• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Kontrak Penelitian Internal Unissula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Kontrak Penelitian Internal Unissula"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRAK PENELITIAN INTERNAL UNISSULA TAHUN ANGGARAN 2020/2021

Nomor :

Pada hari ini Kamis tanggal 01 (Satu) bulan Januari tahun 1970, di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Dr. H. Asyhari SE., MM. : Kepala LPPM Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas Islam Sultan Agung, yang berkedudukan di Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes : Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), dalam hal ini bertindak sebagai pengusul dan Ketua Pelaksana Penelitian Internal Tahun Anggaran 2020/2021 untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Kontrak Penelitian Internal UNISSULA Tahun Anggaran 2020/2021 dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan aktivitas penelitian dengan judul ”Gambaran Demografis dan Klinis pasien COVID-19 di RSISA” sebagaimana yang diusulkan melalui pendanaan Internal UNISSULA sebesar Rp. 8.500.000 (Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

2. Pencairan dana dilaksanakan secara bertahap kepada PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan Penelitian dan luaran wajib hasil Penelitian (sebagaimana dijanjikan) kepada PIHAK PERTAMA pada waktu yang telah disepakati dan ditetapkan, yaitu pada tanggal 31 Desember 2021.

4. Apabila sampai batas waktu yang telah disepakati dan ditetapkan untuk melaksanakan Penelitian dimaksud telah berakhir, namun PIHAK KEDUA belum menyelesaikan/memenuhi kewajibannya sebagaimana butir 2 di atas, maka PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan proposal Penelitian melalui dana Internal UNISSULA pada periode tahun anggaran berikutnya.

5. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini dan dipandang perlu diatur lebih lanjut dan dilakukan perubahan oleh PARA PIHAK, maka perubahan-perubahannya akan diatur dalam perjanjian tambahan atau perubahan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan tanggal tersebut di atas, dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan bermeterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA

Dr. H. Asyhari SE., MM.

NIK. 210491022

PIHAK KEDUA

dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes NIK. 210109123

(2)

1

Gambaran klinis, radiologi, hasil laboratorium, dan tingkat keparahan pasien covid-19 di rsisa semarang

Bekti Safarini

1

, Mohamad Arif

2

, Danis Pertiwi

3

, Santika Puji Rahayu Wijaya

4

, Suryani Yuliyanti

5

Frans Yosep Sitepu1*, Elpiani Depari2, Wiwit Aditama3, Rd Halim4, Adi Isworo5, Bangun Hot Pandapotan Lumbangaol1, Muhammad M Fathan1, Firman Apul Aritonang1, Elinsa Sihotang1, Dormani Peronika Napitupulu1, Arwan Nofri11Provincial Health Office, North Sumatera, Indonesia; 2Grandmed Hospital, Deli Serdang, North Sumatera, Indonesia; 3Department of Environmental Health, Banda Aceh Polytechnic of Health, Ministry of Health, Indonesia; 4Faculty ofPublic Health, University of Jambi; 5Health Polytechnic of Semarang, Ministry of Health, Indonesi

contoh templete

Open acces Macedonian journal of medical science

Bangladesh Journal Medical science

Edited by: Ksenija Bogoeva-Kostovska Citation: Besharat S, Alamdari NM, Dadashzadeh N, Talaie R, Mousavi SS, Barzegar A, Tavana S, Valizadeh R, Frouzesh M. Clinical and Demographic Characteristics of Patients with COVID-19 Who Died in Modarres Hospital. Open Access Maced J Med Sci. 2020 Sep 20; 8(T1):144-149.

https://doi.org/10.3889/oamjms.2020. 5013 Keywords: Clinical display; Coronavirus Disease-19;

Novel coronavirus

*Correspondence: Mehdi Frouzesh, No. 108, Taleghani St., Tehran, Iran. E-mail: [email protected] Received: 28-May-2020 Revised: 11-Jul-2020 Accepted: 09-Sep-2020 Copyright: © 2020 Sara Besharat, Nasser Malekpour Alamdari, Nahid Dadashzadeh, Ramin Talaie, Seyed Shahram Mousavi, Abdolrazagh Barzegar, Sasan Tavana, Rohollah Valizadeh, Mehdi Frouzesh Funding: Publication of this article was financially supported by the Scientific Foundation SPIROSKI, Skopje, Republic of Macedonia Competing Interests: The authors have declared that no competing interests Open Access: This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International License (CC BY- NC 4.0)

Abstrak

BACKGROUND: Pandemi COVID-19 telah menjadi masalah kesehatan global karena tingginya kasus dan belum ada pengobatan spesifik.

