PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengajaran dialek dapat menjadi sarana pembelajaran dan komunikasi yang baik terkait dengan kehidupan sehari-hari, terutama di negara-negara yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai dialek resmi. Salah satu mata pelajaran dasar yang harus dikuasai siswa dari tingkat dasar hingga lanjutan adalah bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan agar siswa dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta menerapkannya dalam kehidupan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan pertanyaan tentang dan Anda akan menemukan metode yang menarik untuk mendidik keterampilan mengatur dongeng. Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah untuk mengetahui kemampuannya dalam hal menyimak dongeng, sehingga dapat mengukur kemampuannya dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bekerja dan melakukan percobaan. Hasil kajian ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi nyata pembelajaran penalaran cerita peri hingga bakat di sekolah dasar khususnya di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teoritis
Yang tersirat dalam KBBI oleh cerita pixie adalah (1) cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama seputar peristiwa lama yang menarik, (2) kata-kata omong kosong atau perselingkuhan. Cerita Pixie adalah cerita yang diyakini tidak pernah terjadi, baik oleh pembicara maupun penonton. Against dan Stith Thomson (dalam Danandjaja 2002:86) membagi jenis cerita pixie menjadi empat, yaitu (1) cerita bintang; (2) dongeng standar; (3) akun dan lelucon, dan; (4) dongeng berbasis perumpamaan.
Kajian Penelitian yang Relevan
Dampak Penggunaan Media Audio Visual terhadap Storytelling Siswa Kelas II SDN Mejing 2 Kabupaten Magelang. Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati berjudul “Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Menggunakan Media Audio di Kelas V SDN 17 Matan Hilir Selatan”. Hasil penelitian menyimpulkan: Nilai keterampilan menyimak siswa meningkat setelah guru menggunakan media audio sebagai sumber belajar.
Kerangka Pikir
Agar siswa lebih memahami isi dongeng, guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan audiovisual sebagai tindakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memicu minat untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan di atas nilai KKM dipengaruhi dan pembelajaran akan berlangsung lebih lama. secara efektif. Peneliti bekerja sama dengan guru untuk merumuskan bentuk pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan dan membangkitkan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia khususnya dalam pemahaman menyimak.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Ciri utama eksperimen sejati adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen atau sebagai kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu. Rancangan penelitian memberikan garis besar prosedur untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab semua pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan proses penelitian yang efektif dan efisien.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian control group pretest and posttest yang merupakan desain penelitian true eksperimen. Dalam desain ini, dua kelompok dipilih secara acak, kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui apakah ada perbedaan kondisi baseline antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Dengan melakukan penelitian di tempat-tempat tersebut, peneliti berharap dapat mengetahui pengaruh keterampilan menyimak siswa melalui audio visual dengan teknik notasi menyimak, yang diharapkan dapat mendorong minat siswa dalam upaya peningkatan keterampilan menyimak.
Populasi dan Sampel
Juga, populasi bukan hanya kuantitas yang terdapat pada objek/obyek yang diteliti, tetapi mencakup semua sifat/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang tahun pelajaran. Sumber : Absensi Siswa Kelas V Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang Tahun Pelajaran 2019/2020.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi kelas di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dengan jumlah kelas mendengarkan dongeng sebanyak 30 kelas. Setelah dipilih kelas V yang terdiri dari 5 kelas sebagai sampel, dimana jumlah siswa kelas V UPT SDN 118 Pin rank sebanyak 16 orang, kelas V UPT SDN 218 Pin rank sebanyak 26 orang, kelas V UPT SDN 130 Pin rangking berjumlah 12 orang, kelas V UPT SDN 132 Pinrang berjumlah 19 orang dan kelas V UPT SDN 116 Pinrang berjumlah 12 orang, maka peneliti mengambil 10 orang dari setiap kelas sehingga jumlah yang terpilih adalah 50 orang . Perhatikan bahwa populasi dalam penelitian adalah homogen (karena populasinya hampir sama, jadi tidak terlalu penting sampel diambil dari mana dan berapa besar sampel yang dibutuhkan), jadi sampelnya 50 orang dan dibagi secara acak menjadi dua. kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Daftar seluruh nama siswa kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang itu ditegaskan tidak ada anggota yang tertinggal atau mendaftar lebih dari satu kali. Nama masing-masing anggota ditulis di kertas kecil, kemudian digulung, sehingga jumlah gulungan kertas dan jumlah siswa kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang sama. Nama yang keluar sebagai sampel dicatat dimana 25 nama yang keluar pertama menjadi kelompok eksperimen dan 25 nama yang keluar kedua menjadi kelompok kontrol.
Kelas eksperimen memiliki 25 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 13 perempuan, sedangkan kelas kontrol juga memiliki 25 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan.
