PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR 03 TAHUN 2020
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2020-2024
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2020- 2024;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2020-2024;
(44 / Mengingat..'/
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
i ci I Ate. 6. Peraturan
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
-3-
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 110) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 284);
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
8. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/
Lembaga Tahun 2020 - 2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 663);
I
47, '1
._\;k- 10. Peraturan .10. Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor 03 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 670);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2020-2024.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disingkat PPATK adalah lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 yang selanjutnya disebut RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahunan keempat (RPJMN IV) dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025, yakni tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.
3. Unit Kerja adalah satuan organisasi pada PPATK.
ori
I 4. RencanaPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
-5-
4. Rencana Strategis PPATK Tahun 2020-2024 yang selanjutnya disebut Renstra PPATK adalah dokumen perencanaan PPATK untuk periode 5 (lima) tahun, yakni tahun 2020 sampai dengan tahun 2024, yang merupakan penjabaran dari RPJMN.
5. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
6. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi.
7. Tujuan adalah penjabaran Visi PPATK yang bersangkutan dan dilengkapi dengan rencana sasaran nasional yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program prioritas Presiden.
8. Program adalah penjabaran kebijakan PPATK di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam bentuk satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan Misi, dilaksanakan oleh instansi atau masyarakat dalam koordinasi PPATK.
9. Kegiatan adalah aktivitas yang dilakukan oleh Unit Kerja untuk menunjang Program.
10. Sasaran Strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh PPATK yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil satu atau beberapa Program.
11. Sasaran Program adalah hasil yang akan dicapai dari suatu Program dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis yang mencerminkan berfungsinya keluaran.
12. Sasaran Kegiatan adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan yang dapat berupa barang atau jasa.
13. Indikator Kinerj a Sasaran Strategis adalah alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis.
e“,
14. Indikator14. Indikator Kinerj a Program adalah alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu Program.
15. Indikator Kinerja Kegiatan adalah alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) dari suatu Kegiatan.
Pasal 2
(1) Renstra PPATK merupakan dokumen perencanaan yang berisi Visi, Misi, Tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi, serta target kinerja dan kebutuhan pendanaan yang akan dilaksanakan oleh PPATK tahun 2020-2024.
(2) Renstra PPATK disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
Pasal 3 Peraturan ini bertujuan untuk:
a. memberikan dasar dalam penyusunan rencana kerja dan kinerja seluruh Unit Kerja;
b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar Unit Kerj a;
c. mendukung koordinasi antar Unit Kerja;
d. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, dan berkelanjutan; dan
f. menjadi dasar dalam penilaian kinerja seluruh jenjang jabatan/unit struktural PPATK sampai dengan level individu.
i Air Pasal .y"
PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 7 - Pasal 4
Seluruh Unit Kerja harus melaksanakan Renstra PPATK.
BAB II
VISI, MIST, DAN TUJUAN
Pasal 5
Visi PPATK tahun 2020-2024 adalah mewujudkan stabilitas perekonomian dan integritas sistem keuangan Indonesia melalui pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang guna mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong.
Pasal 6
(1) PPATK melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden ke-6 dan ke-8, yakni penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya, serta pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
(2) Misi PPATK tahun 2020-2024, meliputi:
a. meningkatkan kemanfaatan hasil analisis, hasil pemeriksaan, hasil riset, dan rekomendasi kebijakan dalam tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. meningkatkan peran serta dan sinergi pemangku kepentingan secara optimal, baik dalam lingkup nasional maupun internasional;
c. meningkatkan keandalan sistem informasi; dan
d. meningkatkan kapabilitas sumber daya anti pencucian uang dan tata kelola kelembagaan PPATK.
Pasal
Pasal 7
Tujuan PPATK tahun 2020-2024 adalah memperkuat rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PPATK
Bagian Kesatu Arah Kebijakan PPATK
Pasal 8 Arah kebijakan PPATK meliputi:
a. penguatan riset dan pengembangan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. penguatan peran Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
c. optimalisasi peran Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme kepada pemangku kepentingan;
d. peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kerentanan dan ancaman tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
e. penataan regulasi di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
f. peningkatan kualitas layanan hukum di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
g. penguatan program, kebijakan, dan strategi pembinaan pihak pelapor yang terpadu dan berbasis risiko;
4
i- h. penguatanPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 9 -
h. penguatan peran aktif PPATK sebagai focal point dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia;
i. penguatan posisi dan pengaruh Indonesia serta PPATK dalam hubungan regional dan internasional
j. peningkatan kualitas informasi intelijen PPATIK,
k. penguatan koordinasi yang efektif dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait dalam rangka tindak lanjut hasil analisis dan hasil pemeriksaan PPATK;
1. penguatan sistem teknologi informasi PPATK; dan m. transformasi kelembagaan PPATK.
