• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Lkip)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Lkip)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKIP)

TAHUN ANGGARAN 2018

DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA MATARAM

Jl. Dr. Soedjono Lingkar Selatan Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat Tlp. (0370) 643085 Fax. (0370) 647158 Email : dinas ketahananpangan77@gmail.com

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2018 ini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab serta kewenangan yang telah dilaksanakan.

Adapun sistimatika penyusunan Laporan ini mengacu pada Keputusan Kepala LAN RI Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai penjabaran Inpres Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dalam Laporan ini disajikan informasi tentang Pengukuran Kinerja Kegiatan dan Pengukuran Pencapaian Sasaran, guna mengetahui sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan tugas dapat diimplementasikan berdasarkan tugas yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2018.

Disadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan adanya masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan Laporan di masa yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari persiapan bahan sampai selesainya penyusunan Laporan ini kami ucapkan terima kasih dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat.

Mataram, Desember 2018 Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kota Mataram,

Ir. Hj. Tasnim Sastiani Pembina Utama Muda ( IV/C) NIP. 19590714 198508 2 001

(3)

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

I. BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... ... 1

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan fungsi... 1

1.3. Struktur Organisasi ... 3

1.4. Isu Strategis ... 4

1.5. Sistimatika Penulisan ... 7

II. BAB II ... 8

PERENCANAAN KINERJA 2.1 Perencanaan Strategis ...8

2.2 Tujuan dan Sasaran ...9

2.3. Strategi dan Kebijakan ...11

2.4. Perjanjian Kinerja (PK) ...14

2.5. Indikator Kinerja Utama ...16

III. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja ...17

3.2. Realisasi Anggaran yang terkait dengan pencapaian kinerja ... 38

IV. PENUTUP... 44

(4)

i

(5)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap organisasi perangkat daerah diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja yang merupakan wujud atau bentuk pertanggungjawaban suatu organisasi dalam hal keberhasilan, hambatan maupun kegagalan yang dihadapi oleh organisasi dalam melaksanakan tujuan dan sasaran yang dilakukan secara periodik dan berkelanjutan dalam mencapai visi dan misi organisasi tersebut sehingga dalam pelaksanaan kebijakan yang diberikan nantinya diharapkan mampu menciptakan transparansi pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dalam upaya mendorong adanya keterbukaan kepada masyarakat luas, dengan harapan akan terciptanya peran serta masyarakat yang berkesinambungan dalam memantau jalannya kegiatan suatu organisasi pemerintah daerah sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut .

Metode penyusunan LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram secara umum mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

1.2.1. Kedudukan

Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram merupakan peningkatan fungsi dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2007 tentang struktur organisasi pemerintah dan dengan terbitnya

(6)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 2

Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah; dan Peraturan Walikota Mataram Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram bertugas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Mataram dalam bidang ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.

1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram adalah sebagai berikut :

a. Tugas Pokok

Sesuai dengan Peraturan Walikota Mataram Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram yaitu “Menyelenggarakan Kewenangan Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah di Bidang Ketahanan Pangan Berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan”

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Ketahanan Pangan .

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang Ketahanan Pangan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Ketahanan Pangan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(7)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 3

1.3. Struktur Organisasi

Dengan telah terbentuknya organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Mataram Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram maka Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram sebagaimana yang tertera dalam tabel struktur organisasi dibawah ini :

Tabel.1

Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram

No. Jabatan Eselon Keterangan

1. Kepala Dinas II.B Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram ( Pimpinan )

2 Sekretaris III.A Memimpin Sekretariat Dinas

Ketahanan Pangan Kota Mataram yang membawahi Sub Bagian Perencanaan & Keuangan, Sub Bagian Umum & Kepegawaian 3 Kepala Bidang III.B Memimpin Bidang pada Dinas

Ketahanan Pangan Kota Mataram yang membawahi masing-masing dua sub bidang

4 Kasubbag. Perencanaan dan Keuangan

IV.A Pelaksanaan pada bagian Perencanaan dan Keuangan

5 Kasubbag. Umum dan Kepegawaian

IV.A Pelaksanaan pada bagian Umum dan Kepegawaian

6 Kepala Seksi Ketersediaan Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Ketersediaan Pangan

7 Kepala Seksi Kerawanan Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Kerawanan Pangan

8 Kepala Seksi Distribusi Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Distribusi Pangan

9 Kepala Seksi Cadangan Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Cadangan Pangan

10 Kepala Seksi Konsumsi Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Konsumsi Pangan

11 Kepala Seksi Keamanan Pangan

IV.A Pelaksanaan pada seksi Keamanan Pangan

(8)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 4

1.4. Isu Strategis

Beberapa isu strategis yang perlu diperhatikan dalam pembangunan ketahanan pangan antara lain :

1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian, dengan isu yang berkembang adalah :

a. Kapasitas produksi lokal/domestik, menghadapi permasalahan antara lain : 1) laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai sedangkan laju pertambahan penduduk meningkat setiap tahunnya.

b. Kelestarian sumberdaya lahan dan air saat ini serta tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll). Kondisi sumber air di Kota Mataram perlu diwaspadai, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya harus sudah mendapatkan perhatian yang serius. Ancaman defisit air dan ancaman banjir, erosi, dan tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka akan mempercepat terjadinya defisit air.

c. Cadangan pangan. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak terduga (banjir,longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistem pencadangan pangan yang baik.

