• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF repository.unibos.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF repository.unibos.ac.id"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Oleh karena itu peraturan perundang-undangan di Indonesia mengenai anak korban tindak pidana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 4 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UUSPPA). 3 Berdasarkan ketentuan Pasal 4(2)(1) dan (2), dasar penanganan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) mulai dari proses penyidikan awal hingga menjalani hukuman.

Rumusan Masalah

T dan saksi Palaweri melakukan penyelidikan dan penggeledahan terhadap anak Akbar Bin Rudi dan anak saksi Reza Bin Abd. T dan saksi Palaweri mengamankan anak Akbar Bin Rudi beserta barang bukti di Polsek Mamajang untuk diproses lebih lanjut.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana

  • Pengertian Tindak Pidana
  • Unsur-Unsur Tindak Pidana
  • Pengertian Anak
  • Pengertian Pelaku

Perlu diketahui, sejak adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), istilah anak yang berhadapan dengan hukum disebut dengan anak yang berumur 12 (dua belas) tahun. . , namun belum 18 (delapan belas) tahun diduga melakukan tindak pidana. Pelaku kejahatan adalah orang yang melakukan kejahatan. 26 Untuk menentukan siapa yang harus dianggap sebagai ayah atau pelaku tampaknya tidak terlalu sulit.

Tindak Pidana Kepemilikan Senjata Tajam

23 dan unsur-unsur obyektifnya menyatu, tanpa memandang apakah keputusan untuk melakukan tindak pidana itu secara pasti berasal dari dirinya ataukah timbul karena provokasi pihak ketiga” yang artinya: “Pelaku suatu tindak pidana adalah orang yang melakukan tindak pidana itu, telah melakukan tindak pidana tersebut dalam pertanyaan, dalam arti seseorang yang dengan sengaja atau tidak sengaja, menurut undang-undang, telah menimbulkan akibat yang tidak dikehendaki oleh undang-undang atau melakukan perbuatan yang dilarang atau tidak dilakukannya perbuatan menurut undang-undang, atau dengan kata lain : ian adalah orang yang memenuhi seluruh unsur-unsur tindak pidana sebagaimana ditentukan dalam undang-undang, baik unsur-unsur obyektif maupun tidak, terlepas dari apakah keputusan melakukan tindak pidana itu berasal dari pihak ketiga. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, penjelasan Pasal 15 ayat (2) huruf e juga menyebutkan pengertian senjata tajam yaitu “senjata tajam” dalam undang-undang ini. . adalah senjata tikam, senjata tikam dan pemukul, tidak termasuk barang yang jelas-jelas digunakan untuk bercocok tanam, atau untuk pekerjaan rumah tangga, atau untuk keperluan melakukan pekerjaan yang sah, atau untuk keperluan sebenarnya untuk benda pusaka, atau barang kuno, atau benda gaib sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12/Drt/1951. Pisau, parang, kapak, parang, arit, dan senjata tajam lainnya pada mulanya merupakan “alat” yang digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. Pada zaman dahulu, alat-alat ini terbuat dari batu, dan seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, baja pun mulai berkembang bahkan fungsi dan desain yang digunakan.

Seorang samurai yang membawa katana di pinggangnya memiliki nilai sentimental yang berbeda dengan seorang prajurit yang membawa pistol di bahu atau di belakang ikat pinggangnya. Dasar hukum kepemilikan senjata tajam adalah pemberitahuan Kapolri Nomor: MAK/03/X/1080 tanggal 1 Oktober 1980 Pasal 2 tentang penyimpanan benda berupa senjata tajam/warisan.

Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan upaya untuk mengamalkan gagasan keadilan, kepastian hukum, dan kemaslahatan sosial. Penegakan hukum merupakan upaya mewujudkan gagasan dan konsep hukum yang diharapkan masyarakat menjadi kenyataan. Penegakan total, yaitu ruang lingkup penegakan pidana sebagaimana didefinisikan oleh hukum kejahatan substantif.

