:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 ii Bunga Rampai Artikel Penyakit Virus Korona (COVID-19)
Editor:
Titik Respati Hilmi Sulaiman Rathomi
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 iii
KOPIDPEDIA
Bunga Rampai Artikel Penyakit Virus Korona (COVID-19)
Editor:
Titik Respati
Hilmi Sulaiman Rathomi
Diterbitkan oleh Pusat Penerbitan Universitas (P2U) Unisba © 2020 Jl.Purnawarman no.63 Bandung 40116 Jawa Barat
Telp. (022) 420 3368 ext.6733 [email protected] ISBN: 978-602-5917-42-4
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 iv Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan acara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seizin penulis dan penerbit.
Diterbitkan pertama kali oleh:
P2U Unisba Bandung, 2020
Penerbitan Buku ini dikelola oleh:
P2U Unisba
Koordinator Penerbitan: Dadi Achmadi Penulis:
Tim Dosen Fakultas Kedokteran Unisba Editor:
Titik Respati dan Hilmi Sulaiman Rathomi Desain Cover dan Tata Letak:
Hilmi Sulaiman Rathomi ISBN NO: 978-602-5917-42-4
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 v
KATA PENGANTAR
Pandemi Global Corona Virus Disease (COVID-19) mengubah kehidupan seluruh masyarakat dunia. Tingkat penularan yang amat tinggi menyebabkan penyakit ini memilki dampak yang jauh lebih besar dibandingkan penyakit akibat virus korona sebelumnya, seperti SARS dan MERS. Cerita perjalanan virus ini sejak awal ditemukan hingga menimbulkan wabah di seluruh belahan dunia sangat singkat, terhitung hanya satu bulan sejak awal kemunculannya. Berbagai informasi membanjiri masyarakat dan seringkali membuat gagap para pembaca untuk memilih informasi yang tepat. Pencegahan yang paling utama memerlukan kerja sama semua pihak. Edukasi yang tepat tentang COVID-19 ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mampu bekerjasama berperan dalam upaya menekan jumlah kasus COVID-19 yang saat ini terus bertambah secara signifikan.
Di tengah peperangan melawan COVID-19 di seluruh dunia, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) turut berkontribusi dengan mengurai segala hal mengenai penyakit ini.
Uraian tersebut tertuang dalam buku ini, KOPIDPEDIA “Bunga Rampai Artikel Penyakit Virus Korona (COVID-19)”. Buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada para tenaga medis baik di rumah sakit maupun klinik, para mahasiswa kedokteran, dan juga masyarakat. Selain mengupas tuntas aspek klinis dan kesehatan dari COVID-19, buku ini juga menyajikan perspektif kedokteran islam yang menjadi keunggulan FK UNISBA, seperti panduan islam dalam menghadapi wabah penyakit dan pemulasaraan jenazah pasien.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 vi Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan membantu penulisan buku ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki, sumbang kritik dan saran sangat kami harapkan untuk meningkatkan kualitas penulisan di waktu yang akan datang..