Bagian Kedua Strategi PPATK
Pasal 9
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan riset analisis strategis dan riset tipologi;
b. pemanfaatan hasil analisis dan hasil pemeriksaan untuk advisory role PPATK terhadap pemerintah dan lembaga pengawas dan pengatur;
c. peningkatan kualitas riset dan pengembangan tematik, mutakhir, strategis, dan akurat.
Pasal 10
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan dan strategi pencegahan dan pemberantasam tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang efektif dan kolaboratif antar instansi;
,1/ 4, f -1'i' b. peningkatan .7/
b. peningkatan efektivitas pelaksanaan kebijakan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme melalui Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
c. peningkatan peran aktif PPATK dalam memberikan rekomendasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
d. tersedianya dokumen roadmap pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme tahun 2024-2044.
Pasal 11
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan program pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan perkembangan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, baik secara nasional maupun global;
b. perluasan cakupan pendidikan dan pelatihan terpadu dengan aparat penegak hukum, pihak pelapor, dan instansi lain; dan
c. tersedianya roadmap pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme tahun 2024-2044.
Pasal 12
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan dukungan pemangku kepentingan dan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. aktif dalam berbagai media sosial dalam kampanye pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
q 4, 4...
c. optimalisasiPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
c. optimalisasi peran hubungan masyarakat melalui pengembangan inovasi dan metode public outreach dengan memperhatikan segmentasi publik.
Pasal 13
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. pemenuhan produk hukum yang berkualitas dan memiliki daya ungkit dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. pemenuhan informasi hukum mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang berkualitas dan mudah diakses.
Pasal 14
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf f, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. peningkatan kualitas pendapat hukum dan kajian hukum di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. peningkatan kualitas bantuan hukum; dan
c. peningkatan kualitas pemberian keterangan ahli PPATK.
Pasal 15
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf g, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan database pelaporan;
b. peningkatan kualitas pelaporan dan sistem pelaporan pihak pelapor;
c. penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan kepatuhan terhadap pihak pelapor berbasis risiko;
d. penguatan
- 12 -
d. penguatan koordinasi dengan lembaga pengawas dan pengatur, regulator, dan instansi terkait dalam pembinaan pihak pelapor; dan e. penguatan fungsi pencegahan melalui mitigasi risiko tindak pidana
pencucian uang dan pendanaan terorisme pada pihak pelapor.
Pasal 16
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf h, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. perluasan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka ekstensifikasi data untuk mendukung proses analisis, pemeriksaan, dan riset PPATK;
b. optimalisasi kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka pemenuhan rekomendasi Financial Action Task Force on Money Laudering (FATF); dan
c. peningkatan peran PPATK dalam membangun sinergi antar instansi dalam membangun rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Pasal 17
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan peran diplomasi dalam forum internasional untuk membuka akses pertukaran informasi dan asset tracing antar Financial Intelligence Unit (FIU) atau negara lain; dan
b. mempengaruhi setiap kebijakan internasional untuk kepentingan Indonesia.
Pasal 18
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. peningkatan kualitas hasil analisis dan hasil pemeriksaan PPATK;
I b. penguatan
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 13 -
b. penguatan kebijakan dan strategi di bidang analisis dan pemeriksaan berbasis risiko; dan
c. pelaksanaan analisis dan pemeriksaan sistemik dan tematik.
Pasal 19
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf k, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. penguatan koordinasi substansi dengan aparat penegak hukum;
b. efektivitas pemberian dukungan penanganan perkara tindak pidana pencucian uang, tindak pidana pendanaan terorisme, dan tindak pidana lainnya; dan
c. optimalisasi koordinasi pemantauan tindak lanjut atas produk intelijen PPATK yang telah disampaikan kepada aparat penegak hukum dan/atau instansi terkait.
Pasal 20
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf 1, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. peningkatan kualitas tata kelola dan keamanan teknologi informasi PPATK;
b. peningkatan keamanan sistem teknologi informasi PPATK;
c. peningkatan kualitas infrastruktur teknologi informasi;
d. inovasi sistem teknologi informasi PPATK; dan e. integrasi sistem teknologi informasi PPATK.
Pasal 21
Arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf m, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut:
a. pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK yang berkelanjutan;
b. penguatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam mendukung kualitas kinerja PPATK;
c. penguatan fungsi manajemen risiko;
—Iii- d. penguatan ../
d. penguatan kapabilitas sumber daya manusia PPATK;
e. penguatan implementasi manajemen kinerja, anggaran, dan aset PPATK; dan
f. penyempurnaan organisasi PPATK berbasis proses bisnis.
BAB IV
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA
Bagian Kesatu Umum
Pasal 22 (1) Sasaran Strategis terdiri atas:
a. Sasaran Strategis PPATK;
b. Sasaran Strategis Unit Kerja eselon I; dan c. Sasaran Strategis Unit Kerja eselon II.
(2) Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur melalui Indikator Kinerja Sasaran Strategis.