Keterbatasan publikasi data klinis dan lamanya uji diagnosis membuat dokter kebingungan dalam menentukan diagnosis pasien COVID-19

AIM: tujuan studi untuk mengetahui demografi, gambaran klinis, hasil laboratorium, hasil radiologi, dan faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan COVID-19 di RSISA Semarang

METHODS: penelitian deskriptif analitik pasien konfirmasi COVID-19 sejak Maret-Oktober 2020. Data dikumpulkan dari data sekunder untuk mengetahui demografi pasien, gejala klinis, komorbid, laboratorium, rontgen dada, dan keparahan penyakit pada dua puluh empat jam pertama perawatan.

RESULTS: Sampel penelitian terdiri dari 79 (59%) laki-laki dan 55 (41%) perempuan. Gejala klinis demam 103 (77%), batuk 100 (75%), dan sesak nafas 88 (66%). Komorbid diabetes mellitus 18 (13%), hipertensi 24 (18%), dan penyakit jantung 20 (15%). Pasien mengalami limfopenia 85 (63%), peningkatan CRP 82 (61%). Gambaran radiologi pasien sebagian besar adalah atipikal COVID-19. Faktor yang mempengaruhi keparahan COVID-19 adalah usia, komorbid DM dan hipertensi

CONCLUSIONS: Sebagian besar kasus dengan gejala berat adalah usia tua, memiliki riwayat komorbid diabetes mellitus dan penyakit jantung, dan abnormalitas hasil laboratorium

Keyword: COVID-19, limited resources, prognostic

Latar Belakang

Novel corona virus 2019 diseases (COVID-19) pertama kali ditemukan di Wuhan provinsi Hubei Cina pada akhir tahun 2019 yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) (1) Penyakit tersebut ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020 Kasus terkonfirmasi COVID-19 di 223 negara di

dunia tanggal 1 Oktober 2021 sebesar 233.503.524 dengan kasus kematian sebesar 4.777.503(2). Jumlah kasus terkonfirmasi di Indonesia dari tanggal 3 Januari 2020 sampai 1 Oktober 2021 sebesar 4.216.728 dengan kasus meninggal sebesar 142.026 dan menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara.(2)(3)Indonesia diprediksi memiliki kasus yang lebih banyak dari yang tercatat karena

(3)

2 terkendala penyediaan sarana diagnostik dan keterbatasan fasilitas kesehatan untuk melayani pasien COVID-19(4)

Karakteristik pasien COVID-19 menurut beberapa penelitian sebagian besar adalah laki-laki (48,4% di Cina, 60,3% di New York, 82% di Italia, dan 56,2% di California. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian di rumah sakit di Jakarta yang menunjukan bahwa laki-laki lebih sering terkena COVID-19 dibandingkan perempuan dengan persentase 53,3% dan 46,6%(4). Penelitian lain juga menyebutkan prevalensi kasus di Asia Tenggara dan ASEAN didominasi laki-laki dengan rasio 3.95 : 1 dengan pekerjaan terbanyak sebagai pekerja di sektor rumah tangga maupun sektor bisnis. (5,6)Tingginya jumlah kasus konfirmasi pada laki-laki terkait dengan aktivitas laki-laki untuk keluar kerja dan secara biologis laki-laki lebih rentan terinfeksi virus(4) Median usia pasien yang terkonfirmasi COVID-19 di Kalifornia Utara dan Italia adalah usia di atas 60 tahun (7)(8)

Gejala klinis yang sering dialami oleh pasien COVID-19 adalah batuk kering, demam, sesak, lemas, nyeri tubuh, sakit perut, muntah, dan mencret (9)(10) Manifestasi klinis pasien COVID-19 bervariasi dan ditentukan oleh interaksi antara faktor agen atau penyebab infeksi, lingkungan, dan host.(11) Faktor lain yang menyebabkan keberagaman manifestasi klinis adalah varian virus yang berbeda pada setiap pasien (12)(13) Penegakan diagnosis selain gejala klinis juga

menggunakan pemeriksaan molekuler berupa rapid test PCR, laboratorium, dan pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks atau CT scan. Pemeriksaan darah meliputi leukosit, lactate dehydrogenase, C reactive protein, creatine kinase (CK MB dan CK MM), SGOT, SGPT, D-dimer, dan abnormalitas faktor koagulasi.

Pemeriksaan radiologi yang sering dilakukan adalah rontgen dada yang ditandai dengan opasitas alveolar bilateral. (7) Hasil pemeriksaan untuk penegakan diagnosis juga dapat memprediksi prognosis pasien.

Faktor yang memepengaruhi progresivitas atau keparahan COVID-19 salah satunya adalah komorbid.