Bandung, April 2020 Tim Penyusun
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 vii
Tim Penyusun
1. Alya Tursina 2. Budiman 3. Cice Tresnasari
4. Dony Septriana Rosady 5. Eka Nurhayati
6. Fajar Awalia Yulianto 7. Heni Muflihah 8. Julia Hartati 9. Lelly Yuniarti 10. Lisa Adhia Garina 11. Maya Tejasari 12. Meike Rachmawati 13. Mia Kusmiati 14. Miranti Kania Dewi 15. Noormartany 16. Poernomo
17. R. Anita Indriyanti 18. Ratna Damailia 19. Rika Nilapsari
20. Rizky Suganda Prawiradilaga 21. Santun Bhekti Rahimah 22. Siska Nia Irasanti 23. Siti Annisa Devi Trusda 24. Susanti Dharmmika 25. Wida Purbaningsih
26. Widhy Yudhistira Nalapraya 27. Yani Triyani
28. Yudi Feriandi 29. Yuke Andriane 30. Yuli Susanti
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 viii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... vTim Penyusun ... vii
Kata Pengantar Dekan Fakultas Kedokeran UNISBA ... x
PRAKATA ... xii
COVID DAN ILMU KEDOKTERAN DASAR COVID-19 dalam Angka ... 2
Eka Nuhayati, Fajar Awalia Yulianto COVID-19 dan Karakteristik serta Patogenesis ... 13
Julia Hartati, Ratna Damailia, Siti Annisa Devi Trusda COVID-19 dan Tinjauan Molekuler ... 24
Lelly Yuniarti, Maya Tejasari, Wida Purbaningsih COVID DAN ILMU KEDOKTERAN KLINIS COVID-19 dan Gambaran Klinis serta Diagnosis Banding ... 37
Widhy Yudistira Nalapraya , Siti Annisa Devi Trusda COVID-19 dan Peran Pemeriksaan Laboratorium ... 45
Yani Triyani, Noormartany dan Rika Nilapsari COVID-19 dan Tatalaksana Gizi ... 63
Rizky Suganda Prawiradilaga COVID-19 dan Alternatif Penggunaan Vitamin dan Herbal ... 76
R.Anita Indriyanti, Yuke Andriane COVID-19 dan Tatalaksana Kedokteran Fisik serta Rehabilitasi Pasien ... 93
Cice Tresnasari, Susanti Dharmmika COVID-19 dan Tatalaksana Farmakoterapi ... 106
Santun Bhekti Rahimah, Miranti Kania Dewi, Heni Muflihah COVID-19 dan Tatalaksana pada Anak ... 131 Lisa Adhia Garina
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 ix COVID-19 dan Lansia ... 143 Alya Tursina
COVID-19 dan Kesehatan Industri ... 152 Poernomo
COVID-19 dan Alat Pelindung Diri (APD) ... 164 Yuli Susanti
COVID-19 dan Pencegahan Transmisi Infeksi di Tempat-tempat Umum ... 187 Budiman
COVID-19 dan Pencegahan Transmisi Infeksi Di Tingkat
Individu ... 193 Siska Nia Irasanti, Ratna Damailia
COVID-19 dan Manajemen Bencana ... 203 Yudi Feriandi
COVID DAN HUMANIORA
COVID-19 dan Perspektif Sosiologis serta Yuridis Kesehatan 216 Dony Septriana Rosady
COVID-19 dalam Perspektif Islam ... 224 Mia Kusmiati
COVID-19 dan Pemulasaraan Jenazah Penyakit Menular dalam Perspektif Islam ... 238 Meike Rachmawati
PENUTUP ... 243
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 x
Kata Pengantar Dekan Fakultas Kedokteran UNISBA
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberi kenikmatan dan kesehatan dalam kondisi saat ini dimana kita sedang menghadapi wabah COVID-19. Salam dan Sholawat semoga tercurah kepada junjunan kita nabi besar Muhammad SAW.
Sejak pertengahan januari 2020 wabah yang berasal dari Wuhan-China mulai menyebar dan menjangkiti ribuan orang di berbagai negara. Indonesia termasuk salah satu Negara yang telah dijangkiti wabah COVID-19. Sejumlah langkah dan upaya untuk mengatasi wabah ini telah dilaksanakan oleh berbagai pihak:
pemerintah, tenaga medis, akademisi, dan masyarakat sendiri.
Selama kondisi melalui COVID-19 Fakultas Kedokteran Unisba melaksanakan pendidikan on line untuk tahap sarjana dan menunda kegiatan di rumah sakit untuk program profesi/kepaniteraan.
Untuk mahasiswa program profesi melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Fakultas yaitu membuat laporan-laporan kasus sesuai dengan SKDI dan menyusun artikel mengenai COVID-19 mereka juga melaksanakan penyuluhan dalam bentuk KIE terhadap masyarakat secara online sebagai relawan sesuai arahan kemendikbud.
Selain mahasiswa tingkat profesi, dosen juga membuat artikel mengenai COVID-19. Tim Editor Fakultas Kedokteran menghimpun
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 xi artikel yang dibuat mahasiswa program profesi dan dosen menjadi buku yang nanti dapat disebarkan kepada masyarakat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim editor, mahasiswa dan dosen yang telah memberikan sumbangannya untuk mengurangi atau menghapuskan COVID-19, semoga buku yang akan diterbitkan akan berguna bagi akademisi dan untuk masyarakat luas.