Pasal 23
(1) Sasaran Strategis Unit Kerja eselon I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. Sasaran Strategis Deputi Bidang Pencegahan;
b. Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan; dan c. Sasaran Strategis Sekretariat Utama.
(2) Sasaran Strategis dan indikator kinerja Unit Kerja eselon I merupakan turunan/ cascading yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis dan indikator kinerja utama PPATK.
1/ -), 1 _Iii- Pasal .7
../,,
s4ksi Kw
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 15 - Pasal 24
(1) Sasaran Strategis Unit Kerja eselon II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. Sasaran Strategis Direktorat Pelaporan;
b. Sasaran Strategis Direktorat Pengawasan Kepatuhan;
c. Sasaran Strategis Direktorat Hukum;
d. Sasaran Strategis Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan;
e. Sasaran Strategis Direktorat Analisis Transaksi;
f. Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat;
g. Sasaran Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme;
h. Sasaran Strategis Inspektorat;
i. Sasaran Strategis Pusat Teknologi Informasi;
j. Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan;
k. Sasaran Strategis Biro Umum; dan
1. Sasaran Strategis Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana.
(2) Sasaran Strategis dan indikator kinerja Unit Kerja eselon II merupakan turunan/ cascading yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis dan indikator kinerja eselon I yang membawahi Unit Kerja.
Bagian Kedua
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis PPATK
Pasal 25
Sasaran Strategis PPATK adalah terwujudnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.
►i- Pasal .7/
Pasal 26
Keberhasilan Sasaran Strategis PPATK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks efektivitas pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme Indonesia.
Pasal 27
Target kinerja PPATK tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Unit Kerja Eselon I
Paragraf 1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Deputi Bidang Pencegahan
Pasal 28
Sasaran Strategis Deputi Bidang Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a, meliputi:
a. penguatan regulasi serta meningkatnya efektivitas layanan hukum di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
b. meningkatnya peran pihak pelapor dalam mitigasi risiko tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Pasal
PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 17 - Pasal 29
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. persentase penataan regulasi di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
b. indeks kualitas layanan hukum PPATK.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa financial integrity index on money laundering and terrorism financing.
Pasal 30
Target kinerja Deputi Bidang Pencegahan tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 2
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan
Pasal 31
Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b, meliputi:
a. meningkatnya pemanfaatan rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme;
b. meningkatnya kemanfaatan produk intelijen keuangan PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, pendanaan terorisme, dan tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang;
"(6
,\*- c. meningkatnya ziec. meningkatnya kerja sama nasional dan internasional dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
d. meningkatnya kapabilitas pemangku kepentingan dan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Pasal 32
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase rekomendasi PPATK yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. persentase pemanfaatan hasil analisis guna mendukung pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, pendanaan terorisme, dan tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang; dan
b. jumlah kemanfaatan hasil pemeriksaan dalam asset recovery.
(3) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. persentase kerja sama dengan instansi dalam negeri yang ditindaklanjuti berdasarkan lingkup memorandum of understanding (MoU); dan
4
i- b. persentase ...7PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 19 -
b. persentase rekomendasi Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang diterima dalam forum internasional.
(4) Keberhasilan Sasaran Strategis Deputi Bidang Pemberantasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf d diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks kepuasan masyarakat terhadap akses dan kualitas informasi publik PPATK.
Pasal 33
Target kinerja Deputi Bidang Pemberantasan tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 3
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Sekretariat Utama
Pasal 34
Sasaran Strategis Sekretariat Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c adalah meningkatnya kapabilitas organisasi PPATK.
Pasal 35
Keberhasilan Sasaran Strategis Sekretariat Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 diukur berdasarkan indikator kinerja berupa nilai reformasi birokrasi PPATK.
Pasal y/
Pasal 36
Target kinerja Sekretariat Utama tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Keempat
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Unit Kerja Eselon II
Paragraf 1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Pelaporan
Pasal 37
Sasaran Strategis Direktorat Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a adalah meningkatnya kualitas data pelaporan dari pihak pelapor.
Pasal 38
Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase laporan yang memenuhi kriteria unsur-unsur laporan berkualitas.
Pasal 39
Target kinerja Direktorat Pelaporan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
A
it Paragraf7/PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 21 - Paragraf 2
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Pengawasan Kepatuhan
Pasal 40
Sasaran Strategis Direktorat Pengawasan Kepatuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b adalah meningkatnya efektivitas pengawasan kepatuhan pihak pelapor.
Pasal 41
Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Pengawasan Kepatuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks kepatuhan pihak pelapor.
Pasal 42
Target kinerja Direktorat Pengawasan Kepatuhan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 3
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Hukum
Pasal 43
Sasaran Strategis Direktorat Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, meliputi:
a. meningkatnya pemenuhan regulasi di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
b. meningkatnya kualitas layanan hukum PPATK.
—1k Pasal ../ie
Pasal 44
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase pemenuhan produk hukum di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase pemenuhan layanan hukum PPATK.