Pasien dengan komorbid seperti hipertensi, diabetes mellitus, kardiovaskular, atau serebrovaskular memiliki gejala atau outcome penyakit lebih buruk dibandingkan orang tanpa komorbid. (7)(8)(1) sejauh penelusuran literatur, data karakteristik COVID-19 di Indonesia belum banyak dilaporkan, sehingga menjadikan penelitian ini penting untuk menjadi pertimbangan dalam diagnosis dan tatalaksana pasien COVID-19.

Tujuan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui demografi, gambaran klinis, hasil laboratorium, hasil radiologi, dan faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan COVID-19 di RSISA Semarang

Metode

Penelitian deskriptif analitik dilakukan di Rumah sakit Islam Sultan Agung terhadap seluruh pasien

(4)

3 yang terdiagnosis COVID 19 dari berdasarkan hasil Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) menggunakan swab nasofaring dari bulan Maret sampai Oktober 2020. Penelitian menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien, buku laporan dokter yang memberikan pelayanan, dan laporan kasus. Variabel dependen dalam penelitian adalah status pasien yang meliputi pasien sembuh dan meninggal, sedangkan variabel bebas pasien adalah demografi pasien, komorbid, manifestasi klinis, hasil laboratorium, dan hasil radiologi pasien. Data laboratorium dan pemeriksaan radiologi merupakan hasil pemeriksaan pasien pada hari pertama perawatan atau 24 jam pertama perawatan di rumah sakit.

Analisis statistik

Analisis data menggunakan statistik IBM SPSS (Versi 26). Analisis data deskriptif (frekuensi dan standar deviasi) dan statistik analitik untuk menganalisis data. Uji normalitas Kolmogorov–

Smirnov menunjukan data tidak normal uji homogenitas menunjukan data tidak homogen.

Regresi logistik digunakan untuk mencari hubungan variabel dalam penelitian terhadap tingkat keparahan pasien dalam penelitian

Ethical consideration

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RSI Sultan Agung No. 29/EC/KEPK/2020.

Hasil

Karakteristik Pasien

Terdapat 185 pasien dengan diagnosis covid yang melakukan pemeriksaan di RSISA pada bulan Maret sampai Oktober 2020, sebanyak 51 sampel dieksklusi karena data tidak lengkap sehingga didapatkan sebanyak 134 sampel yang terdiri dari 96 pasien rawat inap dan 38 pasien rawat jalan.

Karakteristik pasien tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Karakteristik Pasien COVID-19

variabel sembuh (%) meninggal (%)

P

CI 95%(lower-upper)

jenis kelamin n=110 n=24

laki-laki 61 (77.2) 18 (22.8)

0.194 (0.173-1.428) perempuan 49 (89.1) 6 (10.9)

usia

20-29 19 (100) 0

0.021 (1.123-4.250)

30-39 29 (93.5) 2 (6.5)

40-49 19 (95.0) 1 (5.0)

50-59 30 (81.1) 7 (18.9)

>=60 13 (48.1) 14 (51.9)

Komorbid

DM 5 (27.8) 13 (72.2) 0.000 (0.008-0.176)

HT 16 (66.7) 8 (33.3) 0.943 (0.219-4.114)

JANTUNG 11 (55.0) 9 (45.0) 0.005 (0.028-0.536)

limfosit

meningkat 6 (85.7) 1 (14.3)

0.484 (0.072-3.481)

normal 41 (97.6) 1 (2.4)

menurun 63 (74.1) 22 (25.9)

neutrofil

meningkat 46 (73.0) 17 (27.0)

0.743 (0.163-3.648)

normal 55 (90.2) 6 (9.8)

menurun 9 (90.0) 1 (10.0)

(5)

4

CRP

meningkat 61 (74.4) 21 (25.6)

0.306 (0.452-12.502)

normal 49 (94.2) 3 (5.8)

Gambar Radiologi

Tipikal 26 (19.4) 15 (11.2) 0.15 (1.652-111.545)

Atipikal 53 (39.6) 7 (5.2) 0.295 (0.367-27.394)

Indeterminate 4 (3.0) 1 (0.7) 0.200 (0.356-139.081)

Negatif 27 (20.1) 1 (0.7) 0.54 (0.17-1.037)

Status Pasien Total Presentase (%)

Covid

Sembuh 110 82

-

Covid

Meninggal 24 18 -

DM: diabetes mellitus, HT: hipertensi, p: nilai uji regresi logistik

*signifikan

Berdasarkan tabel 1.Karakteristik Pasien COVID-19 dari total 134 pasien pada penelitian ini di dominasi oleh laki-laki sebanyak 79 pasien sedangkan perempuan sebanyak 55 pasien. Pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam keadaan composmentis (97,8%) dan hanya masing-masing 0,7% pasien yang datang ke fasilitas kesehatan dalam keadaan apatis, somnolen atau stupor. Usia rerata pasien yang mengidap COVID-19 pada penelitian ini pada rentang usia 50-59 tahun sebesar 27,6% , disusul dengan usia 30-39 tahun sebanyak 23,1% dan sisanya rentang usia 20-29 tahun, 40-49 tahun hingga ≥60 tahun.

