PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Definisi Istilah
Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog terkenal dari Italia, Thomas Aquinas menjadi sangat terkenal karena ia mampu menciptakan sintesis filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Katolik dan bergelar santo 13 Jadi, berdasarkan kutipan di atas, Thomas Aquinas adalah seorang filsuf pemikiran yang ahli di bidang teologi dari dunia Barat.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Nurlina berjudul Penerapan Etika Bisnis Al-Ghazali pada Perilaku Pedagang Eceran di Kecamatan Soreang Kota Parepare. 17Nurlina, “Penerapan Etika Bisnis Al-Ghazali Terhadap Perilaku Pedagang Eceran (Di Kecamatan Soreang Kota Parepare)” (Skripsi Sarjana; Jurusan Ekonomi Syariah dan Islam: STAIN Parepare, 2015), hal.
Landasan Teoritis
Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang besar terhadap konsep harga yang adil dan mekanisme pasar yang sempurna. Penetapan harga dilakukan untuk mengembalikan harga pada harga wajar sehingga pasar dapat berfungsi kembali dengan sempurna. Pada umumnya mereka merasa bahwa harga yang pantas adalah harga yang dibayarkan untuk suatu benda.
Dalam hal ini, budak menjadi manusia merdeka, dan pemiliknya mendapat imbalan dengan harga yang pantas (qimah al-adl). Pada umumnya para Fuqaha ini menganggap harga wajar adalah harga yang dibayarkan untuk barang sejenis.
Metode Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti.31 Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber pustaka ilmiah yang resmi menjadi pedoman dalam suatu bidang ilmu tertentu, yaitu kitab Ihya'. Surat kabar atau majalah yaitu media cetak yang selain buku-buku ilmiah juga merupakan sumber literatur karena menyediakan sumber referensi yang cukup baik dan mudah didapat oleh masyarakat. Internet merupakan sumber informasi yang mencakup berbagai bidang pengetahuan dan terkesan tidak terbatas.
Seperti makalah, artikel yang berisi pendapat teoritis dan lain-lain yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian.
Riwayat Hidup Dan Karya
Selanjutnya, al-Ghazali kembali ke Nishapur dan kemudian ke Tus sekitar tahun 1106 M, di mana ia tinggal sampai kematiannya pada tahun 1111 M. Setelah itu, al-Ghazali mengunjungi kota Bagdad, ibu kota Daulah Abbasiyah, dan bertemu dengan Wazir Nizham al- Mulk. Selain mengajarkan, al-Ghazali juga membantah berbagai pemikiran Batiniyah, Ismailiyah, filosof dan lainnya.
Al-Ghazali meninggalkan Bagdad dan berangkat ke Syam untuk merenung, membaca dan menulis selama kurang lebih 2 tahun. Para pemikir barat abad pertengahan seperti Raymond Martin, Thomas Aquinas dan Pascal sangat dipengaruhi oleh pemikiran al-Ghazali.
Definisi Keadilan Harga
Lebih lanjut al-Ghazali menyatakan bahwa tujuan emas dan perak hanyalah untuk digunakan sebagai uang (dinar atau dirham). Pemikiran sosio-ekonomi Al-Ghazali berakar pada sebuah konsep yang disebut fungsi kesejahteraan sosial Islam. Al-Ghazali mengidentifikasi segala permasalahan berupa manfaat dan kerugian dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Al-Ghazali memandang pembangunan ekonomi sebagai bagian dari kewajiban sosial yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Dalam hal ini, al-Ghazali menyatakan bahwa keuntungan normal harus antara 5 dan 10% dari harga barang.
Harga Jual Berbasis Keadilan
Keadilan harga adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak menzalimi harga, khususnya pelaku yang bergerak dalam bidang perekonomian, sehingga tidak boleh mengejar keuntungan atau keuntungan pribadi yang sangat tinggi, hal ini merugikan orang lain dan mendatangkan kemiskinan dalam mekanisme pasar. dilarang keras oleh Allah SWT. Akibatnya, prestasi yang didapat lebih bervariasi dan lebih besar dibandingkan meraih keuntungan egois dan materialistis; ini adalah jenis perusahaan yang bertahan dan berkembang. Tidak ada gunanya mematok harga eceran yang tinggi dengan harapan mendapat untung besar jika masyarakat tidak mampu membelinya.