2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan, dengan isu yang berkembang antara lain :

a. Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golongan masyarakat miskin, yang kebanyakan tinggal di pedesaan/kelurahan di mana umumnya adalah petani dan nelayan.

b. Kelancaran distribusi dan akses pangan. Permasalahan yang dijumpai adalah: 1) infrastruktur distribusi, 2) sarana dan prasarana pasca panen, 3) pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerah, 4) sistem informasi pasar, 5) keterbatasan Lembaga pemasaran daerah, 6) hambatan distribusi karena

(9)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 5

pungutan resmi dan tidak resmi, 7) kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, 8) adanya penurunan akses pangan karena terkena bencana.

c. Penjaminan stabilitas harga pangan. Isu stabilitas harga pangan penting karena : (1) masa panen yang tidak merata sepanjang bulan, sehingga harga tinggi pada masa paceklik dan rendah pada waktu musim panen, 2) harga pangan dunia semakin tidak menentu, dan Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh pasar dunia. Di samping itu, dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkan posisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakat.

3. Peningkatan Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal, dengan permasalahan dan isu yang berkembang adalah :

a. Konsumsi beras masih cukup tinggi, walaupun kualitas konsumsi terus meningkat namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemak dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahan baku dari terigu terus mengalami peningkatan.

b. Faktor penyebab belum berkembangannya pangan lokal adalah : (1) belum berkembangnya teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepung umbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya, (2) belum berkembangnya bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melalui penguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta, (3) belum optimalnya usaha perubahan perilaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dini melalui jalur pendidikan formal dan non formal, (4) rendahnya citra pangan lokal, (5) belum optimalnya Pengembangan program perbaikan gizi yang cost effective, diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A

4. Peningkatan status gizi masyarakat, permasalahan dan isu yang berkembang diantaranya :

a. Persentase balita yang tidak naik berat badan pada dua kali penimbangan berturut-turt adalah sebesar 11,31 persen. Dan untuk persentase kenaikan balita ditimbang menunjukkan kondisi rentan hal ini disebabkan karena

(10)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 6

persentase kenaikan balita ditimang sebesar 56,84 persen ( dibawah 80 persen) dan beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA), masalah kurang energi kronis (KEK) dan ada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapat masalah kegemukan dan obesitas.

b. Peningkatan status gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahun tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya. Hal ini dapat ditempuh melalui : (1) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan, (2) penguatan kelembagaan pedesaan/kelurahan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma;

(3) peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga pemerintah dan swasta di pusat dan daerah dibidang pangan dan gizi.

5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan, isu dan permasalahan yang terjadi antara lain :

a. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan (penyedap, pewarna, pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan anti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan.

b. Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat konsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dan menengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknya kasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupun olahan.

c. Belum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan keamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahan dan pengendalian keamanan pangan harus dilakukan.

(11)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 7

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2018 adalah sebagai berikut :

I. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 1.3. Struktur Organisasi

1.4. Isu Strategis

1.5. Sistimatika Penulisan II. BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis 2.2. Tujuan dan Sasaran 2.3. Strategi dan Kebijakan 2.4. Perjanjian Kinerja ( PK ) 2.5. Indikator Kinerja Utama

III. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja

3.2. Realisasi Anggaran Yang Terkait Dengan Pencapaian Kinerja

IV. BAB VI PENUTUP

(12)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Tahun 2016 - 2021

Dalam Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, perencanaan strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis Instansi Pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen.

Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah dituntut untuk melaksanakan perencanaan pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek guna memberikan arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, serta arah kebijakan umum dan program pembangunan daerah. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2016 -2021 dengan tahun perencanaan 2017, merupaka tahap V (kelima) RPJPD Kota Mataram 2005-2025. Untuk diketahui RPJMD Tahun 2016 – 2021 dipimpin oleh kepemimpinan yang sama dengan periode yang sebelumnya.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, serta mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang berubah sangat cepat ini, maka suatu instansi pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan yang disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, dengan dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil.

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana strategis

(13)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 9

mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan program dan kegiatan yang realistis dengan mengantipasi perkembangan masa depan.

Dalam rencana strategis untuk Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, yang perlu di pahami adalah bagaimana upaya mewujudkan ketahanan pangan sampai di tingkat rumah tangga melalui sub sistem yang saling berinteraksi antara sub sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Ketiga sub sistem tersebut harus dimantapkan untuk dapat mewujudkan swasembada pangan yang tidak hanya terbatas pada beras, akan tetapi pada pemenuhan pangan lainnya yang merupakan sumber karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Pendekatan yang ditempuh dalam membangun ke tiga sub sistem tersebut adalah melalui koordinasi dan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.

2.2. Tujuan dan Sasaran

Sebagai gambaran ringkas dari rencana strategis dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pernyataan Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana, dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovasi dan produktif.

Mengacu pada Visi Kota Mataram Tahun 2016 - 2021 yaitu terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya yang selaras dan sinkron dengan keadaan yang ingin dicapai Kota Mataram tahun 2025 sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 Tentang RPJPD Kota Mataram Tahun 2005-2025 yang menjabarkan Visi Kota Mataram 2005 – 2025 adalah Terwujudnya Kota Mataram yang Religius, Maju dan Berbudaya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa tahun 2025. Bertitik tolak dari dasar visi pembangunan daerah Kota Mataram, maka Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram sesuai kondisi saat ini melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan dalam 5 (Lima) tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang dan aspek potensial yang berkembang selama ini serta

(14)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 10

mempertimbangkan isu strategis dan perkembangan global yang pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan budaya yang ada. Sehubungan dengan hal tersebut maka Visi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram adalah “ MENJADIKAN DINAS KETAHANAN PANGAN YANG PROAKTIF DAN ASPIRATIF DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN.”