Metode Pengumpulan Data
- Jenis Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
Kemudian gulungan kertas tersebut dikocok, kemudian ditarik satu persatu sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari membaca buku, majalah, makalah dan literatur lain yang berkaitan dengan masalah yang dimaksud. Salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan suatu penelitian adalah penggunaan instrumen tes yang valid.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono) Data dalam penelitian ini diperoleh dengan pemberian tes yang diberikan kepada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. dijawab dan dilakukan oleh seorang tesee (responden yang mengikuti tes) dengan tujuan untuk mengetahui suatu kompetensi atau kemampuan, untuk suatu materi tertentu, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya memberikan pilihan jawaban dan salah satu pilihannya adalah jawaban yang benar, sedangkan pilihan yang lain berfungsi sebagai pengecoh atau pengecoh. Dalam pembelajaran ini siswa akan menjawab pertanyaan tentang kejadian faktual dari dongeng yang disimak melalui media audiovisual.
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Artinya ada pengaruh terhadap kemampuan menyimak dongeng melalui media audio visual dengan teknik catat pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Artinya tidak ada pengaruh terhadap kemampuan menyimak dongeng melalui media audio visual dengan teknik catat pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Deskripsi penerapan mendengarkan dongeng melalui keterampilan audiovisual untuk belajar bahasa Indonesia kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.
Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyimak dongeng dengan menggunakan teknik simak notasi sebagai alat bantu mengajar mandiri pada siswa kelas V di Wilayah II Kelompok IV Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Hasil analisis data dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang kemampuan siswa kelas V di wilayah II kelompok IV Kabupaten Patampanua dalam menyimak dongeng dengan menggunakan teknik simak-nada sebagai perangkat pembelajaran mandiri. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa perolehan skor kemampuan siswa kelas V SD Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dalam menyimak cerita dengan menggunakan model pembelajaran mandiri.
Penjelasan perolehan skor pada masing-masing indikator kemampuan siswa kelas V SD Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang dalam menyimak dongeng dengan model pembelajaran mandiri diuraikan sebagai berikut. Deskripsi Kemampuan Siswa Mendengarkan Dongeng Dari Indikator Tema Kemampuan Siswa Mendengarkan Dongeng Dari Indikator Tema dinilai berdasarkan 10 item, skor yang diberikan berkisar antara 0 sampai dengan 6. Skor rinci yaitu skor dari 3 dicapai oleh 1 orang atau 4%, skor 4 dicapai oleh 10 orang atau dengan skor 40%. Deskripsi kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator karakter Kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator karakter dinilai berdasarkan 10 item, skor yang diberikan berkisar antara 0 sampai dengan 10.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa diperoleh skor kemampuan siswa kelas kontrol dalam mendengarkan dongeng dengan menggunakan model pembelajaran mandiri.
Pembahasan
Penelitian ini membuktikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak dengan nilai signifikansi α = 0,000 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan teknik simak catatan sebagai media belajar mandiri terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa dalam bahasa Indonesia. pembelajaran bahasa pada siswa kelas V di Gugus IV Wilayah II Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Sedangkan berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai signifikansi α = 0,000 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan teknik simak catatan sebagai media belajar mandiri terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa pada bahasa Indonesia untuk dipelajari. Model pembelajaran dengan teknik simak notasi sebagai media pembelajaran mandiri merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan menyimak.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa kemampuan belajar siswa kelas eksperimen untuk meningkatkan kemampuan menyimak dongeng tercapai yaitu mayoritas siswa kelas eksperimen berada pada kategori menyimak sangat baik. dongeng, sedangkan keterampilan belajar siswa kelas kontrol untuk meningkatkan kemampuan menyimak dongeng tercapai bahwa mayoritas siswa kelas kontrol berada pada kategori baik saat mendengarkan dongeng. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak dongeng melalui audiovisual siswa kelas eksperimen lebih baik dengan menggunakan teknik simak notasi sebagai media pembelajaran mandiri dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan menyimak siswa kelas V gugus IV wilayah II , Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. Diharapkan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teknik simak notasi sebagai media pembelajaran mandiri sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak dongeng.
Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang akan menguji kemampuan siswa dalam mendengarkan dongeng. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian di tempat yang sama, disarankan untuk menggunakan model/teknik/strategi pengajaran lain yang diyakini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkan cerita. Pengaruh Penggunaan Media Audio Saat Mendengarkan Dongeng di Kalangan Siswa VII. kelas SMA Islam Al-Wasatiyah Cipondoh pada tahun ajaran daring).
Sukarno, Adi Mutiara, 2012 Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Mendengarkan Bercerita Siswa Kelas II SDN.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Hal ini dikarenakan dengan menggunakan teknik menyimak sebagai alat belajar mandiri mampu memudahkan siswa dalam memahami unsur-unsur menyimak dongeng terutama tema, pesan, alur, tokoh dan penokohan, serta latar. Pengaruh Media Audio-Visual Terhadap Kemampuan Mendengarkan Cerita Siswa Kelas V SDN 38 Ampenan Tahun Daring. (https://www.google.com/search?q) 2018 Arsyad Azhar, 2013. Media Pembelajaran. Harapan jaya Bandar Lampung, (Online). https://www.google.com/search?safe=strict&ei=V15uXLHXFZOv9Q Od3pHwDA&q) diakses 2018.
Setelah lulus dari D2 PGSD, ia mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus. Ia dipindahkan ke SD Negeri 132 Pinrang pada Juli 2012, di mana ia masih mengajar di sekolah tersebut. Sirajuddin Rasyid, lahir di Kecamatan Benteng Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan pada tanggal 26 November 1984 dari ayah Abdurrasyid dan ibu Sunia.