Pasien COVID-19 pada penelitian ini memiliki berbagai komorbid yang menyertainya sehingga dapat memperberat keadaan klinis pasien. Komorbid terbanyak pada pasien di penelitian ini adalah hipertensi sebesar 17,9% kemudian penyakit jantung seperti CHF, IHD, HHD sebesar 14,9% dan DM sebesar 13,4%.

Karakteristik radiologi pasien COVID-19 dibagi menjadi 4 kategori yaitu tipikal, atipikal, indeterminate,

dan negatif. Kategori atipikal jika pasien memiliki gambaran radiologi khas COVID-19 yaitu opasitas ground glass dan atau konsolidasi yang terletak di perifer kedua lapang paru dan atau subpleural, sedangkan gambaran atipikal jika gambaran radiologi berupa konsolidasi lobaris atau segmental hanya di salah satu lapang paru, distribusi di tengah yang mirip dengan pneumonia bakteri. Kategori indeterminate adalah gambaran radiologi yang tidak spesifik COVID- 19 berupa opasitas ground glass/ konsolidasi non- segmental di satu paru atau lobaris atau multifokal dengan distribusi tidak khas COVID-19. Kategori gambaran radiologi negatif merupakan gambaran radiologi yang tidak menunjukan adanya pneumonia pada paru. Pasien pada penelitian ini memiliki kategori gambaran radiologi atipikal sebesar 44,8% atau 60 pasien.

Status pasien COVID-19 yang dalam masa perawatan di RSISA, sebesar 82% pasien sembuh dari COVID-19 setelah menjalani pengobatan dan perawatan di fasilitas kesehatan (RSISA). Pasien yang meninggal setelah perawatan di fasilitas kesehatan sebesar 18% atau 24 pasien, dimana pasien tersebut memiliki beberapa komorbid yang dapat memperberat kondisi pasien.

Beberapa variabel pada penelitian ini yang dilanjutkan analisis regresi logistik meliputi variabel jenis kelamin, usia, komorbid diabetes mellitus, komorbid hipertensi, komorbid jantung, dan hasil laboratorium (kadar limfosit, kadar neutrofil dan kadar

(6)

5 CRP). Dari sekian variabel, terdapat 3 variabel prediksi risiko mortalitas pada penderita COVID-19 pada penelitian ini adalah usia (95% CI: 1.189-4.278, p=0.013), komorbid diabetes mellitus (95% CI: 0.008- 0.151, p=0.000), dan komorbid jantung seperti CHF/IHD/HHD (95% CI: 0.027-0.463, p=0.003).

Figure 1. Manefestasi Klinis

Selama pasien berada dalam perawatan, gejala yang dikeluhkan pasien berupa demam, lemas, batuk, nyeri telan, pilek, sesak napas, mual, muntah, diare, anosmia, ageusia dan nafsu makan menurun.

Gejala terbanyak yang dikeluhkan pasien adalah demam dan batuk yaitu sebesar 76,8% dan 74,6%

kemudian gejala sesak napas sebesar 65,7%.

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Meningkat (%) Normal (%) Menurun (%)

Hemoglobin 21 (15.7) 100 (74.6) 13 (9.7)

Hematokrit 30 (22.4) 97 (72.4) 7 (5.2)

Trombosit 7 (5.2) 126 (86.6) 11 (8.2)

Leukosit 24 (17.9) 107 (79.9) 3 (2.2)

Basofil - 134 (100) -

Neutrofil 63 (47) 61 (45.5) 10 (7.5)

Limfosit 7 (5.2) 42 (31.3) 85 (63.4)

Monosit 44 (32.8) 88 (65.7) 2 (1.5)

CRP 82 (61.2) 52 (38.8) -

Berdasarkan tabel pemeriksaan hemoglobin, sebanyak 74,6% pasien COVID-19 yang dirawat memiliki kadar Hb yang normal (11,7-15,5g/dL) sedangkan pasien yang memiliki Hb rendah (<11,7g/dL) sebesar 9,7% dan pasien yang memiliki Hb >15,5g/dL sebesar 15,7%. Pemeriksaan laboratorium dalam 24 jam pertama perawatan menunjukan bahwa pasien COVID-19 memiliki kecenderungan kadar hematokrit, trombosit, leukosit, basofil, dan monosit yang normal. Pasien COVID-19 pada penelitian ini menunjukan penurunan kadar limfosit sebanyak 63.4% serta terdapat peningkatan kadar neutrofil dan CRP (≤3mg/L) sebesar 47% dan 61.2%.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Hal tersebut didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan jumlah prevalensi COVID-19 lebih banyak menyerang laki-laki dibandingkan perempuan (1,8,9) Hal tersebut dikarenakan banyak laki-laki yang harus keluar untuk bekerja sehingga mobilitas laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurut laporan Morbidity 35571010121318 47 88 100103