Prof.Dr.Ieva B.Akbar,dr.,AIF
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 xii
PRAKATA
Bunga rampai ini ditulis ketika dunia sedang menghadapi wabah virus COVID-19. Pada tanggal 15 Mei 2020, WHO menyatakan sebanyak 213 negara sudah melaporkan ditemukannya kasus COVID-19 di Negara mereka. Data tercatat sebanyak 4.417.903 kasus dengan 297.382 kematian dan tingkat pertumbuhan kasus baru sebesar 7% per hari di seluruh dunia. Indonesia mencatat sejumlah 15.483 kasus dengan 1.028 kematian pada saat yang sama.
Beberapa negara telah berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19 ini dengan baik. Cina sebagai negara yang paling awal melaporkan kasus ini berhasil mengendalikan keadaan kurang lebih hanya setelah 30 hari sejak 100 confirmed cases pertama terjadi sedangkan Korea Selatan berhasil mengendalikan dalam waktu 20 hari sejak 100 kasus pertamanya dilaporkan. Sedangkan negara-negara yang terkenal dengan kehebatan sistem kesehatan mereka ternyata tidak berdaya berhadapan dengan COVID-19 ini. Termasuk di dalamnya antara lain negara Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Denmark, Italy, dan masih sederet negara lain yang biasanya kita sebut sebagai negara maju.
Indonesia sampai saat ini masih berjuang untuk dapat mengalahkan virus ini. Beberapa program baik di bidang Kesehatan maupun di bidang lain telah digulirkan agar kehidupan masyarakat masih dapat terlaksana dengan aman.
COVID-19 telah menjadi angsa hitam pada seluruh sektor dalam kehidupan manusia pada saat ini. Angsa hitam adalah sebuah metafora untuk menggambarkan suatu kejadian tidak terduga yang menimbulkan konsekuensi ektrim. Kejadian ini juga memunculkan istilah baru “The New Normal” yang menunjukkan perubahan perilaku dan budaya luar biasa yang terpaksa dilakukan masyarakat di seluruh dunia untuk mencegah semakin menyebarnya virus ini.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 xiii Di tengah peperangan melawan COVID-19 di seluruh dunia, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) turut berkontribusi dengan mengurai segala hal mengenai penyakit ini.
Uraian tersebut tertuang dalam publikasi KOPIDPEDIA “Bunga Rampai Artikel Penyakit Virus Korona (COVID-19)”.
Bunga rampai ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling melengkapi. Bagian pertama membahas mengenai COVID-19 dan Ilmu Kedokteran Dasar selain dari sudut pandang epidemiologi juga termasuk didalamnya dari sisi patogenesis dan molecular. Bagian kedua adalah COVID-19 dan Ilmu Kedokteran Klinis yang membahas segala aspek sejak diagnosis, penatalaksanaan hingga pengaruh COVID-19 pada berbagai kelompok masyakarat. Bagian terakhir membahas COVID-19 dalam sudut pandang humaniora yang membahas dari perspektif sosiologis dan yuridis kesehatan. Selain itu COVID-19 dalam perspektif Islam dipaparkan secara tuntas, termasuk dalam memberikan informasi mengenai pemulasaran jenazah secara khusus.
Semoga sumbangsih sederhana ini dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk memahami fenomena COVID-19 dalam berbagai sudut pandang.
Bandung, Mei 2020
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 164
COVID-19 dan Alat Pelindung Diri (APD) Yuli Susanti
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakai dari cedera atau penyebaran penyakit.
Penggunaan alat pelindung diri yang tepat dalam pemilihan jenis APD, cara pemakaian, cara pelepasan, cara pembuangan, dan cara penggunaan kembali APD dapat menghambat penularan infeksi COVID-19. Penularan COVID-19 dapat terjadi melalui kontak erat dan droplet, kecuali jika terdapat tindakan medis yang memicu terjadi aerosol sehingga menyebabkan penularan melalui airborne.
Individu yang paling berisiko terinfeksi adalah orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19 atau petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19. Petugas kesehatan dapat melindungi diri ketika merawat pasien dengan mematuhi praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang mencakup pengendalian administratif, lingkungan dan engineering serta penggunaan alat pelindung diri (APD).