Pasal 45
Target kinerja Direktorat Hukum tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 4
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan
Pasal 46
Sasaran Strategis Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf d, meliputi:
a. meningkatnya kualitas hasil pemeriksaan PPATK; dan
b. meningkatnya kualitas hasil riset dan pengembangan PPATK.
Pasal 47
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks kualitas hasil pemeriksaan.
f
(2) KeberhasilanPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 23 -
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Pemeriksaan, Riset, dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks kualitas hasil riset dan pengembangan.
Pasal 48
Target kinerja Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 5
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Analisis Transaksi
Pasal 49
Sasaran Strategis Direktorat Analisis Transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf e adalah meningkatnya kualitas hasil analisis PPATK.
Pasal 50
Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Analisis Transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks kualitas hasil analisis.
Pasal 51
Target kinerja Direktorat Analisis Transaksi tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
#7 I Ai- Paragraf /
Paragraf 6
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Pasal 52
Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf f, meliputi:
a. meningkatnya efektivitas pelaksanaan kebijakan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
b. meningkatnya efektivitas diseminasi produk intelijen PPATK dan pemberian dukungan penanganan perkara.
c. meningkatnya efektivitas kerja sama dengan instansi dalam negeri dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
d. meningkatnya kepatuhan Indonesia terhadap rekomendasi FATF.
e. meningkatnya efektivitas layanan informasi publik PPATK.
Pasal 53
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme dalam Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilaksanakan oleh anggota komite.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase perubahan status perkara tindak pidana pencucian uang, tindak pidana pendanaan terorisme, dan/atau tindak pidana asal sebagai tindak lanjut kegiatan pemberian dukungan penanganan perkara.
i 6 1 41- (3) Keberhasilan .7,
PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 25 -
(3) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf c diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase MoU yang dilakukan evaluasi.
(4) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf d diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase kepatuhan terhadap rekomendasi FATF.
(5) Keberhasilan Sasaran Strategis Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf d diukur berdasarkan indikator kinerja berupa nilai keterbukaan informasi publik PPATK.
Pasal 54
Target kinerja Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 7
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Pasal 55
Sasaran Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf g, meliputi:
a. meningkatnya kapabilitas pemangku kepentingan dan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
b. meningkatnya kualitas pendidikan dan pelatihan PPATK.
4(
( -le- Pas al 7,Pasal 56
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks efektivitas pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. indeks kualitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; dan
b. indeks kepuasan layanan manajemen internal Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
Pasal 57
Target kinerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 8
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Inspektorat
Pasal 58
Sasaran Strategis Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf h meliputi:
a. meningkatnya peran APIP dalam mendukung peningkatan kinerja PPATK; dan
b. meningkatnya efektivitas pengawasan internal PPATK.
Pasal
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 27 - Pasal 59
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa nilai Internal Audit Capability Model (IA-CM) internal audit PPATK.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa persentase pemenuhan standar Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).
Pasal 60
Target kinerja Inspektorat tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 9
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Pusat Teknologi Informasi
Pasal 61
Sasaran Strategis Pusat Teknologi Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf i meliputi:
a. meningkatnya kualitas sistem teknologi informasi PPATK; dan b. meningkatnya kualitas layanan teknologi informasi PPATK.
Pasal 62
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Pusat Teknologi Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks tata kelola teknologi informasi PPATK.
(2) Keberhasilan
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Pusat Teknologi Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. indeks keamanan informasi PPATK; dan
b. indeks kualitas layanan teknologi informasi PPATK.
Pasal 63
Target kinerja Pusat Teknologi Informasi tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 10
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan
Pasal 64
Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf j adalah meningkatnya kualitas pengelolaan kinerja dan keuangan PPATK.
Pasal 65
Keberhasilan Sasaran Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan PPATK; dan b. nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) PPATK.
Pasal 66
Target kinerja Biro Perencanaan dan Keuangan tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
07/
, ( -4 Paragraf yPUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 29 - Paragraf 11
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Biro Umum
Pasal 67
Sasaran Strategis Biro Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf k adalah meningkatnya kualitas pengelolaan manajemen internal PPATK.
Pasal 68
Keberhasilan Sasaran Strategis Biro Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 diukur berdasarkan indikator kinerja sebagai berikut:
a. nilai hasil pengawasan sistem kearsipan internal PPATK;
b. indeks tata kelola aset PPATK; dan c. indeks kepuasan layanan umum.
Pasal 69
Target kinerja Biro Umum tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Paragraf 12
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana
Pasal 70
Sasaran Strategis Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf 1 meliputi:
a. meningkatnya profesionalisme aparatur sipil negara PPATK; dan
b. meningkatnya kualitas manajemen organisasi dan ketatalaksanaan PPATK.
#7d
,-\ii- Pasal ...7Pasal 71
(1) Keberhasilan Sasaran Strategis Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf a diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks profesionalisme aparatur sipil negara PPATK.