Begitu pula sebaliknya, menetapkan harga jual yang rendah dengan keuntungan yang rendah sedangkan daya beli masyarakat tinggi akan menciptakan kemampuan penjual dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga perlu ditetapkan harga yang wajar bagi kedua belah pihak. Penentuan besarnya keuntungan yang diperoleh dari kebutuhan pokok penjual dan untuk kepentingan lingkungan hidup, penentuan besarnya keuntungan yang diperoleh dari biaya modal (cost of capital).
Kemaslahatan Melalui Konsep Keadilan Harga
Thomas Aquinas juga mengemukakan teori utilitas Aristoteles dan teori biaya produksi (tenaga kerja ditambah biaya). Artinya jika dicermati lebih jauh mengenai pengertian keadilan harga menurut al-Ghazali dan Thomas Aquinas. Sementara Thomas Aquinas menjelaskan, harga jual yang berbasis keadilan harus dilihat dari sisi keuntungan yaitu tenaga kerja, serta sisi penawaran dan permintaan.
Thomas Aquinas juga menyatakan bahwa pembentukan harga didasarkan pada satu faktor produksi yaitu tenaga kerja. Selain itu, Aquinas juga menyatakan bahwa harga dibentuk oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
KONSEP KEADILAN HARGA MENURUT THOMAS AQUINAS
Definisi Keadilan Harga
Thomas Aquinas juga mengatakan, “harga yang wajar akan menjadi salah satu hal yang tidak hanya dimasukkan dalam perhitungan nilai barang yang dijual, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian bagi penjual. Aquinas juga menyatakan bahwa pembentukan harga didasarkan pada pada salah satu faktor produksi yaitu tenaga kerja. Thomas Aquinas membenarkan perilaku pedagang yang membeli barang di tempat yang harganya murah dan barangnya banyak untuk menjualnya kembali di tempat yang mempunyai stok barang sedikit sehingga mereka bisa dijual dengan harga tinggi.
Alasan lainnya adalah membawa barang-barang tersebut dari negara yang melimpah ke negara kecil adalah karena resiko pengangkutannya yang besar. Kemudian para pedagang juga ikut berperan dalam pendistribusian barang-barang tersebut dari tempat yang melimpah ke tempat-tempat yang membutuhkan, dimana barang-barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
Harga Jual Berbasis Keadilan
Ini adalah harga yang tercipta secara spontan oleh aksi kekuatan penawaran dan permintaan. Konsep harga jual yang konvensional, yaitu keuntungan (return) yang diharapkan dari penjualan produk, umumnya didasarkan pada tingkat harga yang berlaku umum, ditambah risiko. Karena tingkat bunga pinjaman mempengaruhi besarnya keuntungan yang diharapkan, maka komposisi sumber dana yang digunakan akan turut menentukan besarnya keuntungan yang diharapkan.
Besar kecilnya laba yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal, yang pada umumnya tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan. Semakin besar perbedaan manfaat (kesediaan membayar untuk satu unit tambahan barang), semakin tinggi harga yang bersedia dibayar oleh pengguna.
Kemaslahatan Melalui Konsep Keadilan Harga
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemikiran al-Ghazali terkait kitab Ihya Ulum al-Din tentang harga yang wajar, salah satu hal yang mempengaruhi harga di pasar adalah kekuatan penawaran dan permintaan. Sebagaimana dalam Ihya’ulumiddin, al-Ghazali menjelaskan bahwa menjual makanan termasuk tidak disunat. Al-Ghazali menggambarkan, ketika petani tidak dapat menemukan pembeli atas hasil panennya, maka mereka akan menjual dengan harga murah.
Al-Ghazali menawarkan penentuan harga jual yang adil, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan pembeli dan penjual. Dalam kaitan ini, al-Ghazali menyatakan bahwa keuntungan normalnya harus sekitar 5-10% dari harga barang.
PERBANDINGAN PEMIKIRAN AL-GHAZALI DAN THOMAS
Analisis Pendapat Al-Ghazali Dan Thomas Aquinas Tentang Harga Jual
Menurut al-Ghazali, konsep harga jual berdasarkan keadilan adalah keuntungan yang dimaknai sebagai terpenuhinya kebutuhan dasar penjual dan terciptanya keseimbangan hidup dengan pelanggan dan lingkungan sekitar tempat pasar dan perusahaan beroperasi. Begitu pula sebaliknya, menetapkan harga jual yang rendah dengan keuntungan yang rendah sedangkan masyarakat mempunyai daya beli yang tinggi akan menciptakan kemampuan penjual dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan al-Ghazali, dalam menentukan harga jual berdasarkan keadilan harus melihat keuntungan dunia dan akhirat yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.