2. Pernyataan Misi

Berdasarkan Visi yang telah ditetapkan dan untuk mencapai visi tersebut, maka disusunlah Misi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan ketersediaan pangan dengan mengandalkan produktifitas dan potensi lokal.

b. Meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat

c. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal

d. Mewujudkan keamanan pangan segar 3. Tujuan

Seiring visi dan misi serta memperhatikan perkembangan masalah, tantangan, potensi dan peluang, tujuan pembangunan ketahanan pangan tahun 2016 -2021 adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Mataram dalam ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi pembangunan Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, memiliki tujuan utama yaitu:

1. Memperkuat penyediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya lokal 2. Memperkuat sistem distribusi dan stabilitas harga pangan

3. Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui penguatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat

4. Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat untuk memenuhi kecukupan gizi yang bersumber dari pangan lokal

5. Meningkatkan keamanan pangan khususnya pangan segar.

(15)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 11

4. Sasaran

Berdasarkan visi, misi, dan tujuan strategis Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, maka sasaran strategis adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam

b. Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen c. Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman

d. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

e. Tercapainya keamanan pangan segar

2.3. Strategi dan Kebijakan

Tujuan dan sasaran strategis ketahanan pangan tahun 2018 tersebut ditempuh melalui beberapa strategi, kebijakan, program, kegiatan adalah sebagai berikut :

2.3.1. Strategi

Strategi yang ditempuh Dinas Ketahanan Pangan adalah :

a. Melaksanakan koordinasi secara sinergis dalam penyusunan kebijakan ketersediaan, distribusi, konsumsi pangan dan keamanan pangan segar

b. Mendorong peran swasta, masyarakat umum dan kelembagaan masyarakat lainnya dalam ketersediaan, distribusi, konsumsi dan pengawasan keamanan pangan segar

c. Menyelenggarakan program aksi pemberdayaan masyarakat dalam memecahkan permasalahan ketahanan pangan masyarakat

d. Mendorong sinkronisasi pembiayaan program aksi antara APBN, APBD dan dana masyarakat

e. Memecahkan permasalahan strategis ketahanan pangan melalui koordinasi Dewan Ketahanan Pangan.

(16)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 12

2.3.2. Kebijakan

Kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan pangan yang bersifat umum dan strategis tidak sepenuhnya berada dalam kewenangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram tapi juga berada pada instansi terkait lainnya. Berapa kebijakan yang berada dalam kewenangan dan penanganan dari Dinas Ketahanan Pangan antara lain :

a. Peningkatan ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan akses pangan diarahkan untuk : 1) Meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi , 2) mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis, 3) mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan ketersediaan pangan, peningkatan akses pangan dan penanganan kerawanan pangan

b. Peningkatan sistim distribusi, stabilitas harga dan cadangan pangan

c. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsusmsi dan keamanan pangan, antara lain; 1) mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal; 2) Meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar dan 3) mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan konsumsi dan keamanan pangan.

d. Peningkatan peran Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan, antara lain

1) Mendorong koordinasi program ketahanan pangan lintas sektor; 2) Meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat bersama pemerintah dalam rangka memantapkan ketahanan pangan; 3) Meningkatkan peranan kelembagaan formal dan informal dalam pelaksanaan ketahanan pangan.

Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan tersebut diperlukan dukungan kebijakan antara lain : 1) Peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan; 2) peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat; 3) penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan; 4 ) Dorongan terciptanya kebijakan makro ekonomi dan perdagangan yang kondusif bagi ketahanan pangan.

(17)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 13

Berbagai strategi dan kebijakan sebagai upaya untuk mencapai sasaran strategis ketahanan pangan tahun 2018 dioperasionalkan melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan yang mengacu pada program Peningkatan Ketahanan Pangan.

Sasaran yang hendak dicapai dalam program melalui 13 kegiatan yaitu :

1 Pemantauan Daerah Rawan Pangan, sasaran yang hendak dicapai yaitu terpantaunya daerah yang berpotensi rawan pangan.

2 Penyusunan database potensi produksi pangan, sasaran yang hendak dicapai yaitu tersedianya dokumen ketersediaan pangan masyarakat

3 Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai makanan, sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan melalui diversifikasi pangan

4 Peningkatan mutu dan keamanan pangan, sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai pola konsumsi yang berkaidah B2SA

5 Prognosa ketersediaan ketahanan pangan, sasaran yang hendak dicapai adalah adanya gambaran mengenai ketersediaan pangan

6 Pengembangan rumah pangan lestari, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya jumlah pemanfaatan lahan pangan untuk penyediaan pangan strategis.

7 Pengembangan lumbung pangan masyarakat, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya ketersediaan pangan pokok masyarakat.

8 Pemantauan dan analisis harga pangan pokok, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya pemantauan harga komoditas pangan.

9 Pengembangan cadangan pangan daerah, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya ketersediaan pangan pokok pada gudang cadangan pangan pemerintah.

10 Pengembangan desa mandiri pangan, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya pembinaan terhadap desa mandiri pangan.

11 Penyuluhan sumber pangan alternatif, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya pemahaman mengenai sumber pangan alternatif.

(18)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 14

12 Penguatan pelaksanaan kelembagaan pangan, sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya koordinasi dengan dinas terkait.

13 Pemantauan dan kajian sistim distribusi, sasaran yang hendak dicapai adalah terpantaunya distribusi dan stabilitas harga bahan pangan pokok.

2.4. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan terhadap suatu sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian Visi, Misi Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, harus dapat diselaraskan dengan Visi dan Misi yang dimiliki Kota Mataram. Pengukuran Kinerja tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara target yang telah disusun dan disepakati dalam bentuk input, output serta outcome yang tertera dalam dokumen anggaran dengan realisasi yang telah dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram. Berikut ini adalah Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 yang disepakati antara Walikota Mataram dengan Pimpinan Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram.