0 20 40 60 80 100 120

· Ageusia

· Nafsu Makan Menurun

· Pusing

· Muntah

· Mual

· Sesak Napas

· Demam

Manifestasi Klinis

(7)

6 and Mortality Weekly Report CDC menyebutkan bahwa prevalensi pasien COVID-19 dari setiap kelompok umur didominasi oleh laki-laki. Hasil penelitian menunjukan 74% kematian laki-laki sedangkan jumlah kematian perempuan sebesar 26%.

Perbedaan terkait jenis kelamin yang mempengaruhi respon imunologis dikarenakan perempuan memiliki kromosom X yang merupakan tempat didapatkannya protein TLR7. Kromosom X wanita 1 dari 2 kromosom biasanya tidak aktif, akan tetapi jika gen TLR7 diaktifkan pada kedua kromosom membuat respon imun wanita terhadap COVID-19 lebih kuat (10)Selain itu faktor ekspresi ACE2 yang salah satunya berkaitan dengan testosteron juga menjadi alasan peningkatan derajat keparahan penyakit pada laki-laki (14) Pemahaman mengenai mekanisme dasar yang menyebabkan perempuan berisiko lebih kecil mengalami keparahan COVID-19 dapat dijadikan dasar untuk menciptakan terapi yang dapat memodulasi respon imunitas laki-laki terhadap COVID- 19.

Manifestasi klinis terbanyak yang dialami pasien adalah demam, batuk, sesak nafas, lemas, mual, dan muntah. Gejala lain yang menyertai yaitu nyeri telan, pilek, diare, dan anosmia. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa gejala khas COVID-19 adalah demam, batuk, dan sesak nafas. Gejala penyerta yang sering dialami pasien seperti panas dingin, nyeri otot, sakit tenggorokan, kehilangan penciuman, sakit

kepala, mialgia, dan diare juga dilaporkan pada beberapa penelitian di Cina, India, Indonesia, dan beberapa literatur. (1,9,10,14–18) Penelitian ini hanya mendata gejala pada awal masuk perawatan sehingga tidak dapat mengidentifikasi perjalan penyakit.

Padahal bukti penelitian di Cina menyebutkan bahwa COVID-19 memiliki masa inkubasi 1-14 hari dan biasanya diawali dengan gejala pernafasan seperti demam dan batuk (16) Perjalanan penyakit COVID-19 sering tidak dapat diprediksi karena pasien dengan gejala berat awalnya hanya memiliki gejala ringan seperti demam dan batuk. Pasien biasanya mengalami perburukan secara progresif seperti sesak setelah 7- 10 hari setelah timbul gejala dan sebagian kasus menyebabkan berbagai komplikasi seperti gagal nafas akut, sepsis, kerusakan akut liver dan ginjal asidosis metabolik, syok, badai sitokin, dan koagulopati. (1,9)

Komorbid tersering yang dimiliki pasien dalam penelitian ini yaitu hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus. Pasien tersebut memiliki risiko mengalami keparahan penyakit yang lebih besar dibandingkan pasien tanpa komobid. Hal tersebut dijelaskan dalam tabel 1 bahwa dari total 27 pasien yang meninggal, sebagian besar pasien memiliki komorbid diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Penelitian di Cina, Kalifornia, dan Indonesia menyebutkan bahwa orang dengan komorbid hipertensi dan diabetes melitus memiliki risiko kerentanan terinfeksi COVID-19 seperti populasi umum, akan tetapi lebih sering menyebabkan gejala

(8)

