Sebagaimana dalam karya besarnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dikatakan bahwa;
Selama tinggal di Barat ia mempelajari filsafat modern, di mana ia meraih gelar dari universitas Cambridge dan Munich. Iqbal adalah seorang Muslim India, Muhammad Iqbal telah lama tinggal di Barat untuk mempelajari filsafat Barat modern. Karya ini kemudian disusul dengan karya lain berjudul “Rumuz I Bekhudi”, sebuah karya yang membahas tentang ajaran individu dan kehidupan dalam masyarakat Islam. 109.
Muhammad Iqbal diberi julukan “Sir” yang diberikan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1922, yang pertama kali diprakarsai oleh seorang jurnalis di negara tersebut.
Kondisi Sosial
Karena menurut Muhammad Iqbal, manusia bisa menjadi pencipta namun bisa menciptakan sesuatu yang sudah diciptakan atau diciptakan oleh Tuhan. Zaboor-i „Ajam (Lagu Persia), diterbitkan di Dan masih banyak lagi karya Muhammad Iqbal lainnya. Oleh karena itu, Muhammad Iqbal selalu mengedepankan kreativitas manusia dalam berbagai hal termasuk perlindungan alam dan lingkungan.
Muhammad Iqbal selalu menekankan bahwa kehidupan manusia adalah ego yang selalu berproses, dengan kata lain selalu ada upaya untuk menjadi lebih baik, meningkatkan kualitas diri dan menjadi lebih utuh. Akar filsafat eksistensialisme Muhammad Iqbal adalah perlawanan terhadap Neoplatonisme Islam dan rasionalisme Yunani yang dianut oleh kaum Mu'tazilah. Dalam pemahamannya tentang manusia, Muhammad Iqbal juga menjelaskan apa yang disebut dengan diri, kepribadian, ego, kesadaran, bagaimana seharusnya manusia berada di dunia, dan lain-lain.
Landasan teori Muhammad Iqbal juga didasarkan pada ayat Al-Qur'an yaitu surat An-Najm ayat 38-39. Zulkarnain, Filsafat Khudi Muhammad Iqbal dan Relevansinya dengan Permasalahan Indonesia Kontemporer, Medan: UIN Sumatera Utara, 2016.
Tokoh yang Mempengaruhi
Karya-karya Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal adalah orang yang sangat produktif, karya-karyanya ditulis dalam beberapa bahasa seperti Inggris, Arab dan ada juga yang menggunakan bahasa Urdu dan Persia. Muhammad Iqbal banyak mengungkapkan pemikirannya dalam berbagai bentuk karya tulis seperti prosa dan puisi, ia juga menulis surat sebagai tanggapan terhadap orang-orang yang mengkritik pemikirannya. Menariknya, karya-karya Muhammad Iqbal lebih dikenal sebagai karya sastra, namun selalu memuat pemikiran filosofisnya.
Rekonstruksi Pemikiran Regional dalam Islam merupakan karya terbesar dalam pemikiran filosofisnya yang pertama kali diterbitkan di London pada tahun 1934.124. Karya ini memuat berbagai gambaran perkembangan keagamaan di Persia sejak zaman Zoroaster hingga era tasawuf Mulla Hadi dan Sabwazar yang hidup pada abad ke-18. Rahasia Pribadi), Karya ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat mencapai tingkat spiritual yang tinggi seperti Insan Kamil, terbitan tahun 1915 dan berbahasa Persia.
Karya ini menjelaskan bagaimana pemikiran Timur (Islam) dan pemikiran Barat dianggap salah, karya ini diterbitkan pada tahun 1923. Karya ini merupakan pesan kepada Afghanistan tentang bagaimana hidup berbangsa dan beragama, yang didasarkan pada kisah perjalanan Muhammad Iqbal ke Turki dan Afghanistan, dan diterbitkan pada tahun 1936. Tema karya ini meliputi; Sholat di Masjid Cardova, salam bidadari kepada Adam.
Karya ini menjelaskan petualangan spiritual di berbagai planet, penulis buku ini melakukan dialog dengan para sufi, filsuf, politisi dan pahlawan.
Pemikiran Muhammad Iqbal
- Ketuhanan
- Alam Semesta
- Manusia
128 Barir Hamdani Ph.D, Humanisme Evolusionis-Kreatif Muhammad Iqbal: Sintesis Antara Humanisme Religius dan Humanisme Sekuler-Ateis, hal 17. agar tidak ada lagi ketimpangan dalam diri manusia. Muhammad Iqbal secara tidak langsung banyak membahas pemikirannya tentang bagaimana manusia ada di dunia, sebenarnya dia. Lihat juga Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam: dari Masa Klasik hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Kencana) hal.
173 Barir Hamdani Ph.D, Humanisme Evolusioner-Kreatif Muhammad Iqbal: Sintesis Humanisme Religius dan Humanisme Ateistik Sekuler (Jakarta: Jurnal Filsafat Sadra, 2019) hal. Ada beberapa ayat Alquran yang menjadi landasan Muhammad Iqbal, yang menurutnya merupakan penegasan konsep bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah Tuhan, kebebasan merupakan salah satu ciri manusia agar dapat menjalankan tugasnya. . sebagai khalifah dan mencapainya. Beginilah niat Muhammad Iqbal untuk memahami dan menafsirkan Tuhan berdasarkan Al-Qur'an, meskipun ayat tersebut menunjukkan konsepsi individualistis tentang Tuhan.
Analisis Konsep Kehendak Bebas
Pengaruh Kehendak Bebas Terhadap Tindakan
Manusia Ideal Kreatif dan Bergerak
PENUTUP
Saran
Sebelum menutup artikel, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menyumbangkan pengetahuan bagi akademisi dan masyarakat pada umumnya. Menurut penulis, sebaiknya digunakan sumber yang lebih komprehensif dan mendalam dalam mengembangkan tema dan permasalahan. Tentunya dengan metode penelitian yang lebih baik dan terkini, serta mempelajari kitab-kitab filsafat yang lebih beragam akan membawa hasil yang maksimal ketika mempelajari tema ini.
Amin, Priyanto, Muhammad, Hubungan Ego Kecil dan Ego Besar dalam Pemikiran Pendidikan Iqbal, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2007. Anshori, Mustofa Lidinillah, Agama dan Aktualisasi Diri dalam Perspektif Filsafat Muhammad Iqbal, Yogyakarta : Badan Penerbitan Filsafat UGM, 2005. Enver, Hasan, Metafisika Iqbal: Pengantar Pemahaman Rekonstruksi Pemikiran Keagamaan dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2004.
Firdaus, Ahamd, Insan Kamil dalam Pendidikan Islam Menurut Muhammad Iqbal, Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012. Hamdani, Basrir, Humanisme Evolusioner-Kreatif Muhammad Iqbal: Sintesis Antara Humanisme Religius dan Humanisme Sekuler-Ateistik, Jakarta: Filsafat Sadra Jurnal, 2019. Javid Namah, trans dari Le Livre de L'eternite karya Muhammad Sadikin berjudul "Kibat Eternity", Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1987.
Rahmat, Jalaluddin, Konsep Tindakan Manusia Menurut Al-Qur'an (Studi Interpretasi Tematik), Jakarta: Bulan Bintang, 1992.