(19)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 15

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA MATARAM

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal

Meningkatnya pengawasan keamanan pangan masyarakat

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan

Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat Persentase Keamanan Pangan yang dikonsumsi

Peningkatan kesadaran

masyarakat dalam

pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan srategis

85 %

85 %

5 KW

Untuk mencapai sasaran strategis dengan Indikator kinerja seperti pada tabel diatas maka program yang dijalankan yaitu program peningkatan Ketahanan Pangan dengan kegiatan dan anggaran pada Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut :

Program Kegiatan Anggaran ( Rp. )

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pemantauan Daerah Rawan Pangan 42.142.500,00 Penyusunan Database Potensi Produksi

Pangan

24.120500,00

Analisis dan Penyususnan Pola Konsumsi dan Suplai Makanan

14.350.250,00

Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan

191.684.500,00

Prognosa Ketersediaan Ketahanan Pangan 15.054.550,00 Pengembangan Perlindungan Konsumen Atas

Mutu dan Keamanan Pangan

44.925.050,00

(20)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 16

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi

193.697.800,00

Pengembangan Lumbung Pangan Mayarakat 24.007.500,00 Pemantauan Analisis Harga Pangan Pokok 54.412500,00 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 161.215.000,00 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 76.647.500,00 Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif 81.220.000,00 Penguatan Pelaksanaan Kelembagaan Pangan 52.675.000,00

2.5. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram yang merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram pada periode 2016-2021 dengan rincian sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Keterangan Formulasi Perhitungan

1.Meningkatnya penganekaragaman

konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan

aman dengan

memanfaatkan pangan lokal

2.Meningkatnya

pengawasan keamanan pangan masyarakat 3.Meningkatnya peran serta

masyarakat dalam pemanfaatan

pekarangan untuk tanaman pangan

Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat

Persentase Keamanan Pangan yang dikonsumsi

Peningkatan kesadaran

masyarakat dalam

pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan strategis

Keters.E&P=%Ket.Eperkapita/hr + % Ket.Perkapita/hr 2

Pangan Aman = jml sampel pgn yg aman dikonsumsi Juml sampel pgn yg diuji

-

(21)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram pada tahun 2018, sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu 1) Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal, 2 ) Meningkatnya pengawasan keamanan pangan masyarakat, 3) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan dengan sasaran kegiatan yaitu: 1) Meningkatnya pemantapan ketersediaan pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan, 2) Meningkatnya keamanan dan konsumsi pangan segar, 3) Meningkatnya kelompok pemanfaatan pekarangan. Masing-masing sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan menggunakan indikator kinerja. Pengukuran tingkat pencapaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Pencapaian sasaran strategis Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram dicerminkan dalam realisasi Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran strategis diuraikan sebagai berikut :

a. Pencapaian Kinerja Tahun 2018.

Dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018 terdapat 3 (tiga) sasaran strategis dan 3 (tiga) indikator kinerja, dimana 3 (tiga) sasaran strategis dengan 3 (Tiga) indikator kinerja pada perjanjian kinerja tahun 2018 tersebut merupakan indikator kinerja utama dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram.

Target dan realisasi Tahun 2018 dari indikator kinerja utama yang menunjukkan pencapaian sasaran strategis Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram yaitu pada tabel sebagai berikut:

(22)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 18

Tabel. 2

Pengukuran Pencapaian Sasaran Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2018

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Uraian

target

Capaian

Keterangan

Meningkatnya penganekaragaman

konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal

Meningkatnya pengawasan

keamanan pangan

masyarakat

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan

1. Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat

Persentase Keamanan Pangan yang dikonsumsi

Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan srategis

85 %

85 %

5 KW

87,90%

75%

5 KW

Skor Pola Pangan Harapan :

Th.2017 & 2018 = 87,90

Ketersediaan pangan Th. 2017 = 132,76 Th. 2018 = 146,56 Ada 4 sampel yang uji lab

Pembinaan pada 5 Kelompok KRPL

Berdasarkan Tabel. 2 diatas, bahwa pencapaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan rata-rata sudah tercapai. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Bidang Ketahanan Pangan Pangan adalah sebagai berikut :

1. Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat a. Persentase Skor Pola Pangan Harapan

Konsumsi Pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu.

Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah upaya memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beranekaragam dan seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Banyaknya energi/kalori yang tersedia baik yang tersedia di tingkat pedagang eceran

(23)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 19

ataupun rumah tangga yang dikonsumsi oleh penduduk Kota Mataram pada tahun 2017 adalah sebesar 2.320,4 Kkal perkapita perhari yang terdiri dari 2.087,50 Kkal (89,96%) berasal dari bahan pangan nabati dan 232,9 Kkal (10,04%) berasal dari bahan pangan hewani seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.

Ketersediaan Energi Berdasarkan Asal Bahan Makanan Kota Mataram Tahun 2017

Asal Bahan Makanan Ketersediaan Energi

Kkal/Kapita/Hari %

1 2 3

Nabati 2.087,50 89,96

Hewani 232,90 10,04

Jumlah 2.320,40 100

Ketersediaan energi tahun 2017 untuk kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati telah melebihi ketersediaan ideal yang dianjurkan. Persentase AKE kelompok padi padian mencapai 70,7 % sedangkan yang dianjurkan yaitu sebesar 50 %, untuk kelompok minyak dan lemak dan gula sedikit lebih tinggi dari skor maksimal, sedangkan kelompok yang lainnya masih lebih rendah dari jumlah yang anjurkan, seperti yang tertera tabel dibawah ini.

Tabel 4.