I. Jenis APD
Jenis APD yang direkomendasikan untuk digunakan dalam penanganan kasus COVID-19.
a. Masker bedah (medical/ surgical mask)
Masker bedah memiliki kegunaan untuk melindungi dari partikel yang dibawa melalui udara (airborne particle), droplet, cairan, virus atau bakteri. Material yang digunakan adalah non woven spunbond meltblown spunbond (sms) dan spunbond meltblown meltblown spunbond (smms). Masker bedah terdiri atas 3 lapisan material dari bahan non-woven (tidak dijahit), loose - fitting dan sekali pakai.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 165 Masker bedah memiliki efisiensi penyaringan bakteri sebesar 98%, dan memiliki differential pressure/∆P < 5.0 mmH2O)/cm2 sehingga pengguna masih dapat bernapas dengan baik. Masker ini tidak direkomendasikan untuk penanganan langsung pasien terkonfirmasi COVID-19.
Gambar 1. Surgical Face Mask
b. Masker N95 (respirator N95)
Masker N95 berfungsi untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dengan cara menyaring atau menahan cairan, darah, aerosol (partikel padat di udara), bakteri atau virus.
Masker terbuat dari 4-5 lapisan yang berasal dari polypropylene pada lapisan luar, dan charged polypropylene pada lapisan tengah. Alat pelindung pernapasan yang dirancang dengan segel ketat di sekitar hidung dan mulut untuk menyaring hampir 95%
partikel yang lebih kecil < 0,3 mikron. Masker ini dapat menurunkan paparan terhadap kontaminasi melalui airborne dan direkomendasikan untuk penanganan langsung pasien COVID-19.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 166 Gambar 2. Masker N95
c. Pelindung wajah (face shield)
Pelindung wajah memiliki kegunaan untuk melindungi mata dan wajah dari percikan cairan darah atau droplet. Umumnya terbuat dari plastik bening transparan sehingga masih memberikan visibilitas yang baik untuk pengguna. Frekuensi pemakaian face shield adalah sekali pakai atau dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan desinfeksi/
dekontaminasi.
Gambar 3. Pelindung Wajah (Face Shield)
d. Pelindung mata (goggle)
Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang memiliki kegunaan melindungi area mata dan sekitarnya dari percikan cairan, darah, atau droplet. Material yang digunakan adalah plastik atau akrilik bening.
Pelindung mata digunakan pada saat aktivitas kemungkinan terjadi risiko cipratan, prosedur yang menghasilkan aerosol, dan kontak dekat berhadapan muka dengan pasien COVID-19. Frekuensi pemakaian goggle adalah sekali pakai atau dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan desinfeksi/ dekontaminasi.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 167 Gambar 4. Pelindung Mata (Goggle)
e. Gaun (gown)
Gaun memiliki fungsi untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dari penyebaran infeksi atau penyakit, gaun hanya melindungi bagian depan, lengan, dan setengah kaki. Persyaratan gaun yang ideal antara lain bersifat barier efektif yaitu mampu mencegah penetrasi cairan, tahan terhadap aerosol, airborne, dan partikel padat.
Gaun biasanya berwarna terang/ cerah agar mudah teridentifikasi bila terkena kontaminan. Jenis gaun antara lain gaun bedah, gaun isolasi bedah, dan gaun non-isolasi bedah. Menurut penggunaannya, gaun dibagi menjadi 2, yaitu gaun sekali pakai (disposable) dan gaun dipakai berulang (reuseable).
Gaun sekali pakai (Coverall medis)
Gaun sekali pakai (disposable) biasanya tidak dijahit (non woven) dan dikombinasikan dengan plastik film untuk perlindungan terhadap penetrasi cairan. Bahan yang digunakan adalah serat sintetik (misalnya polypropylene, polyester, polyethylene, dupont tyvex) dengan pori-pori 0.2-0.54 mikron. Gaun ini disebut juga coverall medis yang memiliki kegunaan melindungi tenaga kesehatan atau pengguna secara menyeluruh termasuk kepala, punggung, dan tungkai bawah.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 168 Gambar 5. Coverall Medis
Gaun dipakai berulang (reuseable)
Gaun untuk dipakai berulang terbuat dari bahan 100% katun, 100% poliester, atau kombinasi keduanya. Gaun dapat dipakai berulang dengan maksimal pemakaian 50 kali dan tidak mengalami kerusakan.