Terlihat bahwa pemikiran-pemikiran Thomas Aquinas berasal dari Abad Pertengahan Barat, bersifat religius yaitu berdasarkan ajaran Kristen. Dari pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran al-Ghazali lebih menekankan pada harga jual yang berdasarkan keadilan, yang hendaknya diterapkan pada keuntungan dunia dan akhirat, sedangkan dalam pemikiran Thomas Aquinas lebih menekankan pada konsep-konsep Barat dimana Thomas Aquinas lebih fokus pada dunia, bukan akhirat.
Analisis Pendapat Al-Ghazali Dan Thomas Aquinas Tentang
Konsep harga yang adil yang dikemukakan oleh Thomas Aquinas dalam risalahnya yang berjudul Summa Theologica menyatakan bahwa konsep harga yang adil mempunyai manfaat (utilitas) bagi masyarakat yang dianggap perlu bagi reproduksi tatanan sosial. Dari kesimpulan di atas dapat kita bandingkan dari dua mental tokoh al-Ghazali dan Thomas Aquinas mengenai manfaat harga jual yang adil, bahwa menurut al-Ghazali manfaat penggunaan harga jual yang wajar sangatlah baik. bahwa seseorang mendaftar apabila menjual barangnya di pasar karena membawa banyak manfaat baik bagi masyarakat dunia maupun akhirat, sedangkan dalam pikiran Thomas Aquinas disebutkan bahwa kemaslahatan harga jual yang adil dilihat dari sisi pekerja. , sehingga Thomas Aquinas hanya menguntungkan satu pihak saja, sedangkan kata “adil” harusnya menguntungkan semua pihak yang terlibat, baik itu penjual, pembeli, maupun pekerja (karyawan/pekerja). Menurut al-Ghazali, manfaat harga jual berdasarkan keadilan sangat baik bagi seseorang yang menggunakannya dalam menjual barangnya di pasar, karena membawa banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat, adapun dalam pikiran Thomas Aquinas Dinyatakan bahwa manfaat harga jual yang berdasarkan keadilan dilihat dari sisi buruh, maka Thomas Aquinas hanya menguntungkan satu pihak, sedangkan kata “keadilan” harus menguntungkan semua pihak yang terlibat, baik penjual, pembeli, dan pekerja (pegawai/pegawai). pekerja).
Dari pendapat kedua tokoh tersebut, keduanya cenderung memberikan pendapat bahwa keadilan harga yang ditetapkan bergantung pada hakikat kemaslahatan yang dilihatnya, yaitu memberikan kemaslahatan bagi semua orang, baik pada zaman Thomas Aquinas maupun pada zaman Al. -Ghazali. , yang juga bisa dijadikan referensi bagi umat Islam. Tokoh Filsafat Barat Abad Pertengahan, Thomas Aquinas, Biografi dan Pemikirannya, http//dinus.ac.id/reponsitory/docs/ajar/thomas-aquinas1_ed_(1).pdf.
PENUTUP
Saran
Pemikiran ekonomi Islam Imam Al-Ghazali mengenai konsep uang, aktivitas produksi dan etika perilaku pasar (Top kajian dalam kitab Ihya 'Ulumuddin)'. Perbedaan Paradigma Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam Secara Teori dan Kenyataan.” Jurnal Kajian Ekonomi At-Taradhi Vol.3No.1 (Agustus 2012) https://idr.uinantasari.ac.id/5008/1/Perbedaan%20Pa radigma %20Ekonomi.pdf (12 Januari).Analisis Harga Bensin Ecerang Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Pedagang Eceran BBM di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merbau, Mataram, Lampung Selatan).
Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Skolastik, http://pumariksa.blogspot.com/2014/01/wisata-peikiran- Ekonomi-kaum-skolastik.html?m=1(22. november). Intervensi Harga Terhadap Kesetaraan Harga (Thaman Al-Mithl) Perspektif Barat dan Islam”, Jurnal Hukum Islam, Vol.XIII, No.