Skor Mutu Pangan dan Tingkat Pencapaian Ketersediaan Energi Kota Mataram Tahun 2017

No Kelompok Pangan Energi (kal)

%

AKE Bobot Skor AKE

Skor PPH

Skor Maks

1 Padi-padian 1.520,2 70,7 0,5 35,4 25,0 25,0

2 Umbi-umbian 50,4 2,3 0,5 1,2 1,2 2,5

3 Pangan Hewani 232,9 10,8 2,0 21,7 21,7 24,0

4 Minyak dan lemak 208,3 9,7 0,5 4,8 4,8 5,0

5 Buah/biji berminyak 11,9 0,6 0,5 0,3 0,3 1,0

6 Kacang kacangan 80,2 3,7 2,0 7,5 7,5 10,0

7 Gula 53,1 2,5 0,5 1,2 1,2 2,5

8 Sayur dan buah 112,9 5,3 5,0 26,3 26,3 30,0

9 Lain-lain 50,4 2,3 0,0 0,0 0,0 0,0

2,320 107,9 - 98,4 87,9 100,0

(24)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 20

Meskipun ketersediaan energi Kota Mataram sudah melebihi dari angka kecukupan energi yang dianjurkan khususnya untuk kelompok pangan padi- padian sebesar 25,00 namun masyarakat Kota Mataram masih belum memahami komposisi Gizi yang beragam dan seimbang sebagaimana yang dianjurkan, hal ini ditunjukan oleh skor pola pangan harapan yang masih mencapai 87,90 persen. Oleh karena itu untuk terwujudnya konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi simbang, aman dan halal diperlukan upaya : 1 .Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam

mengkonsumsi pangan melalui komunikasi informasi dan edukasi yaitu penyusunan alat peraga bagi kelompok wanita dan modul penyuluhan ditingkat lapangan, lomba cipta menu, serta penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elekronik

2 .Menyediakan sayuran dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan yang cukup dan terakses oleh seluruh keluarga merupakan daya ungkit yang cukup besar untuk mencapai tingkat skor PPH.

b. Ketersediaan Pangan Masyarakat dalam bentuk ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 sumber yaitu (1) produk dalam negeri, (2) pemasokan pangan, dan (3) pengelolaan cadangan pangan. Salah satu rekomendasi forum Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun 2004 menetapkan tingkat ketersediaan energi sebesar 2.200 Kkal/Kapita/Hari dan protein 57,00 Gram/Perkapita/Perhari. Untuk Kota Mataram, ketersediaan Energi dan Protein Per kapita sudah melampaui target yaitu sebesar (energi : 2763.91 K.kal/Kap/Hr) lebih tinggi 563.91 K.kal/Kap/Hr atau sebesar 25.63% diatas nilai angka kecukupan Energi/Gizi, (AKE/G) yang dianjurkan yakni sebesar 2.200 K.kal/Kap/Hr. Dan (Protein : 95,47 gram/Kap/hari) kondisinya melampaui nilai Angka Kecukupan Protein (AKP) yang dianjurkan sesuai hasil

(25)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 21

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII Tahun 2004 yaitu sebesar 57 gram/kapita/hari, yakni diatas AKP sebesar 38.47 Gram/Kapita/Hari. Sehingga Indikator Ketersediaan Energi dan Protein adalah sebesar 146,56%. Diperoleh gambaran bahwa kondisi ketersediaan kalori perkapita perhari menunjukkan angka kecukupan energi yang tergolong positif yaitu masih diatas angka kecukupan energi yang dianjurkan, artinya bahwa ketersediaan bahan pangan di Kota Mataram sebagai kebutuhan kalori perkapita perhari, ketersediaannya adalah cukup baik.

2. Persentase Keamanan Pangan yang Dikonsumsi

Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang menganggu, merugikan, dan membahayakan manusia. Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan (pewarna, pemanis, penyedap rasa dan pengawet). Pada Tahun 2018, Dinas Ketahanan Pangan telah melakukan uji Lab terhadap produk segar yang beredar dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Kota Mataram di Laboratorium MIPA Universitas Mataram untuk mengetahui produk pangan tersebut terkontaminasi oleh cemaran biologis, kimia maupun bahan-bahan lain yang merugikan terhadap kesehatan manusia atau tidak.

Pengukuran paramater cemaran logam pada makanan bertujuan untuk mengetahui kandungan Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) dengan menggunakan metode AAS Flame (pengekstrak HNO3 + HCLO4 ) dengan Batas Maksimum Residu ( BMR ) Cemaran Logam Berat dalam Pangan adalah Pb : 0,5 mg/Kg dan Cd : 0,2 mg/Kg. Sampel pangan segar yang diuji adalah :

(26)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 22

a. Residu Logam Berat

No Komoditi Pangan Parameter Satuan Metoda

Hasil uji

Ket.

1. Kacang Panjang Pb Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,224 Aman Cd Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,011 Aman 2. Terong Lalap Hijau Pb Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,278 Aman Cd Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,030 Aman 3. Cabe Rawit Pb Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,478 Aman Cd Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,026 Aman

4. Melon Pb Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,462 Aman

Cd Mg/Kg (ppm) AAS Flame 0,016 Aman

Berdasarkan uji kandungan logam berat pada sampel bahan pangan segar diatas menunjukkan bahwa semua sampel masih dibawah ambang batas maksimum residu (BMR cemaran logam berat dalam pangan) sesuai standar yang berlaku sehingga masih aman untuk dikonsumsi .

b. Residu Pestisida N

o

Komoditi Pangan Parameter Satuan Metoda

Hasil Uji

Ket.