(2) Keberhasilan Sasaran Strategis Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf b diukur berdasarkan indikator kinerja berupa indeks evaluasi kelembagaan.
Pasal 72
Target kinerja Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
BAB V PETA KINERJA
Pasal 73
Dalam melaksanakan Renstra PPATK, perlu disusun:
a. dokumen peta kinerja; dan b. Program dan Kegiatan.
Pasal 74
(1) Dokumen peta kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf a berisi target kinerja dan/atau output level individu dalam Unit Kerja eselon II yang dituangkan dalam dokumen perjanjian kinerja.
(2) Target kinerja dan/atau output sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi setiap pegawai PPATK dalam menetapkan target kinerja individu.
Pasal
PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 31 - Pasal 75
(1) Penyusunan Program dan Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf b dilakukan sesuai dengan ketentuan perencanaan dan penganggaran nasional.
(2) Program dan Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan dan dokumen anggaran tahunan PPATK.
(3) Program dan Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan indikasi pendanaan dan kerangka regulasi.
(4) Program dan Kegiatan, indikasi pendanaan, dan kerangka regulasi tercantum dalam Lampiran IV, Lampiran V, dan Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 76
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) dan kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (3) bersifat indikatif.
(2) Dalam hal terjadi perubahan kebijakan, perubahan organisasi, dan/atau hasil evaluasi terhadap pencapaian target kinerja, Unit Kerja dapat mengubah target kinerja dan/atau kebutuhan pendanaan.
(3) Perubahan target kinerja dan /atau kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala PPATK untuk dimintakan persetujuan.
(4) Perubahan target kinerja dan/atau kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam rencana kerja PPATK.
(3)
BAB VI
PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA
Pasal 77
Setiap pejabat struktural PPATK wajib menandatangani perjanjian kinerj a.
Perjanjian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani paling lama 1 (satu) bulan setelah daftar isian pelaksanaan anggaran ditetapkan.
Format perjanjian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan PPATK mengenai sistem akuntabilitas kinerja pada PPATK.
Pasal 78
(1) Seluruh Unit Kerja wajib menyampaikan laporan atas pencapaian kinerja secara berjenjang kepada Kepala PPATK dan Biro Perencanaan dan Keuangan.
(2) Pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikan pedoman indikator kinerja.
(3) Penyampaian laporan atas pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(4) Laporan atas pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling kurang memuat informasi sebagai berikut:
a. realisasi kinerja;
b. realisasi output;
c. realisasi komponen Kegiatan;
d. realisasi anggaran;
e. permasalahan;
f. mitigasi risiko; dan
g. rencana aksi 3 (tiga) bulan berikutnya.
457 ....\i- (5) Format ../0"
PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 33 -
(5) Format pelaporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan PPATK mengenai sistem akuntabilitas kinerja pada PPATK.
Pasal 79
Biro Perencanaan dan Keuangan mengoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja PPATK dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
BAB VII
PENGAWASAN, MONITORING, DAN EVALUASI
Pasal 80
Pengawasan atas pelaksanaan Renstra PPATK dilakukan oleh Inspektorat.
Pasal 81
Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Renstra PPATK dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan.
Pasal 82
Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dilaksanakan setiap 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala PPATK.
Pelaksanaan monitoring mengacu pada Peraturan PPATK mengenai sistem akuntabilitas kinerja pada PPATK.
Pasal 83
(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dilakukan pada:
a. periode tahun ketiga pelaksanaan Renstra PPATK (evaluasi paruh waktu); atau
b. kondisi tertentu.
(2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi adanya perkembangan kebijakan:
a. pemerintah; dan/atau b. Pimpinan PPATK.
(3) Evaluasi pada kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dilakukan setiap saat.
Pasal 84
(1) Inspektorat melakukan validasi atas hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1).
(2) Hasil validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa rekomendasi.
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perubahan Renstra PPATK.
Pasal 85
(1) Dalam hal terdapat perubahan dan/atau penyesuaian target kinerja berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1), perubahan dilakukan melalui dokumen rencana kerja dan rencana kinerja tahunan.
(2) Penetapan perubahan dan/atau penyesuaian target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan PPATK mengenai sistem akuntabilitas kinerja pada PPATK.
1/ 4/ ( --Ii BAB y
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
- 35 - BAB VIII
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PPATK
Pasal 86
(1) Renstra PPATK dapat diubah dan disesuaikan dalam hal:
a. terdapat peraturan perundang-undangan yang mengamanatkan perubahan Renstra PPATK; dan/atau
b. adanya perubahan struktur organisasi dan/atau tugas dan fungsi PPATK yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden mengenai struktur organisasi dan/atau tugas dan fungsi PPATK.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapatkan pertimbangan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
BAB IX KETENTUAN LAIN
Pasal 87
PPATK menyampaikan Renstra PPATK yang telah ditetapkan ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lama 3 (tiga) bulan setelah ditetapkannya RPJMN.