7 berat dan mortalitas.(7,9,19) . Keparahan gejala COVID-19 dipengaruhi oleh afinitas virus terhadap ACE2 yang terdapat di pneumosit paru, endotel, jantung, dan ginjal (20). Tingkat ekspresi ACE2 yang semakin tinggi sebanding dengan peningkatan progresifitas dan mortalitas COVID-19. Hal tersebut dilaporkan dalam penelitian bahwa anak-anak memiliki risiko kematian lebih rendah karena memiliki ekspresi ACE2 yang lebih rendah pada epitel hidung (14,21) Menurut beberapa penelitian mengenai COVID-19 menyebutkan bahwa penyakit penyerta seperti jantung dan diabetes melitus meningkatkan risiko mortalitas dua kali lebih besar dibandingkan faktor risiko lainya (9,19,22). Pasien dengan diabetes mellitus sebagian besar mengalami hipoksia dan membutuhkan perawatan intensif dengan kontrol ventilasi. (14,21,22) Penelitian lain menyebutkan bahwa pasien memiliki risiko gejala berat jika pasien usia tua dengan komorbid seperti PPOK, diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung (9) Penelitian ini hanya mengidentifikasi sedikit komorbid yaitu diabetes mellitus 18 (13%), hipertensi 24 (18%), dan penyakit jantung 20 (15%) sehingga tidak signifikan dalam uji hipotesa.

Gambaran radiologis pasien pada penelitian sebagian besar adalah gambaran atipikal.

Pemeriksaan radiologi membantu dalam proses diagnosis pasien suspek COVID-19 dan juga digunakan untuk follow up kondisi pasien.

Pemeriksaan radiologi yang sering dilakukan yaitu

chest X-ray. Pemeriksaan chest X-ray menunjukan indeks visual yang berkaitan dengan COVID-19 yang memiliki sensitivitas 44%, sedangkan spesifitasnya sebesar 100% (23,24).Pemeriksaan lain yang digunakan pada pasien suspek COVID-19 adalah CT dada yang memiliki sensitivitas lebih tinggi dibandingkan chest X-ray (23–25). Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk pasien dengan gejala COVID-19 sedang sampai berat, abnormalitas pola nafas, dan orang dengan komorbid sebelumnya yang meningkatkan risiko perkembangan penyakit.

(25,26) Gambaran radiologi khas pada pasien COVID- 19 adalah ground glass opacity fokal maupun multifokal dan konsolidasi yang terletak di perifer atau subpleural bisa unilateral atau bilateral yang dalam sebagian kecil kasus dapat disertai efusi pleura minimal. (dr. BEKTI) Menurut penelitian sebelumnya disebutkan pada kasus keterlibatan paru unilateral lebih sering mengenai paru-paru kanan (58%) dibandingkan paru-paru kiri (42%) (27,28) Gambaran radiologi pada penelitian sebagian besar terdiri dari gambaran atipikal COVID-19, hal tersebut diduga berkaitan dengan pengambilan data radiologi pada 24 jam pertama perawatan pasien. Kondisi ini juga berkaitan dengan stadium awal penyakit pada pasien yang dapat ditemukan gambaran radiografi thoraks normal pada stadium awal dan pada stadium lanjut gambaran radiologi pneumonia atau acute respiratory distress syndrome. (dr. BEKTI).Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan

(9)

8 rotgen dada tidak bisa dijadikan acuan pada tahap awal penyakit dan mungkin tidak menunjukan perubahan gambaran radiologi yang signifikan.(1)

Hasil pemeriksaan laboratorium sebagian besar pasien memiliki kadar hemoglobin, HT, trombosit, neutrofil, dan monosit normal, sedangkan kadar limfosit dan eosinofil menurun. Hasil laboratorium tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan terjadinya penurunan limfosit dan eosinofil, trombosit, peningkatan neutrophil, monosit, dan CRP (29,30). Penelitian lain menyebutkan bahwa penurunan kadar trombosit atau trombositopenia meningkatkan keparahan COVID-19 pada pasien (29) Penurunan jumlah limfosit (<20%), leukositosis, trombositopenia, dan neutrofilia menjadi dasar untuk menentukan prognosis keparahan penyakit pasien dan rawat inap pada pasien COVID- 19 karena berkaitan dengan proses koagulasi (31–33) Penelitian ini menunjukan beberapa pasien COVID-19 mengalami kenaikan jumlah neutrofil dan monosit.

Penelitian lain menunjukan peningkatan kadar neutrofil yang berkaitan dengan keparahan penyakit, mekanisme tersebut mungkin berhubungan dengan hipoksia dan infeksi COVID-19 yang lama sehingga menyebabkan peningkatan produksi granulosit yang sebagian besar terdiri dari neutrofil oleh sumsum tulang (34)

Penelitian ini tidak dapat menjelaskan tentang perjalanan penyakit secara berkelanjutan, khususnya

progresifitas COVID-19 sebab data yang diambil adalah data pada 24 jam pertama perawatan di rumah sakit. Keterbatasan terutama belum dapat menggambarkan perjalanan penyakit COVID-19 pada kasus yang mengalami gejala asimptomatis pada awal perawatan. Hal tersebut merupakan keterbatasan data penelitian ini, sekaligus menjadi ide untuk penelitian berikutnya.