1. Kacang Panjang Sevin Mg/Kg (ppm) HPLC 1,36 TA 2. Terong Lalap Hijau Sevin Mg/Kg (ppm) HPLC 1,34 TA Prevaton Mg/Kg (ppm) HPLC 1,09 TA 3. Cabe Rawit Antracol Mg/Kg (ppm) HPLC 0,62 A

4. Melon Antracol Mg/Kg (ppm) HPLC 0,84 A

Berdasarkan hasil uji laboratorium diatas dengan Batas Maksimum Residu Pestisida adalah 1,0 Mg/Kg dapat disimpulkan bahwa kadar penggunaan pestisida yang ditemukan pada 4 ( empat ) sampel terdapat 2 (dua) sampel yang tidak aman

(27)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 23

yaitu kacang panjang dengan kandungan sevin sebesar 1,36 Mg/Kg (ppm), Terong lalap hijau dengan kandungan sevin sebesar 1,34 Mg/kg (ppm) dan prevaton sebesar 1,09 Mg/Kg (ppm). Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai capaian kinerja untuk Indikator Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kota Mataram adalah sebesar 75% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 85%, artinya bahwa pangan segar di pasaran ada beberapa jenis yang kurang aman untuk dikonsumsi sehingga dalam memilih pangan segar konsumen harus lebih cerdas dan waspada, mengingat Kota Mataram bukanlah sentra produksi pangan segar sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan segar sebagian besar berasal dari kabupaten lain yang tidak dapat terkontrol penggunaan pestisida oleh petaninya. Oleh sebab itu Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram telah melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan mengenai keamanan pangan segar untuk petani maupun pelaku usaha pengolah pangan yang ada di wilayah Kota Mataram.

3. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan srategis

Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah sebuah konsep kawasan yang secara optimal memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan. Melalui konsep KRPL ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam menuju kemandirian pangan sekaligus melestarikan sumber daya alam dengan sasaran kegiatan KRPL ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman serta menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal. Kegiatan pengembangan pekarangan anggota dilaksanakan sesuai dengan potensi pekarangan masing-masing anggota kelompok dengan berbagai komoditi antara lain komoditas :

 Tanaman Pangan (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, garut, talas)

 Tanaman Hortikultura (aneka sayur-sayuran, buah-buahan)

 Tanaman Obat Keluarga ( TOGA) : kunyit, jahe, lengkuas

(28)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 24

Untuk tahun 2018 Dinas Ketahanan Pangan melakukan pembinaan terhadap lima kelompok KRPL.

Kemudian ada beberapa pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja pada Perjanjian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram yang tidak termasuk Indikator Kinerja Utama Dinas Ketahanan Kota Kota Mataram yaitu sebagai berikut :

Tabel 5.

Capaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan yang tidak termasuk Indikator Kinerja Utama

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja

Terjaganya Ketersediaan Pangan

Penguatan Cadangan Pangan

25 Ton 10 Ton 40%

Ketersediaan informasi

pasokan harga

dan akses

pangan

100% 100% 100%

Penanganan

Rawan Pangan 100% 100% 100%

Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut:

1. Penguatan Cadangan Pangan.

Cadangan Pangan Nasional meliputi persediaan pangan diseluruh pelosok wilayah Indonesia untuk di konsumsi masyarakat, bahan baku industri, dan untuk menghadapi keadaan darurat.

Cadangan Pangan Pemerintah terdiri dari cadangan pangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah desa yang perwujudannya memerlukan inventarisasi cadangan pangan, memperkirakan kekurangan pangan dan keadaan darurat, sehingga penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan dapat berhasil dengan baik. Cadangan Pangan Masyarakat adalah cadangan pangan yang dikelola masyarakat atau rumah tangga, termasuk petani, koperasi, pedagang, dan industri rumah tangga.

Lumbung pangan masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan bahan pangan yang dikelola secara kelompok.

(29)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 25

Cadangan Pangan ditingkat Pemerintah yaitu Tersedianya cadangan pemerintah di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras dan di tingkat provinsi minimal sebesar 200 ton ekuivalen beras; Adanya lembaga cadangan pangan pemerintah pada setiap provinsi dan kab/kota; Tersedianya cadangan pangan pemerintah, minimal 25 ton ekuivalen beras.

Tahun 2018 Kota Mataram mendapatkan alokasi dana APBD II untuk Cadangan Pangan Pemerintah ( CPP ) adalah sebesar 10 ton beras. Sehingga pada tahun 2018 nilai Indikator Penguatan Cadangan Pangan adalah sebesar 10 ton atau 40 %. Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) ini dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu oleh pemerintah Kabupaten/Kota untuk menangani kerawanan pangan pangan transient atau akibat dari pasca bencana yang terjadi pada masyarakat. Dalam pelaksanaan Kegiatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan tahun 2018, masih terdapat kendala-kendala dikarenakan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) 100 Ton equivalen beras, merupakan komoditas yang perlu penanganan yang intensif, sehingga diperlukan tempat, tenaga yang menjalankan kegiatan Cadangan Pangan Pemerintah tersebut.

2. a. Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan Akses Pangan di daerah

Informasi harga, pasokan, dan akses pangan adalah kumpulan data harga pangan, pasokan pangan, dan akses pangan yang dipantau dan dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh provinsi maupun kabupaten/kota untuk dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah distribusi pangan.

Angka untuk Akses sangat sulit untuk didapatkan, dikarenakan berasal dari survey mandiri yang membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga angka pencapaian pada indikator Ketersediaan Informasi Harga, Pasokan dan Akses Pangan faktor pembaginya yang semula adalah 3 (Harga, Pasokan dan Akses) disepakati untuk dirubah menjadi 2 (harga dan Pasokan). Pada kurun waktu Januari sampai Desember 2018, perkembangan harga-harga komoditas pangan pokok masyarakat di pasar-

(30)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 26

pasar yang ada di Kota Matararam, terutama pasar Induk Mandalika dan Pasar Kebon Roek pada umumnya ada beberapa komoditi yang mengalami perkembangan yang cukup stabil, ada yang fluktuasi harganya sedang dan ada komoditi yang harganya mengalami fluktuasi harga yang sangat tinggi. Beberapa komoditi yang mengalami fluktuasi harga ( kenaikan harga ) yang cukup tinggi baik di Pasar Kebon Roek dan Pasar Induk Mandalika antara lain daging ayam broiller, cabe merah besar, cabe merah keriting, cabe rawit, bawang merah dan bawang putih. Sedangkan untuk komoditi lainnya fluktuasi harga cukup stabil.