_Ai-
BAB .7,/BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 88
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: PER-05/ 1.01/PPATK/03/ 15 tentang Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2015-2019 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor 07 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: PER-05/ 1.01/ PPATK/ 03/ 15 tentang Rencana Strategis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2015-2019, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 89
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Maret 2020
1
WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN JI ANALISIS TRANSAKSI KEUP4iNGAN,DIAN EDIANA RAE
- 1 -
LAMPIRAN I
PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR 03 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA STRATEGIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2020- 2024
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA PPATK
NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024 1 Indeks efektivitas pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme Indonesia
5.46 5.73 6.16 6.78 7.63
(7 WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN of ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
DIAN EDIANA RAE
I
LAMPIRAN ...ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR 03 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA STRATEGIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2020- 2024
TARGET KINERJA UNIT KERJA ESELON I TAHUN 2020 - 2024
NO. INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
1. Persentase
penataan regulasi di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme
90% 90% 95% 95% 100% Deputi Bidang Pencegahan
2. Indeks kualitas layanan hukum PPATK
4.00 4.25 4.40 4.60 4.75 Deputi Bidang Pencegahan
3. Financial integrity index on money laundering and terrorism financing
6.0 6.20 6.40 6.60 6.80 Deputi Bidang Pencegahan
44--
Persentase ..0'3
NO.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
4. Persentase
rekomendasi PPATK yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme
25% 30% 35% 40% 45% Deputi Bidang Pemberantasan
5. Indeks kepuasan masyarakat
terhadap akses dan kualitas informasi publik PPATK
3.50 3.60 3.70 3.80 3.90 Deputi Bidang Pemberantasan
6. Persentase kerja sama dengan instansi dalam negeri yang ditindaklanjuti berdasarkan lingkup
memorandum of understanding
(MoU)
60% 65% 65% 70% 70% Deputi Bidang Pemberantasan
-74 ..-- ir- Persentase ..7e
7. Persentase rekomendasi
Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme yang diterima dalam forum internasional
25% 30% 35% 40% 45% Deputi Bidang Pemberantasan
8. Persentase
pemanfaatan hasil analisis guna mendukung
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, pendanaan
terorisme, dan tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana pencucian uang
30% 35% 40% 45% 50% Deputi Bidang Pemberantasan
Jumlah ...
5
NO. INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
9. Jumlah
kemanfaatan hasil pemeriksaan dalam asset recovery
2 2 3 3 4 Deputi Bidang
Pemberantasan
10. Nilai Reformasi Birokrasi PPATK
81 84 86 88 88 Sekretariat Utama
( WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN 1-71 ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
,
DIAN EDIANA RAE
(k. LAMPIRAN ...
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR 03 TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA STRATEGIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN 2020- 2024
TARGET KINERJA UNIT KERJA ESELON II TAHUN 2020 - 2024
NO. INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
1. Persentase laporan yang memenuhi kriteria unsur- unsur laporan berkualitas
95% 96% 97% 99% 99% Direktorat Pelaporan
2. Indeks kepatuhan pihak pelapor
3 4 4 5 5 Direktorat
Pengawasan Kepatuhan 3. Persentase
pemenuhan
produk hukum di bidang pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang
90% 90% 95% 95% 100% Direktorat Hukum
"7 6,f dan
7
NO. INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
dan pendanaan terorisme
4. Persentase pemenuhan
layanan hukum PPATK
90% 90% 95% 95% 100% Direktorat Hukum
5. Indeks kualitas hasil pemeriksaan
3.30 3.35 3.40 3.45 3.50 Direktorat Pemeriksaan, Riset dan Pengembangan 6. Indeks kualitas
hasil riset dan pengembangan
3.30 3.35 3.40 3.45 3.50 Direktorat Pemeriksaan, Riset dan
Pengembangan 7. Indeks kualitas
hasil analisis
3.00 3.00 3.25 3.25 3.50 Direktorat Analisis Transaksi 8. Persentase
kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
terorisme dalam Komite Koordinasi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan
40% 45% 45% 50% 50% Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Tindak ..2.#
Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilaksanakan oleh anggota komite
9. Persentase
perubahan status perkara tindak pidana pencucian uang, tindak pidana pendanaan terorisme,
dan / atau tindak pidana asal sebagai tindak lanjut kegiatan
pemberian dukungan penanganan perkara
65% 70% 70% 75% 75% Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
10. Persentase MoU yang dilakukan evaluasi
70% 75% 75% 80% 80% Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat 11. Persentase
kepatuhan terhadap
rekomendasi FATF
60% 65% 65% 70% 70% Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
ii* Nilai ...
-9
NO. INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
12. Nilai keterbukaan informasi publik PPATK
86 87 89 90 91 Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat 13. Indeks efektivitas
pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan
terorisme
2.50 2.60 2.70 2.85 3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme 14. Indeks kualitas
pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
3.00 3.20 3.30 3.50 3.70 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme 15. Indeks kepuasan
layanan manajemen
internal Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
3.00 3.10 3.30 3.50 3.60 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ir Pendanaan ...
