Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana Bentuk Tinjauan Hukum Kewajiban Pegadaian Syariah Terhadap Objek Gadai Di Pegadaian Syariah Kota Metro. Tinjauan Hukum Kewajiban Pegadaian Syariah Bagi Pegadaian (Studi Kasus Pegadaian Syariah Kota Metro). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, bagaimana bentuk tinjauan hukum terhadap tanggung jawab pegadaian syariah terhadap obyek gadai di pegadaian syariah kota metro.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa tinjauan hukum pertanggungjawaban pegadaian syariah atas barang gadai di pegadaian syariah metro city. 62 Wawancara dengan Ibu Defi Widarni selaku pengelola Pegadaian Syariah Kota Metro pada tanggal 2 Maret 2022. Hal ini dikarenakan Pegadaian Syariah Kota Metro menjalankan visi dan misinya dengan sungguh-sungguh dan terarah.
64 Wawancara Ibu Defi Widarni selaku pimpinan Unit Cabang Pegadaian Syariah Kota Metro pada tanggal 2 Maret 2022. 66 Wawancara dengan Ibu Defi Widarni selaku pimpinan Unit Cabang Pegadaian Syariah Kota Metro pada tanggal 2 Maret 2022. Santunan dapat berupa Barang atau Nominal sesuai kesepakatan antara Nasabah Para Pihak dengan Pegadaian Syariah.
Pegadaian Syariah akan membayar kembali dalam bentuk uang sesuai nilai barangnya sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pegadaian Syariah Kota Metro telah melakukan pemeliharaan terhadap barang gadai yang menjadi obyek gadai. Pegadaian Syariah Kota Metro bertanggung jawab atas barang-barang yang rusak atau hilang, baik karena kesalahan pegadaian maupun karena hal-hal lain, seperti:
Tinjauan Hukum Pertanggungjawaban Pegadaian Syariah atas Benda Gadai di Pegadaian Syariah Kota Metro dengan Pegadaian Syariah Kota Metro. Permasalahan ini diselesaikan dengan Pegadaian Syariah menggantinya dalam bentuk uang sesuai nilai barang sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Penyelesaian tanggung jawab Pegadaian Syariah diselesaikan secara musyawarah mufakat sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan Pegadaian Syariah.
Kasus pelanggan 2 yaitu Tn. Didik Wijaya, pegadaian syariah memberikan kompensasi dengan memberikan sejumlah uang berdasarkan jumlah kerugian dan kerusakan barang yang digadaikan. Survei pendahuluan tanggal 12 Agustus 2020 di Pegadaian Syariah Kota Metro Roro Wijayanti Puspito Ningdiah, Efektivitas perlindungan konsumen di.
PENDAHULUAN
- Pertanyaan Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Penelitian Relevan
TINJAUAN HUKUM TANGGUNG JAWAB Pegadaian SYARIAH dengan memperhatikan tujuan pegadaian. STUDI KASUS PADA Pegadaian SYARIAH METRO CITY) GAMBARAN UMUM.
LANDASAN TEORI8
Pengertian Pegadaian Syariah (Rahn)
Dasar Hukum Gadai Syariah (Rahn)
Syarat dan Rukun Gadai Syariah (Rahn)
Gadai dan Gadai Syariah (Rahn)
Penyimpanan Barang Gadai
Objek Gadai
- Pengertian Objek Gadai
- Sifat Objek Gadai
- Objek Gadai Syariah
Tanggung Jawab Pegadaian Syariah
- Tanggung Jawab Pegadaian Syariah
- Tanggung Jawab Pegadaian Syariah Terhadap Objek Gadai
METODE PENELITIAN
Sumber data
Contoh pelanggan 1 yaitu Ny. Ina Murata, Pegadaian Syariah menggantikan Ny. Inas menggadaikan barang dengan membeli emas yang jenis dan beratnya sama. Contoh pelanggan 3 yaitu Ny. Eli Dewi, Pegadaian Syariah menggantikannya dengan Pegadaian Syariah yang memperbaiki Ny. Sepeda motor Eli Dewi. Bentuk tanggung jawab Pegadaian Syariah Kota Metro atas kerusakan atau kehilangan keamanan adalah bertanggung jawab penuh atas kehilangan nasabah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegadaian Syariah Kota Metro dapat menggantinya dalam bentuk nominal atau menggantinya dengan barang yang sama sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan pegadaian sesuai dengan Pasal KHESyariah 405-408, Fatwa Dewan Syariah Nasional No. Tanggung jawab yang dikenakan Pegadaian Syariah Kota Metro sudah sesuai dengan hukum Islam, yaitu besarnya ganti rugi dalam hukum Islam adalah harga terendah atau harga utang. Bagi pengguna jasa Pegadaian Syariah Kota Metro, mohon untuk menaati segala peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan oleh pihak pegadaian agar dapat memperoleh bantuan pinjaman yang dibutuhkannya.
Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Kota Metro
Mekanisme Tanggung Jawab Terhadap Objek Gadai Pada
Sebagaimana tercantum dalam Surat Bukti Rahn (SBR), dalam hal ini jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang agunan yang disebabkan oleh peristiwa seperti bencana alam, perampokan, kebakaran, atau karena kelalaian pihak Toko Wajib Syariah, maka . Permasalahan ini telah terselesaikan dan Pegadaiani tidak mempunyai unsur kewajiban kepada Pak. Didik dan sebaliknya. Kemudian Bu Eli kembali dan menanyakan kepada kasir mengenai mesinnya yang tidak bisa hidup, lalu pihak pegadaian memeriksa mesinnya, lalu pihak pegadaian meminta Bu Eli untuk datang ke kantor untuk membahas mesin tersebut.
Dan permasalahan tersebut mereka selesaikan dengan meminta pihak pegadaian memperbaiki mesin sesuai dengan kesepakatan antara Bu Eli dan pihak pegadaian. Sehingga pihak pegadaian sendiri dalam upaya penyelesaian ganti ruginya lebih memilih mengambil jalan damai. Terkait tuntutan nasabah atas ganti rugi, pihak pegadaian akan mempertimbangkan secara matang setiap tuntutan yang diterima.
Pada hakikatnya pegadaian bersedia bertanggungjawab apabila kerugian benar-benar terjadi pada saat agunan dipegang oleh pegadaian. Nasabah menyerahkan formulir permohonan rahn disertai fotokopi identitas dan jaminan di loket. Produk ini merupakan produk andalan Pegadaian Syariah, pinjaman mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat dengan sistem Syariah.
Sekiranya pelanggan tidak dapat membayar balik pada tarikh yang ditetapkan, Pegadaian Syariah akan menawarkan pelanggan untuk melanjutkan tempoh pinjaman. Dengan syarat pelanggan masih membayar ijara dan kos pentadbiran mengikut kadar yang dikenakan.Sekiranya pemegang gadaian tidak menyimpan dan/atau menyelenggara harta gadaian mengikut perjanjian, penggadai boleh menuntut pampasan.
Mekanisme tanggung jawab pegadaian sangat jelas terlihat dari pasal-pasal di atas bahwa apabila barang yang digadaikan rusak atau hilang karena kelalaian pegadaian, maka pihak yang melakukan kelalaian tersebut harus mengganti kerugian tersebut berdasarkan nilai barang tersebut. Kebijakan Pegadaian Syariah Kota Metro bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut agar tercipta hubungan yang baik antara nasabah dengan pegadaian, dimana nasabah dapat kembali bekerja sama dengan pegadaian setiap kali membutuhkan uang lebih.70 . Dari pernyataan di atas serta adanya undang-undang yang mengatur bagaimana pegadaian harus mengganti kerugian nasabah dan bahwa permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan kesepakatan para pihak, baik permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan atau berdasarkan hukum yang berlaku.
Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Pegadaian Syariah Terhadap
Kedua, “Ukuran ganti kerugian harus tetap sesuai dengan kerugian yang sebenarnya dan tata cara pembayarannya tergantung pada kesepakatan para pihak”. Dalam hal ini pegadaian akan memeriksa Surat Bukti Rahn (SBR) dan kerusakan yang ada dan apabila kerusakan tersebut diduga terjadi karena kelalaian atau kesalahan pihak pegadaian, maka tuntutan ganti rugi akan diselesaikan. secara kekeluargaan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada saat yang tepat dan Bu Ina ingin melunasi pinjaman tersebut, ternyata barang milik Bu Ina tidak ditemukan di tempat penyimpanan, dengan kata lain barang tersebut hilang akibat kecerobohan pihak pegadaian.
Dari ketiga contoh di atas terlihat bahwa penyelesaian tanggung jawab mempunyai cara yang berbeda-beda, yaitu berupa penggantian kerugian dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan nilai barang yang digadaikan, yang kemudian dijaminkan, dan ada juga yang menggantinya dengan membeli barang dengan nilai dan harga yang sama dengan pelanggan Bu Ina, Murata. Dari contoh 1, pegadaian memberikan ganti rugi sesuai dengan KHESy pasal 407 dan 0 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 pasal 2, “Besaran ganti rugi harus tetap sesuai dengan kerugian yang sebenarnya dan tata cara pembayarannya tergantung kesepakatan para pihak.”
Contoh ke-2 adalah sesuai dengan KHESy pasal 408 dan Umar bin Khatab pernah mengemukakan tentang seseorang yang menerima barang gadaian, lalu barang tersebut hilang. Sedangkan contoh 3 ini sesuai dengan KHESy pasal 408 dan Umar bin Khatab pernah dikemukakan tentang seseorang yang menerima barang gadaian, maka barang tersebut hilang. Pampasan untuk kehilangan keluarga mempunyai aspek atau faedah yang lebih positif untuk kedua-dua pelanggan dan pemegang pajak gadai.
Keuntungan bagi pegadaian dalam menyelesaikan permasalahan melalui musyawarah adalah dapat semakin mempererat hubungan dengan nasabah, sehingga biasanya nasabah akan merasa puas dengan solusi kekeluargaan tersebut. Dari ketiga kasus dan pasal dalam KHESyariah tentang tanggung jawab pegadaian syariah atas barang gadai, dalam hal ini pegadaian syariah bertanggung jawab penuh atas barang jaminan (marhun) nasabah yang dititipkan kepadanya dan bertanggung jawab memenuhi perjanjian dalam surat tersebut. Bukti (SBR). Dari pernyataan di atas dapat kita analisis bahwa Pegadaian Syariah telah memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum yang berlaku mengenai Pegadaian Syariah, barang gadai dan tanggung jawab ganti rugi dengan bertanggung jawab penuh atas kerugian nasabah.
Menurut pendapat para ulama, barang yang digadaikan tidak boleh digunakan, tetapi tergantung pada perjanjiannya, namun dalam kasus yang diteliti, rusaknya barang tersebut karena barang tersebut sudah dipakai atau karena kurangnya pengecekan sehingga tidak ada jaminan. barang rusak karena kelalaian pihak pegadaian syariah. 43/DSN-MUI/VIII/2004 pasal 2 dan pendapat ulama seperti Umar bin Khatab tentang tanggung jawab pegadaian syariah terhadap benda-benda yang berlapis baja. Pegadaian harus meningkatkan kinerjanya dalam hal pemeliharaan atau pemeliharaan barang gadai dan lebih transparan kepada nasabah mengenai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan Pegadaian.
PENUTUP
Saran
Abdul Muttalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam 2016 Ahmad Wardi Muchlis, “Fiqh Muamalah”, Jakarta: Amzah, 2010 Alvien Septian Haerisma, Pegadaian Tinjuan Syariah, 2017. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajamedi 2013-an, Hukum Perdata Islam, Bandar Lampung, 2015. Sohari Sahrani dan Ru‟fah Abdullah, Fikh Muamalah: Untuk mahasiswa UIN/IAIN/PTAIS dan umum Bogor: Ghiah Indonesia, 2011.
وهبة أزحل، الفقه الإسلامي وأدلته، (ترجمة عبد الحي القطني)، جاكرتا: جمعة إنساني، 2011.