Full Enforcement, setelah total ruang lingkup penegakan hukum pidana diperkecil dengan luas tidak adanya penegakan hukum dalam penegakan hukum ini, maka diharapkan aparat penegak hukum dapat menegakkan hukum secara maksimal. Sebagai suatu proses yang sistemik, penegakan hukum pidana diwujudkan dalam bentuk penerapan hukum pidana (criminal law enforcement), yang melibatkan beberapa subsistem struktural berupa aparat kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan.

Hakim dan Pengadilan/Peradilan

  • Hakim
  • Pengadilan/Peradilan

35 Asas Kekuasaan Kehakiman diatur dalam UUD 1945 Bab IX Pasal 24 dan Pasal 25 serta dalam Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Kebebasan hakim juga perlu dijelaskan tentang kedudukan hakim yang tidak memihak (impartial judge) Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Lebih tepatnya rumusan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Peradilan Pasal 5 ayat (1): “Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yaitu: Pengadilan tidak boleh menolak untuk menyelidiki dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan dalih hukumnya tidak jelas atau tidak jelas, tetapi wajib menyelidiki dan mengadilinya. Sedangkan istilah pengadilan mengacu pada Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman yang antara lain menjelaskan bahwa pengadilan mengadili menurut undang-undang tanpa membeda-bedakan orang dan pengadilan membantu para pencari suaka.

Tugas dan Fungsi Hakim

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Tipe Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Hal ini benar, mengingat pengakuan Akbar Bin Rudi yang maksud dan tujuannya membawa senjata tajam berupa anak panah/busur. Namun seharusnya jaksa penuntut umum wajib meminta diversi dengan mempertimbangkan usia anak Akbar Bin Rudi. Akbar Bin Rudi divonis 5 (lima) bulan penjara di LPKA Maros;

12 Tahun 1951 terhadap tindak pidana kepemilikan senjata tajam oleh anak tanpa izin adalah tepat karena Akbar Bin Rudi (anak yang berhadapan dengan hukum) telah memenuhi semua unsur tersebut, yaitu (1) unsur siapa pun; unsur (2) yang tanpa hak memasuki wilayah Indonesia, membuat, menerima, berupaya menerima, menyerahkan atau berupaya menyerahkan, menguasai, menahan, menyimpan atau menguasai, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, menggunakan atau mengeluarkan dari wilayah Indonesia; dan (3) unsur senjata penusuk, tikam, atau tikam (stootwapen slag steak). Namun Jaksa Penuntut Umum terpaksa melakukan diversi mengingat usia anak Akbar Bin Rudi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Posisi Kasus

Akbar Bin Rudi (usia anak/anak berhadapan dengan hukum) pada hari Sabtu tanggal 02 November 2019 sekitar pukul 22.00 WITA atau sekurang-kurangnya–. sekurang-kurangnya pada waktu tertentu pada bulan November 2019 di Jalan Rappocini Raya Kota Makassar atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Makassar yang mempunyai kewenangan penyidikan dan mengadili perkara berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tanpa hak. Bahwa bermula pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan di atas, ketika saksi Budianto T.) sedang berpatroli bersama Palaweri (saksi) di sekitar Jalan Rappocini dan pada saat itu Budianto T. Karim menemukan di dalam tas berwarna hitam sebuah foto boneka milik Akbar. Bin Rudi yaitu berupa 4 (empat) anak panah/busur dan 1 (satu) ketapel, kemudian Budianto T.

Sedangkan Akbar Bin Rudi dalam hal memiliki dan membawa 4 (empat) anak panah/busur berbahan besi yang diikat dengan tali rafia dan 1 (satu) ketapel besi tidak mempunyai izin dari instansi yang berwenang dan tidak sesuai dengan pekerja anak.