Gambar 6: I. Gaun Isolasi Bedah (Area A, B, dan C merupakan area kritikal tingkat tinggi); II. Gaun Bedah (Area A dan B
merupakan area kritikal tingkat tinggi ) Sumber : CDC
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 169 f. Heavy duty apron
Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi bagian luar gaun yang digunakan oleh petugas kesehatan agar terhindar dari penetrasi cairan infeksius pasien. Apron dapat terbuat dari 100% poliester dengan lapisan PVC, atau 100% PVC, atau 100% karet, atau bahan tahan air lainnya. Apron dapat digunakan kembali (reuseable) setelah dilakukan proses desinfeksi atau dekontaminasi.
Gambar 7. Apron
g. Sarung tangan
Sarung tangan memiliki fungsi untuk melindungi tangan tenaga medis dari kontak cairan infeksius selama perawatan pasien. Sarung tangan dapat terbuat dari bahan lateks karet, polyvinyl chloride (PVC), nitrile, polyurethane. Sarung tangan yang ideal harus tahan robek, tahan bocor, biocompatibility (tidak toksik), tidak mengiritasi, bebas tepung, dan pas di tangan. Sarung tangan direkomendasikan untuk single use atau sekali pakai.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 170 Gambar 8. Sarung Tangan
h. Pelindung kepala
Penutup kepala memiliki kegunaan untuk melindungi kepala dan rambut pengguna dari percikan cairan infeksius pasien selama proses perawatan. Penutup kepala terbuat dari bahan tahan air, tidak mudah robek, dan ukuran pas di kepala pemakai. Penutup kepala ini digunakan sekali pakai.
Gambar 9. Penutup Kepala
i. Sepatu pelindung (waterproof boots)
Sepatu pelindung merupakan alat pelindung kaki dari percikan cairan infeksius pasien. Sepatu pelindung dapat terbuat dari material lateks dan PVC, bersifat non-slip, dan tahan air dengan sol tertutup sempurna. Sepatu pelindung dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan desinfeksi atau dekontaminasi.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 171 Gambar 10. Sepatu Pelindung
Tabel Rekomendasi Jenis APD berdasar atas Tempat Layanan Kesehatan, Petugas, dan Jenis Aktivitas pada Penanganan
COVID-19 menurut WHO
Lokasi Target Petugas atau
Pasien
Jenis Aktivitas Jenis APD yang Digunakan Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi dan Penunjang Ruang
perawatan pasien, IGD, kamar operasi
Petugas kesehatan
Merawat secara langsung pasien COVID-19
✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓Pelindung mata (goggle)
dan atau
Pelindung wajah (face shield)
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Tindakan yang
menghasilkan aerosol (intubasi trakea, ventilasi non invasif, trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi manual
✓ Masker N95
✓ Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓ Pelindung mata (goggle)
dan atau
pelindung wajah (face shield)
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 172 sebelum
intubasi, nebulasi, bronskopi, pengambilan swab, pemeriksaan gigi seperti scaler
ultrasonic dan highspeed air driven,
pemeriksaan hidung dan tenggorokan dll) pada pasien COVID-19
✓Pelindung kepala
✓Celemek (apron)
✓Sepatu pelindung
Cleaning Service
Masuk ke ruang rawat pasien COVID-19
✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan tebal
✓Pelindung mata (goggle)
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Area lain
yang digunakan untuk transit pasien (misal koridor, bangsal)
Semua staf, termasuk petugas kesehatan
Semua kegiatan dan tidak terjadi kontak langsung dengan pasien COVID19
✓Masker bedah
Triase Petugas kesehatan
Skrining awal dan tidak terjadi kontak langsung
✓Menjaga jarak dengan pasien (minimal 1 meter)
✓Menggunakan masker bedah
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 173 Pasien
dengan gejala infeksi saluran napas
Semua jenis
kegiatan ✓Menjaga jarak dengan pasien (minimal 1 meter)
✓Mengenakan masker bedah Pasien tanpa
gejala infeksi saluran napas
Semua jenis
kegiata ✓Menggunakan
masker bedah Laboratorium Analis Lab Mengerjakan
sampel saluran napas
✓Masker N95