Kesimpulan

Penelitian ini mengidentifikasi gejala demam, batuk, dan sesak nafas sebagai gejala utama pada penderita COVID-19. Hasil laboratorium pasien sebagian besar menunjukan peningkatan neutrofil, CRP dan penurunan kadar limfosit, sedangkan untuk hasil radiologi pasien sebagian besar memiliki gambaran radiologi atipikal. Variabel yang berhubungan dengan tingkat mortalitas pasien adalah komorbid diabetes mellitus, penyakit jantung, dan usia, sehingga 3 variabel tersebut membutuhkan kewaspadaan dan perhatian khusus dalam tatalaksana dan prognosis pasien yang lebih baik terutama untuk mengurangi tingkat mortalitas.

Ucapan terimaksih

Kepada direktur dan staf RS RSI Sultan Agung yang telah mendukung penelitian ini, FK UNISSULA yang telah mendanai penelitian ini.

(10)

9 DAFTAR PUSTAKA

1. Parasher A. COVID-19 : Current understanding of its pathophysiology , clinical presentation and treatment. 2021;312–20.

2. WHO. Indonesia: WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard With Vaccination Data | WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard With Vaccination Data. 2020;2.

3. Rahman R. Southeast Asia Covid-19 Tracker.

Center for Strategic and International Studies.

2021. p. 1–35.

4. Hafiz M, Icksan AG, Harlivasar AD, Andarini S, Susanti F, Yuliana ME. Association between clinical, laboratory findings and chest CT in COVID-19 in a secondary hospital in Jakarta, Indonesia. Germs. 2021;11(1):32–8.

5. Dong Y, Qiulan C, Zhe W, Ning C, Mantong Z.

Epidemiological characteristics of imported cases of COVID-19 from Association of Southeast Asian Nations countries to China.

2021;32(March):2017–22.

6. Zhu M, Kleepbua J, Guan Z, Chew SP, Tan JW, Shen J, et al. Early Spatiotemporal Patterns and Population Characteristics of the COVID-19 Pandemic in Southeast Asia.

2021;1–15.

7. Grasselli G, Zangrillo A, Zanella A, Antonelli M,

Cabrini L, Castelli A, et al. Baseline Characteristics and Outcomes of 1591 Patients Infected With SARS-CoV-2 Admitted to ICUs of the Lombardy Region, Italy. 2020;

8. Characteristics of Hospitalized Adults With COVID-19 in an Integrated Health Care System in California. 2020;1–4.

9. Surendra H, Rf I, Djaafara BA, Ekawati LL, Saraswati K, Adrian V, et al. The Lancet Regional Health - Western Pacific Clinical characteristics and mortality associated with COVID-19 in Jakarta , Indonesia : A hospital- based retrospective cohort study. Lancet Reg Heal - West Pacific [Internet]. 2021;9:100108.

Available from:

https://doi.org/10.1016/j.lanwpc.2021.100108

10. Hikmawati I, Setiyabudi R. Epidemiology of COVID-19 in Indonesia : common source and propagated source as a cause for outbreaks.

2020;

11. Murray MF, Kenny EE, Ritchie MD, Rader DJ, Bale AE, Giovanni MA, et al. COVID-19 outcomes and the human genome. Genet Med [Internet]. 2020;22(7):1175–7. Available from:

http://dx.doi.org/10.1038/s41436-020-0832-3

12. Song Y, Ge Z, Cui S, Di Tian, Wan G. COVID- 19 cases from the first local outbreak of SARS- CoV-2 B.1.1.7 variant in China presented more

(11)

10 serious clinical features: a prospective, comparative cohort study. 2021;2–27.

13. Dao TL, Hoang VT, Nguyen NN, Delerce J, Chaudet H, Levasseur A, et al. Clinical outcomes in COVID-19 patients infected with different SARS-CoV-2 variants in Marseille, France. Clin Microbiol Infect [Internet].

2021;27(10):1516.e1-1516.e6. Available from:

https://doi.org/10.1016/j.cmi.2021.05.029

14. Saxena S, Manchanda V, Sagar T, Nagi N, Siddiqui O, Yadav A, et al. Clinical characteristic and epidemiological features of SARS CoV-2 disease patients from a COVID- 19 designated hospital in New Delhi. J Med Virol. 2021;93(4):2487–92.

15. Wang C, Wang Z, Wang G, Lau JYN, Zhang K, Li W. COVID-19 in early 2021: current status and looking forward. Signal Transduct Target Ther. 2021;6(1).

16. Huang X, Wei F, Hu L, Wen L, Chen K.

Epidemiology and clinical characteristics of COVID-19. Arch Iran Med [Internet].