Dakwaan Penuntut Umum

Bahwa benar menurut riwayat Akbar Bin Rudi bahwa maksud dan tujuan membawa senjata tajam berupa anak panah/busur beserta alat lemparnya adalah untuk membela diri jika ada yang mengganggu di jalan; Bahwa benar kepemilikan senjata tajam atau tikam tersebut oleh Anak Akbar Bin Rudi tidak disertai izin yang sah dari pejabat yang berwenang; 52 buah anak panah atau busur berjumbai tali kuning dan 1 (satu) buah ketapel bergagang hitam dibawa oleh putra Akbar Bin Rudi dalam 1 (satu) tas kecil atau tas selempang kecil berwarna hitam bergambar boneka berwarna putih yang merupakan Akbar pada waktu itu. . Bin Rudi menggunakan;.

Bahwa benar kepemilikan senjata tajam atau runcing yang dilakukan Akbar Bin Rudi tidak disertai izin yang sah dari instansi yang berwenang; 54 buah anak panah berwarna kuning, 1 (satu) buah anak panah atau busur dengan rumbai kuning dan 1 (satu) buah ketapel bergagang hitam, disimpannya dalam 1 (satu) tas kecil atau tas selempang kecil berwarna hitam bergambar boneka berwarna di dalamnya. warna putih yang dikenakan putra Akbar Bin Rudi saat itu;

Tuntutan Penuntut Umum

Bahwa benar senjata tajam berupa busur/anak panah beserta alat lempar yang ditemukan adalah miliknya; Bahwa benar maksud dan tujuan membawa atau memiliki senjata tajam adalah untuk membela diri; Bahwa benar kepemilikan senjata tajam tersebut tidak disertai izin yang sah dari instansi yang berwenang;

Pidana penjara terhadap Akbar Bin Rudi di LPKA (Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak) Kabupaten Maros selama 7 (tujuh) bulan, dikurangi seluruhnya masa penangkapan dan penahanan yang dijalani anak dengan perintah untuk tetap menahan anak; 56 - 1 (satu) ejector bergagang hitam; dan - 1 (satu) buah tas kecil berwarna hitam atau karung kecil.

Analisis Penulis

Sebab, Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menyatakan bahwa: Oleh karena itu, jika melihat ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 2012 1951 , Akbar Bin Rudi hanya terancam hukuman maksimal 5 tahun penjara, sehingga perlu dilakukan diversi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Merujuk pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang. Jadi kalau melihat ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, seharusnya Akbar Bin Rudi hanya terancam pidana penjara paling lama 5 tahun, sehingga perlu dilakukan diversi.

Sanksi Pidana yang Dijatuhkan dalam Putusan Perkara Pidana No.6/Pid.Sus-

  • Pertimbangan Hakim
  • Amar Putusan
  • Analisis Penulis

PENUTUP

Kesimpulan

Merujuk pada Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi pada Pidana Anak. Sistem keadilan.

Saran

Penegakan hukum kejahatan anak sebagai aktor dalam sistem peradilan pidana anak (studi kasus di Polres Tegal). Perlindungan hukum terhadap anak sebagai pelaku kejahatan dalam sistem peradilan pidana anak di Indonesia. Aditya Kurniawan, Legalisme Membawa Senjata Tajam, lihat https://www.facebook.com/notes/t-aditya-kurniawan/legalism-carrying-sharp weapon diakses pada Senin 14 September 2020.

KPAI mengutuk keras 3 pelaku pemerkosa gadis 14 tahun di Makassar, lihat https://news.detik.com/berita/d-4383160/kpai-kecam-keras-3-pelaku-pemerkosa-gadis-14-tahun- di-makassar, diakses Senin 14 September 2020. Hukum Online, Perbedaan Peradilan dan Pengadilan, lihat http://www. Hukumonline.com/klinik/detail/lt548d38322cdf2/perbedaan-judicial-with-courts, diakses Senin 14 September 2020 Laporan 6 secara online.

Referensi