.‘
Pendanaan Terorisme
16. Nilai IA-CM internal audit PPATK
3 3 3 4 4 Inspektorat
17. Persentase pemenuhan standar AAIPI
70 75 80 90 90 Inspektorat
18. Indeks tata kelola teknologi informasi PPATK
3.25 3.28 3.30 3.33 3.35 Pusat Teknologi Informasi 19. Indeks keamanan
informasi PPATK
400 400 468 468 536 Pusat Teknologi Informasi 20. Indeks kualitas
layanan teknologi informasi PPATK
3.15 3.20 3.25 3.30 3.35 Pusat Teknologi Informasi 21. Opini Badan
Pemeriksa
Keuangan atas laporan keuangan PPATK
WTP WTP WTP WTP WTP Biro
Perencanaan dan Keuangan
22. Nilai SAKIP PPATK 80.10 81 82 83 84 Biro
Perencanaan dan Keuangan
#7 4, 1 --Iii- Nilai ..
NO.
INDIKATOR KINERJA
TARGET
UIC 2020 2021 2022 2023 2024
23. Nilai hasil pengawasan sistem kearsipan internal PPATK
85 87 89 91 93 Biro Umum
24. Indeks tata kelola aset PPATK
4.00 4.25 4.50 4.75 5.00 Biro Umum
25. Indeks kepuasan layanan umum
3.50 3.75 4.00 4.50 4.75 Biro Umum
26. Indeks
profesionalisme aparatur sipil negara PPATK
87 89 91 92 93 Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana 27. Indeks evaluasi
kelembagaan
69 75 80 83 85 Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana
WAKIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN 1 ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,
DIAN EDIANA RAE
LAMPIRAN
N 0 N -P
-OZOZ NVDNVI12}I ISNVSN SISITiINV
Z
z
C '11 CD ,-3
SIDZI,VNIS VNIVONISN DNVINML 6TOZ
z o O 4 z
G W
NVDNVIMI ISMVSNVeld, SISFIVNV
atnya pemanfaatan
asi PPATK dalam
an dan pemberantasan
dana pencucian uang dan
an terorisme Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme o0 o SASARAN PROGRAM
Persentase rekomendasi PPATK yang
ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan
dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana pencucian uang dan
pendanaan terorisme INDIKATOR KINERJA PROGRAM
N.) N)
N 0
TARGET
CA) CO
N 0 N.) CA) 01
c:
N 0 N) N 41.
0 o
N 0 N CA) Ul -P
o
N.) 0 N.) -P
-eiCul.mOuTu a IN -"\-.
-P CA) ND Z
0
Meningkatnya kapabilitas pemangku
kepentingan dan masyarakat dalam
pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana pencucian uang dan
pendanaan terorisme Meningkatnya peran pihak pelapor
dalam mitigasi risiko tindak pidana
pencucian uang dan pendanaan terorisme Penguatan regulasi serta
meningkatnya efektivitas layanan
hukum di bidang pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana
pencucian uang dan pendanaan terorisme SASARAN PROGRAM
2. Indeks kepuasan masyarakat terhadap
akses dan kualitas informasi publik
PPATK 1.
Indeks efektivitas pendidikan dan
pelatihan anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme Financial Integrity Rating on Money
Laundering and Terrorism Financing (FIR) 2. Indeks kualitas layanan hukum PPATK 1. Persentase penataan regulasi di bidang
pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme INDIKATOR KINERJA PROGRAM
CA) CJI O
ND CP o
C3)
0
-P
0 o
LO o
*
NO
o tv
TARGET
co
O
0) *,c tv
o iv
A
cn N.)
o
Lo*:'
tv o
N)
W ..- O
tv
,I
o
0)
A A
o
.
cnON
o
N)
tv
ix)
CA)O
ND
bo cn
-P 0
lf)
.
NO
tv co
W
O bo
-
AI,
(f7 o
,--,
. o o
tv
Aatnya kemanfaatan produk
euangan PPATK dalam
an dan pemberantasan
pidana pencucian uang,
aan terorisme, dan tindak
ain yang berkaitan dengan pidana pencucian uang atnya kerja sama nasional
ernasional dalam pencegahan
erantasan tindak pidana
an uang dan pendanaan SASARAN PROGRAM
2. jumlah kemanfaatan hasil pemeriksaan
dalam asset recovery 1.
Persentase pemanfaatan hasil analisis
guna mendukung pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian
uang, pendanaan terorisme, dan tindak
pidana lain yang berkaitan dengan
tindak pidana pencucian uang 2. Persentase rekomendasi Indonesia
dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana pencucian uang dan
pendanaan terorisme yang diterima
dalam forum internasional 1. Persentase kerja sama dengan instansi
dalam negeri yang ditindaklanjuti
berdasarkan lingkup MoU INDIKATOR KINERJA PROGRAM
N)
0,)
o
(:)
ui
N). °
01
o c*' L.) o O L.)