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan ✓Pelindung
mata dan atau Pelindung wajah (face shield)
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Instalasi
sterilisasi
Petugas di ruang
dekontaminasi
Petugas yang melakukan pencucian alat instrumen bedah
✓ Masker bedah
✓ Gaun/gown
✓ Sarung tangan panjang
✓ Pelindung mata (goggle) dan atau
✓Pelindung wajah (face shield)
✓Pelindung kepala
✓Celemek (apron)
✓Sepatu pelindung
Laundri Di ruang
penerimaan linen
infeksius dan
Menangani
linen infeksius ✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan panjang
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 174 mesin
infeksius ✓Pelindung
mata (goggle) dan atau Pelindung wajah (face shield)
✓Pelindung kepala
✓Celemek (apron)
✓Sepatu pelindung Bagian
admisi
Bagian pendaftaran pelayanan, petugas Kasir
✓Masker bedah
✓Menjaga jarak dengan pasien 1 meter
Area administrasi
Seluruh staf, termasuk petugas kesehatan
Tugas yang bersifat
administratif dan tidak ada kontak langsung dengan pasien COVID-19
✓Menggunakan masker bedah
Fasilitas Rawat Jalan Ruang
konsultasi
Petugas kesehatan
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas
✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓Pelindung mata dan atau Pelindung wajah (face shield)
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Petugas
kesehatan
Pemeriksaan fisik pada pasien tanpa gejala infeksi saluran napas, tetapi melakukan pemeriksaan bronskopi,
✓Masker N 95
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓Pelindung mata dan atau Pelindung wajah (face shield)
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 175 pengambilan
swab, pemeriksaan gigi seperti scaler
ultrasonic dan highspeed air driven,
pemeriksaan hidung dan tenggorokan dan
pemeriksaan mata
✓Pelindung kepala
✓Celemek (apron)
✓Sepatu pelindung
Pasien dengan gejala infeksi saluran napas
Segala jenis
kegiatan ✓Mengenakan masker bedah
✓Jaga jarak minimal 1 meter Pasien tanpa
gejala infeksi saluran napas
Segala jenis kegiatan
✓Mengenakan masker bedah
✓Jaga jarak minimal 1 meter Cleaning
service
Setelah dan di antara kegiatan konsultasi pasien dengan infeksi saluran napas oleh petugas
kesehatan
✓Masker bedah
✓Jubah/gaun
✓Sarung tangan tebal
✓Pelindung mata (goggle)
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Ruang
tunggu
Pasien dengan gejala infeksi saluran napas
Segala jenis
kegiatan ✓Kenakan masker bedah pada pasien, dan segera
pindahkan ke ruang isolasi/
ruangan
terpisah. Jika
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 176 tidak
memungkinkan tempatkan pasien dengan jarak minimal satu meter dengan pasien lainnya
Pasien tanpa gejala infeksi
saluran napas
Segala jenis
kegiatan ✓Menggunakan masker bedah Area
administrasi
Seluruh staf, termasuk petugas kesehatan
Pekerjaan
administratif ✓Menggunakan masker bedah
Ambulans Petugas kesehatan
Transportasi pasien dicurigai COVID-19 ke RS rujukan
✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓Pelindung mata
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung Sopir Hanya bertugas
sebagai sopir pada proses transportasi pasien dicurigai COVID19 dan area sopir terpisah dengan area pasien
✓Menjaga jarak minimal 1 m
✓Menggunakan masker bedah
Membantu mengangkat pasien dengan suspect
COVID-19
✓Masker bedah-
✓Gaun/gown
✓Sarung tangan
✓Pelindung mata
✓Pelindung kepala
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 177
✓Sepatu pelindung Tidak ada
kontak langsung dengan pasien suspect
COVID19 namun area sopir tidak terpisah dengan area pasien
✓Masker bedah
Pasien dengan suspect Covid19
transportasi ke
RS rujukan ✓Masker bedah
Cleaning service
Membersihkan setelah atau di antara kegiatan pemindahan pasien suspect COVID19 ke RS rujukan
✓Masker bedah
✓Gaun/gown
✓Sarung tebal
✓Pelindung mata
✓Pelindung kepala
✓Sepatu pelindung
Keterangan:
a. Setelah digunakan, APD harus dibuang di tempat sampah infeksius (plastik warna kuning) untuk dimusnahkan menggunakan insenerator.