1. Pasar Kebon Roek

Perkembangan harga daging ayam broiler selama tahun 2018 berkisar antara Rp. 30.750,00 s/d Rp. 45.000,00 dengan rata-rata Rp. 36.777,00 per kg, lonjakan harga daging ayam broiler terjadi pada bulan april, juni dan juli, oktober dan noverber 2018, karena bulan april bertetapan dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, BULAN Juni adalah bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan bulan November adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Perkembangan harga untuk komoditi cabe selama tahun 2018 adalah; 1) untuk cabe merah besar berkisar antara Rp. 18.000,00 s/d Rp. 43.250,00 dengan rata-rata Rp. 28.990,00, 2) untuk cabe merah keriting berkisar antara Rp. 18.000,00 s/d Rp. 40.000,00 dengan rata-rata Rp. 27.885,00 ; 3 ) untuk cabe kecil/rawit berkisar antara Rp. 17.000,00 s/d Rp. 66.250,00. Fluktuasi /kenaikan harga cabe terjadi pada bulan Februari, Maret, April karena pada bulan tersebut terjadi musim hujan sehingga produksi sangat kurang sementara pemintaan meningkat.

Perkembanngan harga untuk komoditi bawang merah dan bawang putih selama tahun 2018 adalah; 1) Untuk komoditi bawang merah berkisar antara Rp.

17.250,00 s/d Rp. 37.500,00 dengan rata-rata Rp. 24.938,00 , 2) Untuk komoditi bawang putih berkisar antara Rp. 20.000,00 s/d Rp. 45.750,00.

2. Pasar Induk Mandalika

Perkembangan harga daging ayam broiler selama tahun 2018 berkisar antara Rp. 28.925,00 s/d Rp. 42.600,00 dengan rata-rata Rp. 35.302,00 per kg, lonjakan daging ayam broiler terjafi pada bulan Juli 2018 karena pada bulan tersebut masih dalam suasana idul fitri.

(31)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 27

Perkembangan harga untuk komoditi cabe selama tahun 2018 adalah; 1) untuk cabe besar berkisar anatara Rp. 11.000,00 s/d Rp. 37.463,00 dengan rata-rata Rp. 22.451,00 per kg, 2) untuk cabe keriting berkisar anatara Rp. 11.200,00 s/d Rp.

35.150,00 dengan rata-rata Rp. 20.710,00 per kg, 3 ) Untuk cabe kecil/rawit berkisar antara Rp. 10.900,00 s/d Rp. 71.500,00 dengan rata-rata Rp. 32.454,00 per kg.

Kenaikan harga cabe kecil di Pasar Induk Mandalika tertinggi pada bulam Maret 2018 karena masih musim hujan.

Perkembangan harga untuk komoditi bawang merah berkisar anatara Rp. 10.600,00 s/d Rp. 35.625,00 per kg dengan rata-rata Rp. 19.905 per kg, sedangkan untuk bawang putih berkisar antara Rp. 15.650,00 s/d Rp. 26.800,00 dengan rata-rata Rp. 20.300,00 per kg. Harga tertinggi bawang merah dan bawang putih terjadi pada bulan Maret dan April 2018 karena bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Untuk komoditi beras baik itu beras super ( C-4 ), beras medium ( IR 64 ) dan beras Medium II ( IR 36 ) fluktuasi harganya cenderung stabil, kenaikan hanya berkisar antar Rp. 100,00 sampai dengan Rp. 500,00.

Disimpulkan bahwa angka pencapaian pada Indikator Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di daerah di Kota Mataram pada tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

3. Penanganan Kerawanan Pangan

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.

Rawan Pangan kronis adalah ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi standar minimum kebutuhan pangan anggotanya pada periode yang lama karena keterbatasan kepemilikan lahan, asset produktif dan kekurangan pendapatan.

Rawan Pangan Transien adalah suatu keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak dan sementara, yang disebabkan oleh perbuatan manusia (penebangan liar yang menyebabkan banjir atau karena konflik sosial), maupun karena alam berupa berbagai musibah yang tidak dapat diduga sebelumnya, seperti: bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir bandang, tsunami).

(32)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 28

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah suatu sistem pendeteksian dan pengelolaan informasi tentang situasi pangan dan gizi yang berjalan terus menerus.

Informasi yang dihasilkan menjadi dasar perencanaan, penetuan kebijakan, koordinasi program dan kegiatan penanggulangan rawan pangan dan gizi.

Penanganan rawan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan kerawanan pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu wilayah sedini mungkin dan kedua melakukan penanggulangan kerawanan pangan pada daerah yang rawan kronis melalui program-progam sehingga rawan pangan di wilayah tersebut dapat tertangani, dan penanggulangan daerah rawan transien melalui bantuan sosial.

Indikator yang digunakan dengan pendekatan SKPG antara lain : a. Pertanian : Ketersediaan pangan

b. Kesehatan : Preferensi energi

c. Sosial ekonomi : Kemiskinan karena sejahtera dan prasejahtera.

Kemudian masing – masing indikator diskor, gabungan 3 indikator ini merupakan penentu rawan pangan resiko tinggi, sedang dan rendah.