TARGET
N 03
01 o
03 CO
1:, C.TI o
N 0
1--, N.)
03 4
0 cz'
0.) 01 c'D
0) Cil c)
N 0 N N
03
4 cl
o0 4
o
J 0 c'
N 0 N.) 03
4 01
0 4
01
c) 0
0 N
N) -4
Meningkatnya peran APIP dalam
mendukung peningkatan kinerj a
PPATK Meningkatnya kapabilitas organisasi
PPATK Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PPATK Meningkatnya kualitas sistem teknologi informasi PPATK SASARAN PROGRAM
Nilai IA-CM internal audit PPATK Nilai reformasi birokrasi PPATK Indeks tata kelola teknologi informasi
PPATK INDIKATOR KINERJA PROGRAM
CA) CO
--,
CA) Cil N
N 0 0
TARGET
CA) 00
-P
CA)
N
00
N 0
r--,
CA) 00
0)
CA)
'
CA) 0
N 0 N N
CO
00 CA)
* CA) CA)
N 0 N CA)
4 00
(X,
CA) .C.A) CJ1
N 0 -P
aan
a dan
X IP7
p e anaan TerorismUang dan Penddana Pencucian an Tindak Pian PemberantasPencegahan d AN
1.
Meningkatnya efektivitas
pelaksanaan kebijakan
pencegahan dan
pemberantasan tindak 2. Meningkatnya kualitas layanan hukum PPATK 1. Meningkatnya
pemenuhan regulasi di
bidang pencegahan dan
pemberantasan tindak
pidana pencucian uang
dan pendanaan terorisme INDIKATOR KINERJA SASARAN KEGIATAN KEGIATAN
Persentase kebijakan anti
pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme dalam Komite
Koordinasi Nasional Persentase pemenuhan layanan hukum PPATK Persentase pemenuhan
produk hukum di bidang
pencegahan dan
pemberantasan tindak
pidana pencucian uang dan
pendanaan terorisme
4 0 c:c)
LO 0 c'
(:) C\ O 0
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
4 Ci1 c*:'
LO 0 c )
LO 0 c )
4 Ci1 (')
95% LO CFI
o
Cii 0 (z )
LO 01 c::'
S:) U1 c':'
01 c;)
1--,
0 0
a c:
1--,
0 C?)
}I,LVdd NV,LVIDgM
k
•
p
0 '11
I-0
>
-3 p) cc (s)
i )
P ca)t-
KEGIATAN
0 Po Cf4 P'-'
P '-ci i-t P cp
'0
CD
cr cp 1-s •
P)
a,
UR P
i-t P 0 c-1-.
'5-
(—
CD
'Lt . co.
'-d ci 1-3
a, A) fa•
5 . CD
\, P 4.
ra•
N
CD
'-' • Cfq P --.
(,- cc P
CD •-) rD r+' p cn
pidana pencucian uang
dan pendanaan terorisme SASARAN KEGIATAN
2t
po
P UR p
z9 A) n URC:)"
'— „.., ,"
(13. — P Al-
r°
';:i.
)6.:
P p P cf) P c(c)) 0- cm
P
.7-t• • si,
i-t (:4
,a .
Cl) -
ri' P ---
r+
61)
`-'•
PPPPP:). P
(I)
(.707:t.
P a' '-ci
1-• • Pp a•
p (")
P- P P a )
'V a• A) p n
c) '7:)•
LD
: I
(i) '7Zi c° '-t -s p A) 'Ct.
0.
cb ic-Ds w CD
r) Cl)
(1)
it$
CD
P
0"Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
yang dilaksanakan oleh
anggota komite INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
0) CA
N 0 N 0
TARGET
0 o
N 0 N 1--•
0 o
N 0 N N
CA c*"
N 0 N CA)
-NI Cj Oi ,:,
N 0 n) -p•
Z
5. Meningkatnya efektivitas
layanan informasi publik
PPATK 4. Meningkatnya kepatuhan Indonesia terhadap
rekomendasi FATF 3. Meningkatnya efektivitas
kerj a sama dengan instansi dalam negeri
dalam pencegahan dan
pemberantasan tindak
pidana pencucian uang
dan pendanaan terorisme SASARAN KEGIATAN
Nilai keterbukaan informasi
publik PPATK Persentase kepatuhan terhadap rekomendasi FATF Persentase MoU yang
dilakukan evaluasi INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
00 0)
0 J
CO' 0
N O N 0
TARGET
00 -1
Cn 01 c
J Cii 0 \°
N
O
N i--,
LO 00 C.11 \c' 0
01 (*2'
N 0 N.) N
LO 0
••1 0 0
00 0 0
IQ 0 N CA)
I.
-1
LO CO) 00 0
0 0
N N -4.