2020;23(4):268–71. Available from:

https://doi.org/10.34172/aim.2020.09

17. Liu Y, Du X, Chen J, Jin Y, Peng L, Wang HHX, et al. Neutrophil-to-lymphocyte ratio as an independent risk factor for mortality in hospitalized patients with COVID-19.

2020;81:6–12.

18. Li B, Yang J, Zhao F, Zhi L, Wang X, Liu L, et al. Prevalence and impact of cardiovascular metabolic diseases on COVID ‑ 19 in China.

2020;531–8.

19. Li B, Yang J, Zhao F, Zhi L, Wang X, Liu L, et al. Prevalence and impact of cardiovascular metabolic diseases on COVID-19 in China. Clin Res Cardiol. 2020;109(5):531–8.

20. Wool GD, Miller JL. The Impact of COVID-19 Disease on Platelets and Coagulation.

Pathobiology. 2021;88(1):15–27.

21. Sood N, Simon P, Ebner P, Eichner D, Reynolds J, Bendavid E, et al. Nasal Gene Expression of Angiotensin-Converting Enzyme 2 in Children and Adults. JAMA - J Am Med Assoc. 2020;323(23):2425–7.

22. Singh AK, Gupta R, Ghosh A, Misra A.

Diabetes in COVID-19: Prevalence, pathophysiology, prognosis and practical considerations. Diabetes Metab Syndr Clin Res Rev. 2020;14(4):303–10.

23. Moroni C, Cozzi D, Albanesi M, Cavigli E, Bindi A, Luvarà S, et al. Chest X-ray in the emergency department during COVID-19 pandemic descending phase in Italy: correlation with patients’ outcome. Radiol Medica.

(12)

11 2021;126(5):661–8.

24. Cohen JP, Dao L, Roth K, Morrison P, Bengio Y, Abbasi AF, et al. Predicting COVID-19 Pneumonia Severity on Chest X-ray With Deep Learning. 2020;12(7).

25. Kong W, Prachi P. Chest Imaging Appearance of COVID-19 Infection. 2020;2002:2–5.

26. Farias G De, Kaiser E, Nunes U, Giunchetti IID, Melo IB, Loureiro C, et al. Imaging findings in COVID-19 pneumonia. 2020;1–8.

27. Cozzi D, Albanesi M, Cavigli E, Moroni C, Bindi A, Luvarà S. Chest X ‑ ray in new Coronavirus Disease 2019 ( COVID ‑ 19 ) infection : findings and correlation with clinical outcome. Radiol Med [Internet]. 2020;125(8):730–7. Available from: https://doi.org/10.1007/s11547-020- 01232-9

28. Moroni C, Cozzi D, Albanesi M, Cavigli E, Bindi A, Luvarà S. Chest X ‑ ray in the emergency department during COVID ‑ 19 pandemic descending phase in Italy : correlation with patients ’ outcome. Radiol Med [Internet].

2021;126(5):661–8. Available from:

https://doi.org/10.1007/s11547-020-01327-3

29. Delshad M, Safaroghli-azar A, Pourbagheri- sigaroodi A, Poopak B. Since January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource

centre with free information in English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource centre is hosted on Elsevier Connect , the company ’ s public news and information website . Elsevier hereby grants permission to make all its COVID-19- related research that is available on the COVID-19 resource centre - including this research content - immediately available in PubMed Central and other publicly funded repositories , such as the WHO COVID database with rights for unrestricted research re-use and analyses in any form or by any means with acknowledgement of the original source . These permissions are granted for free by Elsevier for as long as the COVID-19 resource centre remains active . International Immunopharmacology Platelets in the perspective of COVID-19 ; pathophysiology of thrombocytopenia and its implication as prognostic and therapeutic opportunity.

2020;(January).

30. Hafiz M, Icksan AG, Harlivasari AD, Aulia R, Susanti F. Clinical , Radiological Features and Outcome of COVID-19 patients in a Secondary Hospital in Jakarta , Indonesia. 2020;

31. Pourbagheri-sigaroodi A. Laboratory findings in COVID-19 diagnosis and prognosis. Clin Chim Acta 510. 2020;(January).

(13)

12 32. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et

al. Clinical Characteristics of 138 Hospitalized Patients with 2019 Novel Coronavirus-Infected Pneumonia in Wuhan, China. JAMA - J Am Med Assoc. 2020;323(11):1061–9.

33. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W. Clinical characteristics of 2019 novel coronavirus infection in China. 2020;31(3):257–61.

34. Reusch N, De Domenico E, Bonaguro L, Schulte-Schrepping J, Baßler K, Schultze JL, et al. Neutrophils in COVID-19. Front Immunol.

2021;12(March):1–9.

Referensi

Dokumen terkait