Data yang dipakai untuk menentukan apakah suatu daerah termasuk rawan pangan atau tidak adalah data SKPG, data Peta Kerawanan Pangan/FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) dan data jumlah keluarga pra sejahtera. Kabupaten/Kota dapat menggunakan salah satu atau semua sumber data tersebut tergantung kesiapan data dari masing-masing Kabupaten/Kota. Untuk Kota Mataram sampai dengan tahun 2018 masih menggunakan data SKPG yang dibuat setiap bulan dari hasil pemantauan petugas disetiap kecamatan. Dari hasil pemantauan yang dilakukan, didalam laporan SKPG terdapat 3 (tiga) data acuan bagi laporan SKPG. Data tersebut adalah : Ketersediaan, Akses dan Pemanfaatan. Dari masing-masing data tersebut mempunyai indikator- indikator yang harus dipenuhi untuk menjadikan daerah tersebut rawan ( merah), waspada (kuning) dang hijau (aman). Hasil Pemantauan SKPG di 6 (enam) Kecamatan Kota Mataram, adalah sebagaimana dalam penjelasan Analisa SKPG :

A. Ketersediaan :

Untuk indeks ketersediaan, menunjukkan kondisi aman ( hijau ). Kondisi tersebut disebabkan oleh luas tanam padi dengan rata-rata seluas 1.206,8 ha jika dibandingkan rata-rata luas tanaman 5 tahun sebelumnya yaitu 1.066,3 ha. Luas tanam padi

(33)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 29

mengalami peningkatan yaitu sebesar 354 ha jika dibandingkan luas tanam tahun sebelumnya yaitu 852,8 ha. Sedangkan luas puso menunjukkan kondisi aman( hijau), dimana tidak ada kejadian puso pada tahun 2018

B. Akses :

Untuk indeks akses pangan, Kota Mataram termasuk dalam kategori aman (hijau) Apabila dilihat dari data harga beras cenderung naik rata-rata sebesar Rp. 403,00 dibandingkan rata-rata harga tiga bulan sebelumnya yaitu dari harga Rp. 10.597,00 menjadi Rp. 11.000,00 . Kenaikan harga sebesar 3,80 persen masih berada dibawah ambang batas. Batas yang perlu diwaspadai yaitu diatas 10 persen harga beras.

C. Pemanfaatan :

Untuk aspek pemanfaatan menunjukkan hasil analisis waspada ( kuning ). Apabila dilihat dari data analisis, persentase balita dibawah garis merah( BGM/D) menunjukkan kondisi aman. Untuk balita yang tidak naik berat badan pada dua timbangan berturut-turut (2T/D) menunjukkan kondisi waspada, hal ini disebabkan karena persentase balita yang tidak naik berat badan pada dua penimbangan berturut-turut sebesar 11,31 persen.

Dan untuk persentase kenaikan balita ditimbang (N/D) menunjukkan kondisi rentan, hal ini disebabkan karena persentase kenaikan balita tertimbang (N/D’) sebesar 56,84 persen ( dibawah 80 persen). Kota Mataram termasuk rawan, dikarenakan prosentase balita yang ditimbang kenaikannya berat badannya kurang dari 80%. HaI ini disebabkan karena pola hidup masyarakat urban yang serba instan, sehingga makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kaidah B2SA (beragam, bergizi, berimbang dan aman), khususnya asupan gizi balita untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Beberapa program yang sudah digulirkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram tahun 2018 antara lain adalah Pengembangan Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN), Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), dan Lumbung Pangan dilakukan di setiap kecamatan Kota Mataram baik itu dana yang bersumber dari APBN dalam bentuk Dana Dekonstrasi, APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui DPA-OPD Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

(34)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 30

NTB maupun dari APBD II Kota Mataram melalui DPA-OPD Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram.

b. Realisasi Kinerja Tahun 2018 serta Capaian Kinerja Tahun 2018 denganTahun Lalu Sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2016-2021, Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2017 dan Tahun 2018 disajikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6.

Realisasi Kinerja Tahun 2017 serta Capaian Kinerja Tahun 2018 denganTahun Lalu

N o

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Tahun 2017 Tahun 2018

Realisasi Kinerja

Capaian

Kinerja Realisasi Kinerja

Capaian Kinerja

1

2

3

Meningkatnya penganekaragaman

konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal

Meningkatnya pengawasan

keamanan pangan

masyarakat

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan

1. Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat

Persentase Keamanan Pangan yang dikonsumsi

Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan srategis

Skor Pola Pangan Harapan : 87,90 Ketersediaan pangan Th. 2017 : 132,76

100%

5 KW

87,90%

100%

5 KW

Skor Pola Pangan Harapan : 87.90 Ketersediaan pangan:

146,56

75%

5 KW

87,90%

75%

5 KW

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2018, Realisasi masing-masing Indikator kinerja dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram rata- rata mendapatkan capaian kinerja diatas 75% dengan katagori

(35)

LKIP Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram 2018 31

memuaskan. Secara keseluruhan Tabel tersebut menunjukkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram telah berhasil mencapai sasaran strategis yang direncanakan setiap tahunnya.

C. Realisasi Kinerja sampai dengan Tahun 2018 dengan Target Jangka Menengah dalam RENSTRA 2016-2021.

Sesuai dengan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2016-2021, Realisasi Kinerja serta Target Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2021 (Periode Akhir Renstra) disajikan pada Tabel di bawah ini :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun

2021

Realisasi Kinerja

Target

Kinerja Realisasi Kinerja

Target Kinerja

Target Kinerja

- Meningkatnya

penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, seimbang dan aman dengan memanfaatkan pangan lokal - Meningkatnya pengawasan

keamanan pangan masyarakat - Meningkatnya peran serta

masyarakat dalam

pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan

Persentase Pola Pangan Harapan dan Ketersediaan Pangan pada Masyarakat

Persentase Keamanan Pangan yang dikonsumsi Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk tanaman pangan strategis

-Skor PPH:87,90 Ketersedia an pangan Th. 2017:

132,76 100%

5 KRPL

84,50%

100%

7 KRPL

Skor PPH:87,90 Ketersediaan pangan Th. 2018:

146,56 75%

5 KRPL

85,00

85%

8 KRPL

86,50

92%

11 KRPL

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram sebagian belum mencapai target jangka menengah (5 tahun) yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Tahun 2016-2021 Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram.

Referensi

Dokumen terkait