b. APD yang akan dipakai ulang dimasukkan ke tempat linen infeksius dan dilakukan pencucian sesuai ketentuan.
c. Petugas yang melakukan pemeriksaan menggunakan thermo scan (pengukuran suhu tanpa menyentuh pasien), thermal imaging cameras, dan obeservasi atau wawancara terbatas, harus tetap menjaga jarak minimal satu meter.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 178 Rekomendasi APD Berdasarkan Tingkat Perlindungan
Gambar 11. Rekomendasi APD Tingkat 1
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 179 Gambar 12. Rekomendasi APD Tingkat 2
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 180 Gambar 13.. Rekomendasi APD Tingkat 3
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 181 Gambar 14. Rekomendasi APD Tingkat Masyarakat
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 182 Hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan APD yaitu:
1. Mengganti baju dengan baju kerja atau scrub suit
2. Mencuci tangan atau menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
3. Mandi setelah selesai menggunakan APD
Gambar 15. Cara Pemasangan APD Level 3
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 183 Gambar 16 Cara Melepas APD Level 3
Manajemen Penggunaan APD Reuseable
Alat pelindung diri sebaiknya digunakan hanya sekali pakai dan langsung dibuang (disposible), namun pada saat krisis maka APD dapat digunakan kembali setelah dilakukan proses pembersihan, pencucian, desinfeksi, dan penyimpanan yang benar.
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 184
1. Gaun reuseable, coverall, apron, surgical hood, dan masker kain dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan desinfektan dengan cara:
a. pencucian gaun dilakukan pada suhu 57,2 – 71°C selama minimal 25 menit;
b. desinfektan yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1 : 99.
2. Masker N95
Masker N95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan atau sterilisasi. Beberapa metode agar masker N95 dapat digunakan kembali, yaitu
a. disimpan di kantong kertas berlabel nama petugas, tanggal, dan jam. Masker dapat dibuka dan digunakan kembali sebanyak 5 kali selama 8 jam;
b. diletakkan kering pada ruangan terbuka dalam suhu kamar selama 3–4 hari. Masker N95 tidak boleh dijemur di bawah sinar matahari karena akan merusak material polypropylene dan masker juga dapat rusak oleh sinar ultraviolet;
c. sterilisasi dengan cara menggantung masker menggunakan jepitan kayu di dalam oven dapur dengan suhu 70oC selama 30 menit;
d. sterilisasi dengan menggantung masker di atas uap air panas dari air mendidih selama 10 menit.
3. Pelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan kembali setelah pencucian dan desinfektan oleh petugas dengan cara:
a. membersihkan bagian dalam pelindung mata dan pelindung wajah dengan menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke deterjen;
b. membersihkan bagian luar pelindung mata dan pelindung wajah dengan menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 185 desinfektan (klorin) dan kemudian dibersihkan kembali dengan menggunakan air bersih atau alkohol untuk melepaskan residu;
c. mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah dengan cara dijemur atau dilap bersih.
4. Sepatu pelindung dan jas hujan dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan desinfektan oleh petugas dengan cara:
a. mencuci sepatu pelindung dengan menggunakan deterjen pada suhu 20–30oC;
b. menggunakan desinfektan klorin setelah dibilas dengan menggunakan air bersih;
c. mengeringkan sepatu pelindung dan jas hujan dengan cara dijemur.
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis penggunaan APD dalam menghadapi wabah Covid-19. 2020
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Alat Pelindung Diri (APD) dalam Manajemen Penanganan Covid-19. 2020
The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) Centers for Disease Control and Prevention. Recommended Guidance for Extended Use and Limited Reuse of N95 Filtering Facepiece Respirators in Healthcare Settings. 2020. Dapat diunduh dari https://www.cdc.gov-/coronavirus-/2019ncov/in- dex.html
World Health Organization. Rational use of personal protective equipment for coronavirus disease 2019 (COVID-19). 2020
:: repository.unisba.ac.id ::
KOPIDPEDIA – Bunga Rampai Artikel COVID-19 186 World Health Organization. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations.
2020
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Rekomendasi Standar Penggunaan APD untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia. www.covid19.go.id. 2020
Zhejiang University school of medicine. Handbook of Covid-19 Prevention and treatment. Compiled according to clinical experience. 2020
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RSCM. 2020
:: repository.unisba.ac.id ::